Sedang mencari solusi modal usaha kecil yang sesuai prinsip Islam? Saat ini, fintech syariah dan bank syariah hadir sebagai opsi menarik untuk Anda yang ingin menghindari riba dan mengutamakan transparansi.
Melalui inovasi financial technology, fintech syariah menawarkan layanan keuangan digital berbasis akad syariah seperti mudharabah dan musyarakah, sehingga Anda bisa mendapatkan pembiayaan tanpa bunga dan risiko ketidakpastian.
Sementara itu, bank syariah tetap menjadi pilihan utama bagi banyak pelaku usaha yang menginginkan proses lebih konvensional namun tetap syariah.
Penasaran seperti apa perbandingan pembiayaan syariah antara fintech dan bank syariah, serta mana yang paling cocok untuk kebutuhan modal usaha kecil Anda? Yuk, simak artikel ini sampai tuntas agar Anda bisa menentukan pilihan terbaik!
Perkembangan Fintech Syariah di Indonesia
Perkembangan fintech syariah di Indonesia terus menunjukkan tren positif, seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan layanan keuangan yang sesuai prinsip Islam.
Berdasarkan proyeksi Global Islamic Fintech Report 2023/24, pasar fintech syariah Indonesia diperkirakan mencapai US$ 11,8 miliar pada 2027 dengan pertumbuhan tahunan (CAGR) sebesar 14,1%.
Outstanding pembiayaan fintech peer-to-peer (P2P) syariah per November 2024 tercatat Rp1,22 triliun, sementara securities crowdfunding syariah telah menyalurkan dana Rp733 miliar sepanjang 2024, mendominasi pangsa pasar efek syariah hingga 53,2%.
Angka-angka ini menunjukkan bahwa fintech syariah semakin menjadi alternatif pembiayaan yang kompetitif, terutama bagi pelaku usaha kecil yang membutuhkan akses modal usaha kecil tanpa riba.
Dari sisi regulasi, cara fintech syariah beroperasi diatur melalui Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) 77 Tahun 2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, serta Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) Nomor 117/2018.
Regulasi tersebut memastikan setiap transaksi dan produk fintech tetap sesuai prinsip syariah, seperti larangan bunga (riba) dan penerapan sistem bagi hasil.
Saat ini, OJK telah memberikan izin kepada 12 perusahaan fintech syariah yang aktif menyalurkan pembiayaan berbasis akad syariah seperti mudharabah (bagi hasil) dan musyarakah (kerja sama modal).
Model bisnis fintech syariah di Indonesia sangat beragam. Ada platform seperti Alami yang fokus pada pembiayaan UMKM melalui akad mudharabah dan musyarakah, menghubungkan pemilik usaha dengan investor yang ingin menyalurkan dana secara halal.
Dana Syariah menawarkan pinjaman online tanpa bunga, sedangkan Modalku Syariah menyediakan pembiayaan berbasis syariah untuk UMKM dengan prinsip bagi hasil.
Syarfi hadir dengan konsep investasi syariah berbasis bagi hasil, sementara Tokopedia Salam memfasilitasi investasi reksa dana syariah secara digital.
Model bisnis ini tidak hanya memberikan akses modal usaha kecil yang lebih adil dan transparan, tapi juga membantu meningkatkan inklusi keuangan syariah di Indonesia.
Dari sisi perbandingan pembiayaan syariah, fintech syariah menawarkan keunggulan berupa transparansi, keadilan, dan tanpa bunga.
Akad-akad seperti mudharabah dan musyarakah memungkinkan pembagian keuntungan dan risiko secara proporsional antara pemilik dana dan pengelola usaha.
Inovasi teknologi juga mempermudah proses pengajuan dan pencairan dana, sehingga pelaku usaha kecil dapat lebih cepat mendapatkan akses modal sesuai kebutuhan.
Dengan ekosistem yang terus berkembang, kolaborasi antara regulator, asosiasi, dan pelaku industri diharapkan dapat semakin memperkuat posisi fintech syariah sebagai solusi pembiayaan syariah yang relevan untuk masa depan ekonomi digital Indonesia.
Baca juga: Cara Mendapatkan Pembiayaan Syariah dengan Mudah
Perbandingan Fintech Syariah vs Bank Syariah
1. Kemudahan akses dan aplikasi
Fintech syariah menawarkan akses digital yang sangat mudah. Anda bisa mengajukan pembiayaan hanya melalui aplikasi atau website tanpa harus datang ke kantor fisik.
Proses verifikasi dan pengajuan data bisa dilakukan secara online, sehingga sangat efisien untuk Anda yang memiliki mobilitas tinggi atau tinggal jauh dari pusat kota.
Sementara itu, bank syariah umumnya masih mengharuskan Anda datang ke cabang untuk proses administrasi, meski beberapa bank sudah mulai mengadopsi sistem online application namun belum sepenuhnya digital.
2. Fleksibilitas pembayaran
Dari sisi fleksibilitas, fintech syariah biasanya menawarkan skema pembayaran yang lebih variatif, mulai dari tenor yang pendek hingga menengah, serta sistem bagi hasil yang transparan sesuai akad syariah seperti mudharabah atau musyarakah.
Anda dapat menyesuaikan cicilan dengan arus kas usaha. Bank syariah cenderung menerapkan tenor dan skema pembayaran yang lebih baku, meski tetap berbasis akad syariah dan tanpa bunga.
Namun, bank syariah umumnya menawarkan plafon pembiayaan lebih besar untuk modal usaha kecil hingga menengah.
3. Dukungan pasca pembiayaan
Setelah pembiayaan cair, fintech syariah biasanya menyediakan layanan pelanggan berbasis aplikasi atau chat yang responsif.
Anda bisa memantau status pinjaman, melakukan pembayaran, atau mengajukan pertanyaan secara real time.
Bank syariah menyediakan layanan nasabah melalui call center dan kantor cabang, namun prosesnya bisa lebih formal dan terkadang memerlukan waktu lebih lama untuk penyelesaian masalah.
Tabel perbandingan fintech syariah vs bank syariah
Baca juga: 5 Skema Pembiayaan Syariah UMKM: Modal Usaha Halal Tanpa Bunga
Kelebihan Fintech Syariah vs Bank Syariah
1. Proses cepat dan digital
Keunggulan utama fintech syariah terletak pada proses digital yang serba cepat. Anda dapat mengajukan pembiayaan hanya dengan beberapa langkah melalui aplikasi atau website, tanpa perlu antre di kantor cabang.
Semua proses dimulai dari pendaftaran, verifikasi, hingga pencairan dana dilakukan secara online, sehingga waktu Anda tidak terbuang sia-sia.
Solusi ini sangat cocok untuk Anda yang ingin mendapatkan modal usaha kecil dalam waktu singkat.
2. Persyaratan lebih ringan
Persyaratan fintech syariah lebih ringan dibandingkan bank syariah. Anda cukup menyiapkan dokumen dasar seperti KTP, NPWP, dan rekening bank. Tidak perlu jaminan aset atau dokumen usaha yang rumit.
Proses verifikasi pun berlangsung secara digital, sehingga Anda bisa langsung tahu apakah pengajuan pembiayaan diterima atau tidak.
Kemudahan ini sangat membantu Anda yang baru memulai usaha atau belum memiliki aset besar.
3. Cocok untuk kebutuhan mendesak
Jika Anda membutuhkan dana untuk kebutuhan mendesak, fintech syariah bisa menjadi solusi terbaik. Proses pencairan dana yang cepat serta persyaratan yang sederhana membuat Anda tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan modal usaha kecil.
Anda bisa segera menggunakan dana tersebut untuk keperluan operasional, pembelian stok, atau pengembangan usaha.
4. Plafon pembiayaan lebih besar
Bank syariah menawarkan plafon pembiayaan yang jauh lebih besar dibandingkan fintech syariah. Anda bisa mendapatkan dana hingga miliaran rupiah, sehingga sangat cocok untuk Anda yang ingin mengembangkan usaha ke skala lebih besar.
Plafon yang tinggi juga memungkinkan Anda untuk membiayai kebutuhan investasi dalam jangka panjang.
5. Tenor lebih panjang
Tenor pembiayaan di bank syariah umumnya lebih panjang, bahkan bisa mencapai 5 hingga 10 tahun. Anda dapat menyesuaikan cicilan dengan kemampuan keuangan usaha, sehingga arus kas tetap terjaga.
Fleksibilitas tenor ini sangat membantu Anda yang ingin membangun usaha secara bertahap dan terencana.
6. Kredibilitas dan keamanan
Bank syariah memiliki tingkat kredibilitas dan keamanan yang tinggi karena diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia.
Anda tidak perlu khawatir soal keamanan dana maupun legalitas produk pembiayaan. Layanan bank syariah juga didukung sistem perbankan yang sudah mapan, sehingga Anda bisa lebih tenang dalam menjalankan usaha.
Baca juga: Pembiayaan Syariah Bisnis: Solusi Modal untuk Pengembangan Usaha Tanpa Riba
Penutup
Berdasarkan penjelasan di atas, kita bisa tarik beberapa kesimpulan. Jika Anda adalah pelaku usaha kecil atau baru merintis bisnis, fintech syariah memberikan kemudahan akses, proses digital yang cepat, serta persyaratan ringan.
Solusi ini sangat cocok untuk kebutuhan mendesak dan pembiayaan dalam jumlah terbatas, sehingga Anda bisa mendapatkan modal halal tanpa proses panjang.
Untuk usaha dengan kebutuhan dana yang lebih besar, tenor yang lebih panjang, dan mengutamakan kredibilitas lembaga, bank syariah bisa menjadi pilihan utama. Anda akan mendapatkan plafon pembiayaan yang tinggi serta dukungan keamanan dari lembaga keuangan resmi.
Nah, agar proses pengelolaan keuangan bisnis Anda semakin optimal dan sesuai prinsip syariah, gunakanlah software accounting dan bisnis dari Accurate Online.
Accurate Online adalah aplikasi pencatatan keuangan yang mampu mendukung sistem akuntansi berbasis syariah, sehingga Anda dapat memastikan seluruh transaksi tercatat secara transparan dan halal.
Dengan fitur yang lengkap, Anda dapat mengelola arus kas, laporan keuangan, hingga pengawasan transaksi sesuai kebutuhan bisnis syariah.
Jangan lewatkan kesempatan untuk mencoba Accurate Online secara gratis sekarang juga. Klik tautan gambar di bawah untuk mulai perjalanan mengembangkan usaha tanpa riba bersama Accurate Online
Referensi:
- Mengenal Perbedaan Fintech Syariah dan Fintech Konvensional – School of Information Systems
- Fintech Syariah Bantu Puluhan Ribu UMKM Indonesia – Media Keuangan
- Jangan Salah ! Ini Fintech Syariah vs Konvensional: Mana yang Lebih Cocok ?
- Strategi Pengembangan Keuangan Mikro Syariah Di Indonesia (Rekomendasi Kebijakan) – KNKS.pdf
- Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah
- Badan Kebijakan Fiskal – Peran Keuangan Syariah dalam Pemulihan Ekonomi Nasional Indonesia
- Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Indonesia (LPKSI) 2022.pdf
- Proyeksi Pertumbuhan Fintech Syariah 2025 dan Peran AFSI Mendorong Inovasi Keuangan Digital Syariah Berkelanjutan
- Mendorong Pertumbuhan Fintech untuk Perkuat Ekonomi Digital Indonesia