Pengertian Depresiasi Dalam Akuntansi dan Cara Menghitungnya

by | Aug 14, 2020

source envato.

Dalam dunia akuntansi tentu saja secara umum selalu digambarkan dengan perhitungan untung, rugi, debit, kredit, modal dan hal keuangan lainnya.

Dimana ilmu akuntansi sendiri didalamnya membahas berbagai hal termasuk pengertian depresiasi dan bisa digunakan dalam perhitungan bisnis.

Selain dalam perhitungan dunia bisnis, tentu  depresiasi juga bisa diterapkan dalam penghitungan nilai aset lainnya pada kehidupan sehari-hari.

Penerapan dan pengertian depresiasi dalam akuntansi akan dibahas dan dikupas tuntas pada uraian berikut ini.

Termasuk dibahas didalamnya mengenai bagaimana cara menghitung depresiasi dalam akuntansi itu sendiri. 

Berikut adalah uraian mengenai pengertian depresiasi dalam akuntansi dan cara menghitungnya!

Pengertian Depresiasi dalam Dunia Akuntansi

Pertama-tama sebelum membahas mengenai peranan penting dan penghitungan depresiasi dalam dunia akuntansi, akan menjadi lebih lengkap dengan memahami pengertiannya.

Istilah dari depresiasi oleh banyak kalangan diidentikan sebagai sebuah bentuk dari kerugian usaha dan bisnis. 

Dalam istilah akuntansi, depresiasi didefinisikan sebagai pengurangan biaya tercatat dari aset tetap secara sistematis sampai nilai aset menjadi nol atau tidak memiliki nilai ekonomi.

Contoh aset tetap adalah bangunan, furnitur, peralatan kantor, mesin, dll. Sebuah tanah adalah satu-satunya pengecualian yang tidak dapat disusutkan karena nilai tanah meningkat seiring dengan waktu.

Penyusutan atau depresiasi memungkinkan sebagian dari biaya aset tetap untuk pendapatan yang dihasilkan oleh aset tetap.

Hal ini wajib berdasarkan prinsip pencocokan karena pendapatan dicatat dengan biaya terkaitnya dalam periode akuntansi saat aset digunakan. Ini membantu mendapatkan gambaran lengkap dari transaksi yang menghasilkan pendapatan.

Contoh Depresiasi – Pada saat membeli truk untuk kegiatan pengiriman, perusahaan kmengeluarkan biaya Rp. 100.000.000 dan penggunaan truk yang diharapkan adalah 5 tahun, bisnis mungkin mendepresiasi aset di bawah biaya penyusutan sebagai Rp. 20.000.000 setiap tahun untuk jangka waktu 5 tahun.

Baca juga: Mengetahui Lebih Jauh Perbedaan Depresiasi dan Amortisasi pada Bisnis

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Depresiasi

Berikut adalah faktor-faktor yang memengaruhi depresiasi suatu aset dalam akuntansi:

1. Harga Perolehan

Harga perolehan adalah total biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menyiapkan aset hingga siap digunakan, termasuk harga beli, biaya pengiriman, instalasi, dan lainnya.

2. Nilai Residu (Salvage Value)

Merupakan estimasi nilai sisa dari aset setelah masa manfaatnya habis. Semakin tinggi nilai residu, semakin kecil nilai yang bisa disusutkan.

3. Umur Manfaat Ekonomis

Umur ekonomis adalah lama waktu penggunaan aset yang diperkirakan masih memberi manfaat secara ekonomis bagi perusahaan.

Umur ini bisa dalam bentuk tahun, unit produksi, atau jam kerja.

4. Metode Depresiasi yang Digunakan

Pemilihan metode (garis lurus, saldo menurun, unit produksi, dll.) akan memengaruhi besar kecilnya beban depresiasi setiap periodenya.

5. Intensitas Penggunaan Aset

Aset yang digunakan lebih sering atau berat cenderung mengalami penurunan nilai lebih cepat dibandingkan yang digunakan ringan atau jarang.

6. Kondisi Fisik dan Pemeliharaan

Aset yang dirawat dengan baik akan mengalami penyusutan lebih lambat dibanding aset yang tidak dipelihara, sehingga bisa memperpanjang umur manfaat.

Baca juga: Pengertian Aset: Jenis, Sifat, Peran, dan Contohnya

Peranan Penting Penghitungan Depresiasi dalam Akuntansi

Setelah mengetahui pengertian dari depresiasi secara umum dalam dunia akuntansi. Maka kini saatnya mengetahui peranan penting penghitungan depresiasi dilakukan dalam menunjang bisnis.

1. Bisa Dijadikan Data Penilaian Keuntungan

Peranan penting penghitungan depresiasi dalam akuntansi yang pertama adalah bisa dijadikan data penilaian keuntungan.

Dalam berbisnis tentu saja ada kemungkinan kegagalan transaksi,penurunan nilai aset atau kerugian. Namun hal tersebut tentu saja bisa diminimalisir dengan mengetahui data penilaian aset yang didapatkan dengan depresiasi.

2. Mengetahui Harga Perolehan Aset yang Diterima dalam Berbisnis

Selanjutnya untuk peranan penting dari depresiasi dalam dunia bisnis adalah bisa dijadikan patokan data harga perolehan pada aset yang mengalami penurunan nilai.

Mengapa demikian? Hal ini didasarkan pada penilaian akuntansi mengenai kepemilikan aset dan hak guna kerja.

Dimana kepemilikan aset dan hak kerja ini tentu saja menghasilkan harga perolehan yang bisa dijadikan laba dan biaya operasional.

3. Menjadi Metode Meminimalisir Kerugian Jika Aset Sewaktu-waktu Menurun

Dengan mengetahui dan menerapkan depresiasi dalam dunia bisnis dan usaha maka menjadi mungkin untuk pebisnis meminimalisir kerugian.

Hal ini dikarenakan adanya kesadaran bahwa kepemilikan aset nilainya bisa turun sewaktu-waktu.

Sehingga ada sebuah tahapan usaha ketika nilai aset turun dan alokasi aset lainnya untuk tetap mempertahankan keuntungan.

Baca juga: Jurnal Penyusutan: Pengertian dan Cara Membuatnya

4. Mengetahui Nilai Residu

Residu merupakan hasil dari nilai aset yang dijual, disewakan, dijadikan jaminan atau diputarkan sebagai cara memelihara kebijakan bisnis.

Dengan memahami dan menerapkan depresiasi dalam dunia bisnis maka tentu pelaku bisnis bisa mengetahui nilai residu.

Residu juga dikenal sebagai nilai sisa yang dihasilkan dari hasil penjualan, penyewaan atau jaminan yang bisa dijadikan modal perputaran usaha.

5. Mengetahui Estimasi Manfaat Nilai Barang dan Aset

Selanjutnya peranan penting penerapan dan perhitungan depresiasi dalam akuntansi guna melakoni bisnis adalah untuk mengetahui estimasi nilai barang dan aset.

Estimasi manfaat dari nilai barang dan aset ini bisa dijadikan masa dan tolak ukur pengambilan keputusan dalam berbisnis.

Sehingga pelaku bisnis sewaktu-waktu bisa melakukan pertimbangan guna melakukan suatu tindakan ekonomi jika dibutuhkan.

6. Mengetahui Nilai Total Kalkulasi Total Beban Per-periode

Mengetahui kalkulasi total beban per-periode barang, keuangan dan nilai aset dalam berbisnis juga menjadi penting dilakukan.

Hal ini bisa diketahui salah satunya dengan memanfaatkan perhitungan dan penerapan depresiasi dalam akuntansi.

Pola pemakaian, kerja, hutang maupun piutang bisa dicatat per-periode untuk evaluasi kerja atau strategi lanjutan.

Baca juga: Mau Menghitung Penyusutan Aset Tetap? Pakai Metode Garis Lurus aja! 

Bagaimana Cara Menghitung Depresiasi Aset untuk Menunjang Bisnis?

Setelah mengetahui peranan penting depresiasi dalam akuntansi yang ternyata memiliki banyak manfaat.

Nah berikut ini sebagai pendukung akan dibahas bagaimana cara menghitung depresiasi dalam akuntansi untuk menunjang bisnis.

1. Menggunakan Metode Garis Lurus

Cara menghitung nilai depresiasi yang pertama adalah dengan menggunakan metode garis lurus yang banyak digunakan berbagai kalangan.

Meski metode dianggap kurang valid karena metodenya menggunakan catatan aset yang sama per tahun dan setiap periodenya.

Untuk rumus metode garis lurus adalah harga perolehan dikurangi nilai residu, dibagi umur ekonomis dan hasilnya adalah penyusutan itu sendiri.

Contoh Depresiasi

Contohnya seperti pada penghitungan nilai aset pada saat membeli truk untuk kegiatan pengiriman yang kami bahas diatas, perusahaan mendepresiasi aset dengan nilai yang sama, yaitu Rp. 20.000.000 setiap tahun.

2. Memanfaatkan Cara Menghitung dengan Metode Beban Menurun

Kemudian untuk cara menghitung depresiasi dalam akuntansi untuk menunjang bisnis bisa menggunakan metode beban menurun.

Dimana metode ini sendiri merujuk pada jumlah angka tahunan yang didapat dan saldo menurun yang ada.

Metode depresiasi ini sendiri biasanya memunculkan beban penyusutan yang lebih besar pada periode awal dan lebih rendah pada metode setelahnya.

Contoh Depresiasi

Contohnya adalah seperti biaya mesin $ 5.000, memiliki nilai sisa $ 1.000, masa pakai 5 tahun, dan disusutkan sebesar 20% setiap tahun, sehingga biayanya adalah $ 800 pada tahun pertama ($ 4.000 jumlah yang dapat didepresiasi * 20 %), $ 640 di tahun kedua (($ 4,000 – $ 800) * 20%), dan seterusnya.

3. Menggunakan Cara Menghitung Metode Aktivitas

Cara hitung depresiasi dalam bidang akuntansi yang selanjutnya adalah merujuk pada penggunaan metode aktivitas.

Dimana metode ini sendiri cenderung memanfaatkan penilaian masa waktu penggunaan aset yang ada.

Rumusnya sendiri adalah sebagai berikut Biaya Perolehan – Residu x Perkiraan Masa Manfaat kemudian dibagi Usia Produktif.

Baca juga: Apa itu Saldo Menurun Ganda dan Bagaimana Cara Menggunakannya?

4. Menggunakan Cara Menghitung Depresiasi Khusus

Selain beberapa mode cara perhitungan depresiasi seperti beberapa pilihan di atas, berikut ini ada juga cara perhitungan depresiasi yang bisa dipilih.

Dimana cara menghitungnya bisa menggunakan metode depresiasi khusus yang memiliki tujuan mengetahui manfaat dari penyusutan nilai aset yang ada. 

Untuk metode depresiasi khusus ini sendiri ada dua skema yang bisa dipilih oleh pebisnis, perusahaan atau akuntan.

Pertama adalah menggunakan skema metode kelompok yang mana ditandai dengan  penghitungan aset secara homogen dan memiliki fungsi yang hampir sama. 

Sedangkan skema selanjutnya adalah dengan menggunakan metode campuran. Untuk metode campuran ini sendiri perhitungannya biasanya disesuaikan dengan kemampuan dan kemauan akuntan, sehingga jauh lebih fleksibel.

5. Memanfaatkan Cara Menghitung Saldo Menurun Ganda

Untuk cara selanjutnya menghitung depresiasi dalam akuntansi untuk dunia bisnis adalah dengan memanfaatkan saldo menurun ganda.

Pada metode ini sendiri tidak melibatkan nilai residu dan digunakan pada awal periode bisnis.

Rumusnya detailnya adalah  harga perolehan dibagi umur ekonomis kemudian dikalikan dua dan hasilnya merupakan nilai depresiasi.

Contohnya, aset dengan masa manfaat lima tahun akan memiliki nilai timbal balik 1/5 atau 20%. Gandakan tarif, atau 40%, diterapkan pada nilai buku aset saat ini untuk penyusutan.

Meskipun kurs tetap konstan, nilai uang akan menurun seiring waktu karena kurs dikalikan dengan basis yang dapat didepresiasi yang lebih kecil setiap periode.

6. Gunakan Cara Menghitung Depresiasi dengan Skema Unit Produksi

Untuk metode atau cara menghitung depresiasi yang terakhir bisa menggunakan skema unit produksi yang dirasa paling detail.

Dimana pada semua ini sendiri metodenya diharuskan menghitung nilai aset dalam satuan waktu yaitu jam atau beratnya yaitu kilogram. Rumusnya sendiri: 

Depresiasi sama dengan (Harga Perolehan – Nilai Sisa) × (Pemakaian ÷ Estimasi Umur)

Baca juga: Revaluasi Aset Tetap: Definisi, Metode, Manfaat, Contoh

Kesimpulan

Itulah diatas adalah uraian dari pengertian depresiasi dalam akuntansi dan bagaimana cara penghitungannya.

Dimana depresiasi itu sendiri dapat dimanfaatkan dalam penunjang bisnis agar senantiasa mendapatkan kestabilan kinerja juga keuntungan. 

Jika Anda adalah seorang pemilik usaha yang kesulitan dalam menghitung aset pada bisnis, Anda bsia menggunakan software akuntansi yang memiliki fitur penghitungan aset tetap, seperti Accurate Online.

Tidak hanya memudahkan Anda dalam menghitung nilai aset secara menyeluruh, Accurate Online adalah software akuntansi berbasis cloud yang memiliki fitur terlengkap seperti Business & Financial Reports, Accounting, Transaction, Invoicing, Product & Inventory, Expenses, Tax Management, dan Mobile Accounting.

 Tertarik menggunakan Accurate Onlline? Anda bisa mencobanya secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini:

akuntansibanner

Efisiensi Bisnis dengan Satu Aplikasi Praktis!

Konsultasikan kebutuhan bisnismu dengan tim kami.

Jadwalkan Konsultasi
artikel-sidebar

Download E-Book Peluang Bisnis Potensial 2025

Inilah 3 Peluang Bisnis yang Diprediksi Bersinar di 2025.

Khaula Senastri
Seorang lulusan S1 ilmu akuntansi yang suka membagikan istilah, rumus, dan berbagai hal yang berkaitan dengan dunia akuntansi lewat tulisan.

Artikel Terkait