Pernahkah Anda merasa bingung saat mendengar istilah supply chain dan supply chain management (SCM)? Dua konsep tersebut memang sering digunakan bergantian dalam dunia bisnis, padahal keduanya memiliki peran dan fungsi yang berbeda.
Supply chain merupakan serangkaian proses perjalanan produk dari pemasok hingga ke tangan konsumen, sementara SCM adalah seni mengelola seluruh aliran tersebut.
Melalui artikel kali ini, kita akan mempelajari secara mendalam tentang kedua konsep penting tersebut, mulai dari definisi dasar hingga implementasinya dalam bisnis.
Pengertian supply chain dan supply chain management
Pengertian supply chain
Supply chain atau rantai pasok merupakan jaringan terintegrasi yang melibatkan berbagai pihak dalam menghasilkan dan mendistribusikan produk ke konsumen akhir.
Jaringan tersebut adalah pemasok bahan baku, produsen, gudang penyimpanan, pusat distribusi, hingga outlet ritel.
Menurut Council of Supply Chain Management Professionals (CSCMP), supply chain tidak hanya mencakup perpindahan fisik barang, tetapi juga aliran informasi dan keuangan antara semua pihak terkait.
Setiap mata rantai memiliki peran spesifik dalam menciptakan nilai tambah produk.
Pengertian supply chain management (SCM)
SCM atau Supply Chain Management merupakan pendekatan terintegrasi dalam mengelola seluruh aktivitas rantai pasok. Fokus utama SCM adalah koordinasi dan optimalisasi proses, mulai dari pengadaan bahan baku hingga pengiriman produk ke tangan konsumen.
Professor Martin Christopher dari Cranfield School of Management mengartikan SCM sebagai pengelolaan hubungan hulu dan hilir dengan pemasok dan pelanggan untuk memberikan nilai superior dengan biaya lebih rendah.
Beberapa elemen penting di dalam SCM adalah sebagai berikut:
- Planning: Perencanaan dan pengelolaan sumber daya
- Sourcing: Pemilihan dan evaluasi pemasok
- Manufacturing: Proses produksi dan kontrol kualitas
- Delivery: Sistem logistik dan transportasi
- Returns: Penanganan produk retur dan layanan purna jual
Sedangkan manfaat dalam menerapkan SCM secara efektif adalah sebagai berikut:
- Mengurangi biaya operasional
- Meningkatkan kepuasan pelanggan
- Optimalisasi inventori
- Mempercepat waktu pengiriman
- Meningkatkan daya saing perusahaan
Baca juga: Mengenal Supply Chain: Fungsi, Komponen, dan Contoh
Perbedaan supply chain dan supply chain management
Supply chain dan Supply Chain Management (SCM) sering dianggap sama, namun sebenarnya kedua konsep tersebut memiliki perbedaan mendasar, yaitu:
1. Definisi dan ruang lingkup
Supply chain merupakan sebuah rangkaian atau jaringan fisik, mencakup semua pihak yang terlibat dalam proses penyediaan produk atau layanan. Rangkaian tersebut dimulai dari pemasok bahan mentah hingga konsumen akhir.
Sementara itu, SCM adalah metode pengelolaan seluruh aktivitas dalam rantai pasok tersebut, termasuk perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
2. Fokus utama
Supply chain berfokus pada struktur dan komponen dalam rantai pasok, seperti fasilitas produksi, pusat distribusi, sistem transportasi, dan jaringan supplier.
SCM lebih menekankan pada proses koordinasi dan integrasi antarkomponen untuk menciptakan sistem kerja efisien.
3. Cakupan aktivitas
Supply chain mencakup aktivitas fisik seperti pergudangan, transportasi, dan distribusi barang. Di sisi lain, SCM melibatkan aktivitas manajerial seperti perencanaan permintaan, manajemen inventori, koordinasi antar departemen, dan pengambilan keputusan.
4. Tujuan dan sasaran
Supply chain bertujuan untuk menciptakan jalur distribusi barang dari produsen ke konsumen.
SCM memiliki tujuan yang lebih luas, yaitu mengoptimalkan kinerja rantai pasok, meningkatkan efisiensi, meminimalkan biaya, dan memaksimalkan nilai bagi pelanggan.
5. Pengelolaan informasi
Dalam supply chain, informasi mengalir searah dengan pergerakan barang. Sedangkan pada SCM, aliran informasi dikelola dua arah, yang memungkinkan komunikasi berjalan lebih baik antara semua pihak dalam rantai pasok.
6. Keterlibatan teknologi
Supply chain tradisional dapat beroperasi tanpa teknologi canggih. Sebaliknya, SCM terkini sangat bergantung pada sistem teknologi informasi seperti Enterprise Resource Planning (ERP), Warehouse Management System (WMS), dan Transportation Management System (TMS).
7. Pengukuran kinerja
Supply chain umumnya diukur dari metrik operasional seperti waktu pengiriman dan jumlah inventori. Di sisi lain, SCM menggunakan indikator kinerja yang lebih kompleks, seperti tingkat layanan pelanggan, efisiensi biaya, dan kecepatan respons terhadap perubahan pasar.
8. Fleksibilitas dan adaptasi
Supply chain cenderung kaku dan membutuhkan waktu lama untuk berubah. Semantara pada SCM, metode ini mampu memberikan fleksibilitas yang lebih tinggi karena melibatkan perencanaan dan koordinasi aktif yang memungkinkan adaptasi cepat terhadap perubahan kondisi pasar.
Baca juga: Contoh Supply Chain Management, Proses, & Manfaatnya bagi Bisnis