Pengertian Metode LIFO dan Bedanya dengan Metode FIFO

oleh | Nov 13, 2023

source envato.

Pengertian Metode LIFO dan Bedanya dengan Metode FIFO

Dalam era dinamis bisnis saat ini, pengelolaan persediaan menjadi salah satu aspek krusial yang membutuhkan perhatian khusus. Salah satu metode yang telah terbukti efektif dalam mengelola persediaan adalah metode LIFO (Last In, First Out). Metode ini tidak hanya mencerminkan ketepatan dan ketelitian dalam menjaga stok barang, tetapi juga memberikan gambaran yang akurat terhadap pergerakan persediaan perusahaan.

Metode LIFO menekankan prinsip bahwa barang yang terakhir masuk ke gudang atau dikeluarkan untuk dijual adalah yang pertama dipakai. Dengan kata lain, barang-barang terakhir yang diterima menjadi prioritas dalam penjualan atau penggunaannya. Hal ini menciptakan suatu sistem manajemen persediaan yang mengoptimalkan efisiensi dan akurasi.

Dalam artikel ini, kita akan mempelajari bersama tentang metode LIFO, menggali keuntungan dan tantangan yang mungkin dihadapinya, serta bagaimana penerapannya dapat memberikan dampak positif pada kinerja persediaan suatu perusahaan.

Melalui pembahasan ini, diharapkan pembaca dapat memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai metode LIFO dan mampu mengambil manfaatnya dalam menghadapi tantangan bisnis yang semakin kompleks.

Mengenal Metode LIFO

Mengenal Metode LIFO

ilustrasi metode lifo. source envato

Bersumber dari laman Investopedia, Metode LIFO (Last In, First Out) merupakan suatu pendekatan yang umumnya digunakan dalam manajemen persediaan untuk mengatur bagaimana barang-barang atau bahan yang masuk terakhir kali ke dalam gudang akan menjadi prioritas pertama dalam pengeluaran atau penjualan.

Dengan kata lain, barang atau bahan yang paling baru tiba akan dianggap sebagai yang pertama digunakan atau dijual.

Konsep dasar dari metode LIFO dapat diilustrasikan dengan analogi tumpukan buku di perpustakaan, di mana buku-buku yang diletakkan paling atas adalah yang terakhir diterima dan yang pertama diambil saat seseorang membutuhkannya.

Begitu pula dengan metode LIFO, barang-barang terakhir yang masuk ke dalam stok dianggap sebagai yang pertama digunakan.

Penerapan metode LIFO dapat memberikan beberapa keuntungan, terutama dalam menghadapi fluktuasi harga. Saat harga barang atau bahan cenderung naik, penggunaan metode LIFO dapat mengakibatkan biaya persediaan yang lebih tinggi dan, sebagai akibatnya, laba yang dilaporkan menjadi lebih rendah. Ini dapat memberikan manfaat pajak yang signifikan, karena pajak dihitung berdasarkan laba.

Namun, perlu diingat bahwa metode LIFO juga memiliki beberapa tantangan. Salah satunya adalah bahwa metode ini mungkin tidak selalu mencerminkan nilai pasar aktual dari persediaan. Selain itu, penerapan LIFO dapat menciptakan ketidaksesuaian antara laporan keuangan internal dan eksternal perusahaan.

Meskipun demikian, pemahaman yang mendalam tentang metode LIFO dan kemampuan untuk mengelolanya dengan bijak dapat memberikan keuntungan strategis dalam menghadapi dinamika bisnis yang kompleks.

Melalui pemahaman yang matang tentang metode ini, perusahaan dapat mengoptimalkan pengelolaan persediaan mereka untuk mencapai tujuan keuangan dan operasional yang diinginkan.

Baca juga: Pengertian Berita Acara Pemeriksaan Barang, Tujuan dan Manfaatnya

Apa Perbedaan Metode LIFO dan FIFO

Apa Perbedaan Metode LIFO dan FIFO

ilustrasi metode lifo. source envato

Metode LIFO (Last In, First Out) dan FIFO (First In, First Out) adalah dua pendekatan yang berbeda dalam mengelola persediaan, terutama dalam konteks akuntansi dan manajemen persediaan. Berikut ini adalah perbedaan utama antara metode LIFO dan FIFO:

1. Prinsip Pengeluaran Barang

  • LIFO (Last In, First Out): Barang atau bahan yang terakhir masuk ke dalam persediaan dianggap sebagai yang pertama digunakan atau dijual.
  • FIFO (First In, First Out): Barang atau bahan yang pertama masuk ke dalam persediaan dianggap sebagai yang pertama digunakan atau dijual.

2. Dampak pada Biaya Persediaan

  • LIFO: Dalam situasi kenaikan harga, metode LIFO dapat menghasilkan biaya persediaan yang lebih tinggi, karena barang-barang terakhir yang dibeli memiliki harga yang lebih tinggi.
  • FIFO: Metode ini cenderung menciptakan biaya persediaan yang lebih rendah dalam situasi kenaikan harga, karena barang-barang yang pertama masuk ke dalam stok memiliki harga yang lebih rendah.

3. Pengaruh pada Laba Bersih

  • LIFO: Dalam kondisi kenaikan harga, metode LIFO dapat menghasilkan laba bersih yang lebih rendah, karena biaya persediaan yang lebih tinggi.
  • FIFO: Sebaliknya, metode FIFO dapat menghasilkan laba bersih yang lebih tinggi dalam situasi kenaikan harga.

4. Pajak Penghasilan

  • LIFO: Metode ini dapat memberikan manfaat pajak yang signifikan, karena laba yang dilaporkan lebih rendah akibat biaya persediaan yang lebih tinggi.
  • FIFO: Dalam konteks pajak, FIFO mungkin tidak memberikan manfaat yang sama karena laba bersih yang dilaporkan lebih tinggi.

5. Ketelitian Representasi Persediaan

  • LIFO: Dapat menciptakan ketidaksesuaian antara nilai persediaan dalam laporan keuangan dan nilai pasar aktual.
  • FIFO: Cenderung memberikan representasi yang lebih akurat dari nilai pasar aktual persediaan.

Pilihan antara metode LIFO dan FIFO seringkali tergantung pada kondisi bisnis, tujuan perusahaan, dan peraturan pajak yang berlaku di wilayah tempat perusahaan beroperasi. Pemilihan metode ini dapat memiliki dampak yang signifikan pada laporan keuangan dan kewajiban pajak perusahaan.

Baca juga: Buku Penerimaan Barang: Pengertian dan Cara Membuatnya

Pencatatan Metode Lifo

Pencatatan Metode Lifo

ilustrasi metode lifo. source envato

Pencatatan metode LIFO (Last In, First Out) dalam akuntansi melibatkan proses mencatat pembelian, penjualan, dan pengeluaran barang dengan prinsip bahwa barang terakhir yang masuk ke persediaan adalah yang pertama digunakan atau dijual.

Berikut adalah langkah-langkah dalam pencatatan metode LIFO:

1. Pembelian Barang

Catatlah setiap pembelian barang baru ke dalam persediaan. Lalu, tentukan jumlah unit dan biaya barang yang dibeli.

2. Penjualan Barang

Ketika barang dijual, catatlah penjualan tersebut dengan menggunakan biaya persediaan berdasarkan prinsip LIFO. Setelah itu, hitunglah biaya barang yang dijual dengan menggunakan harga barang terakhir yang masuk ke persediaan.

3. Perhitungan Persediaan Akhir

Pada akhir setiap periode akuntansi, hitunglah nilai persediaan yang masih ada dengan menggunakan metode LIFO. Gunakanlah biaya barang terakhir yang masih ada di persediaan untuk menghitung nilai persediaan akhir.

4. Pencatatan Biaya Persediaan

Catatlah biaya persediaan dalam buku besar atau sistem akuntansi perusahaan dengan mencatat perubahan nilai persediaan berdasarkan pembelian, penjualan, dan perhitungan persediaan akhir.

5. Laporan Keuangan

Saat menyusun laporan keuangan, pastikan untuk mencantumkan nilai persediaan menggunakan metode LIFO. Pada laporan laba rugi, biaya barang yang dijual dihitung berdasarkan biaya barang terakhir yang masuk ke dalam persediaan.

6. Perhitungan Laba Bersih dan Pajak

Akibat penggunaan metode LIFO, laba bersih perusahaan mungkin akan lebih rendah jika harga barang terus meningkat. Untuk itu, hitunglah manfaat pajak yang mungkin diperoleh dari penggunaan LIFO, karena laba yang dilaporkan lebih rendah dapat mengurangi kewajiban pajak.

Perlu digaris bawahi bahwa penggunaan metode LIFO dapat menciptakan ketidaksesuaian antara nilai persediaan dalam laporan keuangan dan nilai pasar aktual, sehingga perusahaan perlu berhati-hati dalam menyusun laporan dan memahami implikasi pajak yang terkait.

Pencatatan metode LIFO harus dilakukan secara konsisten dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

Baca juga: Buku Pengeluaran Barang: Pengertian dan Cara Membuatnya

Penutup

Jadi, metode LIFO (Last In, First Out) adalah suatu pendekatan yang digunakan dalam manajemen persediaan dan akuntansi di mana barang atau bahan terakhir yang masuk ke dalam stok dianggap sebagai yang pertama digunakan atau dijual.

Dalam pengambilan keputusan terkait manajemen persediaan, perusahaan perlu mempertimbangkan secara cermat keuntungan dan tantangan metode LIFO, serta melihat konteks bisnis dan tujuan perusahaan.

Penggunaan metode ini harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku dan diimplementasikan dengan hati-hati untuk memastikan akurasi laporan keuangan dan kepatuhan terhadap peraturan akuntansi yang berlaku.

Namun, untuk lebih mudah lagi dalam memastikan akurasi laporan keuangan, Anda bisa menggunkan software akuntansi dan bisnis dari Accurate Online.

Aplikasi yang sudah dipercaya oleh ratusan ribu pengguna ini akan mencatat setiap transaksi yang ada dan akan menyajikan lebih dari 200 jenis laporan keuangan secara cepat dan akurat.

Lebih dari itu, Accurate Online juga akan membantu Anda dalam mengelola persediaan, melakukan stock opname, dan masih banyak lagi.

Jadi, dengan menggunakan Accurate Online, Anda bisa lebih fokus dalam mengembangkan bisnis.

Klik tautan gambar di bawah ini untuk langsung menggunakan Accurate Online selama 30 hari, Gratis!

bisnisukmbanner
Promo AOL ResolusiJadiAksi

Download E-Book Peluang Bisnis Potensial 2025

Inilah 3 Peluang Bisnis yang Diprediksi Bersinar di 2025.

Natalia
Wanita lulusan S1 Bisnis Manajemen yang sering membagikan berbagai ilmunya dalam bidang bisnis secara menyeluruh kepada masyarakat, mulai dari tips, ide bisnis, dan masih banyak lagi.

Artikel Terkait