Belanja Modal Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitungnya
Belanja modal adalah salah satu kunci utama agar suatu badan atau institusi bisa memperoleh aset tetap dengan cara membeli. Selain itu, Belanja modal adalah hal penting yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah. Manfaatnya akan bisa dirasakan hingga satu tahun anggaran lebih setelah dilakukannya pengeluaran.
Belanja modal juga bisa dilakukan oleh pemerintah daerah dengan cara menambah aset ataupun kekayaan milik pemerintah daerah agar bisa menambah belanja yang memiliki sifat rutin.
Istilah belanja modal ini memang masih terdengar asing oleh sebagian besar masyarakat umum. Istilah ini sangat berbeda dengan konsep dasar akuntansi yang umumnya tidak hanya mampu dijangkau oleh setiap faktor umum.
Tapi juga bagi mereka yang mempunyai kesibukan dengan akuntansi di suatu instansi pemerintahan, untuk itu memahami persamaan dasar akuntansi juga sangat penting karena didalamnya berkaitan dengan belanja modal.
Kenapa? karena dengan adanya belanja modal pada setiap kabupaten atau kota, maka bisa diperoleh di dalam laporan realisasi APBD. Untuk pemerintah daerah, belanja modal bisa dilakukan agar bisa membentuk modal.
Tujuannya tentu agar pengeluaran tersebut bisa menambah manfaat aset tetap ataupun inventaris agar bisa lebih dimaksimalkan lagi untuk lebih dari satu periode akuntansi.
Daftar Isi
Pengertian Belanja Modal Adalah
Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah, Pengertian belanja modal adalah suatu pengeluaran ataupun pembiayaan yang dibutuhkan untuk bisa membentuk modal dengan cara mengadakan, membeli, ataupun membangun suatu aset yang mempunyai nilai lebih dari satu tahun periode akuntansi.
Lalu, dengan cara memperhatikan informasi yang terdapat di dalam buku besar, maka perusahaan bisa lebih mudah lagi dalam mengelola setiap kegiatan transaksi pengeluaran dan pemasukan. Dalam hal, pengeluaran tersebut meliputi kegiatan penambahan belanja yang sifatnya rutin dan juga biaya pemeliharaan yang sifatnya lebih mempertahankan ataupun menambah masa manfaat.
Contoh sederhana dari belanja modal ini adalah pembelian tanah, mesin pabrik, membangun gedung, bangunan, irigasi, jalanan, dan juga pembelian aset tetap lainnya.
Baca juga: Kwitansi adalah: Pengertian, Ciri-ciri, dan Fungsi Kwitansi
Kriteria Belanja Modal
Dalam peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan terkait pedoman penggunaan akun pendapatan belanja barang, belanja modal, dan belanja pegawai di No. PER-33/PB/2008 dijelaskan bahwa kriteria belanja barang ataupun belanja modal adalah bila berbagai syarat di bawah ini bisa terpenuhi.
- Pengeluaran mampu mengakibatkan adanya pendapatan aset tetap ataupun aset lainnya yang mampu menambah masa umur, kapasitas dan juga manfaat dari aset itu sendiri
- Kegiatan pengeluaran yang dilakukan mampu melebihi kapasitas aset tetap ataupun aset lainnya yang sudah ditetapkan di dalam peraturan pemerintah setempat.
- Pengadaan aset tetap dilakukan bukan untuk dijual kembali.
- Pengeluaran yang dilakukan setelah memperoleh aset tetap atau aset lainnya dengan masa kapasitas, kualitas, manfaat dan volume asetnya harus tetap bertambah.
- Pengeluaran harus mampu memenuhi batasan minimal pada nilai kapitalisasi aset tetap ataupun aset lainnya.
Jenis-jenis Belanja Modal
Berdasarkan pengertian dari belanja modal diatas, maka ada beberapa jenis belanja modal yang termasuk pada pengeluaran yang tujuannya untuk mendapatkan aset tetap. Beberapa jenis Belanja modal adalah sebagai berikut:
1. Belanja Modal Tanah
Belanja modal tanah adalah pengeluaran yang dilakukan dengan melakukan biaya tertentu untuk melakukan pengadaan, pembebasan, pembelian, penyelesaian, dalam memanfaatkan tanah.
Pengeluaran juga bisa dilakukan untuk keperluan balik nama, pengosongan, sewa tanah, peralatan, pengurangan, pembuatan sertifikat, pematangan tanah, dan berbagai pengeluaran lainnya yang berkaitan dengan hak pada tanah.
Kriteria dari belanja modal tanah ini harus berada dalam kondisi siap pakai agar manfaatnya bisa segera bisa diperoleh.
2. Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Jenis belanja modal ini adalah pengeluaran pada berbagai macam jenis biaya yang digunakan untuk tujuan pengadaan, penggantian, penambahan, dan juga peningkatan kualitas alat atau mesin yang bisa digunakan untuk operasional usaha.
Kriteria pada pengeluaran ini adalah berbagai macam inventaris perusahaan yang mampu memberikan manfaat lebih dari satu tahun periode akuntansi. Berbagai peralatan dan mesin ini juga harus dipastikan dalam kondisi yang siap pakai setelah adanya pengeluaran.
3. Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Belanja modal pada gedung dan juga bangunan adalah pengeluaran atas adanya biaya yang bisa digunakan untuk proses pengadaan, penggantian, penambahan, atas bangunan ataupun gedung. Belanja modal ini pun mencakup kegiatan pengeluaran untuk pengawasan, perencanaan, pengelolaan, dan juga meningkatkan kapasitas gedung atau bangunan.
4. Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Belanja modal jenis ini adalah pengeluaran yang dikeluarkan untuk kegiatan penambahan, pengadaan, penggantian, peningkatan kualitas pembangunan dan perawatan jalan, irigasi, serta jaringan.
Pengeluaran ini juga mencakup anggaran untuk perawatan, perencanaan, pengawasan dan juga pengelolaan jalan, irigasi, dan juga jaringan agar benar-benar siap untuk digunakan.
5. Belanja Modal Fisik Lainnya
Selai belanja modal pada alat, mesin, tanah, bangunan, irigasi, dan jalan, ternyata masih ada beberapa belanja modal lagi yang bisa menjadi aset tetap. Contoh dari belanja modal fisik lainnya ini mencakup kontrak kegiatan sewa beli, perbelanjaan barang kesenian, purbakala, buku, dan juga jurnal ilmiah.
Saat membuat laporan keuangan, maka anggaran yang dihabiskan ini akan muncul di dalam laporan arus kas, namun tidak akan ada pada laporan laba rugi. Oleh karena itu, uang tunai pun akan berkurang.
Sebagai kebalikan dari akun tersebut, maka aktiva tetap bersih pun akan meningkat dan biaya penyusutan akan muncul lagi saat Anda mendepresiasi aset selama masa manfaatnya berjalan.
Ciri-Cirinya
Adapun ciri-ciri sederhana dari belanja modal adalah memiliki wujud, sifatnya yang semakin bertambah, memiliki periode manfaat yang lebih dari satu tahun periode akuntansi, dan nilainya yang relatif material.
Selain itu, di dalamnya juga terdapat aset-aset dari hasil belanja modal yang tidak berwujud di dalam belanja modal, namun masih tetap mempunyai ciri yang sama dengan hasil dari belanja modal lain.
Cara Menghitungnya
Rubus yang bisa digunakan untuk menghitung belanja modal adalah sebagai berikut:
Belanja modal = Kenaikan bersih dalam aset tetap + Beban penyusutan
atau
Kenaikan bersih aset tetap = Aset tetap pada akhir tahun – Aset tetap pada awal tahun
Dalam hal ini, harus Anda garis bawahi bahwa belanja modal adalah salah satu komponen yang bisa digunakan untuk menghitung PDB. Sehingga, penurunan belanja modal pun akan berkontribusi pada perlambatan ekonomi.
Selain itu, dalam tahap awal pemulihan ekonomi, pesanan untuk aset tetap pun nantinya akan meningkat. Walaupun tingkat pada pemanfaatan kapasitasnya rendah, tapi bisnis bisa melihat adanya peluang untuk bisa meningkatkan pendapatan. Jadi, mereka bisa melakukan pertimbangan peningkatan pengeluaran, terutama untuk perbaikan dan juga penggantian.
Lalu, kapasitas yang ada pun tidak bisa lagi memenuhi permintaan konsumen, jadi perusahaan akan menambah aset tetapnya. Dalam periode ini, pesanan bisnis akan lebih fokus pada modal baru, seperti pada alat mesin yang kompleks dan berat, pabrik dan juga gudang.
Jadi, belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk bisa menambah aset tetap ataupun investor yang sudah ada, sehingga akan mampu memberikan manfaat tersendiri di dalam periode waktu tertentu. Dalam hal ini, maka akan masuk ke dalam pembukuan akuntansi yang artinya belanja modal akan tetap memberikan dampak pada posisi keuangan perusahaan.
Baca juga: Anuitas: Pengertian, Jenis, Rumus, dan Contoh Menghitungnya
Penutup
Permasalahan belanja modal ini akan bisa termonitor dengan baik bila Anda sudah mempunyai sistem pendataan yang akurat dan rapi. Tapi, akan sangat merepotkan bila masih dilakukan secara manual, Anda harus menyediakan waktu yang banyak dan juga ruang penyimpanan serta sistem folder yang rapi.
Untuk itu, maka gunakanlah software akuntansi yang sudah dipercaya oleh lebih dari 300 ribu wirausaha di Indonesia. Software akuntansi tersebut adalah Accurate Online.
Accurate Online mampu menyediakan 200 lebih jenis laporan keuangan yang bisa Anda akses dimanapun dan kapanpun, karena software akuntansi ini dikembangkan dengan cloud system yang aman.
Selain itu, fiturnya yang lengkap, seperti fitur rekonsiliasi bank, persediaan, perpajakan, pembelian, penjualan, dll. serta tampilan dashboardnya yang sangat sederhana, akan semakin mempermudah seluruh pebisnis di Indonesia dalam melakukan aktivitas jual-belinya.
Seluruh manfaat dan keunggulan dari Accurate Online ini bisa langsung Anda nikmati secara gratis selama 30 hari dengan hanya klik tautan gambar di bawah ini.