Laporan ini bukan hanya angka biasa, namun penentu kelancaran keuangan bisnis Anda. Semakin lancar keuangan suatu bisnis, maka bisnis akan terlihat berkembang.
Di era serba teknologi saat ini, para pelaku bisnis tidak perlu mencatat laporan keuangan secara manual, karena semua bisa dilakukan secara digital.
Di artikel berikut kita akan bahas apa saja perbandingan metode pencatatan laporan keuangan manual vs. digital!
Daftar Isi
Perbandingan Metode Pencatatan Laporan Keuangan Manual vs Digital
1. Pengertian Manual dan Digital
Metode pencatatan laporan keuangan manual merupakan sistem pencatatan konvensional yang dilakukan secara langsung di buku besar atau lembar kerja seperti Excel.
Sistem ini sudah digunakan sejak lama sebelum teknologi berkembang.
Biasanya, para pelaku usaha mencatat setiap kali ada transaksi, baik pemasukan maupun pengeluaran, dilakukan secara manual tanpa bantuan sistem yang otomatis.
Sedangkan untuk metode Digital, sistem ini menggunakan menggunakan bantuan perangkat lunak atau software.
Anda hanya perlu memasukkan laporan awal dan semua akan terhitung secara otomatis melalui sistem.
Contohnya seperti Fitur Laporan Keuangan dari BigSeller yang bisa membantu seller online menghitung pengeluaran, pendapatan kotor, bersih hingga pendapatan diluar promo.
2. Kemudahan dan Kecepatan Pencatatan
Banyak pelaku usaha beralih ke sistem digital karena efisiensinya.
Apabila menggunakan pencatatan manual, setiap transaksi harus ditulis satu per satu, dihitung ulang, dan sering kali memakan waktu lama, terutama jika jumlah transaksi harian cukup besar.
Sedangkan untuk metode digital, Anda dapat bekerja jauh lebih cepat.
Cukup masukkan data satu kali, sistem akan otomatis memperbarui laporan keuangan Anda.
Bahkan beberapa aplikasi sudah bisa mengimpor data penjualan dari marketplace atau sistem POS secara langsung, sehingga Anda tidak perlu melakukan input manual.
3. Data yang Akurat
Metode manual sangat bergantung pada ketelitian individu yang mengerjakannya.
Apabila salah input angka atau lupa mencatat transaksi kecil, maka Anda bisa saja membuat laporan keuangan tidak akurat.
Kesalahan ini mungkin terlihat sederhana, namun sebenarnya dampaknya bisa besar, terutama saat menghitung laba bersih atau membuat laporan pajak.
Sedangkan metode digital biasanya dilengkapi algoritma untuk mengurangi risiko kesalahan input.
Karena tercatat alam sistem, maka data juga bisa diverifikasi dengan mudah karena sistem dapat mencatat setiap perubahan yang terjadi secara otomatis, lengkap dengan tanggal dan user yang melakukan update.
4. Biaya Implementasi
Banyak pelaku UMKM berpikir bahwa sistem digital memerlukan biaya yang besar.
Memang, pada awalnya penggunaan software akuntansi memang membutuhkan biaya langganan.
Namun, jika dibandingkan dengan waktu dan tenaga yang dihemat, investasi ini justru tergolong efisien. apalagi jika skala bisnis sudah besar dan memerlukan laporan pencatatan keuangan yang akurat.
Padahal tidak selalu begitu.
Sebaliknya, metode manual memang terlihat murah di awal karena hanya butuh buku kas atau file Excel.
Tapi jika bisnis berkembang dan jumlah transaksi meningkat, biaya tenaga kerja untuk pencatatan dan audit justru akan lebih meningkat melebihi biaya berlangganan software.
5. Kemudahan Akses dan Penyimpanan Data
Pernah kehilangan buku catatan atau file laporan keuangan karena laptop rusak?
Itulah salah satu risiko terbesar metode manual. Dokumen fisik rawan rusak, hilang, atau sulit dicari jika tidak diarsipkan dengan baik.
Sedangkan metode digital biasanya menyimpan data di cloud sehingga laporan keuangan bisa diakses kapan saja dan dari mana saja selama Anda memiliki koneksi internet.
Keamanan data juga lebih terjamin karena sistem dilengkapi enkripsi dan otentikasi pengguna.
6. Kemudahan Analisis
Pencatatan manual cenderung fokus pada data mentah seperti angka pemasukan, pengeluaran, atau saldo kas.
Lalu, biasanya untuk menganalisis tren penjualan atau efisiensi biaya, pelaku usaha harus menghitungnya secara terpisah.
Sedangkan metode digital biasanya sudah dilengkapi fitur analisis otomatis.
Dalam satu kali klik, sistem dapat menampilkan grafik penjualan, tren keuntungan, hingga performa produk terlaris.
Melalui analisis ini, pelaku usaha dapat mengambil keputusan secara tepat berdasarkan data real-time.
7. Skalabilitas untuk Pertumbuhan Bisnis
Metode manual biasanya lebih cocok untuk usaha kecil dengan sedikit transaksi.
Namun, ketika bisnis berkembang, volume transaksi yang besar membuat pencatatan manual menjadi tidak efisien dan rentan kesalahan.
Sementara itu, sistem digital bisa berkembang seiring dengan bisnis.
Ketika transaksi meningkat, sistem tetap mampu mengelola data dalam jumlah besar tanpa mengurangi akurat atau tidaknya data.
Beberapa aplikasi bahkan memberikan fitur laporan keuangan secara gratis khusus untuk bisnis dengan skala transaksi yang kecil, contohnya seperti BigSeller.
8. Kelebihan dan Kekurangan

Dari beberapa perbandingan diatas, dapat disimpulkan bahwa metode pencatatan keuangan digital terasa lebih efisien terutama untuk bisnis skala menengah ke atas.
Namun, jika skala bisnis masih kecil, menggunakan metode digital pun tidak ada salahnya agar keamanan data tetap terjaga.
Tidak ada salahnya beralih ke metode digital, apalagi pada era serba digital saat ini.
Untuk memudahkan pencatatan laporan keuangan, Anda dapat menggunakan sistem yang terintegrasi seperti BigSeller.
Dengan BigSeller , Anda dapat menggunakan fitur Laporan Keuangan secara gratis tanpa harus berlangganan.
Gunakan BigSeller, solusi omnichannel marketplace untuk bantu bisnis berjalan lebih praktis dan efisien hanya dengan satu sistem terpadu.
*Artikel ini hasil kerja sama BigSeller dan Accurate






