Apa itu Bank Garansi? Ini Pengertian, Akuntansi Bank Garansi, dan Contohnya!

by | Jun 21, 2021

source envato.

Bank garansi adalah suatu metode yang secara pasti mampu memberikan jaminan pada kelancaran atas suatu kegiatan transaksi ataupun usaha bisnis yang sedang dilakukan.

Untuk pihak yang memegang bank garansi akan memperoleh suatu keyakinan ataupun rasa aman dari adanya kemungkinan tindakan dari pihak lain yang dirasa merugikan.

Lalu, apa itu pengertian bank garansi? Temukan jawabannya dengan membaca artikel ini hingga selesai.

Apa itu Bank Garansi (Bank Guarantee)?

Pengertian bank garansi adalah seluruh garansi yang diterima ataupun diberikan oleh suatu bank pada suatu pihak tertentu.

Baik itu dalam bentuk perorangan ataupun badan usaha yang dinyatakan oleh pihak bank yang akan dipenuhi kewajibannya dari pihak yang dijaminkan itu sendiri kepada pihak lain selaku pihak yang menerima jaminan.

Jika pada suatu waktu tertentu ternyata sudah ditetapkan pihak dijamin sudah tidak bisa lagi memenuhi kewajibannya atau pembayarannya.

Jasa perbankan untuk menjamin berjalannya transaksi yang terjadi antar pihak yang berada di luar bank dari kemungkinan risiko yang hadir di kemudian hari sudah semakin diminati untuk kalangan bisnis tertentu.

Hal tersebut tentunya sejalan dengan adanya perkembangan bisnis yang mampu menuntut adanya integritas yang terjadi antar pihak yang melakukan kegiatan transaksi.

Sebagai pihak yang dilibatkan, bank berada pada posisi di antara kedua belah pihak dalam hal memberikan jaminan dalam bentuk BG.

Cara Kerja Bank Garansi

Mekanisme dari BG adalah bank mengeluarkan BG setelah adanya transaksi. Itu artinya, agar bisa menerbitkan bank, maka harus ada kegiatan pokok utama yang memang harus dijamin oleh BG.

Kegiatan pokok ini seperti adanya suatu pemenangan tender di dalam proyek tertentu, atau adanya suatu kegiatan transaksi yang mampu menimbulkan adanya kewajiban membayar pada suatu waktu tertentu di lain hari

Kegiatan pokok ini memerlukan waktu dan setelah kurun waktu tersebut pihak tertentu ini harus mampu memenuhi kewajibannya.

Nah, agar bisa menjamin pemenuhan kewajiban di kemudian hari tersebut, maka dibutuhkan adanya jaminan bank, yakni BG itu sendiri.

Baca juga: Sunk Cost, Biaya yang Harus Dihindari dalam Bisnis dan Solusi Menghadapinya

Fungsi Bank Garansi

Fungsi bank garansi adalah memberikan jaminan tertulis dari bank kepada pihak ketiga (penerima jaminan) bahwa bank akan membayar sejumlah uang tertentu apabila pihak yang dijamin (nasabah) gagal memenuhi kewajibannya sesuai kontrak.

Berikut penjelasan fungsi bank garansi secara lebih spesifik:

1. Memberikan Jaminan Kepastian Pembayaran

Bank garansi menjamin bahwa penerima jaminan akan menerima pembayaran dari bank jika pihak yang dijamin wanprestasi (gagal memenuhi kewajiban).

2. Meningkatkan Kepercayaan Bisnis

Dengan adanya bank garansi, pihak pemberi proyek, penjual, atau mitra bisnis lebih percaya untuk bekerja sama karena ada jaminan risiko kegagalan pembayaran atau pelaksanaan ditanggung oleh bank.

3. Mengurangi Risiko Finansial

Bank garansi membantu mengurangi risiko kerugian finansial bagi penerima jaminan karena bank bertanggung jawab membayar bila terjadi ketidakpatuhan kontrak.

Baca juga: Contoh Rekonsiliasi Bank dan Pengertian Lengkapnya

Jenis jenis Bank Garansi

Terdapat beberapa jenis bank garansi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat transaksi tertentu.

Berikut ini adalah beberapa jenis bank garansi yang umum digunakan dalam dunia bisnis dan proyek:

1. Bank Garansi Tender (Bid Bond)

Bank garansi ini diberikan untuk menjamin bahwa peserta tender akan tetap berkomitmen menjalankan proyek sesuai syarat tender jika mereka ditetapkan sebagai pemenang.

Jenis yang satu ini berfungsi untuk melindungi pemilik proyek dari peserta tender yang mundur atau melanggar ketentuan setelah memenangkan tender.

Contoh: Proyek pemerintah mewajibkan peserta lelang menyertakan bid bond untuk validasi keseriusan.

2. Bank Garansi Pelaksanaan (Performance Bond)

Jaminan ini diberikan setelah peserta memenangkan tender dan mulai mengerjakan proyek, untuk memastikan pekerjaan dilaksanakan sesuai kontrak.

Berfungsi untuk memberikan perlindungan kepada pemberi kerja terhadap risiko pekerjaan tidak selesai atau tidak sesuai spesifikasi.

Contoh: Kontraktor konstruksi besar wajib menyerahkan performance bond sebelum mulai membangun proyek.

3. Bank Garansi Uang Muka (Advance Payment Bond)

Jaminan ini diberikan untuk menjamin bahwa uang muka yang dibayarkan oleh pemilik proyek kepada kontraktor atau vendor akan digunakan sesuai perjanjian.

Dengan jenis yang satu ini pemilik proyek terlindung dari risiko penyalahgunaan dana uang muka.

Contoh: Perusahaan penerima uang muka untuk pengadaan barang wajib menyediakan advance payment bond.

4. Bank Garansi Pemeliharaan (Maintenance Bond)

Diberikan setelah proyek selesai untuk menjamin bahwa kontraktor bertanggung jawab memperbaiki kerusakan yang timbul selama masa garansi proyek.

Bank garansi pemeliharaan memberikan jaminan atas kualitas dan pemeliharaan pekerjaan pasca serah terima proyek.

Contoh: Pembangunan jalan raya disertai maintenance bond untuk masa garansi 1 tahun.

5. Bank Garansi Custom (Bea Cukai)

Jaminan kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk pembayaran pajak impor, bea masuk, atau kewajiban kepabeanan lainnya.

Sesuai dengan namanya, BG yang satu ini menjamin kewajiban pembayaran dalam aktivitas impor.

Contoh: Importir alat berat menyediakan custom bond agar barang dapat segera keluar dari pelabuhan.

Baca juga: Pengertian Wholesale Banking dan Strategi Mengoptimalkan Manfaatnya

Pencatatan Bank Garansi dalam Akuntansi

Suatu bank garansi yang diterbitkan ataupun diterima dicatat dalam jumlah ataupun nilai bank garansi yang diberikan.

Lalu, BG yang memang masih berlaku di tanggal laporan, baik itu yang diterima ataupun diterbitkan oleh bank akan disajikan dengan jumlah nominal BG itu sendiri.

Pada suatu contoh kasus tertentu, transaksi pada BG bisa diterbitkan secara sindikasi. Pada BG seperti ini bisa disajikan oleh peserta ataupun pihak bank sebesar pangsa jaminan yang memang diberikan oleh pihak bank yang bersangkutan.

Namun, harus diperhatikan sekali lagi bahwa transaksi BG adalah transaksi bersyarat atau yang biasa disebut kontijensi, yakni terjadi atau tidaknya wanprestasi ataupun klaim tergantung di masa depan.

Sebagai transaksi yang bersyarat, maka ketika pembukaan atau penerbitan BG dicatat di dalam rekening administratif kelompok kontijensi kewajiban.

Pencatatan tersebut dilakukan dengan posisi yang berada di sisi kredit dengan ayat jurnal tinggal dengan jumlah nilai kewajiban bank, di sisi pencatatan pada rekening efektif untuk setoran jaminan pada BG. Jasa penerbitan BG akan mampu memberikan pendapatan pada bank penerbit.

Suatu pendapatan yang berasal dari kegiatan transaksi ini berbentuk komisi penerbitan BG. Komisi tersebut akan diterima d muka ketika penerbitan.

Tapi, harus diketahui pula bahwa pendapatan ini harus dilaporkan setiap periode selama masa berlaku BG tersebut aktif.

Sehingga, secara akrual pendapatan ini harus bisa diamortisasi setiap periode pada laporan keuangan. Untuk setoran jaminannya pun nilainya tergantung pada kesepakatan.

Setoran jaminan adalah sumber dana untuk bank dan pada saatnya nanti akan dikembalikan lagi pada pihak yang dijamin jika memang tidak dilakukan wanprestasi.

Dengan demikian secara akrual pendapatan tersebut harus diamortisasi setiap periode pelaporan akuntansi.

Bila ternyata pihak yang dijamin tersebut melakukan wanprestasi, maka akan jelas bahwa dana setoran jaminan nantinya akan dilimpahkan pada pemegang BG. 

Baca juga: Apa itu Wanprestasi? Ini Pengertian, Faktor, dan Unsur di Dalamnya!

Contoh Pencatatan Jurnal Akuntansi Bank Garansi

Agar lebih mudah memahami materi tentang BG, maka kami akan memberikan contoh transaksi dan juga cara mencatat jurnal BG.

Diketahui pada tanggal  1 Mei 2019 BANK XYV yang berada di Surabaya mengeluarkan bank garansi terhadap permintaan PT Pantang Menyerah Surabaya untuk PT Terus Berupaya Network Jakarta.

Nilai BG tersebut adalah senilai 300 juta dengan setoran jaminan yang diterima adalah 70%, yaitu berbentuk cek BNI Surabaya senilai 200 juta, lalu cek Bank XYZ yang ditarik oleh Pak budi adalah senilai 20 juta, sedangkan sisanya adalah tunai.

Sedangkan komisi penerbitan BG adalah senilai 1 juta. BG ini kemudian akan berlaku selama 4 bulan sejak tanggal penerbitan.

1. Pencatatan saat penerbitan bank garansi di Bank XYZ Surabaya:

Berikut ini adalah contoh pencatatan jurnal transaksi penerbitan BG.

Bank Garansi: Pengertian, Akuntansi Bank Garansi, dan Contohnya1

Bila kita perhatikan, pada proses penerbitan bank garansi dilakukan setelah semua warkat setoran jaminan memang sudah efektif atau berhasil ditagihkan. Sebagai contoh, warkat bank BNI yang harus dikliringkan adalah senilai 15 juta rupiah.

Oleh karena itu, bank harus mencatat kliring pertama dengan ayat jurnal tunggal. Lalu pada hari yang sama, di kliring kedua bank melakukan suatu pencatatan kembali atas warkat yang sudah dikliringkannya.

Sehingga, rekening administratif warkat kliring akan menjadi nol pada saat kliring kedua dibuat.

Saat ini, semua setoran bisa dibukukan secara efektif seperti tampak pada pencatatan di atas.

Setelah semua rekening efektif dicatat untuk setoran jaminan garansi, maka pihak bank harus mencatat BG yang diterbitkan namun belum jatuh tempo dalam rekening administratifnya.

Rekening administratif BG yang belum jatuh tempo tersebut akan menjadi outstanding hingga terjadi klaim ataupun jatuh tempo.

Baca juga: Kliring Adalah: Pengertian, Jenis dan Sistem Kliring

2. Jurnal Akuntansi untuk amortisasi komisi penerbitan bank garansi

Jangka waktu untuk bank garansi adalah 1 Mei 209 sampai 31 Agustus 2019.

Sehingga, pendapatan yang berasal dari pihak komisi penerbitan bank garansi yang diperoleh pada tanggal 1 Mei 2019 harus dialokasikan setiap akhir bulan selama periode bank garansi berlangsung.

Berikut ini adalah contoh pencatatan jurnal jurnal transaksi amortisasi penerbitan bank garansi:

bank garansi

Dan di bawah ini adalah pencatatan jurnal transaksi amortisasi penerbitan bank garansi:

bank garansi

3. Jurnal akuntansi saat jatuh tempo 31 Agustus 2019

Pencatatan dalam jurnal di tanggal 31 Agustus 2019 berada disisi amortisasi pada tanggal tersebut, selain itu ban juga harus mampu membukukan bank garansi yang memang sudah jatuh tempo.

Jika memang pada sampai jatuh tempo nanti ternyata tidak terjadi wanprestasi, maka setoran jaminan nanti akan langsung dikreditkan ke rekening pihak nasabah.

Bersamaan dengan pengkreditan tersebut, maka rekening administratif pun harus dihilangkan, sebab urusan yang ada pada bank garansi sudah dianggap selesai.

Namun, terkadang ada nasabah yang belum menghubungi bank saat jatuh tempo. Untuk itu, bank bisa membukukan rekening administratif saja, yakni dengan cara mendebit bank garansi yang diterbitkan dan belum jatuh tempo.

Tahap selanjutnya adalah dengan menampilkan rekening baru, yakni bank garansi yang diterbitkan dan juga sudah jatuh tempo yang berada pada sisi kredit.

Perhatikanlah pencatatan jurnal transaksi dibawah ini yang menggunakan ayat tunggal:

bank garansi

Sehingga, ketika pencairan oleh nasabah, nantinya akan dicatat sebagai berikut:

Harus selalu diperhatikan bahwa ketika pencairan dilakukan, tidak harus dikreditkan pada rekening giro, namun tergantung dari nasabah, ingin dikreditkan pada giro, kas, tabungan atau di transfer secara langsung.

Sehingga, saat terjadi pengambilan setoran jaminan, nantinya pencatatan harus bisa disesuaikan dengan transaksi pengambilan.

Baca juga:Macam-Macam Jurnal Akuntansi dalam Keuangan

Pencatatan bank garansi jatuh tempo dan terjadi wanprestasi

Wanprestasi akan mewajibkan setoran jaminan bank garansi yang dilakukan oleh perusahaan PT Pantang Menyerah, yang harus dilimpahkan pada perusahaan PT Terus Berupaya pada nasabah Bank XYZ di Jakarta.

Sedangkan kekurangan setoran jaminannya harus bisa dipenuhi oleh PT Pantang menyerah.

Jika PT Pantang Menyerah tidak bisa memenuhi kekurangannya, maka perusahaan tersebut bisa mengajukan pada bank untuk bisa memperoleh talangan atau overdraft.

Talangan ini nantinya bisa dikonversi ke kredit yang diberikan oleh pihak bank. Sehingga, bentuk perlakukannya akan sama seperti kredit lain.

Jadi, jika jatuh temponya adalah tanggal 31 Agustus 2019, maka PT Pantang Menyerah harus mampu memenuhi kekurangan setoran jaminan senilai 50 juta beban giro dan tunai sebanyak  40 juta. Berikut ini adalah pencatatan jurnal transaksi pada Bank XYZ di Surabaya.

Jika mengalami kegagalan dan wanprestasi, kekurangan setoran jaminan bisa dikonversi menjadi kredit yang diberikan, maka bank harus mampu membukukan profesi dari berbagai  hal lain yang terkait dengan perkreditan.

Contohnya, ketika jatuh tempo, ternyata PT Pantang Menyerah sudah tidak sanggup untuk melunasi kekurangan setoran jaminan dan meminta pada pihak bank untuk memberikan overdraft.

Untuk itu, bila disetujui, maka pihak bank akan meminta biaya provisi dan komisi senilai satu juta rupiah dan biaya admin sebesar lima ratus ribu rupiah.

Biaya ini nantinya akan dibebankan pada perusahaan PT Pantang menyerah.

Pencatatan dengan asumsi penanganan seperti ini akan langsung jatuh tempo pada bank XYZ sebagai berikut ini:

Lalu bagaimana dengan pencatatan jurnal transaksi pada Bank XYZ di Jakarta? Pencatatan bank XYZ di Jakarta akan melibatkan hubungan rekening antar kantor dan melimpahkan ke rekening giro PT Terus Berupaya.

Baca juga: Biaya Penjualan: Pengertian, Komponen, Cara Hitung dan Contohnya di Laporan Keuangan

Penutup

Demikianlah penjelasan lengkap dari kami tentang bank garansi. Bila Anda kesulitan atau tidak memiliki waktu yang cukup untuk membuat pencatatan akuntansi bank garansi, maka Anda bisa menggunakan software akuntansi dari Accurate Online.

Software akuntansi ini sudah dilengkapi dengan berbagai fitur yang lengkap dan Anda hanya perlu mengeluarkan biaya sebesar 200 ribu rupiah saja. Bahkan, Anda bisa memperoleh lebih dari 200 jenis laporan keuangan.

Tertarik, Anda bisa uji coba Accurate Online selama 30 hari gratis dengan klik tautan gambar di bawah ini.

akuntansibanner

Efisiensi Bisnis dengan Satu Aplikasi Praktis!

Konsultasikan kebutuhan bisnismu dengan tim kami.

Jadwalkan Konsultasi
artikel-sidebar

Download E-Book Peluang Bisnis Potensial 2025

Inilah 3 Peluang Bisnis yang Diprediksi Bersinar di 2025.

Khaula Senastri
Seorang lulusan S1 ilmu akuntansi yang suka membagikan istilah, rumus, dan berbagai hal yang berkaitan dengan dunia akuntansi lewat tulisan.

Artikel Terkait