Akuntansi Syariah: Bisnis Halal & Keuangan Islam Bebas Riba

19 Mei 2025 | Ditulis oleh: Ibnu Ismail
Akuntansi Syariah Arti, Ciri, dan Perbedaannya
source envato.

Pernahkah Anda penasaran bagimana akuntansi syariah bisa membantu bisnis halal tetap bebas riba dan pastinya lebih berkah? Dalam dunia keuangan Islam, banyak pelaku usaha ingin sistem keuangan syariah simpel, mudah dipahami, serta sesuai prinsip syariat.

Dengan konsep akuntansi syariah, pengelolaan keuangan jadi lebih transparan dan adil, cocok untuk Anda yang ingin bisnis halal berkembang tanpa khawatir terjebak riba.

Yuk, simak terus artikel ini sampai selesai supaya Anda makin paham tentang peran akuntansi syariah dalam menciptakan bisnis berkah dan keuangan Islam yang amanah!

Prinsip dasar akuntansi syariah

Akuntansi syariah hadir sebagai solusi bagi Anda yang ingin menjalankan bisnis halal sekaligus membangun keuangan Islam bebas riba dan penuh keberkahan.

Prinsip dasar akuntansi syariah tidak hanya fokus pada pencatatan angka, tapi juga mengedepankan aspek spiritual dan etika. Konsep tauhid menjadi pondasi utamanya, di mana setiap transaksi keuangan dipandang sebagai bentuk pertanggungjawaban, bukan hanya kepada manusia, tapi juga kepada Allah.

Dengan kesadaran tauhid, Anda akan selalu merasa diawasi oleh Sang Maha Kuasa (muraqabatullah), sehingga laporan keuangan yang dihasilkan akan informatif, jujur, dan sesuai realita lapangan.

Larangan riba, gharar, dan maysir menjadi syarat mutlak dalam keuangan Islam. Riba berarti pengambilan bunga atau keuntungan tidak adil dari pinjaman, sementara gharar merujuk pada ketidakpastian atau spekulasi berlebihan, dan maysir adalah praktik perjudian dalam transaksi.

Ketiga unsur tersebut dilarang keras karena bisa merugikan salah satu pihak dan menimbulkan ketidakadilan. Dengan menghindari riba, gharar, dan maysir, akuntansi syariah memastikan aktivitas bisnis halal Anda tetap bebas riba dan membawa keberkahan untuk semua pihak.

Prinsip keadilan dan transparansi menjadi ciri khas keuangan syariah yang simpel. Keadilan diwujudkan dalam laporan keuangan yang objektif, sedangkan transparansi menuntut informasi keuangan disajikan secara jelas dan terbuka, agar seluruh pihak yang berkepentingan dapat mengetahui kondisi bisnis secara nyata.

Dengan menerapkan prinsip transparansi dan kejujuran, Anda bisa menjaga kepercayaan dan membangun bisnis berkah yang sesuai syariat.

Bila Anda ingin bisnis halal tumbuh dengan sistem keuangan syariah simpel, pastikan seluruh pencatatan dan pelaporan keuangan mengacu pada prinsip-prinsip dasar akuntansi syariah.

Mulai dari konsep tauhid, larangan riba, gharar, maysir, hingga keadilan dan transparansi, semuanya saling terhubung untuk menciptakan ekosistem bisnis yang adil, amanah, dan penuh keberkahan.

Baca juga: Pencatatan Akuntansi IMBT Sesuai PSAK Syariah & Jurnal IMBT

Standar akuntansi syariah di Indonesia

1. PSAK syariah terbaru

Anda yang ingin mengelola akuntansi syariah di Indonesia wajib memahami perkembangan standar terbaru. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) secara rutin memperbarui Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Syariah (PSAK Syariah) agar sesuai kebutuhan industri keuangan Islam dan bisnis halal.

PSAK Syariah terbaru mencakup berbagai aspek, mulai dari penyajian laporan keuangan syariah (PSAK 101), akuntansi murabahah (PSAK 102), salam (PSAK 103), istishna (PSAK 104), mudharabah (PSAK 105), musyarakah (PSAK 106), hingga sukuk (PSAK 110).

Pada tahun 2024 lalu, IAI merilis DSAS Terkini XVI yang membahas penurunan nilai aset keuangan syariah melalui DE PSAK 413 dan ISAK 403, revisi PSAK 408 tentang asuransi syariah, serta pengembangan standar untuk wakalah investasi dan sukuk.

Standar-standar ini memastikan bisnis halal Anda tetap bebas riba dan sesuai prinsip keuangan syariah simpel dengan pelaporan yang transparan dan akuntabel.

2. Regulasi OJK dan DSN-MUI

Dalam mengatur dan mengawasi sektor keuangan Islam, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) berperan sangat penting.

OJK menerapkan Peraturan OJK Nomor 2 Tahun 2024 tentang Tata Kelola Syariah, mewajibkan bank syariah dan unit usaha syariah menjalankan operasional sesuai fatwa DSN-MUI.

Regulasi ini menegaskan akan pentingnya prinsip bebas riba, larangan gharar dan maysir, serta pelaporan keuangan yang transparan.

DSN-MUI sendiri bertugas mengawasi, memberikan fatwa, dan memastikan seluruh produk serta layanan keuangan syariah sesuai syariat. Kehadiran OJK dan DSN-MUI akan sangat membantu Anda menjalankan bisnis halal yang selalu terjaga dari praktik non-syariah, sehingga bisnis berkah dapat terwujud.

3. Sertifikasi dan kompetensi yang dibutuhkan

Agar Anda bisa berkarier di bidang akuntansi syariah atau ingin memastikan bisnis halal Anda dikelola sesuai standar, sertifikasi menjadi syarat utama.Ikatan Akuntan Indonesia menyelenggarakan Ujian Sertifikasi Akuntansi Syariah (USAS) dengan dua level, yaitu Dasar dan Profesional.

Level Dasar mencakup pengantar fikih muamalah dan akuntansi keuangan, sedangkan Level Profesional meliputi akad, tata kelola, etika profesi, serta akuntansi syariah terapan.

Pemegang gelar SAS wajib mengikuti pendidikan profesional berkelanjutan agar tetap kompeten. Selain itu, untuk lembaga atau bisnis, DSN-MUI menyediakan sertifikasi kesesuaian syariah yang mengharuskan dokumen legal, komitmen pelaksanaan usaha syariah, dan laporan keuangan.

Dengan sertifikasi ini, Anda dapat memastikan operasional bisnis halal berjalan sesuai prinsip keuangan syariah simpel dan bebas riba.

Baca juga: Pembiayaan Syariah Bisnis: Solusi Modal untuk Pengembangan Usaha Tanpa Riba

Implementasi praktis akuntansi syariah

1. Pemahaman konsep akuntansi syariah

Langkah awal agar Anda dapat menerapkan akuntansi syariah dalam bisnis halal Anda adalah memahami konsep dasar keuangan Islam.

Prinsip utama seperti bebas riba, larangan gharar (ketidakpastian), maysir (spekulasi/judi), serta pembagian risiko dan keuntungan secara adil menjadi fondasi utamanya.

Dengan mengadopsi prinsip keuangan syariah secara simpel, seluruh transaksi bisnis Anda akan berjalan sesuai syariat, menciptakan bisnis berkah dan menjaga kepercayaan pelanggan.

2. Penyesuaian sistem pencatatan keuangan

Setelah memahami konsep dasarnya, Anda perlu menyesuaikan sistem pencatatan keuangan. Gunakanlah metode pencatatan berbasis kas yang sederhana dan mudah diterapkan pada UMKM.

Pastikan setiap pemasukan, pengeluaran, serta perubahan modal dicatat secara detail dan akurat. Laporan keuangan ini harus mencerminkan transparansi, keadilan, dan menghindari unsur riba.

Dengan pencatatan yang baik, Anda dapat memenuhi persyaratan pembiayaan dari lembaga keuangan syariah dan mengevaluasi kinerja bisnis secara objektif.

3. Memanfaatkan pembiayaan syariah

Anda bisa memanfaatkan pembiayaan syariah seperti akad mudharabah (bagi hasil) dan musyarakah (kemitraan) untuk mendapatkan modal usaha. Skema ini memastikan bisnis halal Anda tetap bebas riba, karena keuntungan dibagi sesuai kesepakatan dan kerugian ditanggung bersama.

Selain itu, pengelolaan zakat dan wakaf produktif juga dapat dijadikan sumber modal tambahan, sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar.

4. Penguatan sumber daya manusia dan edukasi

Agar implementasi akuntansi syariah berjalan optimal, Anda perlu meningkatkan kompetensi SDM melalui pelatihan dan edukasi.

Pemerintah, lembaga keuangan syariah, serta komunitas bisnis halal dapat memberikan pelatihan tentang pencatatan keuangan syariah, penyusunan laporan, hingga pemanfaatan teknologi fintech syariah.

Edukasi ini akan membantu Anda memahami manfaat akuntansi syariah dan cara penerapannya dalam bisnis sehari-hari.

5. Audit internal dan memantau regulasi

Langkah selanjutnya, lakukanlah audit internal secara berkala untuk memastikan seluruh transaksi dan laporan keuangan sudah sesuai prinsip syariah. Pantau perkembangan regulasi dan standar akuntansi syariah terbaru agar bisnis Anda selalu patuh terhadap ketentuan OJK, DSN-MUI, dan PSAK Syariah.

Dengan demikian, Anda dapat menjaga integritas bisnis halal dan menciptakan ekosistem keuangan Islam yang sehat serta bebas riba21.

Implementasi akuntansi syariah pada UMKM terbukti memperkuat akuntabilitas, meningkatkan kepercayaan pelanggan, dan menciptakan keuangan syariah secara simpel yang mendukung pertumbuhan bisnis berkah di Indonesia.

Baca juga: 5 Skema Pembiayaan Syariah UMKM: Modal Usaha Halal Tanpa Bunga

Tantangan dan solusi dalam implementasi akuntansi syariah

1. Kendala umum dalam penerapan

Untuk Anda yang ingin menerapkan akuntansi syariah di bisnis halal, maka Anda akan sering kali menghadapi berbagai tantangan.

Kendala terbesar biasanya berupa keterbatasan pemahaman tentang prinsip keuangan Islam, kurangnya tenaga ahli, serta minimnya literasi keuangan syariah di kalangan pelaku usaha, khususnya UMKM.

Banyak pelaku bisnis yang belum sepenuhnya memahami manfaat akuntansi syariah dan cara mengintegrasikannya ke dalam sistem pencatatan keuangan konvensional.

Selain itu, standar akuntansi syariah yang belum seragam dan perbedaan interpretasi antar negara atau lembaga juga menjadi hambatan, terutama untuk bisnis yang beroperasi lintas negara.

Kompleksitas transaksi syariah, keterbatasan teknologi pendukung, serta minimnya akses ke lembaga keuangan syariah di daerah terpencil memperparah situasi, sehingga pelaku usaha lebih sering bergantung pada sistem konvensional yang belum tentu bebas riba.

2. Tips mengatasi masalah

Solusi yang bisa Anda terapkan dimulai dari peningkatan edukasi dan pelatihan tentang akuntansi syariah bagi pelaku bisnis, karyawan, dan manajemen.

Pemerintah, lembaga pendidikan, serta institusi keuangan syariah perlu aktif memberikan pelatihan, sosialisasi, dan pendampingan agar pelaku usaha lebih paham prinsip keuangan syariah simpel dan dapat menyusun laporan keuangan yang sesuai syariat.

Investasi dalam teknologi, seperti penggunaan aplikasi fintech syariah, sangat membantu memperluas akses pembiayaan dan memudahkan pencatatan keuangan secara digital.

Harmonisasi standar akuntansi syariah juga penting, baik di tingkat nasional maupun internasional, agar laporan keuangan menjadi lebih konsisten dan mudah diadopsi oleh berbagai sektor industri halal.

Kolaborasi antara regulator, akademisi, dan pelaku bisnis sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem bisnis berkah yang bebas riba dan transparan.

3. Tren masa depan akuntansi syariah

Tren masa depan akuntansi syariah sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi digital dan meningkatnya permintaan produk keuangan Islam.

Integrasi teknologi seperti artificial intelligence, blockchain, dan big data akan menjadi kunci dalam menciptakan keuangan syariah simpel dan efisien, sekaligus meningkatkan transparansi serta akurasi pelaporan keuangan.

Standar akuntansi syariah juga terus dikembangkan agar lebih relevan dengan kebutuhan industri digital dan globalisasi bisnis halal.

Ke depan, pelaku bisnis halal yang mampu beradaptasi dengan inovasi teknologi serta memperkuat kompetensi sumber daya manusia akan lebih mudah menerapkan akuntansi syariah dan meraih kepercayaan konsumen.

Dengan begitu, bisnis Anda bisa tumbuh menjadi bisnis berkah yang bebas riba dan siap bersaing di era ekonomi digital.

Baca juga: Cara Mendapatkan Pembiayaan Syariah dengan Mudah

Penutup

Akuntansi syariah menjadi pondasi penting bagi bisnis halal dan keuangan Islam yang ingin menjaga transaksi selalu bebas riba serta mengedepankan keadilan.

Dengan menerapkan prinsip keuangan syariah yang simpel, Anda dapat membangun bisnis berkah yang lebih amanah, transparan, dan dipercaya oleh pelanggan. Semua proses pencatatan keuangan, mulai dari transaksi harian hingga pelaporan, perlu dilakukan secara akurat agar bisnis halal Anda tetap sesuai syariat dan siap bersaing di era digital.

Saat Anda membutuhkan sistem pencatatan yang mendukung akuntansi syariah, Accurate Online hadir sebagai solusi tepat. Aplikasi ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan bisnis di Indonesia, termasuk bisnis halal yang ingin menerapkan keuangan Islam secara konsisten.

Accurate Online menawarkan fitur lengkap mulai dari pencatatan transaksi, mengelola stok, laporan keuangan syariah, hingga integrasi dengan sistem pembayaran dan perpajakan, sehingga operasional bisnis Anda menjadi lebih efisien dan bebas riba.

Banyak yayasan, UMKM, hingga perusahaan telah membuktikan kemudahan migrasi ke Accurate Online untuk mendukung pencatatan akuntansi syariah sesuai standar terbaru.

Jangan ragu untuk mencoba keunggulan Accurate Online sekarang juga. Nikmati kemudahan pencatatan keuangan syariah simpel dan rasakan sendiri manfaatnya bagi bisnis berkah Anda. Klik tautan gambar di bawah dan dapatkan akses gratis Accurate Online hari ini!

Referensi:

  1. Akuntansi Syariah dalam Penerapan Pembiayaan UMKM
  2. Dampak Akuntansi Syariah terhadap Pertumbuhan Industri Halal Halaman 1 – Kompasiana.com
  3. PSAK Syariah
  4. Berita & Kegiatan IAI Wilayah Jawa Timur | IAI Jawa Timur
  5. Ujian Sertifikasi Akuntansi Syariah (USAS)
  6. Persyaratan Sertifikasi Kesesuaian Syariah – DSN-MUI
  7. Bank Umum Syariah dan UUS
  8. SEOJK tentang Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia bagi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
  9. Peraturan OJK Terkait Syariah
akuntansibanner

Efisiensi Bisnis dengan Satu Aplikasi Praktis!

Konsultasikan kebutuhan bisnismu dengan tim kami.

Jadwalkan Konsultasi
artikel-sidebar

Download E-Book Peluang Bisnis Potensial 2025

Inilah 3 Peluang Bisnis yang Diprediksi Bersinar di 2025.

Ibnu Ismail
Berawal dari hobi berkembang hingga profesi, tak sekedar fokus menulis di bidang ekonomi dan keuangan, saat ini Saya juga menggeluti SEO dan SEM secara lebih mendalam.

Artikel Terkait