Weighted Average, Bagaimana sih Cara Menghitungnya?
Perhitungan weighted average dalam dunia bisnis memang kerap kali digunakan. Fungsi utamanya adalah agar perhitungan yang berkaitan dengan nilai investasi bisa memperoleh hasil yang lebih akurat dan minim akan kesalahan.
Lantas, bagaimana cara menghitung weighted average dalam bisnis? Penasaran? Cari tahu jawabannya dengan membaca artikel weighted average di bawah ini hingga selesai.
Daftar Isi
4 Tahapan Dalam Menghitung Weighted Average
1. Tahap Persiapan
Tahap pertama dalam menghitung weighted average ini berisi beberapa persiapan yang harus Anda lakukan sebelum melakukan perhitungan di tahap selanjutnya. Beberapa tahapan persiapannya antara lain adalah sebagai berikut:
- Menyiapkan data yang akan dihitung dan membacanya secara seksama.
- Mempersiapkan peralatan tulis, seperti kertas, pensil, dan penghapus agar proses perhitungan masalah menjadi lebih mudah. Lalu, Anda bisa mencatat berbagai data yang menjadi poin penting.
- Gunakanlah bantuan kalkulator agar lebih mudah untuk menghitungnya.
2. Tahap Perkenalan Nilai
Anda harus memahami setiap angka yang akan Anda hitung dalam kegiatan investasi sebagai dasar dalam melakukan perhitungan. Anda bisa menentukan setiap angka, yang mana grade-nya telah ditentukan sebelumnya.
Berikut ini adalah perkenalan nilai yang harus Anda lakukan:
- Memahami angka yang berbobot terlebih dahulu. Dalam proses pemahaman angka ini, Anda bisa membuat berbagai coretan di atas kertas. Sangat disarankan juga untuk membuatnya dalam suatu grafik agar lebih mudah. Untuk bisa menentukan grade tertentu, maka Anda harus memahami penilaian yang ada pada setiap grade yang diberikan, contohnya sebagai berikut:
- Selain itu, Anda juga harus memahami berapa bobot dari setiap angka. Sebagian besar adalah untuk menentukan bobotnya dengan menggunakan persentase. Agar bisa memperoleh perhitungan rata-rata di dalam investasi, maka Anda bisa memanfaatkan acuan untuk persentase maksimal agar lebih mudah, yaitu 100%. Untuk lebih jelas lagi, Anda bisa memerhatikan gambar di bawah ini:
- Jika sudah, lakukanlah pengubahan di setiap angka persentase dalam bentuk desimal. Artinya, Anda harus menghitung perkalian antara bilangan desimal dengan bilangan desimal, bukan dengan cara menghitung perkalian bilangan desimal dengan angka persentase, berikut ini adalah gambarannya:
3. Tahap Menghitung dengan Operasi Bilangan Perkalian
Berikut ini adalah contoh perhitungan rata-rata dengan menggunakan operasi bilangan perkalian:
- Lakukanlah perhitungan perkalian pada setiap angka dengan bobot yang sudah ada. Poin ini bisa Anda cantumkan dalam baris terakhir. Berikut ini adalah gambarannya:
Agar lebih memudahkan Anda, tulislah grade 0.90 yang mewakili 90% dan weight 0.25 yang mewakili 25% menjadi kode 0.9(0.25). Untuk Anda yang sudah memahami dunia keuangan, tentu Anda sudah paham arti tersebut.
Maksudnya adalah, dalam persentase sebanyak 90%, maka memiliki bobot sebanyak 25%. Sedangkan untuk baris kedua dan baris ketiga, Anda bisa memanfaatkannya sebagai latihan.
- Bila sudah, maka Anda bisa lanjut dengan menjumlahkan hasil yang telah dihitung. Penjumlahan pada hasil yang telah dihitung ini bisa disebut sebagai skor akhir yang telah tertimbang. Berikut ini adalah skor tertimbang berdasarkan contoh kasus di atas:
(0.225 + 0.375 + 0.2175) = 0.8175
- Seluruh bobot yang ada, bila dikalkulasikan harus memperoleh hasil persentase sebanyak 100%. Berikut ini adalah contohnya:
- Nah, rata-rata tertimbang atau weighted average bisa Anda kalikan dengan persentase 100 agar bisa memperoleh rata-rata persentase tersebut. Berikut ini adalah gambaran perhitungannya:
4. Tahap Perhitungan Weighted Average Dengan Tanpa Menggunakan Persentase
Berikut ini adalah beberapa tahapannya:
- Anda bisa menyesuaikan rumus yang akan Anda gunakan agar tidak menghasilkan suatu persentase, contohnya seperti berikut:
- Bila Anda telah menyelesaikan proses perhitungan bobot dengan memanfaatkan angka numerik, maka saat ini adalah waktu yang tepat untuk menjumlahkan hasil yang sudah diperoleh, yaitu:
(65 + 60 + 160 + 285) = 570
- Lalu, jumlahkan setiap bobot yang Anda gunakan di dalam proses perhitungan.
(1 + 1 + 2 + 3) = 7
- Terakhir, bagikan hasil penjumlahan dengan total bobot yang sebelumnya telah Anda hitung.
570 : 7 = 81.43
Sebagai catatan, bila Anda menjabarkannya dengan menggunakan teori memang sangat terlihat rumit. Tapi bila Anda telah mempraktekannya sendiri dengan melakukan banyak latihan, maka akan sangat mudah. Walaupun seringkali teori itu memerlukan penjelasan yang rumit, namun ketika dipraktekan akan menjadi sangat sederhana.
Perlu Anda garis bawahi bahwa dalam menghitung weighted average sangat dibutuhkan ketelitian yang sangat baik. Sehingga, Anda bisa memperoleh hasil yang lebih akurat.
Baca juga: Biaya Rata-Rata Tertimbang: Pengertian, Cara Hitung dan Contohnya
Komponen Struktur Modal
Secara umum, struktur modal perusahaan terbagi menjadi dua, yakni modal ekuitas dan modal utang.
Modal utang terjadi karena perusahaan meminjam uang dari pihak lain dengan syarat bahwa utang tersebut akan dibayar kembali, lengkap dengan bunganya. Umumnya, perusahaan menggunakan modal utang ini untuk modal ekspansi dan akan dilunasi di masa depan.
Contohnya saja seperti pinjaman bank dan juga obligasi. Perhitungan biaya modal utang akan relatif lebih mudah daripada ekuitas.
Dalam menghitung modal ekuitas, pihak pemasok akan menyumbankan modal mereka dan juga kompensasinya sebagai kepemilikan perusahaan. Di dalamnya terdiri dari dua, yakni saham preferen dan saham biasa.
Pihak perusahaan tidak mempunyai kewajiban dalam membayar pemasok modal ekuitas, seperti modal utang. Tapi, mereka memiliki perhatian yang penuh pada operasi dan perkembangan perusahaan. Bila pemasok modal utang bisa memperoleh bunga sebagai imbalan, maka mereka memiliki kemungkinan yang besar untuk memperoleh dividen dan juga capital gain.
Sebuah perusahaan bisa mempunyai struktur modal yang kompleks ataupun sederhana. Dalam struktur modal sederhana hanya terdiri dari instrumen utang dan ekuitas tanpa adanya item konversi. Sebaliknya, struktur modal kompleks terdiri dari instrumen keuangan, seperti saham preferen konversi dan obligasi konversi.
Baca juga: Cost of Capital Adalah: Pengertian, Manfaat dan Cara Menghitungnya
Kenapa Harus Menggunakan Weighted Average Cost of Capital?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, komposisi ekuitas dan utang seringkali berbeda.
Beberapa perusahaan mungkin saja mempunyai utang yang melebihi ekuitasnya. Sebagian perusahaan lain ada juga yang mempunyai ekuitas yang lebih banyak daripada utangnya. Sehingga, biaya modal dari setiap perusahaan akan berbeda-beda, tergantung persentase kontribusinya terhadap struktur modal.
Untuk itu, Anda harus memberikan bobot pada setiap komponen modal. Sehingga, Anda bisa mengetahui waktu yang diperlukan perusahaan dalam mengumpulkan modal yang diperlukan.
Umumnya, struktur modal akan tergantung pada industri perusahaan. Setiap industri perusahaan mengalami lingkungan bisnis yang berbeda-beda. Contohnya, saat suatu industri masuk dalam tahap perkembangan, kebutuhan untuk investasi baru dan juga peningkatan modal utang bisa saja lebih besar daripada di industri yang sudah lebih dulu matang.
Baca juga: Mengetahui Lebih Jauh Metode Persediaan Fifo, Lifo, dan Avarage
Untuk Apa Weighted Average Cost Of Capital?
Untuk perusahaan, menghitung modal rata-rata terimbang atau weighted average cost of capital menjadi salah satu langkah dalam menghitung struktur modal yang lebih optimal. Hal tersebut juga sangat berguna dalam menilai biaya pendanaan berbagai proyek untuk masa depan.
Tentunya, perusahaan akan memanfaatkan biaya modal yang lebih murah untuk melakukan pendanaan pada proyek baru tersebut.
Biaya modal akan cenderung menurun saat perusahaan memanfaatkan utang yang lebih tinggi sebagai sumber pendanaanya. Untuk bisa memperoleh biaya modal yang lebih rendah, maka perusahaan bisa mengeluarkan obligasi demi bisa memperoleh manfaat pengurangan pajak.
Namun, meningkatnya beban utang juga akan meningkatkan beban bunga. Tingkat leverage yang lebih tinggi bisa meningkatkan risiko bangkrut dan investor tidak menyukai hal tersebut. Oleh karenanya, manajemen perusahaan harus menghitung porsi utang yang mampu memaksimalkan struktur modal mereka.
Terdapat banyak sekali penerapan dari weighted average cost of capital. Manajemen perusahaan bisa menggunakannya sebagai suatu tingkat diskonto agar bisa membuat keputusan yang strategis, seperti merger ataupun mengembangkan proyek ekspansi.
Baca juga: Margin Kontribusi: Pengertian, dan Cara Menghitung Margin Kontribusi
Penutup
Demikianlah pembahasan lengkap dari kami tentang weighted average. Namun bila Anda masih kesulitan untuk menghitungnya, Anda bisa coba menggunakan aplikasi bisnis dari Accurate Online.
Dengan menggunakan Accurate Online, seluruh perhitungan dan kebutuhan akuntansi Anda akan diselesaikan secara otomatis, cepat, dan akurat. Anda bisa memperoleh lebih dari 200 jenis laporan keuangan dan laporan bisnis lainnya.
Bukan hanya akuntansi saja, Accurate Online pun akan membantu Anda untuk lebih mudah dalam mengelola bisnis melalui berbagai fitur dan modul luar biasa yang ada di dalamnya, seperti fitur penjualan, pembelian, perpajakan, manufaktur, persediaan, multi cabang, multi mata uang, dan masih banyak lagi.
Masih ragu dengan Accurate Online? Klik gambar di bawah ini untuk membuktikannya sendiri dengan mencobanya selama 30 hari, Gratis!