Business to Government: Kelebihan, Kekurangan, dan Bedanya dengan Model Bisnis Lain
Business to government (B2G) adalah salah satu model bisnis yang disegmentasikan berdasarkan target pasar. Model bisnis ini melakukan penjualan dan pemasaran barang atau jasa kepada pemerintah, negara, hingga instansi lokal. Skala bisnisnya sendiri pun bisa sesederhana perusahaan kecil yang menawarkan layanan TI kepada pemerintah kota, hingga sebesar Boeing yang membuat pesawat atau helikopter untuk departemen pertahanan negara.
Model business to government sama seperti model bisnis lainnya yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Artikel berikut ini akan membahas kelebihan dan kekurangan dari model bisnis business to government (B2G), serta perbedaannya dengan model bisnis lain.
Daftar Isi
Apa Itu Business to Government (B2G)?
Berdasarkan laman Investopedia, business to government (B2G) atau sering juga disebut sebagai business to administration (B2A) adalah model bisnis yang menjual produk, layanan, atau informasi kepada pemerintah atau lembaga pemerintah. Model bisnis ini memberi kesempatan bagi perusahaan swasta untuk mengajukan tender mengenai pengadaan barang atau jasa tertentu yang mungkin dibutuhkan untuk proyek pemerintah.
Proses pengajuan tender ini telah diatur oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) di masing-masing daerah. Lembaga tersebut mengembangkan saluran B2G sebagai wadah untuk sosialisasi, edukasi, dan informasi tentang pengadaan barang atau jasa pemerintah.
Pemerintah juga membuka tender melalui proses e-procurement, di mana sektor publik dapat melakukan tender pengadaan barang atau jasa secara online dan transparan. Di Indonesia, sistem e-procurement ini lebih dikenal dengan sebutan LPSE atau Layanan Pengadaan Secara Elektronik.
Baca juga: Pengertian dan Perbedan B2B, B2C, & C2C Marketing
Kelebihan dan Kekurangan Model Bisnis B2G
Model bisns B2G menawarkan keuntungan tersendiri karena kontrak pemerintah sering kali besar dan lebih stabil jika dibandingkan dnegan kontrak proyek dari sektor swasta yang cenderung fluktuatif.
Keuntungan lainnya adalah keamanan dalam bertransaksi. Ketika menawarkan proyek, pemerintah telah memiliki anggaran dan uangnya sudah dipastikan tersedia. Lain halnya ketika yang menawarkan adalah pihak swasta, di mana yang melelang proyek terkadang belum menyediakan uangnya atau ada namun hanya sebagian.
Di samping itu, business to government memiliki kekurangan dibandingkan model bisnis lainnya. Kerugian tersebut dapat dilihat dari proses tender yang memakan waktu lama karena pemerintah memiliki birokrasi yang rumit.
Proyek pemerintah juga seringkali melibatkan perusahaan-perusahaan yang memiliki afiliasi dengan birokrat di dalam pemerintahaan. Alhasil, perusahaan tersebut akan lebih mudah dalam mengakses informasi, persyaratan, dan proses pengadaan.
Baca juga: Strategi B2B Marketing: Pembahasan Lengkap dan Contohnya
Perbedaan B2G dengan Model Bisnis B2B, B2C, C2C, dan D2C
Perbedaan utama di antara B2G, B2B, B2C, dan C2C dapat terlihat jelas dari definisinya, terutama dari sisi target pembeli atau pihak yang terlibat di dalam transaksinya. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Business to Business (B2B)
B2B adalah model bisnis yang dilakukan antara sesama pelaku bisnis yang berperan dalam suatu kegiatan bisnis, di mana biasanya dilakukan antar sesama perusahaan, bukan perusahaan dengan konsumen. Transaksi B2B pun biasanya terjadi dalam rantai pasok di mana suatu perusahaan akan membeli bahan baku dari perusahaan lain yang kemudian akan diolah di pabrik.
2. Business to Customer (B2C)
Model bisnis B2C dilakukan dengan menjual barang atau jasa secara langsung kepada konsumen atau end-user. Model bisnis ini sering dikaitkan dengan metode dropship, di mana pelaku bisnis menjual barang secara online kepada konsumen, namun barang tersebut dibeli dan dikirimkan dari bisnis lain.
Dengan kata lain, pelaku bisnis tidak selalu memiliki barangnya secara fisik, namun mencantumkannya di toko online-nya. Sehingga, ketika ada yang memesan, barulah pelaku bsinis tersebut membelinya dari suatu bisnis lain yang menjadi pemasoknya.
3. Customer to Customer (C2C)
C2C adalah model bisnis yang dilakukan antar konsumen di sebuah marketplace. Selain marketplace, model bisnis juga bisa dilakukan secara langsung antar individu, misalnya melalui media sosial, cash on delivery (COD), dan sebagainya yang dilakukan secara mandiri.
4. Direct to Customer (D2C)
D2C adalah model bisnis yang melakukan penjualan tanpa bantuan perantara. Jadi, bisnis akan memproduksi, mengemas, dan mengirimkan produk tanpa campur tangan pihak lain. Di mana pihak lain atau perantara ini bisa berupa reseller, dropshipper, hingga toko retail seperti minimarket.
Karena tidak menggunakan perantara, bisnis yang menerapkan D2C memasarkan produknya melalui channel milik mereka sendiri, mulai dari website, akun sosial media, hingga toko fisik. Jadi, bisa dikatakan bahwa bisnis akan terhubung langsung dengan konsumennya.
Baca juga: Model Bisnis D2C: Pengertian, Keunggulan dan Kelemahannya
Penutup
Demikianlah penjelasan mengenai model bisnis B2G atau business to government. Model bisnis ini memnag menawarkan omzet yang lebih besar dan lebih stabil, namun Anda perlu mempertimbangkan segala sesuatunya termasuk birokrasi yang rumit dan memakan waktu.
Ketika memutuskan menerapkan suatu model bisnis pun Anda harus memiliki perencanaan yang matang dan sumber daya yang sesuai dengan kebutuhan. Anda juga harus memerhatikan metode pengelolaan keuangan yang berperan besar dalam keberlangsungan bisnis.
Dalam hal ini, Anda bisa menggunakan aplikasi bisnis dari Accurate Online yang akan mempermudah proses pembukuan keuangan hingga stok barang menjadi lebih cepat, akurat, dan otomatis.
Pasalnya, Accurate Online menyediakan lebih dari 200 jenis laporan keuangan dan bisnis yang mudah untuk digunakan. Karena berbasis cloud, Accurate Online juga bisa diakses secara real-time, yakni kapan saja dan di mana saja.
Jika tertarik untuk mencobanya, klik tautan gambar di bawah ini dan nikmati Accurate Online secara gratis selama 30 hari.