Konsinyasi: Pengertian, Kelebihan, Kekurangan, Contoh dan Tips dalam Mengembangkannya

oleh | Okt 28, 2020

source envato.

Konsinyasi: Pengertian, Kelebihan, Kekurangan, Contoh dan Tips dalam Mengembangkannya

Pernahkan Anda mendengar istilah konsinyasi? Jika Anda adalah seorang pekerja ritel tentu tidak asing dengan istilah ini. Namun tahukah Anda bahwa Anda dapat menjual barang yang  Anda buat secara konsinyasi dengan bermitra dengan orang atau bisnis lainnya?

Apakah ada toko di sekitar daerah Anda yang Anda harapkan menjual produk buatan Anda, namun mereka belum siap untuk bermitra dengan Anda karena Anda memiliki bisnis baru dan tidak memiliki reputasi?

Atau mungkin bisnis Anda sudah mapan, namun bisnis atau toko tersebut tidak mengenal Anda dan ragu-ragu untuk membeli beberapa produk Anda secara grosir.

Toko itu mungkin belum mau menerima tawaran kerjasama grosir Anda, tetapi mereka mungkin mempertimbangkan untuk menjual barang Anda secara konsinyasi di toko mereka.

Risikonya lebih kecil bagi mereka, dan ini adalah peluang bagus bagi Anda untuk mengembangkan merek dan menghasilkan keuntungan dalam bisnis. Ini juga merupakan cara bagi Anda untuk menguji produk Anda untuk melihat mana yang laku secara langsung dan mana yang tidak.

Jadi apa sebenarnya yang dimaksud dengan menjual secara konsinyasi? Bagaimana cara kerjanya? Jika ini adalah opsi yang bagus, mengapa tidak lebih banyak orang yang membicarakannya?

Baca terus artikel ini untuk mengetahui lebih dalam tentang proses konsinyasi.

Apa itu Konsinyasi?

Kami akan mulai dengan menjelaskan apa itu kerjasama konsinyasi.

Biasanya, ketika bisnis bekerja dengan pengecer atau sebuah toko, pengecer membayar produk bisnis tersebut di muka – sebelum mereka dapat menjualnya di toko mereka. Bisnis menghasilkan keuntungan saat itu juga saat mereka menukar produk mereka dengan keuntungan. Di sisi lain, pengecer harus menjual produk ke pelanggan sebelum menghasilkan uang.

Namun kerjasama konsinyasi berbeda dari itu.

Dengan konsinyasi, pemasok (pengirim) menyerahkan inventaris atau stok mereka kepada penerima barang tetapi tidak mentransfer kepemilikan atau menghasilkan uang sampai pengecer (penerima barang) menjual inventaris tersebut kepada pelanggan mereka.

Setelah pengecer melakukan penjualan, pemasok akan mendapat untung dan membayar komisi kepada pengecer (seringkali 20-60% dari penjualan akhir). Jika pengecer gagal menjual semua stok, mereka dapat mengembalikan barang yang tidak terjual ke pemasok tanpa risiko.

Kerjasama konsinyasi produk atau stok  dapat menjadi cara yang hemat biaya bagi pengecer untuk mengisi toko mereka. Dan itu memungkinkan pemasok mendapatkan eksposur tanpa mengeluarkan uang ekstra untuk memasarkan, menjual, atau memajang produk mereka sendiri. Jika kedua belah pihak memahami dan menyetujui persyaratan kontrak, ini bisa menjadi win-win solution.

Jadai perbedaannya dengan proses beli putus atau grosir adalah saat Anda menjual grosir, Anda menjual produk langsung ke pengecer dengan imbalan pembayaran.

Pengecer kemudian akan mencoba menjual produk Anda ke pelanggan mereka. Ketika mereka melakukannya, mereka mendapatkan 100% dari keuntungan. Jika Anda grosir, pengecer adalah pelanggan Anda. Namun, dalam pengaturan konsinyasi, pengecer lebih seperti tenaga penjual Anda yang mendapat keuntungan pada setiap barang yang terjual.

Baca juga: Business Plan Adalah : Pengertian, Jenis, dan Cara Membuatnya

Contoh Bisnis Konsinyasi dalam Kehidupan Nyata

Misalkan Dimas, seorang seniman, ingin menjual produknya di toko favoritnya di pusat kota. Toko tersebut menjual karya kurasi dari seniman lokal, serta beberapa barang bermerek mereka sendiri.

Dimas ingin memulai dengan menguji dua produk: satu set kartu ucapan dan poster. Dia membuat kesepakatan dengan toko dan menyerahkan 50 set kartu ucapan dan 100 poster. Pemilik toko menyukai pekerjaannya dan sangat senang menambahkan produk untuk mengisi pilihan barang yang lebih banyak di tokonya.

Poster Dimas terjual habis dalam sebulan! Namun, kartu ucapannya mengalami sedikit masalah. Sudah 60 hari (yang merupakan batas jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian mereka), hanya terjual 30 dari 50 set. Pemilik toko mengembalikan 20 sisanya yang tidak terjual.

Secara keseluruhan, kesepakatan konsinyasi sukses. Baik Dimas dan pemilik toko menghasilkan uang. Sekarang Dimas perlu mencari cara lain untuk menjual kartu ucapan atau membuat desain yang lebih menarik.

Baca juga: Ide dan Peluang Usaha: Perbedaan dan Contohnya

Kekurangan dan Kelebihan Bisnis Konsinyasi

Kerjasama konsinyasi dapat bermanfaat bagi pengirim dan penerima barang karena beberapa alasan. Tetapi penting juga untuk menyadari kemungkinan kerugian dari penjualan dengan cara ini.

Berikut adalah daftar singkat kekurangan dan kelebihannya untuk membantu Anda memutuskan apakah Anda ingin mencoba konsinyasi atau tetap menggunakan metode yang lebih tradisional.

Keuntungan bagi pengirim (pemasok / pemilik produk)

  • Anda tidak perlu membeli atau menyewa toko ritel Anda sendiri dan mempekerjakan karyawan untuk menjalankan toko Anda.
  • Anda bisa meningkatkan kesadaran merek dan produk Anda di hadapan pelanggan baru.
  • Pelanggan dapat melihat dan mencoba produk fisik Anda sebelum membeli.
  • Anda memiliki peluang lebih besar untuk masuk ke pasar yang lebih besar dan lebih kompetitif sebagai bisnis kecil atau yang baru didirikan.
  • Anda dapat membangun reputasi Anda.
  • Anda tidak perlu membayar banyak untuk penyimpanan inventaris.
  • Mudah untuk menguji produk baru untuk mengetahui mana yang laku dan tidak.
  • Produk Anda akan menonjol dengan menjadi berbeda dari apa yang sudah ditawarkan pengecer.
  • Anda berpotensi dapat menjalin hubungan jangka panjang dengan pengecer Anda.

Kerugian bagi pemilik produk

  • Anda tidak akan menerima pembayaran sampai pengecer menjual produk Anda ke pelanggan mereka.
  • Jika produk Anda tidak laku di toko, Anda harus menariknya kembali dan mencari cara untuk menjualnya di tempat lain (atau tidak sama sekali).
  • Tidak setiap jenis produk cocok dengan penjualan konsinyasi.
  • Anda bergantung pada (dan mempercayai) orang lain untuk menjual inventaris Anda.
  • Jika produk rusak atau tidak laku, yang keduanya di luar kendali Anda, Anda bisa kehilangan uang.
  • Karena Anda menanggung sebagian besar risiko dalam hubungan, pengecer Anda mungkin tidak secara aktif mencoba menjual atau mempromosikan produk Anda.

Baca juga: Apa itu Bisnis Dropshipping dan Bagaimana Cara Memulainya?

Keuntungan bagi penerima barang (pedagang / pengecer)

  • Anda tidak perlu membayar barang sampai Anda menjualnya.
  • Jika Anda tidak dapat menjual barang, Anda dapat mengembalikannya ke pemilik produk.
  • Ini adalah investasi berisiko rendah dan berbiaya rendah karena Anda tidak perlu membeli inventaris di muka.
  • Anda dapat dengan cepat memperluas pilihan produk Anda.
  • Anda dapat menghindari kehabisan stok.
  • Produk baru dapat menarik pelanggan baru.

Kerugian bagi penerima barang

  • Anda mungkin harus menanggung biaya penyimpanan persediaan (penyimpanan, keamanan, dll.).
  • Anda harus memberi ruang untuk inventaris baru.
  • Anda dapat dimintai pertanggungjawaban jika produk di toko Anda rusak atau dicuri.
  • Anda harus mengelola inventaris konsinyasi secara terpisah dari inventaris reguler Anda.

Baca juga: Peluang Bisnis yang Menjanjikan Paska Pandemi

bisnis konsinyasi 2

Tips Terbaik dalam Kerjasama Konsinyasi

Menjual secara konsinyasi bisa menjadi sangat rumit jika tidak dikelola dengan baik. Untuk memastikan kelebihan yang baru saja kami bahas lebih besar daripada kekurangannya, ikuti beberapa tips ini:

1. Buatlah perjanjian yang saling menguntungkan.

Agar perjanjian kerjasama konsinyasi berhasil, kedua belah pihak (pengirim dan penerima barang) harus terbuka dan jelas tentang harapan mereka. Pastikan untuk memikirkan jawaban Anda untuk pertanyaan-pertanyaan berikut ini saat Anda mengisi perjanjian kerjasama konsinyasi:

  • Berapa persentase yang akan diambil penerima dari harga pembelian sebagai komisi (ini bisa berkisar antara 20-60%)?
  • Apakah ada biaya tambahan yang terlibat dalam menyimpan atau memasarkan produk di rak?
  • Berapa periode konsinyasi / berapa lama penerima barang akan menyimpan produknya di rak? (Ini biasanya 30-90 hari.)
  • Kapan produk akan dibayar?
  • Siapa yang bertanggung jawab atas biaya pengiriman?
  • Bagaimana produk yang tidak terjual akan dikembalikan ke pengirim?
  • Apa kebijakan pengirimannya?
  • Apa kebijakan pengembaliannya?
  • Siapa yang bertanggung jawab untuk membeli pertanggungan asuransi untuk produk?
  • Bagaimana transaksi diproses?
  • Informasi apa yang harus dipertukarkan setelah pelanggan melakukan pembelian?
  • Bagaimana komunikasi reguler akan berlangsung?

2. Bentuk hubungan simbiosis mutualisme dengan rekan bisnis Anda.

Pikirkan kembali ke sekolah dasar ketika Anda mengetahui tentang hubungan lebah dengan bunga. Lebah mengumpulkan nektar untuk memberi makan koloni mereka sekaligus menyebarkan serbuk sari dari bunga ke bunga. Hubungan itu saling menguntungkan, begitupun dalam bisnis.

Perjanjian Anda dengan mitra bisnis Anda harus sama. Skenario kasus terbaik, berjalan di atas dan di luar kontrak tertulis Anda.

Baik Anda dan mitra bisnis harus berada di dalamnya untuk meraih keuntungan. Jika Anda berada di sisi pemasok dalam hubungan, Anda harus melakukan apa pun yang Anda bisa untuk memastikan produk Anda sesukses mungkin. Jika Anda pengecer, Anda harus mencoba menjual produk pemasok Anda sebaik mungkin.

Mungkin Anda berdua setuju untuk berkolaborasi dalam pemasaran, atau Anda mengembangkan kampanye iklan bersama. Ingat saja, semakin banyak yang dapat Anda lakukan untuk menawarkan produk yang tepat di hadapan pelanggan yang tepat, semakin banyak penjualan yang Anda dapatkan dan semakin bahagia semua orang dalam kemitraan tersebut.

Baca juga: Cara dan Strategi untuk Berbisnis Online yang Sukses

3. Tentukan kecocokan toko dengan produk Anda.

Jika Anda seorang pemilik produk, penting untuk memilih pengecer yang cocok untuk produ Anda. Untuk meningkatkan peluang Anda untuk penjualan, cari toko konsinyasi yang menjual barang dagangan umum yang sama dengan yang Anda tawarkan.

Misalnya, jika Anda memproduksi pakaian bergaya barat, toko yang berfokus pada pakaian hip-hop tidak akan menghasilkan penjualan apa pun. Demikian pula, jika Anda menawarkan barang antik, jangan tawarkan barang Anda ke toko perabot rumah kontemporer.

4. Pastikan produk Anda ditampilkan dengan baik.

Bahkan di dalam toko, Anda perlu memastikan bahwa produk Anda dilihat oleh banyak pelanggan. Produk Anda memiliki peluang lebih kecil untuk dibeli jika berada di sudut paling jauh dari toko yang hampir tidak pernah dikunjungi pelanggan. Pastikan Anda dapat mengatur penempatan produk dalam etalase toko dalam perjanjian kerjasama.

5. Kenali produk Anda dengan baik.

Terakhir, pastikan Anda mengetahui secara mendalam tentang produk Anda. Periksa kualitas barang dagangan Anda, pastikan tidak ada noda atau sobekan jika Anda menjual pakaian atau retakan untuk barang porselen.

Saat Anda menyerahkan barang dagangan Anda kepada pemilik toko, tunjukkan bahwa barang Anda dalam kondisi bersih dan baik. Dengan cara ini, Anda bisa menunjukan profesionalitas Anda dalam membuat sebuah produk dan meminimalisir kesalahan yang terjadi pada barang yang Anda produksi.

Baca juga: Bagaimana Cara Memulai Bisnis Jasa Pengiriman Barang?

Kesimpulan

Itulah penjelasan mengenai kerjsama konsinyasi. Kerjasama biasanya lebih berisiko bagi pengirim daripada penerima barang.

Jika Anda memiliki produk yang ingin Anda jual, kami merekomendasikan konsinyasi sebagai salah satu cara untuk membuat pelanggan menemukan produk dan membeli dari Anda.

Ini bukan merupakan cara terbaik untuk menjual barang Anda secara penuh waktu, karena Anda memberikan banyak kendali ke tangan orang lain. Namun, itu bukan berarti ini adalah pilihan yang tidak bijaksana.

Menjual barang konsinyasi bisa menjadi cara yang bagus untuk mendatangkan arus kas ekstra dan memperkenalkan nama Anda ke lebih banyak konsumen.

Baik Anda sebagai pemilik produk atau penerima barang, dalam kerjasama konsinyasi penting juga untuk memastikan bahwa stok selalu terpantau sekaligus memiliki manajemen keuangan yang baik.

Untuk memudahkan hal tersebut Anda bisa menggunakan software akuntansi seperti Accurate Online yang memiliki fitur pembukuan terlengkak, manajemen stok, perpajakan, pembuatan laporan keuangan, manajemen aset dan masih banyak lagi.

Coba Accurate Online sekarang secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini:

accurate 2

bisnisukmbanner

Efisiensi Bisnis dengan Satu Aplikasi Praktis!

konsultasikan kebutuhan bisnismu dengan tim kami.

Jadwalkan Konsultasi

artikel-sidebar

Natalia
Wanita lulusan S1 Bisnis Manajemen yang sering membagikan berbagai ilmunya dalam bidang bisnis secara menyeluruh kepada masyarakat, mulai dari tips, ide bisnis, dan masih banyak lagi.

Artikel Terkait