Saham Arb Adalah: Pengertian, Batasan dan Manfaatnya untuk Para Trader
Bagi Anda yang sudah pernah menjadi trader saham, mungkin menyebutkan istilah saham arb adalah hal yang biasa. Namun bagi para pemula, istilah arb ini akan sangat asing sekali di telinga kita.
Istilah saham Arb pernah diperbincangkan dalam dunia saham, terkait saham PT Bukalapak.com Tbk. yang dilego di pasar modal baru-baru ini.
Saham perusahaan salah satu e-commerce terbesar di Indonesia ini, sempat mengalami penurunan pada posisi Rp 965 per lembar saham dengan penurunan sekitar 6.76 persen. Ketika kondisi ini terjadi, Arb pun diberlakukan.
Lalu apa sebenarnya istilah saham Arb ini? Dan jika suatu perusahaan pemilik saham mengalami hal ini, apakah berarti perusahaan mengalami kerugian?
Daftar Isi
Pengertian Arb Adalah
Istilah Arb adalah salah satu istilah yang dikenal dalam dunia saham, dan berkaitan erat dengan sifat saham yang fluktuatif. Saham akan mengalami Ara dan terkadang akan mengalami Arb.
Auto rejection dapat diartikan sebagai penolakan, Namun di dunia saham, auto rejection ini lebih tepat dijabarkan sebagai suatu mekanisme perdagangan yang bertujuan untuk melindungi para investornya.
Auto rejection merupakan pembatasan maksimum dan minimum dari adanya kenaikan dan penurunan harga saham, dalam jangka waktu satu hari perdagangan di bursa efek.
Secara sistem, BEI akan menolak order beli atau jual yang secara otomatis masuk, menembus batas bawah dan batas atas yang ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia.
Arb adalah auto rejection bawah terjadi, saat harga saham mengalami penurunan secara signifikan. Saham yang terkena Arb tentunya tidak bisa lagi melakukan order di antrian beli (bid).
Sebagai contoh:
Jika penurunan harga saham Y maksimal Rp. 5000 – (5.000 X 7%)= Rp. 4650.
Artinya jika Saham Y telah mencapai batas bawah, tentu harganya senilai Rp. 4.650 dan terkena arb.
Baik Ara dan Arb, keduanya dapat digunakan untuk menentukan batas minimum penurunan harga pada sebuah saham juga untuk melakukan penolakan untuk semua order pembelian.
Ketika berada dalam posisi normal, nilai Arb akan berkisar antara 20% hingga 35%. Namun, sejak pandemi covid persentasenya mengalami perubahan. Di bulan Maret 2020 lalu, Pihak BEI menentukan koreksi arb sebesar 10%. Dianggap masih belum sesuai juga, Arb akhirnya diturunkan kembali menjadi 7%.
Pandemi ternyata cukup berpengaruh terhadap performa saham di pasar modal. Bisa dikatakan, hampir semua jenis saham yang diperjualbelikan, mengalami arb. Saham dalam grup LQ45 sekalipun mengalami hal yang sama.
Baca juga: Saham LQ45 Adalah: Pengertian, Kriteria dan Daftar Indeks Saham 2022
Batasan Auto Rejection
Jika memang Arb dan Ara ini memiliki batasan tertentu dalam saham, yuk kita simak penjelasannya berikut ini:
Sesuai keputusan Direksi nomor Kep- 00023/BEI/03-2020, batasan untuk saham arb sebagai berikut:
- Untuk harga saham Rp. 50 – Rp. 200 ,memiliki batas naik dan turun dalam sehari 35%
- Untuk harga saham Rp. 200- Rp. 5.000, memiliki batas naik dan turun dalam sehari 25%
- Untuk harga saham di atas Rp. 5.000, memiliki batas naik dan turun dalam sehari hanya 20%
Manfaat Arb Pada Saham
Suatu saham akan ditetapkan sebagai Arb atau Ara oleh Bursa Efek Indonesia. Tujuannya, agar pergerakan saham tidak terlalu ekstrim setiap harinya. Arb adalah suatu ketetapan yang bertujuan agar harga saham tidak merosot terlalu dalam.
Baik Arb atau Ara ternyata memiliki manfaat untuk pihak pembeli saham, maupun bagi perusahaan itu sendiri. Berikut adalah manfaat Auto rejection bagi keduanya:
-
Manfaat Auto Rejection Bagi Perusahaan
Arb adalah suatu ketetapan yang ternyata merupakan perlindungan sistem terhadap para penjual dari saham itu sendiri. Auto rejection ini juga mampu mencegah nilai saham terjatuh ke titik terendah. Potensi kerugian yang terjadi juga dapat diminimalisir.
-
Manfaat Auto Rejection bagi Pembeli Saham
Para trader juga akan merasakan manfaat dari Arb, dimana trader akan mendapatkan keuntungan dengan membeli saham yang murah dan menjualnya kembali dengan harga tinggi.
Meskipun begitu, saham Ara dan arb adalah bukan pilihan yang tepat bagi para pemain saham pemula. Saham ini berlaku hanya bagi mereka yang sudah malang melintang di pasar bursa saham. Untuk trader pemula, sebaiknya mempertimbangkan harga saham yang tidak terlalu fluktuatif nilainya.
Apa yang Harus Dilakukan Investor Saat Saham Arb?
Jika beberapa saham mengalami Arb selama berhari-hari, hal ini ternyata menimbulkan kecemasan bagi para investor. Pasalnya, mereka akan bimbang dalam menentukan metode yang harus dipilih.
Apakah mereka akan melakukan cut loss atau malah menahan kondisi tersebut. Yang pasti, hal pertama yang harus dilakukan adalah pahami terlebih dulu literasi keuangan dengan baik.
Penetapan Arb oleh pihak Bursa Efek Indonesia menjadi 7%, juga bisa menjadi hal yang baik bagi para investor. Baik melakukan cut loss maupun menahan, kembali kepada investor itu sendiri.
Jika memang memiliki portfolio setiap arb terjadi, para investor bisa melakukan order, dengan harapan saham-saham tersebut akan meningkat lagi nantinya.
Baca juga: Forex Adalah Jenis Investasi yang Populer Di Masyarakat, Ini Penjelasannya!
Kesimpulan
Arb adalah suatu kondisi yang ditetapkan oleh pihak Bursa Efek Indonesia, dimana saham-saham di pasar modal ini akan dibatasi maksimum dan minimumnya, dalam jangka waktu satu hari.
Auto rejection bawah atau auto rejection atas diterapkan untuk memastikan bahwa perdagangan saham yang terjadi berada dalam kondisi wajar.
Hal-hal seperti ini perlu diperhatikan oleh para trader berpengalaman dan juga para investor. Sehingga, mereka bisa mengambil langkah yang tepat, jika seandainya Arb atau Ara ini terjadi berhari-hari.
Sebelum mengambil keputusan, para investor sebaiknya memahami literasi keuangan dari masing-masing perusahaan pemilik saham tersebut. Perusahaan yang baik tentunya memiliki literasi keuangan, berupa laporan keuangan yang tepat dan akurat.
Untuk memudahkan Anda dalam membuat laporan perencanaan keuangan yang tepat dan akurat, ada baiknya menggunakan software akuntansi seperti Accurate Online.
Anda bisa mencoba software ini secara gratis selama 30 hari, agar perusahaan Anda memiliki literasi keuangan yang baik di pasar modal nanti. Tunggu apalagi, Cobalah sekarang!