Berbagai Instrumen Kebijakan Moneter dan Tujuannya

oleh | Apr 22, 2021

source envato.

Berbagai Instrumen Kebijakan Moneter dan Tujuannya

Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya bahwa kebijakan moneter adalah seperangkat kebijakan ekonomi yang dibuat agar bisa mengatur ukuran dan juga tingkat perkembangan pasokan uang yang beredar di dalam perekonomian negara dan di dalamnya banyak sekali instrumen kebijakan moneter yang tersedia.

Kebijakan ini adalah tindakan yang sudah terukur untuk bisa membantu mengatur berbagai variabel makro ekonomi, seperti halnya inflasi maupun pengangguran. Kebijakan ini dilakukan dengan banyak cara, termasuk penyesuaian suku bunga tertentu, mengubah jumlah uang yang beredar di pasar, dan juga pembelian ataupun penjualan nilai sekuritas pemerintah.

Kebijakan seperti ini diambil oleh bank sentral pada suatu negara agar bisa memelihara dan juga mencapai tingkat stabilitas nilai mata uang yang bisa dilakukan, seperti mengendalikan jumlah uang yang beredar di masyarakat dan menetapkan suku bunga.

Kebijakan moneter ini mencakup berbagai langkah kebijakan yang dilakukan oleh pihak bank sentral agar bisa mengubah penawaran uang ataupun mengubah suku bunga yang ada agar bisa mempengaruhi pengeluaran di dalam perekonomian.

Tujuan Kebijakan Moneter

Kebaikan akhir dari suatu kebijakan moneter adalah suatu kondisi ekonomi makro yang ingin dicapai. tujuannya adalah tidak sama dari suatu negara dengan negara lainnya dan juga tidak sama dari setiap waktunya.

Tujuan dari adanya kebijakan moneter ini tidaklah statis, tapi lebih bersifat dinamis karena akan selalu disesuaikan dengan keperluan ekonomi suatu negara. Namun, kebanyakan negara akan menetapkan empat hal yang menjadi tujuan daripada kebijakan moneter, yakni:

  • Perkembangan ekonomi dan pemerataan suatu pendapatan
  • Kesempatan kerja
  • Kestabilan harga pasar
  • Keseimbangan neraca pembayaran

Berikut ini adalah penjelasan detailnya:

  • Mengedarkan mata uang sebagai adanya pertukaran (medium of change) dalam perekonomian negara.
  • Mempertahankan adanya keseimbangan antara nilai kebutuhan likuiditas perekonomian dan juga stabilitas tingkat harga.
  • Distribusi likuiditas agar bisa maksimal dalam rangka mencapai tingkat perkembangan ekonomi yang diinginkan di dalam berbagai sektor ekonomi.
  • Membantu pemerintah untuk melakukan keperluan dan juga kewajibannya yang tidak bisa terealisasi dengan berbagai sumber penerimaan yang sifatnya normal.
  • Menjaga kestabilan ekonomi, itu artinya perkembangan arus barang dan juga jasa keseimbangan dengan perkembangan arus barang dan juga jasa yang tersedia.
  • Menjaga kestabilan harga di pasar. Harga pada suatu barang adalah hasil interaksi antara jumlah uang yang beredar di pasar dengan jumlah uang yang berada di pasar.
  • Meningkatkan kesempatan kerja masyarakat. Ketika suatu perekonomian yang stabil, maka pengusaha akan mengadakan investasi untuk bisa menambah jumlah barang dan jasa sehingga adanya investasi akan mampu membuka lapangan kerja yang baru, sehingga akan memperluas berbagai kesempatan kerja masyarakat.
  • Mampu memperbaiki neraca perdagangan kerja masyarakatnya. Dengan adanya jalan meningkatkan ekspor dan juga mengurangi kegiatan impor dari luar negeri yang akan masuk ke dalam negeri ataupun sebaliknya.

Baca juga: Devaluasi Adalah Kebalikan dari Inflasi, Ini Penjelasannya!

Instrumen Kebijakan Moneter

Berbagai instrumen yang umumnya digunakan oleh pemerintah dalam mengambil kebijakan moneter, adalah:

1. Operasi di Pasar Terbuka

Instrumen kebijakan moneter ini lebih sering disebut dengan kebijakan pasar terbuka ataupun open market operation. Kebijakan ini ditempuh oleh Bank Indonesia agar bisa memperjualbelikan berbagai surat berharga seperti halnya Sertifikat Bank Indonesia atau SBI.

Jika kebijakan ini memang tidak terjadi, maka bank sentral akan mengurangi jumlah uang yang beredar di lingkungan masyarakat. Hal tersebut terjadi karena Sertifikat Bank Indonesia sudah mampu dibeli oleh masyarakat luas.

Jika bank sentral sudah memutuskan untuk membeli surat berharga tersebut, maka bank sentral akan meningkatkan jumlah uang di dalam peredaran masyarakat. Bank sentral akan melakukan hal tersebut untuk menambah jumlah uang yang mampu dimiliki oleh masyarakat. Bank sentral bisa membuat keputusan atau menjual surat berharga, tergantung pada keperluan negara.

2. Menyesuaikan Tingkat Suku Bunga Diskonto

Instrumen kebijakan moneter ini lebih banyak disebut dengan discount rate. Bank sentral mempunyai wewenang agar bisa meningkatkan ataupun menurunkan tingkatan bunga bank. Jika bank Indonesia memutuskan untuk meningkatkan harga suku bunga, maka mereka akan mengurangi jumlah uang dalam peredaran.

Hal ini terjadi karena masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan atau menabung uangnya di bank. Mereka akan berpikir bahwa mereka bisa memperoleh lebih banyak uang di bank dengan adanya suku bunga yang tinggi.

Sedangkan jika bank sedang menurunkan suku bunganya, maka masyarakat tidak akan tertarik untuk menyimpan atau menabung uangnya di bank. Mereka akan lebih tertarik untuk menyimpan uang cash sendiri daripada menyimpannya di bank.

3. Menyesuaikan Giro Wajib Minimum atau GWM

Instrumen kebijakan moneter ini lebih banyak dikenal dengan sebutan cash ratio ataupun reserve requirement. Sama seperti sebelumnya, bank sentral memiliki kewenangan untuk meningkatkan cadangan kas atau menurunkannya. Bila bank sentral lebih memilih untuk meningkatkan cadangan kas, maka mereka akan mengurangi peredaran uang di pasar.

Hal ini ditempuh untuk mencegah dan juga mengatasi inflasi. Bank umum pun harus menahan uang yang lebih banyak sebagai cadangannya, sehingga uang tunai akan dikurangi jumlahnya.

Sedangkan jika bank sentral memilih untuk menurunkan cadangan kasnya, maka mereka akan menambah peredaran uang. Hal ini dilakukan guna mengatasi deflasi. Bank umum diharuskan untuk mengeluarkan uang yang lebih banyak lagi ke masyarakat, sehingga jumlah uang yang beredar pun akan semakin banyak.

4. Kredit Selektif

Instrumen kebijakan moneter Kredit selektif lebih sering disebut dengan istilah selective credit control. Bank sentral mempunyai kewenangan agar bisa mengatur pinjaman mana yang diprioritaskan dan mana yang tidak diprioritaskan. Hal ini memiliki keterkaitan yang erat dengan kepemilikan dan juga penggunaan suatu kartu kredit.

Setidaknya ada dua jenis kartu kredit yang harus Anda ketahui, yakni kredit longgar dan kredit ketat. Kredit ketat adalah suatu kebijakan yang dipilih oleh pihak bank sentral agar bisa mengatasi inflasi dengan mengurangi jumlah peredaran uang di masyarakat.

Sehingga, memperoleh pinjaman di bank pun akan menjadi lebih sulit, karena ada banyak syarat yang dipersulit. Setiap masyarakat dan pebisnis harus berusaha lebih keras untuk bisa mengajukan pinjaman.

Sedangkan kredit longgar adalah suatu kebijakan yang diambil oleh bank sentral agar bisa mengatasi deflasi dengan menambah peredaran uang di masyarakat. Setiap masyarakat akan diberikan kemudahan untuk memperoleh kredit. Hal ini adalah sebagai sarana untuk meningkatkan jumlah peredaran uang di masyarakat.

5. Pembujukan Moral

Moral suasion atau pembujukan moral adalah suatu Instrumen kebijakan moneter yang diambil oleh bank sentral dengan melakukan rapat pertemuan dengan berbagai pimpinan bank umum. Hal tersebut biasanya berkaitan dengan berbagai langkah yang harus ditempuh oleh bank umum agar sejalan dengan bank sentral.

Hal ini sangat penting untuk dilakukan, karena bank umum diharuskan mengikuti berbagai kebijakan yang ditetapkan oleh bank sentral. Bila bank umum tidak bersedia mengikuti peraturan dari bank sentral, maka bank sentral memiliki wewenang untuk melakukan tindakan lebih lanjut.

6. Instrumen Kebijkan Moneter Lainnya

Selain beberapa instrumen langsung seperti yang sudah kita jelaskan di atas, ada juga beberapa instrumen langsung lainnya yang dulu pernah digunakan oleh Indonesia untuk bisa mengendalikan peredaran uang beredar di masyarakat, berbagai instrumen kebijakan moneter tersebut adalah sebagai berikut ini.

  • Pengguntingan Uang

Instrumen langsung ini dilakukan untuk mengurangi peredaran uang beredar di masyarakat. Instrumen kebijakan moneter ini pernah digunakan oleh Indonesia di tahun 1950 yang kala itu dikenal dengan sebutan “Gunting Sjariffudin.

Dengan adanya pengguntingan uang, maka nilai pecahan uang yang terkena peraturan tersebut akan mengalami penurunan nilai mata uang dengan persentase tertentu, sedangkan sisanya akan diganti dengan surat berharga milik pemerintah berjangka panjang.

Dengan adanya instrumen kebijakan moneter ini, maka peredaran uang langsung berkurang sebesar persentase yang diganti dengan surat berharga negara.

  • Pembersihan Uang (Monetary Purge)

Instrumen ini terlihat serupa, tapi tidak sama dengan instrumen kebijakan moneter pengguntingan uang. Dengan adanya pembersihan uang, maka nilai uang akan diturunkan dengan persentase tertentu tanpa adanya pergantian pada nilai yang sudah diturunkan tersebut.

Penurunan nilai mata uang ini beragam. Di Indonesia, tepatnya pada tahun 1959, penurunannya adalah sebesar 10%, sedangkan di tahun 1946 pernah menurun menjadi 3%.

  • Penetapan Uang Muka Impor

Kebijakan ini berlaku untuk para importir yang melakukan kegiatan transaksi pembelian dari luar negeri. Dengan adanya kebijakan ini, maka para importir memiliki kewajiban untuk membayar sebesar persentase tertentu sebagai uang muka untuk membeli valuta asing yang mereka butuhkan untuk melakukan kegiatan impor barang yang memang mereka butuhkan dari luar negeri.

Nah, karena mereka harus menyerahkan uang muka terlebih dahulu, maka uang beredar bisa dikendalikan dari sisi impor oleh bank sentral dengan adanya instrumen kebijakan moneter ini dengan menetapkan persentase uang muka yang harus dibayar oleh pihak importir.

Baca juga: 9 Dampak Negatif Inflasi dan Cara Tepat Mengatasinya

Penutup

Demikian penjelasan dari kami tentang berbagai instrumen kebijakan moneter yang bisa diterapkan oleh bank sentral, selaku pihak independen.

Bisa kita simpulkan bahwa berbagai instrumen kebijakan moneter tersebut adalah operasi di pasar terbuka, menyesuaikan tingkat suku bunga diskonto, menyesuaikan giro wajib minimum atau gwm, kredit selektif, pembujukan moral, dan instrumen lain, seperti pengguntingan uang, pembersihan uang serta penetapan uang muka impor.

Selaku pihak pebisnis, maka hal lainnya yang harus Anda pahami adalah pencatatan laporan keuangan dan juga pengelolaan keuangan perusahaan. Kenapa harus dilakukan? Karena berbagai instrumen kebijakan moneter yang dilakukan oleh suatu negara tentu akan mempengaruhi para pebisnis di dalamnya.

Untuk itu, jika pengelolaan keuangan bisa dilakukan dengan baik, maka setiap penerapan kebijakan moneter pun bisa tidak terlalu berdampak negatif pada bisnis.

Nah, untuk lebih memudahkan Anda dalam mengelola keuangan perusahaan, maka gunakanlah software akuntansi dari Accurate Online.

Accurate Online sudah dilengkapi dengan berbagai fitur yang lengkap untuk membantu Anda dalam mengelola keuangan perusahaan di mana saja dan di mana saja, karena software ini dikembangkan dengan basis cloud system.

Tertarik? Anda bisa langsung menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari dengan klik tautan gambar di bawah ini.accurate 3 banner bawah

ekonomikeuanganbanner
Promo AOL ResolusiJadiAksi
Ibnu
Lulusan S1 Ekonomi dan Keuangan yang menyukai dunia penulisan serta senang membagikan berbagai ilmunya tentang ekonomi, keuangan, investasi, dan perpajakan di Indonesia

Artikel Terkait