Pernahkah Anda merasa bingung membedakan mana kebutuhan mendesak dan mana keinginan sesaat? Di tengah gaya hidup yang serba cepat dan instant saat ini, memahami klasifikasi kebutuhan menjadi sangat penting untuk mencapai financial freedom.
Artikel kali ini akan mengajak Anda mendalami tiga tingkatan kebutuhan – primer, sekunder, dan tersier – beserta cara cerdas mengelolanya.
Ayo simak pembahasan menarik tentang bagaimana menyeimbangkan kebutuhan dasar dengan lifestyle modern, tips budgeting pintar, dan rahasia meraih kestabilan finansial jangka panjang.
Pengertian kebutuhan primer, sekunder, dan tersier
Kebutuhan primer merupakan kebutuhan paling mendasar dan mutlak dipenuhi untuk bertahan hidup. Para ahli ekonomi sering menyebutnya sebagai basic needs atau kebutuhan pokok.
Kebutuhan primer mencakup sandang (pakaian), pangan (makanan & minuman), dan papan (tempat tinggal). Tanpa terpenuhinya kebutuhan primer, manusia akan mengalami kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari.
Sebagai contoh, Anda membutuhkan makanan bergizi untuk mendapatkan energi, pakaian untuk melindungi tubuh, serta rumah sebagai tempat berlindung.
Berikutnya, kebutuhan sekunder hadir sebagai pelengkap kebutuhan primer. Meski tidak sepenuhnya vital, kebutuhan sekunder berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup atau quality of life.
Beberapa contoh kebutuhan sekunder adalah perabotan rumah tangga, kendaraan bermotor, gadget, atau fasilitas pendidikan. Kebutuhan sekunder setiap orang bisa berbeda-beda, tergantung pada lifestyle, pekerjaan, dan lingkungan sosialnya.
Tingkatan terakhir adalah kebutuhan tersier, atau sering disebut sebagai luxury needs. Kebutuhan tersier lebih mengarah pada barang-barang mewah dan kesenangan.
Mobil mewah, perhiasan, wisata ke luar negeri, atau koleksi barang branded masuk dalam kategori kebutuhan tersier. Pemenuhan kebutuhan tersier biasanya dilakukan setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi dengan baik.
Memahami ketiga tingkatan kebutuhan tersebut akan membantu Anda menentukan prioritas dalam mengelola keuangan.
Financial planner profesional menyarankan untuk mengalokasikan anggaran dengan proporsi: 50-60% untuk kebutuhan primer, 30-40% untuk kebutuhan sekunder, dan 10-20% untuk kebutuhan tersier.
Dengan menerapkan prinsip tersebut, Anda akan lebih terbantu dalam menciptakan financial stability dalam jangka panjang.
Baca juga: Bisnis Kebutuhan Primer: Kunci Stabilitas Usaha di Tengah Ekonomi yang Fluktuatif
Perbedaan kebutuhan primer, sekunder, dan tersier
1. Perbedaan kebutuhan primer
Kebutuhan primer merupakan kebutuhan paling mendesak dan harus segera dipenuhi. Sifatnya tidak bisa ditunda karena menyangkut keberlangsungan hidup manusia.
Ketika Anda tidak bisa memenuhi kebutuhan primer, aktivitas sehari-hari Anda akan terganggu bahkan membahayakan kesehatan.
Contohnya seperti makan tiga kali sehari, minum air putih secukupnya, dan tempat tinggal sebagai shelter.
Para ahli ekonomi menyebut kebutuhan primer sebagai necessity goods karena sifatnya mutlak dan berlaku untuk semua orang, tanpa memandang status sosial atau tingkat ekonomi.
2. Perbedaan kebutuhan sekunder
Tingkat kedua adalah kebutuhan sekunder, berfungsi sebagai penunjang kebutuhan primer. Kebutuhan sekunder bersifat additional atau tambahan untuk meningkatkan standard of living.
Menariknya, kebutuhan sekunder setiap orang bisa berbeda sesuai profesi dan gaya hidupnya.
Misalnya, bagi seorang content creator, laptop dan kamera menjadi kebutuhan sekunder penting. Sedangkan bagi seorang guru, buku referensi dan alat peraga mengajar masuk dalam kategori kebutuhan sekunder.
Pemenuhan kebutuhan sekunder dapat ditunda namun tetap penting untuk mendukung produktivitas.
3. Perbedaan kebutuhan tersier
Kebutuhan tersier berada di tingkat paling atas, sering dikaitkan dengan lifestyle mewah atau luxury items. Karakteristik utama kebutuhan tersier adalah sifatnya tidak mendesak dan pemenuhannya bisa ditunda.
Kebutuhan tersier lebih mengarah pada keinginan atau wants dibanding kebutuhan atau needs. Contohnya seperti perhiasan branded, mobil sport, atau liburan ke destinasi exotic.
Menariknya, seiring perkembangan ekonomi, beberapa item tersier bisa “turun kasta” menjadi sekunder. Misalnya, smartphone dulunya termasuk barang mewah, kini sudah menjadi kebutuhan sekunder bagi banyak orang.
Dengan memahami perbedaan ketiga jenis kebutuhan di atas, Anda akan lebih terbantu dalam membuat skala prioritas dalam pengelolaan keuangan.
Baca juga: Kebutuhan Tersier: Pengertian, Faktor, dan Contoh Kebutuhan Tersier
Cara mengelola kebutuhan primer, sekunder, dan tersier
1. Mengelola kebutuhan primer secara efektif
Langkah pertama mengelola kebutuhan primer adalah membuat priority list pengeluaran bulanan. Anda perlu mencatat setiap pengeluaran untuk makanan, minuman, dan tempat tinggal.
Metode tracking expenses akan membantu Anda dalam memahami pola konsumsi sehari-hari. Mencari alternatif hemat bisa dilakukan dengan berbelanja di pasar tradisional atau memasak sendiri di rumah.
Monthly budget planning untuk kebutuhan primer sebaiknya dialokasikan sekitar 50% dari total pendapatan. Penghematan bisa dilakukan melalui pemilihan bahan makanan musiman atau mencari tempat tinggal dengan harga sewa yang terjangkau.
2. Mengoptimalkan pengelolaan kebutuhan sekunder
Kebutuhan sekunder memerlukan pendekatan smart spending. Anda bisa menerapkan sistem wants vs needs analysis sebelum membeli barang-barang penunjang.
Misalnya, ketika membeli gadget baru, pertimbangkanlah spesifikasi sesuai kebutuhan, bukan sekadar mengikuti tren. Price comparison antar toko online dan offline perlu dilakukan untuk mendapatkan harga terbaik.
Alokasi dana untuk kebutuhan sekunder sebaiknya tidak melebihi 30% dari pendapatan. Manfaatkanlah momen seasonal sale atau special discount untuk pembelian barang-barang sekunder.
3. Mengatur kebutuhan tersier dengan bijak
Pengelolaan kebutuhan tersier membutuhkan self control dan perencanaan yang matang. Anda bisa membuat saving goals khusus untuk memenuhi keinginan akan barang-barang mewah.
Delayed gratification menjadi kunci sukses dalam mengelola kebutuhan tersier. Alokasikan maksimal 20% pendapatan untuk kebutuhan tersier.
Pertimbangkan juga menggunakan metode reward system, dimana Anda baru membeli barang tersier setelah mencapai target finansial tertentu.
Penerapan financial management yang terpadu akan membantu Anda dalam menyeimbangkan ketiga jenis kebutuhan tersebut.
Emergency fund minimal 3-6 bulan pengeluaran wajib disiapkan sebelum memenuhi kebutuhan tersier. Monthly review pengeluaran juga akan membantu mengidentifikasi area pemborosan dan peluang penghematan.
Digital banking tools dan aplikasi pencatat keuangan bisa Anda coba dimanfaatkan untuk monitoring pengeluaran secara real-time. Kunci sukses pengelolaan kebutuhan adalah disiplin dan konsistensi dalam menjalankan rencana keuangan.
Baca juga: Pengertian Kebutuhan Sekunder, Faktor Mempengaruhi dan Contohnya
Penutup
Mengelola kebutuhan hidup memerlukan perencanaan yang matang dan sistem pencatatan yang terstruktur. Kebutuhan primer sebagai prioritas utama membutuhkan alokasi dana sekitar 50% dari total pendapatan.
Melalui expense tracking dan budget planning, Anda dapat memantau pengeluaran untuk makanan, minuman, dan tempat tinggal secara efisien.
Kebutuhan sekunder dengan porsi ideal 30% dari pendapatan memerlukan analisis yang mendalam sebelum melakukan pembelian. Smart spending dan price comparison menjadi metode ampuh mengoptimalkan pengeluaran.
Sementara kebutuhan tersier sebaiknya dibatasi maksimal 20% dari pendapatan, didukung dengan sistem delayed gratification dan reward system.
Accurate Online hadir sebagai solusi financial management modern untuk membantu Anda mengelola ketiga aspek kebutuhan tersebut.
Software akuntansi berbasis cloud ini siap memudahkan pencatatan dan monitoring keuangan Anda secara real-time. Fitur expense categorization di dalamnya akan membantu Anda mengklasifikasikan pengeluaran sesuai prioritas kebutuhan.
Keunggulan Accurate Online semakin lengkap dengan integrasi bersama Accurate POS, aplikasi kasir digital untuk memudahkan transaksi bisnis Anda.
Seluruh data penjualan dari Accurate POS akan secara otomatis tersinkronisasi ke sistem akuntansi, sehingga akan menciptakan seamless operation dalam bisnis Anda.
Program loyalitas pelanggan dari Bliss juga akan melengkapi ekosistem bisnis digital Anda. Melalui Bliss, Anda dapat mengelola customer relationship dan meningkatkan customer retention melalui sistem poin dan reward menarik.
Jadi, manfaatkanlah teknologi untuk mengoptimalkan pengelolaan kebutuhan hidup Anda. Financial planning menjadi lebih mudah dengan dukungan sistem terintegrasi dari Accurate Online.
Cash flow management dan budget control dapat dilakukan dari mana saja dan kapan saja.
Mulai langkah transformasi digital bisnis Anda sekarang juga! Accurate Online menawarkan masa trial gratis untuk merasakan kemudahan mengelola keuangan.
Klik gambar di bawah ini untuk mencoba Accurate Online gratis!.
Jangan biarkan pengelolaan kebutuhan hidup membebani pikiran Anda. Biarkan Accurate Online menjadi partner tepercaya dalam mengatur keuangan dan mengembangkan bisnis Anda ke level berikutnya.
Referensi:
- Mankiw, N. G. (2020). Principles of Economics, 9th Edition. Cengage Learning.
- https://www.bi.go.id/id/edukasi