9 Naga: Mengenal Para Konglomerat di Balik Kekuatan Ekonomi Indonesia

22 Apr 2025 | Ditulis oleh: Ibnu Ismail
Apa itu 9 Naga? Siapa Sajakah Mereka? Ini Jawabannya!
source envato.

Pernahkah Anda mendengar istilah 9 naga dalam percakapan sehari-hari atau berita ekonomi? Istilah 9 naga merujuk pada sekelompok konglomerat keturunan Tionghoa dengan pengaruh besar terhadap perekonomian Indonesia.

Meski sering disebut dengan angka sembilan, identitas dan jumlah pasti dari kelompok powerful ini masih menjadi perdebatan hingga saat ini.

Para businessman ini menguasai berbagai sektor bisnis utama seperti perbankan, properti, energi, dan media, sehingga mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan ekonomi di negara kita.

Penasaran siapa saja mereka dan bagaimana mereka membangun empire bisnis mereka? Baca terus artikel ini sampai selesai untuk mengetahui fakta menarik tentang para tycoon yang dijuluki 9 naga tersebut!

Sejarah munculnya istilah 9 naga

Istilah 9 naga telah lama menjadi bagian dari perbincangan masyarakat Indonesia, terutama dalam konteks ekonomi dan politik.

Asal-usul istilah ini dapat ditelusuri kembali ke era Orde Baru, ketika hubungan antara pengusaha dan pemerintah sangat erat dan saling menguntungkan. Pada masa itu, 9 naga atau yang dikenal juga sebagai ‘Gang of Nine’ memiliki konotasi negatif dan misterius.

Istilah tersebut mengacu pada investigasi majalah Tempo berjudul “Mafia Bisnis Tommy Winata”, istilah 9 naga merujuk pada sekelompok pengusaha berpengaruh yang menguasai berbagai bisnis remang-remang, mulai dari perjudian, perdagangan obat-obatan terlarang, hingga penyelundupan.

Konon, kelompok ini memiliki koneksi kuat dengan pihak berwenang, sehingga aktivitas mereka sulit tersentuh hukum.

Angka sembilan dalam istilah ini memiliki makna simbolis dalam budaya Tionghoa. Sembilan dianggap sebagai angka keberuntungan tertinggi, melambangkan keabadian dan dominasi.

Sementara itu, naga dalam berbagai budaya Asia, khususnya Tionghoa, merupakan simbol kekuatan, kekayaan, dan kendali. Kombinasi kedua elemen ini memperkuat persepsi tentang besarnya pengaruh kelompok tersebut.

Seiring berjalannya waktu, makna istilah 9 naga mengalami pergeseran. Pasca era Orde Baru, istilah ini menjadi lebih netral dan umumnya digunakan untuk merujuk pada sekelompok pengusaha keturunan Tionghoa dengan pengaruh besar dalam perekonomian Indonesia.

Para pengusaha ini dianggap menguasai berbagai sektor penting seperti perbankan, properti, media, dan energi.

Meskipun istilah 9 naga sering disebut-sebut, tidak ada daftar resmi atau pengakuan terbuka dari individu-individu tertentu sebagai bagian dari kelompok ini.

Beberapa nama pengusaha ternama kerap dikaitkan dengan 9 naga, namun sebagian besar membantah keterlibatan mereka.

Misalnya, Tommy Winata, salah satu pengusaha terkemuka Indonesia, menyatakan bahwa ia baru mendengar istilah tersebut pada tahun 1999.

Hingga kini, identitas pasti anggota 9 naga masih menjadi misteri. Spekulasi dan rumor terus beredar di masyarakat, yang menambah aura misterius sekaligus powerful dari kelompok ini.

Terlepas dari kontroversi seputar keberadaannya, istilah 9 naga telah menjadi bagian dari lexicon ekonomi dan politik Indonesia, mencerminkan persepsi publik tentang adanya sekelompok elit bisnis dengan pengaruh luas di negeri ini.

Baca juga: Redistribusi Vertikal: Konsep Penting dalam Struktur Ekonomi Sosial

Bagaimana 9 naga memengaruhi ekonomi Indonesia?

Para konglomerat 9 naga memiliki pengaruh luar biasa terhadap perekonomian Indonesia, seperti:

1. Penyerapan tenaga kerja

Bisnis-bisnis milik 9 naga mampu menyerap banyak tenaga kerja di Indonesia. Perusahaan-perusahaan besar seperti Grup Djarum, Lion Air Group, dan Mayapada Group mempekerjakan ribuan orang, sehingga berkontribusi pada penurunan angka pengangguran.

Lapangan kerja tersebut tersebar di berbagai sektor industri, sehingga mampu memberikan kesempatan bagi masyarakat dari berbagai latar belakang pendidikan.

2. Kontribusi pada pertumbuhan ekonomi

Para anggota 9 naga telah memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Investasi mereka di berbagai sektor seperti properti, perbankan, manufaktur, dan ritel telah meningkatkan produktivitas nasional.

Bahkan saat kondisi ekonomi Indonesia tumbuh lambat dalam lima tahun terakhir (2020-2024), sebagian besar bisnis mereka justru meningkat dan terus menggurita.

3. Inovasi dan teknologi

Kelompok 9 naga juga berperan sebagai pionir dalam mengadopsi teknologi baru dan menciptakan produk inovatif.

Mereka memperkenalkan business model dan technology terbaru ke pasar Indonesia, yang mana hal tersebut meningkatkan daya saing produk lokal di kancah global.

Jaringan bisnis internasional mereka memungkinkan akses ke global market dan teknologi mutakhir.

4. Pengaruh pada kebijakan ekonomi

Kekuatan ekonomi 9 naga memberikan mereka pengaruh yang tidak langsung pada arah kebijakan ekonomi Indonesia.

Dominasi mereka di sektor-sektor strategis membuat pemerintah perlu mempertimbangkan kepentingan mereka dalam merumuskan regulasi ekonomi.

Meski demikian, tantangan bagi Indonesia adalah menciptakan lingkungan bisnis kompetitif dan inklusif agar manfaat pertumbuhan ekonomi dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat.

Baca juga: Redistribusi Horizontal: Apa dan Bagaimana Penerapannya dalam Dunia Bisnis?

Siapa saja 9 naga dan apa bisnis utamanya?

Istilah 9 naga sering terdengar dalam perbincangan ekonomi Indonesia. Para konglomerat keturunan Tionghoa ini memiliki pengaruh besar dalam perekonomian nasional melalui berbagai sektor bisnis mereka.

Meski tidak ada daftar resmi tentang keanggotaan kelompok ini, namun berikut ini adalah beberapa nama yang sering dikaitkan:

1. Robert Budi Hartono

Pemilik Grup Djarum, Robert Budi Hartono menguasai berbagai bisnis, mulai dari rokok, elektronik (Polytron), e-commerce (Blibli.com), hingga media (streaming Mola TV).

Beliau juga memegang 54,94% saham Bank Central Asia (BCA) melalui PT Dwimuria Investama Andalan.

Kekayaan Budi Hartono mencapai USD23,8 miliar atau sekitar Rp360 triliun, yang mana hal tersebut menjadikannya sebagai orang terkaya di Indonesia.

2. Rusdi Kirana

Pendiri Lion Air Group, Rusdi Kirana mengendalikan beberapa maskapai penerbangan seperti Lion Air, Wings Air, Batik Air, Malindo Air, dan Thai Lion Air.

Perusahaannya beroperasi di Indonesia, Malaysia, dan Thailand dengan lebih dari 120 destinasi penerbangan. Kekayaan Rusdi Kirana mencapai USD835 juta atau sekitar Rp12,6 triliun.

3. Sofjan Wanandi

Pendiri Santini Group (sebelumnya Gemala Group), Sofjan Wanandi memiliki bisnis di sektor otomotif, properti, farmasi, dan tambang bauksit di Kalimantan.

Beliau juga memiliki klub sepak bola Inggris, Tranmere Rovers. Kekayaannya diperkirakan mencapai Rp8,78 triliun.

4. Edwin Soeryadjaya

Anak dari pendiri PT Astra International, Edwin Soeryadjaya memiliki peran penting dalam PT Astra International Tbk dan mendirikan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). Kekayaannya ditaksir mencapai Rp27,3 triliun.

5. Jacob Soetoyo

Presiden direktur PT Gesit Sarana Perkasa, Jacob Soetoyo juga memiliki 77% saham di PT Alakasa Industrindo Tbk. dan berbagai aset properti di Jakarta

Beliau terlibat dalam pembangunan hotel JS Luwansa.

6. James Riady

Anak sulung Mochtar Riady, James Riady mengelola Lippo Group dengan investasi di bidang real estate, ritel, perhotelan, kesehatan, pendidikan, media, telekomunikasi, dan layanan keuangan.

7. Tommy Winata

Pendiri Artha Graha Group pada 1990, Tommy Winata menguasai bisnis di bidang perbankan (Bank Artha Graha Internasional), properti (Hotel Borobudur dan SCBD), pertambangan, ritel, media, dan telekomunikasi. Kekayaannya diperkirakan mencapai Rp12 triliun.

8. Anthony Salim

Anak dari Sudono Salim, Anthony Salim mengelola Salim Group dengan bisnis di sektor consumer goods (Indofood), ritel, perbankan, dan energi.

Kekayaannya mencapai USD7,5 miliar atau sekitar Rp114 triliun.

9. Dato Sri Tahir

Pendiri Mayapada Group, Dato Sri Tahir mengelola bisnis di sektor keuangan (Bank Mayapada Internasional), layanan kesehatan, rumah sakit, dan asuransi.

Baca juga: Kebijakan Ekonomi Moneter Ekspansif dan Bedanya dengan Moneter Kontraktif

Penutup

Jadi, istilah 9 naga merujuk pada sekelompok konglomerat keturunan Tionghoa dengan pengaruh besar terhadap perekonomian Indonesia.

Para pengusaha ini menguasai berbagai sektor bisnis utama seperti perbankan, properti, energi, dan media.

Beberapa nama yang sering dikaitkan dengan kelompok 9 naga, antara lain adalah Robert Budi Hartono (Grup Djarum), Rusdi Kirana (Lion Air Group), Sofjan Wanandi (Santini Group), Edwin Soeryadjaya (Saratoga), Jacob Soetoyo (Gesit Sarana Perkasa), James Riady (Lippo Group), Tommy Winata (Artha Graha), Anthony Salim (Salim Group), dan Dato Sri Tahir (Mayapada Group).

Pengaruh 9 naga terhadap ekonomi Indonesia sangat besar. Bisnis-bisnis mereka menyerap banyak tenaga kerja, berkontribusi pada penurunan angka pengangguran, dan menjadi pionir dalam mengadopsi teknologi baru.

Menariknya, di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat dalam lima tahun terakhir (2020-2024), bisnis kelompok 9 naga justru terus meningkat dan menggurita.

Untuk Anda para pengusaha dan pebisnis, mengelola keuangan dengan tepat merupakan kunci kesuksesan.

Accurate Online hadir sebagai software akuntansi terbaik di Indonesia untuk membantu Anda mencatat pembukuan dengan mudah.

Kini Accurate Online telah terintegrasi dengan aplikasi kasir digital Accurate POS dan program loyalitas pelanggan Bliss, menjadikan pengelolaan bisnis Anda semakin efisien.

Ingin bisnis Anda berkembang pesat seperti para konglomerat 9 naga? Mulailah dengan manajemen keuangan terbaik.

Coba Accurate Online secara gratis sekarang juga dengan klik tautan gambar di bawah!

Referensi:

  1. Sembilan Naga – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
  2. Kumpulan Orang-orang Kaya di Indonesia, Ini Sejarah Istilah 9 Naga
  3. Sejarah Munculnya Sembilan Naga, Kisah Kelompok Misterius dalam Dunia Bisnis Indonesia, Siapa Mereka – Bangkapos.com
  4. Anthony Salim Lulusan Apa? Ini Riwayat Pendidikan Konglomerat yang Dijuluki 9 Naga Indonesia – PAGE ALL : Okezone Edukasi
ekonomikeuanganbanner

Efisiensi Bisnis dengan Satu Aplikasi Praktis!

Konsultasikan kebutuhan bisnismu dengan tim kami.

Jadwalkan Konsultasi
artikel-sidebar

Download E-Book Peluang Bisnis Potensial 2025

Inilah 3 Peluang Bisnis yang Diprediksi Bersinar di 2025.

Ibnu Ismail
Berawal dari hobi berkembang hingga profesi, tak sekedar fokus menulis di bidang ekonomi dan keuangan, saat ini Saya juga menggeluti SEO dan SEM secara lebih mendalam.

Artikel Terkait