Pasar Monopsoni: Pengertian, Ciri-ciri, Dampak, Contoh

oleh | Okt 7, 2024

source envato.

Pasar Monopsoni: Pengertian, Ciri-Ciri, Kelebihan, dan Kekurangannya

Pasar monopsoni adalah salah satu bentuk pasar yang mana didalamnya hanya terdapat satu pelanggan dan suatu korporasi akan berperan sebagai satu-satunya pihak pembeli sekaligus yang mengontrol suatu konten pasar.

Nah, beberapa dari Anda mungkin masih ada yang masih awam tentang jenis pasar ini dalam suatu kegiatan ekonomi.

Untuk itu, pada kesempatan kali ini kami akan membahas secara lengkap tentang pengertian monopsoni, ciri-ciri, kelebihan dan kekurangan pasar monopsoni.

Pengertian Pasar Monopsoni

Pengertian pasar monopsoni adalah suatu kondisi yang mana suatu perusahaan atau bisnis atau individu menguasai penerimaan pasokan atau menjadi satu-satunya pembeli atas suatu produk barang atau jasa yang ada di suatu pasar komoditas.

Pengertian lain dari pasar monopsoni adalah suatu bentuk pasar yang didalamnya hanya ada satu pembeli saja, yang biasanya berupa satu pelaku usaha, yang menjadi pembeli tunggal, sehingga mereka menguasai pasar komoditas.

Pasar monopsoni adalah salah satu bentuk persaingan yang tidak sempurna, yang mana pasar tersebut belum terorganisir secara baik.

Biasanya, kondisi pasar monopsoni ini terjadi di beberapa daerah perkebunan dan industri hewan potong ayam, sehingga posisi tawar menawar dalam harga bagi para petani sangatlah tidak wajar.

Artinya, ada satu atau sekelompok pengusaha pada pasar ini yang menjadi pengendali pasar tersebut, yang membuat potensi persaingan menjadi kian tidak sehat.

Karena pasar monopsoni hanya mempunyai satu pembeli dan beberapa penjual saja, maka para pedagang pada pasar tersebut hanya bisa bergantung pada satu pembeli tersebut.

Hal ini terjadi karena beberapa alasan, seperti kondisi pasar yang kurang memadai, lokasi yang sulit dijangkau, tingginya biaya operasional, dll.

Baca juga: Pengertian Ekspor dan Impor: Tujuan, Manfaat, dan Komoditasnya

Faktor Terbentuknya Pasar Monopsoni

Seperti yang sudah disinggung sedikit sebelumnya, bahwa pasar monopsoni biasa terjadi di daerah industri hewan potong atau perkebunan.

Hal ini terjadi ketika para petani tidak memiliki hak dalam hal tawar menawar harga.

Sementara itu, beberapa faktor yang bisa menyebabkan adanya pasar monopsoni adalah:

  • Tidak adanya pembeli yang antusias di pasar tersebut,
  • Lokasi produsen yang sulit dijangkau, serta
  • Tingginya biaya operasional.

Salah satu contoh dari adanya pasar monopsoni ini adalah pasar sayuran dan juga ternak sapi perah yang ada pada suatu daerah terpencil.

Karena terhambat oleh jarak sehingga produk yang dimiliki sulit untuk disalurkan ke tempat lain untuk menjual produk tersebut ke konsumen.

Sehingga membuat para petani dan peternak menjual produknya pada satu pembeli secara borongan atau dengan harga yang murah.

Dampak Pasar Monopsoni

1. Harga yang Rendah bagi Pemasok

Dalam pasar monopsoni, satu-satunya pembeli memiliki kekuatan besar untuk menentukan harga beli barang atau jasa.

Hal ini sering kali mengarah pada harga yang lebih rendah, karena pemasok tidak memiliki alternatif pembeli lain.

2. Penurunan Kualitas Produk

Karena harga yang ditekan oleh monopsonis (pembeli tunggal), pemasok atau produsen mungkin dipaksa untuk menurunkan biaya produksi.

Hal ini dapat berdampak pada penurunan kualitas barang atau jasa yang mereka tawarkan.

3. Pengurangan Laba untuk Pemasok:

Para pemasok mungkin menerima pendapatan lebih sedikit daripada yang seharusnya mereka dapatkan dalam pasar yang lebih kompetitif.

Dengan begini, bisa menyebabkan pemasok lebih kecil kesulitan bertahan atau bahkan keluar dari pasar.

Baca juga: Mengenal Jenis-jenis Pasar dan Karakteristiknya

Ciri-ciri Pasar Monopsoni

ciri ciri pasar monopsoni

ilustrasi pasar monopsoni. source envato

Seperti yang sudah sempat dibahas, pasar monopsoni adalah salah satu pasar persaingan yang tidak sempurna, yang mana di dalamnya belum bisa terorganisir secara baik.

Ciri-ciri dari pasar ini adalah:

1. Hanya ada Satu Pembeli

Karena hanya ada satu pembeli saja pada pasar monopsoni, maka pembeli tersebut pun memiliki keuntungan dari sisi harga dan juga kualitas produk

Setiap produsen pada umumnya akan berada pada posisi menerima penawaran yang diajukan pembeli agar produknya tersebut bisa terjual, walau dengan harga yang cenderung murah.

Para pembeli tersebut umumnya akan menjual kembali produk tersebut ke produsen dengan harga yang lebih mahal agar bisa mendapatkan keuntungan.

2. Harga Ditentukan oleh Pembeli

Pihak pembeli memiliki kuasa penuh atas harga yang ada di pasar tersebut.

Sehingga, tidak jarang harga yang ditawarkan tidak sesuai dengan apa yang para petani harapkan, namun mereka tetap akan menerimanya karena sulit untuk mendapatkan pembeli lain.

Meskipun pembeli menguasai harga tersebut, namun tetap ada ketentuan dan juga aturan yang didalamnya harus bisa dipertimbangkan, seperti harus disesuaikan dengan harga pasaran yang ada.

3. Produknya adalah Bahan Mentah

Umumnya, produk yang diperdagangkan pada pasar monopsoni adalah produk mentah yang mana pembeli tersebut nantinya akan menjual produk tersebut ke pihak lain.

4. Pendapatan yang Tidak Merata

Umumnya, pasar ini sering sekali tidak ada ketidakadilan, yang mana pihak produsen atau petani tidak mempunyai peran dalam hal menentukan harga.

Hal ini akan sulit untuk berkembang karena produk yang mereka jual dibeli dengan harga murah.

Sebaliknya, para pembeli akan mendapatkan keuntungan yang banyak dari kedua pihak, yaitu dari produsen atau petani dan dari konsumen yang membeli produk tersebut darinya.

5. Sering terjadi Perselisihan

Perselisihan yang terjadi antara pihak pembeli dan penjual dalam pasar ini sudah dianggap hal yang biasa.

Kondisi tersebut tentu saja terjadi karena harga yang diajukan oleh pihak pembeli sangat jauh dari harapan para penjual sehingga mereka merasa sangat dirugikan.

Perselisihan juga bisa terjadi karena adanya pihak ketiga, seperti pihak pemerintah yang belum mengatur harga produk antar kedua belah pihak.

Baca juga: Definisi Pasar Persaingan Sempurna, Ciri, Kelebihan, Dan Kekurangannya

Kelebihan dan Kekurangan Pasar Monopsoni

Ada beberapa kelebihan dan kekurangan pasar monopsoni yang harus Anda ketahui, diantaranya adalah:

Kelebihan Pasar Monopsoni

1. Kualitas Barang yang Terjamin

Dalam pasar monopsoni, kekuasaan penuh dikendalikan oleh pihak pembeli. Untuk itu, para pedagang di dalamnya harus mampu memenuhi keperluan konsumen mereka, baik itu dari sisi kualitas ataupun dari harganya.

Apabila kualitas produk yang pedangan jual ternyata rendah, maka pihak pembeli tidak akan mau membeli produk tersebut.

Untuk itu, hal tersebut tentunya akan menimbulkan kerugian yang sangat besar untuk para pedagang, karena mereka akan kesulitan untuk menemukan pembeli lain.

Pihak pembeli hanya akan mau mengambil produk barang yang berkualitas terbaik saja. Untuk itu, para pedagang harus bisa menjaga atau meningkatkan kualitas dari produknya.

2. Meningkatnya Kreativitas dan Adanya Inovasi Baru

Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh pedagang jika ingin memperoleh keuntungan yang tinggi dengan biaya produksi yang rendah adalah dengan meningkatkan inovasinya pada bidang bisnis yang mereka kerjakan dan juga pada produk yang mereka mampu hasilkan.

3. Kemudahan Menentukan Harga

Seperti yang sebelumnya sudah dijelaskan, yang menentukan harga produk pedagang adalah pihak pembeli.

Untuk itu, para pembeli akan sangat mudah untuk menentukan harga di pasar monopsoni.

Harga yang mereka tentukan juga tidak terikat oleh deflasi atau inflasi negara. Selain itu, para pembeli juga akan menetapkan harga yang sama untuk seluruh penjual di dalamnya.

4. Jalur Distribusi yang Lebih Lancar

Pihak pembeli yang ada pada pasar monopsoni ini akan melakukan perdagangan dengan sistem borongan atau grosir.

Untuk itu, jalur penjualan dalam hal perdagangan tidak akan bisa berkurang. Sementara itu, proses produksi akan terus berlangsung.

Kelemahan Pasar Monopsoni

1. Tidak Adilnya Perilaku Pembeli

Seringkali pihak pembeli mengajukan harga tanpa mempertimbangkan kondisi yang sedang dialami oleh pihak pedagang atau dalam kondisi ekonomi yang para pedagang alami.

Hal tersebut terjadi karena mereka hanya memikirkan kepentingannya sendiri.

Contoh sederhananya, pembeli tidak ingin meningkatkan harga beli nya karena faktor inflasi, padahal proses produksi yang dilakukan penjual sangatlah mahal.

2. Pihak Pembeli tidak Memperdulikan Penjual

Kekuasaan yang sepenuhnya dipegang oleh pembeli seringkali mereka salah gunakan.

Dengan adanya kekuasaan tersebut, mereka tidak wajib mendengarkan keluhan yang dialami oleh pihak pedagang, seperti dari sisi harga, proses produksi dan lamanya produksi.

Hal tersebut pastinya akan merugikan pihak penjual, karena pembeli tersebut bersikap sangat egois saat membelanjakan keuntungan pribadinya.

3. Masalah Ekonomi hanyalah Tanggungan Penjual Saja

Pihak pembeli sangat jarang sekali mengalami masalah perekonomian dalam hal ini.

Kenapa? Karena mereka mempunyai kemampuan untuk bisa membuat keputusan yang hanya menguntungkan dirinya saja.

Itu artinya, pihak operator komersial yang ada di pasar ini harus mampu mengatasi berbagai kondisi ekonomi yang ada, seperti inflasi, deflasi, kekurangan bahan baku, kesulitan produksi, dan masalah lainnya.

Baca juga: Pasar Monopoli dan Oligopoli : Pengertian, Karakteristik, dan Contoh

Larangan Kegiatan Pasar Monopsoni

Larangan terkait kegiatan pasar monopsoni ini sebenarnya sudah diatur dalam UU Pasal 18 No. 5 Tahun 1999.

Merujuk pada ayat 1 tersebut, apabila operator ekonomi atau kelompok operator ekonomi mempunyai 50% saham pada jenis tertentu pada produk barang atau layanan yang dikendalikan.

Maka operator tersebut harus dicurigai sebagai pemilik kendali atas tanda terima pengiriman atau menjadi satu-satunya pembeli pada pasar tersebut.

Contoh Pasar Monopsoni

Dalam contoh-contoh berikut ini, pembeli tunggal atau dominan memiliki kekuatan yang signifikan atas pemasok, yang memengaruhi dinamika harga dan keuntungan bagi penjual.

Di sisi lain, monopsoni dapat memberikan efisiensi dan stabilitas bagi pembeli besar, terutama dalam sektor-sektor yang strategis seperti pertahanan dan pangan.

1. Industri Perkebunan Tembakau

Perusahaan-perusahaan rokok besar seperti Gudang Garam dan Djarum di Indonesia memiliki peran sebagai pembeli dominan atau tunggal terhadap hasil panen tembakau dari petani lokal.

Para petani tembakau sering kali tidak memiliki alternatif pembeli lain selain perusahaan-perusahaan besar tersebut, yang memberi perusahaan kekuatan besar dalam menentukan harga beli.

Hal ini menyebabkan harga tembakau sering ditentukan oleh perusahaan dan bukan pasar bebas.

2. Pembelian Karet oleh Industri Ban

Di Indonesia, industri besar seperti produsen ban (misalnya PT Gajah Tunggal dan PT Bridgestone) bertindak sebagai pembeli utama karet alam dari petani dan perkebunan kecil.

Karena perusahaan ini memiliki kebutuhan karet dalam jumlah besar dan menjadi pembeli dominan, mereka dapat menentukan harga pasar karet.

Para petani karet seringkali tidak memiliki banyak pilihan untuk menjual produknya selain kepada pembeli besar tersebut.

3. Program Beras oleh Perum Bulog:

Pemerintah Indonesia melalui Perum Bulog (Badan Urusan Logistik) berperan sebagai pembeli dominan beras dari petani dalam upaya untuk menjaga stabilitas harga pangan dan stok nasional.

Dalam program stabilisasi pangan, Bulog membeli beras dari petani dan menentukan harga yang disepakati oleh pemerintah.

Maka dari itu, ini menyebabkan Bulog menjadi monopsoni dalam skala tertentu karena petani menjual produk mereka langsung ke Bulog tanpa banyak alternatif pembeli lainnya.

Baca juga: Pasar Barang: Fungsi, Manfaat, Ciri, Jenis, Contoh

Penutup

Demikianlah penjelasan lengkap tentang pasar monopsoni.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka bisa kita simpulkan bahwa pasar monopsoni adalah pasar tidak sempurna yang memberikan paling banyak kerugian pada pihak penjual.

Untuk itu, pihak pemerintah pun melarang adanya praktik pasar monopsoni ini di masyarakat.

Nah, untuk itu, lakukanlah kegiatan jual beli di pasar sempurna, sehingga akan melahirkan keadilan bagi pihak pembeli dan penjual.

Untuk Anda yang ingin lebih sukses melakukan kegiatan jual beli di pasar sempurna, Anda harus melakukan pencatatan keuangan yang lebih teratur dan tepat, agar manajemen keuangan Anda bisa tertata rapi.

Untuk memudahkan Anda dalam melakukan pencatatan keuangan tersebut, Anda bisa menggunakan software akuntansi dari Accurate Online.

Dengan menggunakan aplikasi akuntansi ini, maka Anda akan lebih mudah dalam melakukan berbagai proses akuntansi, mulai dari laporan laba rugi, hingga laporan keuangan.

Accurate Online juga akan memudahkan Anda dalam melakukan berbagai proses akuntansi yang rumit.

Jadi, Anda bisa mencatat seluruh transaksi laporan keuangan Anda dengan cepat. Tertarik? Anda bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini:

ekonomikeuanganbanner

Efisiensi Bisnis dengan Satu Aplikasi Praktis!

Konsultasikan kebutuhan bisnismu dengan tim kami.

Jadwalkan Konsultasi

artikel-sidebar

Ibnu
Lulusan S1 Ekonomi dan Keuangan yang menyukai dunia penulisan serta senang membagikan berbagai ilmunya tentang ekonomi, keuangan, investasi, dan perpajakan di Indonesia

Artikel Terkait