Uang Fiat: Pengertian, Sejarah, Kelebihan, Kekurangan, Dan Bedanya Dengan Uang Komoditas
Pada dasarnya, uang fiat adalah suatu alat pembayaran sah yang dikeluarkan oleh pemerintah dan didalamnya tidak memiliki nilai intrinsik. Bila suatu mata uang konvensional seperti uang koin atau uang logam didukung oleh komoditas fisik seperti emas dan perak, maka uang fiat hanya didukung oleh kelayakan kredit dari pihak pemerintah penerbit.
Lantas, berapa nilai yang ada pada mata uang fiat? Jawabannya adalah ditentukan oleh adanya penawaran dan permintaan. Uang fiat ini diperkenalkan sebagai alternatif uang komoditas dan juga uang representatif. Uang komoditas adalah aset yang dibuat dari logam mulia seperti emas dan perak.
Sedangkan uang representatif adalah yang mewakili klaim atas komoditas yang bisa ditebus.
Daftar Isi
Sejarah Uang Fiat
Bagaimana sejarah terbentuknya mata uang fiat? Sejarah mencatat China adalah negara pertama yang menggunakan mata uang fiat di sekitar abad 10, lebih tepatnya pada masa Dinasti Yuan, Tang, Song, dan Ming, sekitar 618 sampai 907 M.
Kala itu, permintaan yang tinggi pada mata uang logam melebihi pasokan logam mulia sebagai bahan utama pembuatannya. Saat itu, masyarakat China sudah awam dengan penggunaan nota kredit, sehingga mereka sudah tidak kaget saat menerima pembayaran berbentuk selebaran kertas atau wesel.
Akhirnya, kekurangan mata uang koin memaksa orang saat itu untuk menggantinya dengan uang kertas. Ketika masa Dinasti Song berlangsung, suatu bisnis pun berkembang di wilayah Sichuan. Hal tersebut mengakibatkan China mengalami kekurangan uang yang terbuat dari tembaga.
Kondisi tersebut memaksa setiap pedagang menerbitkan catatan pribadi yang dilindungi oleh cadangan moneter yang ada. Hal tersebutlah yang kemudian dianggap sebagai alat pembayaran atau mata uang resmi pertama.
Pada masa Dinasti Yuan, akhirnya uang kertas menjadi satu-satunya alat pembayaran yang sah. Penerbitan uang kertas lantas diserahkan pada Kementerian Keuangan selama Dinasti Ming berlangsung.
Lalu, mata uang ini menyebar ke negara lainnya di dunia dan mulai digunakan di dunia barat di abad ke 18. Mata uang fiat lalu menjadi sangat terkenal di abad ke 20 saat presiden Amerika Serikat Richard Nixon memperkenalkan undang-undang yang membatalkan konversi langsung Dolar AS menjadi emas.
Selama perang dunia berlangsung, sudah banyak negara yang beralih mata uang logam ke mata uang fiat. Tujuannya adalah agar menjadi nilai logam mulianya. Contohnya saja AS yang menggunakan mata uang fiat dengan nama Greenbacks saat masa perang saudara.
Lantas, pemerintah pun menghentikan penukaran uang kertas menjadi perak atau emas dengan adanya keputusan pemerintah.
Agar mata uang bisa tetap sukses digunakan, maka pihak pemerintah harus bisa melindunginya. Hal tersebut dikarenakan mata uang fiat bisa dengan mudah dipalsukan. Selain itu, pihak pemerintah pun harus mampu mengelola persediaan uang dengan baik dan juga bertanggung jawab.
Baca juga: Gold standard (standar emas): Pengertian, Kelebihan dan Kekurangannya
Cara Kerja Uang Fiat
Mata uang fiat tidak didukung dengan komoditas dalam bentuk apapun, melainkan oleh kepercayaan para pemegangnya dengan berdasarkan aturan yang sudah dibuat oleh pemerintah pusat. Uang kertas pun memiliki peran sebagai media jual beli, sehingga setiap orang sudah tidak lagi melakukan pertukaran barang dengan barang atau barter.
Dengan uang kertas ini, maka setiap orang bisa membeli produk atau jasa layanan. Karena uang kertas mempunyai daya jual beli yang sangat kuat, maka setiap orang bisa membuat rencana ekonomi bila memiliki yang kertas. Sama halnya dengan negara yang bisa membuat perencanaan ekonomi.
Namun, nilai yang ada pada mata uang fiat akan sangat tergantung pada performa ekonomi di suatu negara. Seperti bagaimana negara tersebut mengatur tingkat perekonomiannya dan juga berbagai faktor lain yang mempengaruhi tingkat suku bunga.
Negara yang sedang mengalami ketidakstabilan politik mata uang akan cenderung melemah. Sebaliknya, harga komoditas pada negara tersebut akan menjadi meningkat. Kondisi tersebut akan menyebabkan warga negaranya mengalami kesulitan membeli produk yang mereka perlukan.
Mata uang fiat memiliki fungsi dengan baik ketika masyarakat percaya pada kemampuannya dalam melakukan transaksi.
Selain itu, nilai yang ada mada mata uang fiat juga harus bisa didukung oleh kredit penuh pemerintah, selaku pihak pemangku keputusan. Selain itu, pemerintah juga harus mencatatnya sebagai alat pembayaran yang sah yang bisa digunakan untuk melakukan transaksi, bukan pada pihak swasta lain.
Kelebihan Uang Fiat
1. Lebih Mudah Mengikuti Perkembangan Ekonomi
Berbeda dengan uang komoditas yang nilainya adalah berdasarkan sumber daya yang jumlahnya tentu terbatas, umumnya uang fiat diproduksi dengan sumber daya yang bisa diperbaharui, sehingga jumlahnya bisa dibuat oleh otoritas moneter yang mampu mengikuti perkembangan ekonomi yang ada.
2. Mampu Memenuhi Fungsinya Sebagai Mata Uang
Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa fungsi mata uang adalah sebagai alat tukar, media penyimpan dan juga sebagai satuan hitung. Meskipun nilainya tidak berdasarkan pada satu komoditas tertentu, namun uang fiat masih memiliki fungsi penuh tersebut, sehingga jenis mata uang ini sangat banyak digunakan di berbagai negara.
Kekurangan Uang Fiat
1. Lebih Rentan Terhadap Inflasi
Karena uang fiat dibuat dari sumber daya yang mampu diperbarui, maka jumlah suplai pada jenis mata uang ini dalam beberapa kasus sering berlebihan. Jumlah suplai yang terlalu banyak tersebut bisa mengakibatkan tingkat inflasi yang lebih tinggi daripada yang sudah seharusnya.
Terlebih lagi, saat ini sudah banyak beredar uang digital yang pada dasarnya hanyalah angka saja, bukan kertas ataupun koin dan juga sudah sangat tidak berdasar pada harga komoditas apapun.
Kasus inflasi yang terjadi secara berlebihan ini dulu pernah terjadi di Jerman pada tahun 1921 hingga tahun 1293. Kala itu, pihak pemerintah Jerman terpaksa harus membayar kerugian karena perang dunia pertama dan juga tidak bisa lagi mengakses emas sebagai nilai mata uang pada saat itu.
Sehingga, pihak pemerintah Jerman kala itu terpaksa harus mencetak dan mengedarkan mata uang tanpa didasarkan pada komoditas apapun dan melebih dengan apa yang seharusnya. Karena jumlah suplai mata uang tersebut terlalu banyak, maka berbagai harga komoditas pun menjadi melonjak tanpa bisa dikendalikan.
Jumlah suplai yang fiat yang sangat banyak ini juga pernah dialami oleh AS di tahun 2008 yang mengakibatkan krisis finansial. Bedanya dengan Jerman adalah krisis ini dipicu dengan suplai uang fiat dalam bentuk sekuritisasi surat berharga yang tidak berdasarkan pada aset riil yang ada dunia nyata.
2. Lebih Fluktuatif
Hal tersebut diakibatkan karena nilai mata uang fiat hanya berdasarkan kepercayaan publik atas suatu mata uang dan pemerintah sebagai pihak yang menerbitkan mata uang.
Semakin tinggi tingkat kepercayaan publik, maka nilai tukar pada mata uang tersebut akan semakin kuat, pun sebaliknya. Hal tersebut tentunya berbeda dengan emas dan perak yang kualitasnya relatif akan selalu sama.
3. Harus Dikontrol oleh Pemerintah
Agar bisa menghindari krisis yang sama yang pernah terjadi pada tahun 1921, 1929, 1998, dan 2008, maka terpaksa jumlah uang fiat yang beredar di masyarakat harus bisa dikontrol oleh pemerintah pusat. Dalam hal ini, institusi pemerintah yang bertugas dalam mengatur mata uang fiat di Indonesia adalah Bank Indonesia untuk level yang makro dengan dibantu OJK di level yang mikro.
Perbedaan Uang Fiat Dengan Uang Komoditas
Uang komoditas adalah uang yang nilainya diperoleh dari komoditas yang dibuatnya. Berdasarkan definisi ini, wajar saja bila masih banyak orang yang belum mengerti. Uang komoditas merupakan suatu benda yang mempunyai nilai atau fungsi, atau yang umumnya disebut dengan nilai intrinsik.
Nilai yang terdapat di dalam uang komoditas ini umumnya digunakan untuk membeli suatu barang. Itu artinya, uang komoditas adalah benda apapun yang bisa digunakan sebagai alat barter.
Beberapa contoh dari uang komoditas yang pernah digunakan sebagai alat tukar dari dulu hingga saat ini adalah emas, perak, tembaga, sytra, kopi, teh, biji coklat, garam, gandum, jagung, dll. Uang komoditas ini jumlahnya tidak terbatas pada bentuk dan tergantung dari budaya masyarakat setempat.
Selama itu masih bisa digunakan sebagai alat tukar, maka benda tersebut bisa digunakan sebagai uang komoditas. Sebagai contoh, di suatu daerah yang dianggap berharga adalah beras. Namun di wilayah lainnya yang dianggap berharga adalah gandum. Maka keduanya tergolong sebagai uang komoditas.
Baca juga: Sistem Ekonomi Pasar: Pengertian, Karakteristik, Kelebihan dan Kekurangannya
Penutup
Demikianlah penjelasan dari kami tentang uang fiat. Setelah membaca artikel di atas, diharapkan kita semua menjadi lebih paham akan uang fiat dan bisa memilih instrumen keuangan yang tepat untuk menyimpan aset ataupun aset berharga kita.
Untuk perusahaan, setiap aset yang dimilikinya harus bisa dicatat secara lebih tepat, rapi dan akurat di dalam laporan keuangan perusahaan. Agar lebih mudah dalam melakukannya, setiap pebisnis atau pemilik perusahaan bisa menggunakan software akuntansi dari Accurate Online.
Software akuntansi ini sudah dipercaya oleh lebih dari 300 ribu pebisnis di Indonesia karena mampu membantu menyelesaikan berbagai kegiatan akuntansi dan mempermudah mereka dalam melakukan kegiatan bisnis lewat berbagai fitur menarik di dalamnya.
Anda bisa membuktikannya sendiri dengan mencoba Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan gambar di bawah ini.