Mengenal 5 Fase Penting Material Life Cycle dan Cara Menerapkannya

oleh | Jul 31, 2024

source envato.

Pada dasarnya, material life cycle mengacu pada seluruh proses yang dilalui suatu bahan, mulai dari tahap produksi, penggunaan, hingga pembuangan atau daur ulangnya.

Dengan menganalisis setiap fase yang terdapat di dalam material life cycle, Anda bisa mengidentifikasi peluang untuk bisa mengurangi limbah, menghemat biaya operasional, dan meminimalkan dampak lingkungan.

Lalu, apa saja fase tersebut? Bagaimana cara menerapkan strategi material life cycle secara efektif? Baca terus artikel di bawah ini untuk mendapatkan jawabannya

Apa itu material life cycle

Apa itu material life cycle

ilustrasi material life cycle. source envato

Berdasarkan laman ScienceDirect, material life cycle atau siklus hidup material adalah konsep yang menggambarkan keseluruhan perjalanan suatu material dari tahap awal produksinya hingga akhirnya dibuang atau didaur ulang.

Dengan memahami material life cycle, akan bisa merancang produk yang lebih berkelanjutan, mengurangi jejak lingkungan, dan meningkatkan efisiensi sumber daya secara menyeluruh

Baca juga: Product Life Cycle: Pengertian, Tahapan, dan Faktor yang Mempengaruhinya

Fase material life cycle

Fase material life cycle

ilustrasi material life cycle. source envato

1. Ekstraksi dan pengolahan

Fase pertama dari material life cycle adalah ekstraksi dan pengolahan. Di sini, bahan mentah akan diambil dari sumber alam melalui proses seperti penambangan, penggalian, atau pengumpulan.

Setelah bahan mentah diperoleh, maka bahan tersebut harus diolah untuk menjadi material yang bisa digunakan dalam produksi.

Proses tersebut biasanya akan melibatkan berbagai teknik kimia, fisik, atau biologis untuk mengubah bahan mentah menjadi bentuk yang diinginkan. Misalnya, bijih logam diolah menjadi logam murni atau bahan baku plastik diproses menjadi resin.

2. Produksi

Setelah bahan mentah siap, fase berikutnya adalah produksi. Dalam tahap ini, material yang telah diproses akan digunakan untuk membuat produk akhir.

Proses produksi dilakukan dengan berbagai teknik manufaktur, seperti perakitan, pengolahan, atau pencetakan.

Selama fase produksi, efisiensi proses dan penggunaan energi menjadi perhatian utama karena dapat mempengaruhi biaya dan dampak lingkungan dari produk yang dihasilkan.

3. Distribusi

Fase distribusi mencakup semua aktivitas yang terlibat dalam membawa produk dari pabrik ke konsumen akhir, termasuk di dalamnya pengemasan, penyimpanan, dan pengiriman.

Pengemasan tidak hanya bertujuan untuk melindungi produk selama proses transportasi, tetapi juga mempengaruhi efisiensi distribusi.

Proses distribusi harus dirancang secara maksimal agar produk sampai ke konsumen dengan cara yang paling efektif dan efisien.

4. Penggunaan

Fase penggunaan adalah saat di mana produk berada di tangan konsumen dan digunakan sesuai dengan tujuannya.

Pada tahap ini, fokus utamanya adalah pada cara produk digunakan dan seberapa efisien penggunaannya. Beberapa produk bisa sanya memerlukan pemeliharaan atau perawatan khusus agar tetap berfungsi dengan baik.

Efisiensi penggunaan produk juga berdampak pada lingkungan, tergantung pada bagaimana produk tersebut digunakan dan seberapa lama ia bertahan.

5. Pembuangan atau daur ulang

Fase terakhir dalam material life cycle adalah pembuangan atau daur ulang. Setelah produk mencapai akhir masa pakainya, produk tersebut harus dikelola dengan cara yang bisa meminimalkan dampak lingkungan.

Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah pembuangan di tempat pembuangan akhir, proses daur ulang, atau penggunaan kembali material tersebut.

Tujuan dari fase ini adalah untuk mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dan memaksimalkan pemanfaatan kembali bahan-bahan yang masih berguna.

Setiap fase dalam material life cycle akan saling berkaitan dan berkontribusi pada keseluruhan dampak lingkungan dan efisiensi dari produk.

Dengan memahami dan mengelola setiap fase secara efektif, Anda bisa meningkatkan keberlanjutan dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Baca juga: Mengoptimalkan Efisiensi Bisnis Melalui Material Management

Cara menerapkan material life cycle dalam operasional bisnis

Cara menerapkan material life cycle dalam operasional bisnis

ilustrasi material life cycle. source envato

1. Analisis dan evaluasi material

Langkah pertama adalah melakukan analisis yang mendalam terhadap material yang digunakan dalam proses produksi.

Di dalamnya mencakup identifikasi sumber bahan mentah, proses pengolahan, dan dampak lingkungan dari setiap material.

Evaluasi ini akan membantu Anda dalam memilih material yang lebih ramah lingkungan dan mengidentifikasi area yang memerlukan peningkatan dalam hal efisiensi.

Dengan memahami karakteristik dan dampak material, Anda bisa membuat keputusan yang lebih bijak mengenai material yang akan digunakan.

2. Desain produk berkelanjutan

Pada tahap desain produk, Anda harus mempertimbangkan siklus hidup material secara menyeluruh.

Dalam prosesnya, Anda bisa memilih material yang mudah didaur ulang, mengurangi penggunaan bahan yang berpotensi berbahaya, dan merancang produk agar mudah diperbaiki atau dibongkar.

Desain produk yang mempertimbangkan siklus hidup akan membantu Anda dalam mengurangi limbah dan meningkatkan umur pakai produk.

Dengan desain yang berfokus pada keberlanjutan, produk Anda bisa memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah.

3. Optimasi proses produksi

Proses produksi harus dioptimalkan untuk mengurangi pemborosan material dan energi. Caranya bisa dengan menggunakan teknologi secara efisien, mengurangi limbah selama produksi, dan menerapkan berbagai praktik terbaik dalam proses manufaktur.

Anda juga bisa menggunakan metode seperti lean production atau Six Sigma untuk meningkatkan efisiensi.

Dengan mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi proses produksi, Anda tidak hanya bisa mengurangi biaya tetapi juga dampak lingkungan.

4. Manajemen rantai pasokan

Selanjutnya, Anda juga harus memperhatikan supply chain management dengan fokus pada material life cycle, termasuk di dalamnya memilih pemasok yang mampu mematuhi standar keberlanjutan lingkungan dan memiliki praktek ramah lingkungan.

Mengintegrasikan prinsip material life cycle dalam supply chain management akan membantu Anda memastikan bahwa seluruh supply chain Anda berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan

Anda bisa bekerja sama dengan pemasok untuk meminimalkan dampak lingkungan dan meningkatkan transparansi dalam supply chain.

5. Strategi penggunaan dan pemeliharaan

Setelah produk berada di tangan konsumen, Anda juga harus menyediakan informasi tentang cara penggunaan dan pemeliharaan yang benar.

Edukasi konsumen tentang cara merawat produk dengan baik dapat memperpanjang umur pakai produk dan mengurangi kebutuhan akan penggantian.

Selain itu, menyediakan layanan after sales seperti perbaikan atau upgrade dapat meningkatkan nilai produk Anda dan mengurangi limbah.

6. Pengelolaan akhir siklus hidup

Fase akhir dari material life cycle memerlukan manajemen pembuangan atau daur ulang produk yang baik.

Dalam hal ini, Anda harus bisa mengembangkan strategi untuk mengelola produk yang telah mencapai akhir masa pakainya.

Caranya seperti dengan membuat program daur ulang, menjalin kemitraan dengan fasilitas daur ulang, atau menyediakan opsi untuk penggunaan kembali material produk tersebut.

Mengelola akhir siklus hidup produk dengan cara yang efektif akan membantu Anda dalam mengurangi dampak lingkungan dan memaksimalkan pemanfaatan kembali bahan-bahan yang sudah tidak digunakan.

7. Membuat laporan dan penilaian

Terakhir, Anda juga harus secara berkala melaporkan dan mengevaluasi dampak dari penerapan material life cycle.

Contohnya seperti membuat laporan keberlanjutan lingkungan, analisis hasil dari implementasi material life cycle, dan penyesuaian strategi berdasarkan temuan tersebut.

Dengan membuat laporan dan penilaian, Anda bisa terus meningkatkan praktik dan memastikan bahwa langkah-langkah yang Anda ambil benar-benar menghasilkan manfaat lingkungan dan ekonomi yang memang Anda inginkan.

Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, Anda bisa mengintegrasikan prinsip material life cycle dalam operasional bisnis Anda, meningkatkan keberlanjutan lingkungan, dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Baca juga: Pengertian Manajemen Operasional, Tujuan, Ciri Dan Fungsinya pada Bisnis

Penutup

Jadi, material life cycle adalah suatu konsep tentang meningkatkan keberlanjutan lingkungan dan efisiensi dalam operasional bisnis.

Dengan menganalisis setiap fase dari material life cycle, mulai dari ekstraksi hingga pembuangan atau daur ulang, Anda akan bisa mengurangi dampak lingkungan, menghemat biaya, dan meningkatkan daya saing.

Untuk mendukung penerapan prinsip material life cycle yang efektif, penggunaan software yang dapat membantu dalam pengelolaan dan pelaporan data bisnis sangatlah penting.

Accurate Online, sebagai solusi aplikasi akuntansi dan bisnis yang sudah dipercaya oleh ratusan ribu pengguna di Indonesia, menawarkan fitur yang memungkinkan Anda untuk bisa memantau, menganalisis, dan melaporkan berbagai aspek penting dari operasional bisnis Anda secara lebih efisien.

Dengan Accurate Online, Anda akan bisa mengintegrasikan data dari berbagai sumber, memastikan transparansi dalam hal supply chain, dan melacak dampak lingkungan serta efisiensi material secara lebih mudah.

Masih ragu? Buktikan sendiri dengan mencoba Accurate Online selama 30 hari gratis melalui tautan gambar di bawah ini.

Referensi:

marketingmanajemenbanner
Promo AOL ResolusiJadiAksi
Anggi
Seorang wanita lulusan sarjana manajemen bisnis dan akuntansi yang hobi menulis blog tentang manajemen bisnis secara spesifik.

Artikel Terkait