Biaya Implisit: Pengertian, Cara Menghitung dan Bedanya Dengan Biaya Eksplisit

oleh | Apr 30, 2021

source envato.

Biaya Implisit: Pengertian, Cara Menghitung dan Bedanya Dengan Biaya Eksplisit

Biaya implisit adalah suatu jenis biaya peluang yang hadir saat suatu perusahaan memanfaatkan sumber daya internal guna proyek tertentu tanpa adanya kompensasi eksplisit guna pemanfaatan sumber daya tersebut.

Hal ini juga biasanya terjadi saat suatu perusahaan memilih antara berbagai alternatif pilihan atas penggunaan berbagai aset tertentu.

Biaya implisit bisa diukur secara akurat untuk tujuan akuntansi perusahaan. Biaya ini juga bisa membantu setiap manajer dalam membuat keputusan yang efektif untuk perusahaannya.

Karena jenis biaya implisit adalah suatu jenis biaya yang tidak bisa dinilai secara objektif dan tidak mudah untuk dilakukan pengukuran, maka jenis biaya ini tidak terjadi dalam suatu laporan keuangan perusahaan.

Agar bisa memahami lebih jelas tentang jenis biaya implisit ini, maka dalam artikel kali ini kami akan membahas lebih dalam tentang biaya implisit contoh biaya implisit, dan cara menghitungnya.

Pengertian Biaya Implisit

Sebagian dari kita mungkin belum ada yang mengetahui lebih jelas tentang apa ya yang dimaksud dengan biaya implisit ini. Implisit cost atau biaya implisit adalah suatu jenis biaya peluang yang dimanfaatkan dalam sumber daya internal suatu perusahaan.

Jenis biaya ini tidak akan ditampilkan di dalam laporan keuangan atau pada umumnya dilaporkan sebagai biaya yang terpisah.

Biaya peluang akan hadir saat suatu perusahaan menggunakan sumber daya internalnya untuk suatu proyek ataupun aktivitas operasional tanpa adanya kompensasi eksplisit guna memanfaatkan sumber daya perusahaan tersebut.

Jenis biaya ini biasanya memang sangat sulit untuk dihitung, Kenapa? Karena dalam menghitung biaya implisit ini tidak terjadi pertukaran fisik ataupun pertukaran uang tunai dalam aktivitasnya.

Jika perusahaan memutuskan untuk memanfaatkan sumber dayanya, maka akan terjadi potensi kehilangan kemampuan memperoleh uang baru atau keuntungan dari aktivitas lainnya terhadap sumber daya yang dimiliki perusahaan tersebut.

Sederhananya, tidak ada pertukaran dana tunai bila aset digunakan untuk keperluan operasional perusahaan sendiri.

Namun lebih singkatnya, jenis biaya implisit ini berasal dari penggunaan aset perusahaan, bukan membeli atau menyewanya dari pihak lain. Selain itu, itu biaya implisit ini akan menunjukkan hilangnya pendapatan potensial perusahaan, bukan keuntungan perusahaan.

Biaya tersebut bisa berupa jumlah uang yang berpotensi mengalami kehilangan, karena memilih untuk menggunakan sumber daya internal daripada menerima pembayaran dari pihak ketiga dalam memanfaatkan sumber daya perusahaan tersebut.

Contoh sederhana dari biaya implisit ini adalah saat suatu perusahaan mendapatkan pendapatan dari memanfaatkan gedung usahanya sendiri dalam melakukan kegiatan produksi dan lalu menjual produknya, daripada memperoleh pendapatan dari menyewakan gedung tersebut.

Baca juga: Buku Kas: Pengertian, Jenis, dan Cara Membuat Buku Kas

Lalu, Apa Itu Biaya Eksplisit?

Selain biaya implisit, ada Juga biaya eksplisit dalam perusahaan. Tentunya kedua jenis biaya ini memiliki pengertian yang berbeda. Eksplisit cost atau biaya eksplisit adalah biaya yang wajib dikeluarkan oleh perusahaan saat ingin memperoleh atau menghasilkan sesuatu.

Jenis biaya ini pun bisa diartikan sebagai biaya nyata, yang mana biaya itu harus dikeluarkan oleh pihak lain selama menjalankan bisnisnya. Biaya yang dikeluarkan ini berhubungan dengan berbagai faktor produksi yang akan berdampak langsung pada profitabilitas perusahaan.

Selain itu, biaya eksplisit ini juga adalah biaya kontraktual ataupun biaya pasti yang mencakup biaya tenaga kerja, biaya persediaan, dan biaya sewa, biaya utilitas, biaya hipotek, biaya produksi, serta biaya mesin produksi perusahaan.

Itu artinya, setiap anggaran keuangan tunai yang keluar dari aliran kas perusahaan, maka selanjutnya akan dicatat dan masuk ke dalam pembukuan atau laporan keuangan perusahaan.

Contoh dan Cara Menghitung Biaya Implisit

Berikut ini kami Berikan contoh dan cara menghitung biaya implisit:

Contoh ke-1

Katakanlah suatu perusahaan manufaktur yang memiliki sebuah gedung sendiri mereka gunakan untuk melakukan kegiatan operasional dan produksi bisnisnya.

Lantas, perusahaan tersebut lebih memilih untuk menggunakan gedungnya sebagai kegiatan operasional perusahaan daripada menyewakan gedung tersebut kepada pihak lain.

Perusahaan tersebut bisa menghasilkan laba bersih sebanyak Rp 600 juta setiap bulannya, sedangkan bila gedung tersebut disewakan kepada pihak lain, maka biaya peluang yang bisa mereka dapatkan adalah Rp 40 juta per bulannya.

Cara menghitung biaya implisit ini sangatlah mudah, seperti yang kita ketahui sebelumnya sudah ada keuntungan ekonomi aktual dari perusahaan manufaktur tersebut yang sebesar Rp 600 juta, lalu bisa kita kurang 40 juta rupiah. Artinya, biaya implisit dari perusahaan manufaktur tersebut adalah 560 juta rupiah perbulan.

Karena perusahaan manufaktur tersebut memanfaatkan sumber dayanya sendiri berupa gedung, maka perusahaan tersebut tidak memperoleh pendapatan dari aset dan juga tidak akan melaporkannya sebagai eksplisit ataupun untuk menggunakan gedung tersebut sebagai kegiatan operasionalnya sendiri.

Untuk itu, perusahaan tersebut harus rela kehilangan potensi pendapatan nya sebanyak Rp 40 juta. Nah, hal inilah yang biasa kita sebut dengan biaya implisit.

Contoh ke-2

Katakanlah ada seseorang yang ingin mengalokasikan uangnya sebanyak Rp 150 juta yang bisa ia gunakan untuk memulai sebuah bisnis baru.

Lantas, uang yang dialokasikan tersebut memiliki potensi untuk memperoleh pendapatan bunga deposit sebanyak Rp 10 juta pertahun jika menyimpannya sebagai deposit pada suatu bank. Maka, uang Rp 10 juta inilah yang biasa kita sebut sebagai biaya implisit.

Contoh Biaya Eksplisit

Biaya eksplisit perusahaan bisa mencakup gaji pembayaran karyawan, pembayaran yang dilakukan guna membeli suatu bahan baku mentah, pembayaran sewa ataupun hipotek bisnis, serta biaya lainnya yang terkait dengan pembelian peralatan manufaktur perusahaan.

Dari biaya eksplisit tersebut, perusahaan bisa menganggap pembayaran sewa ataupun hipotek dan biaya pembelian peralatan produksi sebagai suatu biaya tetap.

Contohnya saja, terdapat suatu perusahaan yang membeli mesin dengan harga Rp 50 juta. Maka, biaya yang harus dibayar tersebut adalah uang aktual atau biaya eksplisit.

Biaya eksplisit atau yang biasa disebut dengan biaya yang nyata ini akan melibatkan pembayaran finansial secara langsung dan dibayarkan pada pihak eksternal guna menjaga agar operasional bisnis internal bisa tetap berjalan dengan lancar.

Contoh lainnya adalah seperti perusahaan yang membayar upah kerja pegawainya untuk melakukan suatu kegiatan produksi.

Hal yang Harus Dipertimbangkan dari Kedua Biaya Tersebut

Untuk biaya eksplisit ataupun biaya implisit, pihak perusahaan harus bisa mempertimbangkan dalam hal mengukur biaya produksi, yang di antaranya adalah:

  • Memasukkan biaya alternatif ataupun biaya oportunitas pada seluruh input, baik itu yang dimiliki ataupun dibeli oleh perusahaan. Alasannya adalah perusahaan tidak akan bisa menahan input yang di sewa bila input tersebut dibayar dengan harga yang lebih rendah dari harga yang dibayar oleh perusahaan lainnya.
  • Biaya akuntansi atau historis sangat penting untuk laporan keuangan perusahaan dan juga untuk pajak. Saat suatu tujuan pengambilan keputusan manajerial terjadi, maka biaya ekonomis ataupun biaya oportunitas akan dianggap sebagai konsep biaya yang relevan yang harus digunakan oleh perusahaan.
  • Dalam mendiskusikan biaya produk, Anda juga harus membedakan antara biaya marginal dan juga biaya tambahan. Biaya Marginal adalah perubahan biaya tetap pada suatu unit perubahan output, contohnya adalah bila suatu gaya total adalah $140 untuk bisa memproduksi 10 unit output dan $150 untuk memproduksi 11 unit output, maka biaya marginal dari perusahaan tersebut pada unit ke-11 adalah $10.
  • Biaya tambahan di sisi lain, ini adalah konsep yang lebih luas dan merujuk pada perubahan biaya total dari suatu implementasi keputusan manajerial tertentu, seperti mengenalkan produk baru, melakukan kampanye iklan tertentu, ataupun memproduksi sendiri komponen yang sebelumnya mereka beli.

Baca juga: Full Costing: Pengertian, Kelemahan, Kelebihan dan Bedanya dengan Variable Costing

Penutup

Demikianlah penjelasan dari kami tentang biaya implisit. Meskipun biaya ini tidak masuk di dalam laporan keuangan perusahaan, namun Anda tetap harus memerlukan laporan pembukuan yang baik dan juga benar untuk menghitung setiap pengeluaran dan juga pemasukan perusahaan Anda.

Tentunya Anda harus bisa memiliki suatu laporan keuangan yang benar dan juga tepat, tujuannya adalah agar perusahaan Anda bisa mengelola keuangan bisnis secara lebih mudah dan juga lebih tepat.

Namun Bagaimana bila Anda adalah salah satu seorang pebisnis yang sibuk sehingga tidak bisa membuat laporan keuangan? Jangan khawatir, Anda bisa menggunakan software akuntansi dari Accurate online.

Accurate online akan membantu Anda dalam melakukan berbagai jenis kegiatan akuntansi dan juga membuat laporan keuangan perusahaan secara tepat, cepat dan juga akurat.

Selain itu,  Anda bisa mengerjakan laporan keuangan dimana saja dan kapan saja dengan Accurate online karena aplikasi akuntansi ini dibuat dengan basis cloud system.  Selain itu, fiturnya yang lengkap juga akan semakin memudahkan kegiatan bisnis online ataupun offline Anda.

Seluruh keunggulan dari Accurate online tersebut bisa Anda rasakan saat ini juga dengan hanya klik tautan gambar di bawah ini.

https://accurate.id/lp/marketing-form/

akuntansibanner

Efisiensi Bisnis dengan Satu Aplikasi Praktis!

Konsultasikan kebutuhan bisnismu dengan tim kami.

Jadwalkan Konsultasi

artikel-sidebar

Download Template Pembukuan Bisnis

Template pembukuan untuk bisnismu dengan format Excel.

Khaula Senastri
Seorang lulusan S1 ilmu akuntansi yang suka membagikan istilah, rumus, dan berbagai hal yang berkaitan dengan dunia akuntansi lewat tulisan.

Artikel Terkait