Laporan keuangan syariah menjadi kebutuhan utama bagi bisnis yang menjalankan prinsip sharia compliance dalam operasionalnya.
Berbeda dengan laporan konvensional, laporan keuangan syariah memiliki karakteristik khusus yang harus disesuaikan dengan ketentuan Islam, mulai dari pencatatan transaksi hingga penyajian balance sheet dan income statement.
Proses cara membuat laporan keuangan syariah juga memerlukan pemahaman yang mendalam tentang konsep halal dan haram dalam setiap transaksi bisnis, serta penerapan akuntansi berbasis syariah.
Anda akan menemukan panduan lengkap tentang struktur, komponen, dan tahapan penyusunan laporan keuangan syariah dalam artikel berikut.
Mari kita pelajari bersama seluruh aspek penting dalam menyusun laporan keuangan syariah agar Anda dapat menerapkannya dengan tepat untuk bisnis Anda.
Komponen laporan keuangan syariah
1. Neraca syariah punya komponen unik
Dalam balance sheet syariah, Anda akan menemukan beberapa perbedaan dari laporan keuangan konvensional.
Tidak hanya ada assets, liabilities, dan equity, Anda juga harus mencantumkan dana syirkah temporer yang merupakan dana investasi dari pihak ketiga berdasarkan akad seperti mudharabah atau musyarakah.
Komponen ini tidak dikategorikan sebagai kewajiban ataupun ekuitas, sehingga harus dilaporkan secara terpisah.
Selain itu, di sisi assets, Anda akan menemukan pembiayaan berbasis akad syariah seperti musyarakah, mudharabah, murabahah, ijarah, dan qardh, yang tidak ada dalam laporan konvensional.
2. Laporan laba rugi tanpa unsur riba
Pada income statement syariah, Anda tidak akan menemukan pendapatan bunga atau interest income seperti pada laporan konvensional.
Sebagai gantinya, pendapatan utama berasal dari transaksi berbasis akad syariah seperti murabahah (jual beli), ijarah (sewa), mudharabah (bagi hasil), dan musyarakah (kerja sama modal).
Biaya yang dicatat pun menyesuaikan karakteristik syariah, misalnya tidak ada beban bunga, melainkan bagi hasil atau biaya administrasi pembiayaan.
3. Laporan perubahan dana syirkah temporer, ekuitas, dan arus kas
Selain statement of changes in equity yang melaporkan perubahan modal pemilik, laporan keuangan syariah juga wajib memuat laporan perubahan dana syirkah temporer.
Laporan ini menjelaskan pergerakan dana investasi pihak ketiga yang tidak termasuk kewajiban maupun ekuitas.
Untuk cash flow statement, arus kas dikelompokkan berdasarkan aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan yang semuanya wajib sesuai prinsip syariah.
4. Catatan atas laporan keuangan syariah dan laporan dana sosial
Bagian notes to financial statements dalam laporan keuangan syariah berisi penjelasan detail mengenai jenis akad, kepatuhan terhadap fatwa MUI atau sharia supervisory board, serta transaksi tertentu yang butuh penjelasan lebih lanjut.
Jika entitas mengelola dana sosial seperti zakat, infaq, sadaqah, atau wakaf, Anda juga harus menyusun laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan secara terpisah sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas.
Baca juga: Cara Mudah Terapkan Akuntansi Syariah Anti Riba di Bisnis Kecil
7 Langkah menyusun laporan keuangan syariah
1. Menentukan langkah awal dalam cara membuat laporan keuangan syariah
Langkah pertama dalam cara membuat laporan keuangan syariah adalah memastikan Anda sudah memahami prinsip-prinsip sharia compliance.
Semua transaksi dan instrumen keuangan yang digunakan harus sesuai dengan hukum Islam, tanpa unsur riba, gharar, maupun maysir.
Anda juga perlu menyiapkan seluruh data keuangan dan dokumen pendukung, mulai dari faktur, rekening koran, hingga catatan transaksi berbasis akad syariah seperti mudharabah, musyarakah, atau murabahah.
2. Mengklasifikasikan dan mencatat transaksi secara syariah
Setelah data terkumpul, Anda harus mencatat setiap transaksi ke dalam journal sesuai prinsip syariah.
Proses pencatatan ini tidak hanya sekadar memasukkan angka, tetapi juga mengidentifikasi jenis akad yang digunakan pada setiap transaksi.
Selanjutnya, pindahkan data dari journal ke general ledger agar setiap akun seperti kas, piutang, atau dana syirkah temporer tercatat dengan rapi dan jelas.
3. Menyusun neraca saldo dan melakukan penyesuaian
Langkah berikutnya, Anda perlu membuat trial balance atau neraca saldo untuk memastikan total debit dan kredit sudah seimbang.
Jika ditemukan selisih, lakukan penyesuaian seperti penyusutan aset atau pengakuan pendapatan yang diterima di muka, agar laporan mencerminkan kondisi keuangan yang sebenarnya sesuai prinsip syariah.
4. Menyusun laporan keuangan utama berbasis syariah
Setelah proses penyesuaian selesai, Anda dapat mulai menyusun laporan keuangan utama. Laporan ini mencakup balance sheet, income statement, cash flow statement, dan statement of changes in equity.
Pastikan seluruh komponen laporan sudah menyesuaikan karakteristik syariah, misalnya tidak ada pendapatan bunga dan seluruh pembiayaan berbasis akad syariah.
5. Menyusun catatan atas laporan keuangan
Jangan lupa untuk menambahkan notes to financial statements yang memberikan penjelasan detail terkait kebijakan akuntansi, jenis akad, serta informasi lain yang relevan.
Catatan ini sangat penting agar laporan keuangan Anda transparan dan mudah dipahami oleh pemangku kepentingan.
6. Audit dan verifikasi laporan keuangan syariah
Lakukanlah audit internal maupun eksternal untuk memastikan laporan sudah sesuai dengan standar akuntansi syariah dan tidak ada kesalahan pencatatan.
Proses audit juga membantu memastikan tidak ada transaksi yang melanggar prinsip Islam.
7. Analisis dan evaluasi hasil laporan keuangan
Langkah terakhir, gunakanlah laporan keuangan untuk menganalisis performa bisnis, mengevaluasi arus kas, dan menilai kesehatan keuangan secara keseluruhan.
Analisis ini sangat membantu Anda dalam pengambilan keputusan bisnis ke depan.
Kesalahan umum yang perlu dihindari dalam cara membuat laporan keuangan syariah
Beberapa kesalahan sering terjadi saat menyusun laporan keuangan syariah, misalnya pencatatan pendapatan berbasis akrual untuk akad mudharabah atau musyarakah yang seharusnya berbasis kas, sehingga angka pendapatan menjadi tidak sesuai realisasi.
Selain itu, ada juga kesalahan dalam mengklasifikasikan akun, seperti memasukkan dana zakat atau infak ke dalam pos yang tidak tepat, serta kurangnya data pembanding antarperiode dan minimnya detail pada catatan laporan keuangan.
Tidak sedikit juga yang mengabaikan pemisahan antara dana syirkah temporer, dana sosial, dan dana operasional, sehingga laporan menjadi kurang transparan dan rawan dipertanyakan oleh auditor maupun pemilik dana.
Baca juga: Pencatatan Akuntansi IMBT Sesuai PSAK Syariah & Jurnal IMBT
Contoh laporan keuangan syariah lengkap untuk bisnis kecil
Berikut contoh sederhana laporan keuangan syariah untuk bisnis kecil, seperti toko kelontong atau usaha makanan, yang bisa Anda jadikan referensi dalam cara membuat laporan keuangan syariah.
Format ini sudah menyesuaikan standar syariah dan kebutuhan usaha mikro.
Catatan atas laporan keuangan (Notes to financial statements)
- Seluruh transaksi menggunakan akad syariah, terutama murabahah untuk penjualan dan mudharabah untuk investasi.
- Tidak ada unsur riba, gharar, atau maysir dalam kegiatan usaha.
- Dana zakat disalurkan sesuai ketentuan syariah.
Format laporan keuangan syariah seperti contoh di atas bisa Anda sesuaikan dengan kebutuhan bisnis mikro.
Dengan mengikuti cara membuat laporan keuangan syariah yang benar, usaha Anda akan lebih mudah mendapatkan kepercayaan dari pihak pembiayaan syariah dan tetap menjaga kepatuhan terhadap prinsip Islam.
Baca juga: Beda Akuntansi Syariah vs Konvensional: Prinsip & Praktiknya
Penutup
Kesimpulan dari pembahasan cara membuat laporan keuangan syariah di atas, Anda perlu memastikan setiap langkah mulai dari pencatatan transaksi berbasis akad, penyusunan balance sheet, income statement, hingga cash flow statement sudah sesuai prinsip Islam.
Proses cara membuat laporan keuangan syariah menuntut ketelitian dalam memilih instrumen keuangan, pencatatan tanpa unsur riba, gharar, maupun maysir, serta pelaporan yang transparan agar bisnis Anda tetap dipercaya stakeholder dan audito.
Menyesuaikan kebutuhan bisnis di era digital, penggunaan software akuntansi dan bisnis seperti Accurate Online sangat membantu dalam proses pencatatan dan pelaporan keuangan berbasis syariah.
Accurate Online mendukung berbagai fitur mulai dari pencatatan transaksi, manajemen stok, pembuatan journal entry, hingga pelaporan otomatis yang dapat disesuaikan dengan standar akuntansi syariah.
Dengan dashboard yang mudah digunakan dan fitur terintegrasi, Anda bisa mengelola keuangan bisnis secara efisien dan minim risiko kesalahan.
Accurate Online adalah aplikasi yang sudah dipercaya ribuan pelaku usaha di Indonesia, termasuk bisnis syariah, untuk mendukung pencatatan akuntansi sesuai kebutuhan lokal dan regulasi yang berlak.
Yuk, coba Accurate Online secara gratis sekarang juga dengan klik tautan gambar di bawah dan rasakan kemudahan dalam menjalankan cara membuat laporan keuangan syariah untuk bisnis Anda!
Referensi: