Cara menghitung HPP tidaklah sulit, tetapi beberapa calon pengusaha terkadang melupakan beberapa komponen HPP sehingga perhitungannya menjadi tidak tepat.
Dalam pengembangan bisnis, perhitungan harga pokok penjualan adalah sesuatu yang sangat vital.
Harga pokok penjualan atau HPP menjadi hal pertama yang harus dihitung sebelum memulai penjualan.
Daftar Isi
Pengertian Harga Pokok Penjualan (HPP)
HPP merupakan singkatan dari Harga Pokok Penjualan, sebuah istilah yang banyak digunakan pada bidang akuntansi dan pajak.
Harga Pokok Penjualan atau HPP adalah kisaran biaya yang digunakan dalam setiap kegiatan produksi suatu barang atau jasa.
Biaya yang menjadi komponen HPP ini merupakan biaya-biaya langsung yang selama proses produksi.
Setiap perusahaan yang memproduksi barang atau jasa tentu harus menghitung semua biaya yang keluar dalam proses produksinya.
Semua biaya tersebut menjadi harga dasar dalam setiap penjualan barang atau jasa tersebut.
Cara menghitung HPP tidak begitu rumit, tetapi pemilik usaha harus memiliki ketelitian yang baik agar tidak ada komponen biaya yang terlewat dan tidak terhitung.
Bagi Anda yang sudah memiliki bisnis dengan skala besar dan cabang dibanyak tempat, Sebaiknya lakukan penghitungan HPP secara otomatis dengan Software Akuntansi.
Software Akuntansi Accurate Online punya Fitur Penghitungan HPP guna memudahkan bisnis dalam membuat laporan keuangan maupun untuk hanya monitoring saja.
Baca juga: Perbedaan Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan yang Harus Anda Ketahui
Fungsi Harga Pokok Penjualan pada Bisnis
Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) memiliki beberapa fungsi penting bagi bisnis. Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi-fungsi tersebut:
1. Menentukan Harga Jual
HPP berfungsi sebagai dasar dalam menentukan harga jual produk atau layanan.
Dengan mengetahui biaya produksi atau biaya perolehan barang, perusahaan dapat menetapkan harga jual yang tidak hanya kompetitif tetapi juga dapat menghasilkan keuntungan.
2. Mengukur Tingkat Profitabilitas
Perhitungan HPP memungkinkan perusahaan untuk mengukur laba kotor yang diperoleh dari setiap unit produk yang terjual.
Dengan demikian, perusahaan dapat mengevaluasi seberapa efektif strategi bisnisnya dalam menghasilkan keuntungan.
3. Evaluasi Efisiensi Produksi
Menghitung HPP membantu dalam mengevaluasi efisiensi proses produksi atau operasi bisnis.
Jika HPP cenderung meningkat, perusahaan dapat mengidentifikasi penyebabnya, seperti kenaikan harga bahan baku, inefisiensi produksi, atau peningkatan biaya tenaga kerja.
Dari informasi tersebut, memungkinkan bisnis untuk melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi.
4. Mendukung Pengambilan Keputusan
Dengan menghitung HPP secara akurat, manajemen dapat mengambil keputusan yang lebih baik dan terukur terkait operasional bisnis.
Misalnya, perusahaan dapat memutuskan apakah akan terus memproduksi barang, menghentikan produk tertentu, atau mengalihkannya ke sumber daya lain.
5. Pengendalian Persediaan
Dengan mengetahui biaya dari persediaan awal, pembelian, dan persediaan akhir, perusahaan dapat memastikan bahwa persediaan berada dalam jumlah yang optimal.
Hal ini membantu menghindari kelebihan atau kekurangan persediaan, yang dapat berdampak pada biaya penyimpanan dan potensi kerugian.
Baca juga: Harga Pokok Produksi: Pengertian, Manfaat, Elemen
Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah jumlah total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau layanan.
Untuk Anda yang bertanya-tanya HPP isinya apa saja? berikut adalah jawabannya:
1. Bahan Baku
Merupakan biaya yang terkait dengan bahan mentah yang digunakan dalam proses produksi.
Hal ini termasuk harga pembelian bahan baku, biaya pengiriman, dan biaya lainnya yang terkait dengan memperoleh bahan baku.
2. Tenaga Kerja Langsung
Menjadi salah satu pertanyaan yang sering kali membingungkan pebisnis, Apakah biaya tenaga kerja masuk ke dalam HPP?
Biaya tenaga kerja atau biasa disebut biaya upah yang dibayarkan kepada pekerja yang langsung terlibat dalam proses produksi barang atau layanan termasuk bagian HPP.
Tenaga kerja langsung adalah upah yang langsung terkait dengan produksi, seperti operator mesin atau pekerja pabrik.
3. Biaya Overhead Pabrik
Merupakan biaya produksi yang tidak langsung terkait dengan produksi barang atau layanan, tetapi masih diperlukan untuk operasi pabrik.
Biaya overhead pabrik meliputi biaya listrik, penyewaan pabrik, perawatan mesin, dan biaya administrasi produksi.
4. Biaya Produksi Tidak Langsung
Merupakan biaya produksi yang tidak dapat secara langsung diatribusikan ke produk tertentu.
Ini termasuk biaya overhead seperti gaji manajemen pabrik, biaya perawatan bangunan, atau biaya penyusutan peralatan.
Dengan menggabungkan elemen-elemen ini, perusahaan dapat menghitung HPP untuk setiap unit produk yang dihasilkan.
Memahami unsur-unsur dalam HPP membantu manajemen memantau biaya produksi, menentukan harga jual yang tepat, dan membuat keputusan strategis yang berkaitan dengan produksi dan operasi perusahaan.
Baca juga: Cara Menghitung HPP Makanan Melalui Food cost
Rumus Harga Pokok Penjualan (HPP)
Rumus perhitungan tersebut HPP adalah besarnya persediaan barang yang tersedia untuk dijual dikurangi dengan persediaan akhir.
Secara matematis dituliskan sebagai berikut:
Rumus HPP Rata-rata = Persediaan Awal + Pembelian Selama Periode – Persediaan Akhir
Harga Pokok Penjualan (HPP) juga memiliki beberapa rumus yang berbeda tergantung pada jenis industri atau bisnisnya.
Berikut adalah beberapa rumus HPP berdasarkan jenis bisnis:
1. Industri Manufaktur
Untuk menghitung HPP perusahaan manufaktur diperlukan rumus yang lebih kompleks karena melibatkan perhitungan Harga Pokok Produksi (HPPd) terlebih dahulu.
Rumus Harga Pokok Penjualan Perusahaan Manufaktur:
HPP=Persediaan Barang Jadi Awal+Harga Pokok Produksi−Persediaan Barang Jadi Akhir
Rumus Harga Pokok Produksi (HPPd):
HPPd=Bahan Baku yang Digunakan+Biaya Tenaga Kerja Langsung+Biaya Overhead Pabrik
Keterangan:
- Bahan Baku yang Digunakan dihitung dari persediaan bahan baku awal + pembelian bahan baku – persediaan bahan baku akhir.
- Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja langsung yang terlibat dalam proses produksi.
- Biaya Overhead Pabrik mencakup semua biaya selain bahan baku dan tenaga kerja, seperti biaya listrik, penyusutan mesin, dan biaya lainnya yang terkait dengan produksi.
2. Industri Dagang
Pada perusahaan dagang, aktivitas yang dilakukan hanya membeli dan menjual barang dagangan tanpa mengubahnya secara fisik.
Maka rumus untuk menghitung HPP Perusahaan Dagang menjadi lebih sederhana.
Rumus HPP Perusahaan Dagang:
HPP=Persediaan Awal+Pembelian Bersih−Persediaan Akhir
Keterangan:
- Persediaan Awal adalah nilai persediaan barang dagangan pada awal periode.
- Pembelian Bersih diperoleh dari pembelian kotor – retur pembelian – potongan pembelian + biaya angkut pembelian.
- Persediaan Akhir adalah nilai persediaan barang dagangan pada akhir periode.
3. Industri Jasa
Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan barang dagangan, tetapi rumus yang digunakan untuk menghitung HPP perusahaan jasa tetap ada dalam bentuk penghitungan biaya langsung yang berkaitan dengan penyediaan jasa tersebut.
Rumus HPP Perusahaan Jasa:
HPP=Total Biaya Langsung
Keterangan:
- Total Biaya Langsung adalah semua biaya yang terkait langsung dengan layanan yang diberikan, seperti biaya tenaga kerja langsung, biaya material yang digunakan, dan biaya overhead langsung.
Baca juga: Contoh Laporan HPP atau Harga Pokok Penjualan Dan Cara Menghitungnya
Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan
Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) melibatkan beberapa langkah yang bergantung pada jenis bisnis, seperti manufaktur, dagang, atau jasa.
Namun, secara umum, berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung HPP:
1. Menentukan Persediaan Awal
Persediaan awal adalah jumlah barang atau bahan yang dimiliki perusahaan di awal periode.
Misalnya, jika menghitung HPP untuk periode Januari, maka persediaan awal adalah jumlah barang yang tersisa pada akhir Desember.
Contoh: Persediaan awal = Rp 50.000.000
2. Menghitung Pembelian Selama Periode
Selama periode tertentu, perusahaan melakukan pembelian barang untuk dijual kembali atau bahan baku untuk diolah menjadi produk jadi.
Perhitungan ini mencakup harga beli, ongkos angkut pembelian, dan biaya terkait pembelian lainnya.
Contoh: Pembelian = Rp 120.000.000
3. Menghitung Persediaan Barang Tersedia untuk Dijual
Menjumlahkan persediaan awal dengan total pembelian selama periode untuk mengetahui persediaan yang tersedia untuk dijual.
Rumus: Persediaan yang Tersedia untuk Dijual = Persediaan Awal + Pembelian
Contoh: Rp 50.000.000 + Rp 120.000.000 = Rp 170.000.000
4. Menentukan Persediaan Akhir
Persediaan akhir adalah jumlah barang yang masih dimiliki perusahaan di akhir periode.
Persediaan akhir ini biasanya diperoleh dari hasil inventaris fisik atau pencatatan persediaan.
Contoh: Persediaan akhir = Rp 40.000.000
5. Menghitung Harga Pokok Penjualan
Kurangkan persediaan akhir dari persediaan yang tersedia untuk dijual untuk mendapatkan HPP.
Rumus: HPP=Persediaan Awal+Pembelian−Persediaan Akhir
Contoh: Rp 170.000.000 – Rp 40.000.000 = Rp 130.000.000
6. Mengidentifikasi Biaya Produksi (Jika Berlaku)
Untuk perusahaan manufaktur, Anda perlu menambahkan biaya-biaya produksi seperti bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik, jika produk tidak langsung dibeli, tetapi diproduksi sendiri.
Maka, total biaya produksi ditambahkan ke persediaan awal dan pembelian bahan baku.
7. Menyusun Laporan Harga Pokok Penjualan
Setelah menghitung HPP, langkah terakhir adalah menyusun laporan harga pokok penjualan.
Laporan ini menampilkan rincian komponen-komponen yang terlibat dalam perhitungan HPP seperti persediaan awal, pembelian, persediaan akhir, dan total HPP.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, perusahaan dapat menentukan HPP secara akurat dan efektif untuk membantu pengambilan keputusan bisnis terkait harga jual, laba, efisiensi produksi, dan lainnya.
Baca juga: Ingin Membuat Laporan Harga Pokok Penjualan? Ini Caranya!
Contoh Perhitungan Harga Pokok Penjualan
PT ABCD, Jakarta 1 Maret 2020
- Persediaan barang dagangan (awal) : Rp12.000.000
- Pembelian : Rp60.000.000
- Beban kirim pembelian : Rp2.000.000
- Retur pembelian : Rp3.000.000
- Potongan pembelian : Rp2.500.000
- Persediaan barang dagangan (akhir) : Rp6.000.000
Penghitungan HPP:
Pembelian bersih = (Rp60.000.000 + Rp2.000.000) – (Rp3.000.000 + Rp2.500.000) = Rp56.500.000
Barang tersedia untuk dijual = Rp12.000.000 + Rp56.500.000 = Rp68.500.000
Harga pokok penjualan = Rp68.500.000 – Rp6.000.000 = Rp62.500.000
Baca juga: Harga Pokok Produksi: Pengertian, Manfaat, Elemen
Infografis Materi Harga Pokok Produksi
Penutup
Agar lebih mudah dalam menghitung HPP, Anda bisa gunakan software akuntansi yang membantu Anda dalam perhitungan HPP, penjualan bersih, penghitungan stok, pelaporan pajak serta membuat seluruh proses pembukuan dengan cepat dan tepat.
Dengan menggunakan software akuntansi akan mempermudah Anda dalam mengelola laporan keuangan dan laba rugi perusahaan Anda secara real time dan akurat.
Accurate Online adalah salah satu software akuntansi yang di percaya dengan kelengkapan fiturnya, kemudahan penggunaan, dan sudah dipercaya lebih dari ratusan ribu pengguna di indonesia dan sudah bisa di akses dimana saja dan kapan saja Anda mau.
Tertarik? Anda bisa langsung mencoba Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini :