Mengenal Harga Pokok Penjualan dan Cara Hitungnya untuk Bisnis

oleh | Feb 28, 2024

source envato.

Mengenal Harga Pokok Penjualan dan Cara Hitungnya untuk Bisnis

Cara menghitung HPP tidaklah sulit, tetapi beberapa calon pengusaha terkadang melupakan beberapa komponen HPP sehingga perhitungannya menjadi tidak tepat.

Dalam pengembangan bisnis, perhitungan harga pokok penjualan adalah sesuatu yang sangat vital.

Harga pokok penjualan atau HPP menjadi hal pertama yang harus dihitung sebelum memulai penjualan.

Definisi Harga Pokok Penjualan (HPP)

HPP merupakan singkatan dari Harga Pokok Penjualan, sebuah istilah yang banyak digunakan pada bidang akuntansi dan pajak.

Harga Pokok Penjualan atau HPP menggambarkan kisaran biaya yang digunakan dalam setiap kegiatan produksi suatu barang atau jasa.

Biaya yang menjadi komponen HPP ini merupakan biaya-biaya langsung yang selama proses produksi.

Setiap perusahaan yang memproduksi barang atau jasa tentu harus menghitung semua biaya yang keluar dalam proses produksinya.

Semua biaya tersebut menjadi harga dasar dalam setiap penjualan barang atau jasa tersebut.

Cara menghitung HPP tidak begitu rumit, tetapi pemilik usaha harus memiliki ketelitian yang baik agar tidak ada komponen biaya yang terlewat dan tidak terhitung.

Bagi Anda yang sudah memiliki bisnis dengan skala besar dan cabang dibanyak tempat, Sebaiknya lakukan penghitungan HPP secara otomatis dengan Software Akuntansi.

Software Akuntansi Accurate Online punya Fitur Penghitungan HPP guna memudahkan bisnis dalam membuat laporan keuangan maupun untuk hanya monitoring saja.

Jenis-jenis Metode Penghitungan HPP

Metode penghitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) dapat bervariasi tergantung pada jenis industri dan praktik akuntansi yang digunakan.

Berikut adalah beberapa metode umum penghitungan HPP:

1. Metode HPP Rata-Rata

Metode ini menghitung HPP dengan merata-ratakan biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead produksi dengan total unit produk yang dihasilkan selama periode tersebut.

Metode ini memberikan gambaran umum tentang biaya produksi per unit.

2. Metode FIFO (First In, First Out)

Metode FIFO mengasumsikan bahwa barang yang pertama masuk ke persediaan juga yang pertama keluar, dan oleh karena itu, biaya yang pertama dimasukkan ke persediaan akan dikeluarkan terlebih dahulu.

HPP dihitung dengan menggunakan biaya barang yang pertama masuk ke persediaan.

3. Metode LIFO (Last In, First Out)

Sebaliknya, metode LIFO mengasumsikan bahwa barang yang terakhir masuk ke persediaan adalah yang pertama keluar.

Dalam metode ini, biaya barang terbaru yang dibeli digunakan untuk menghitung HPP.

4. Metode Harga Tetap

Metode ini mengasumsikan bahwa harga bahan baku, tenaga kerja, dan overhead produksi tetap selama periode tertentu.

HPP dihitung dengan menggunakan harga tetap ini untuk seluruh periode.

5. Metode Aktivitas Berbasis Biaya (Activity-Based Costing/ABC)

Metode ini mengalokasikan biaya overhead ke produk berdasarkan aktivitas yang diperlukan untuk memproduksinya.

ABC mempertimbangkan faktor-faktor seperti kompleksitas produk dan intensitas tenaga kerja dalam menentukan alokasi biaya.

Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, dan pemilihan metode tergantung pada jenis industri, kompleksitas operasi, dan preferensi manajemen.

Penting untuk memilih metode yang paling sesuai dengan karakteristik bisnis dan tujuan akuntansi perusahaan.

Unsur-unsur dalam Harga Pokok Penjualan

Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah jumlah total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau layanan. Unsur-unsur yang membentuk HPP biasanya mencakup:

1. Bahan Baku

Merupakan biaya yang terkait dengan bahan mentah yang digunakan dalam proses produksi.

Hal ini termasuk harga pembelian bahan baku, biaya pengiriman, dan biaya lainnya yang terkait dengan memperoleh bahan baku.

2. Tenaga Kerja Langsung

Menjadi salah satu pertanyaan yang sering kali membingungkan pebisnis, Apakah biaya tenaga kerja masuk ke dalam HPP?

Biaya tenaga kerja atau biasa disebut biaya upah yang dibayarkan kepada pekerja yang langsung terlibat dalam proses produksi barang atau layanan termasuk bagian HPP.

Tenaga kerja langsung adalah upah yang langsung terkait dengan produksi, seperti operator mesin atau pekerja pabrik.

3. Biaya Overhead Pabrik

Merupakan biaya produksi yang tidak langsung terkait dengan produksi barang atau layanan, tetapi masih diperlukan untuk operasi pabrik.

Biaya overhead pabrik meliputi biaya listrik, penyewaan pabrik, perawatan mesin, dan biaya administrasi produksi.

4. Biaya Produksi Tidak Langsung

Merupakan biaya produksi yang tidak dapat secara langsung diatribusikan ke produk tertentu.

Ini termasuk biaya overhead seperti gaji manajemen pabrik, biaya perawatan bangunan, atau biaya penyusutan peralatan.

Dengan menggabungkan elemen-elemen ini, perusahaan dapat menghitung HPP untuk setiap unit produk yang dihasilkan.

Memahami unsur-unsur dalam HPP membantu manajemen memantau biaya produksi, menentukan harga jual yang tepat, dan membuat keputusan strategis yang berkaitan dengan produksi dan operasi perusahaan.

Baca juga: Cara Menghitung Hpp Makanan Melalui Food cost

Rumus HPP dan Cara Menghitung HPP

Pada cara menghitung HPP terdapat beberapa langkah perhitungan yang dilakukan dengan runut.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang digunakan dalam menghitung harga pokok penjualan suatu barang

Rumus Perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP)

Untuk menghitung besarnya harga pokok penjualan suatu barang, ada sebuah rumus sederhana yang digunakan oleh akuntansi.

Rumus perhitungan tersebut HPP adalah besarnya persediaan barang yang tersedia untuk dijual dikurangi dengan persediaan akhir. Atau secara matematis dituliskan sebagai berikut:

HPP = Persediaan Awal + Pembelian Selama Periode – Persediaan Akhir

1. Menghitung Penjualan Bersih

Sebelum memulai menghitung harga pokok penjualan dengan rumus tersebut, langkah pertama adalah dengan menghitung penjualan bersih suatu perusahaan.

Penjualan bersih ini merupakan salah satu komponen dalam pendapatan yang diterima oleh perusahaan.

Dalam penjualan bersih, terdapat berbagai komponen perhitungan seperti penjualan kotor, retur, dan diskon yang diberikan perusahaan.

Berikut ini adalah rumus yang bisa digunakan untuk menghitung penjualan bersih:

Penjualan bersih = Penjualan kotor – (Retur penjualan + Potongan Penjualan)

Penjualan bersih yang dilakukan perusahaan ini memperhitungkan retur barang yang dilakukan pembeli sebagai bentuk kondisi barang yang kurang baik.

Retur akan mengurangi penjualan karena menjadi komponen yang merugikan perusahaan.

Khusus pada tahap penjualan bersih tidak memperhitungkan biaya kirim yang dilakukan oleh perusahaan karena hal tersebut ditanggung oleh pembeli.

2. Menghitung Pembelian Bersih

Langkah selanjutnya adalah dengan menghitung pembelian bersih yang dilakukan oleh perusahaan.

Dalam perhitungan ini yang tidak boleh terlupa adalah menghitung komponen biaya kirim yang harus ditanggung perusahaan saat membeli barang, selain biaya pembelian secara umum tentunya.

Pembelian bersih = (Total pembelian tunai dan kredit + biaya angkut) – (retur pembelian + potongan pembelian)

Persediaan awal barang ini mengacu pada jumlah barang yang dimiliki perusahaan pada awal periode perhitungan buku tahunan.

Besarnya persediaan awal ini bisa berasal dari sisa barang yang tidak terjual atau digunakan pada proses produksi pada periode sebelumnya. Sehingga untuk mengamankan stok dilakukan pembelian bersih barang tambahan.

3. Menghitung Harga Pokok Penjualan

Setelah semua komponen perhitungan sudah terpenuhi, langkah terakhir adalah dengan menghitung harga pokok penjualan sesuai dengan rumus di atas.

Sehingga dalam melakukannya harus penuh hati-hati dan teliti. Kesalahan sedikit saja dalam melakukan perhitungan harga pokok penjualan bisa berakibat fatal.

Cara menghitung HPP atau harga produksi tidak terlalu sulit. Yang terpenting adalah pemahaman yang mendalam terkait dengan laporan keuangan perusahaan.

Setelah itu melakukan perhitungan dengan menggunakan langkah-langkah di atas, kemudian dilanjutkan dengan menghitung harga pokok penjualan sesuai persamaan yang ada.

Harga Pokok Penjualan = Persediaan Barang – Persediaan Akhir

Penghitungan HPP ini cukup fleksibel, karena tidak semua komponen tersebut selalu ada.

Contohnya adalah retur pembelian atau retur penjualan. Namun, setiap komponen harus tetap diperhitungkan dengan baik.

Oleh karena itu, Anda harus memahami dengan baik cara perhitungannya. Agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam bisnis Anda.

Contoh Kasus Perhitungan HPP Perusahaan

PT ABCD, Jakarta 1 Maret 2020

–  Persediaan barang dagangan (awal) : Rp12.000.000

–  Pembelian : Rp60.000.000

–  Beban kirim pembelian : Rp2.000.000

–  Retur pembelian : Rp3.000.000

–  Potongan pembelian : Rp2.500.000

–  Persediaan barang dagangan (akhir) : Rp6.000.000

Penghitungan HPP:

–  Pembelian bersih = (Rp60.000.000 + Rp2.000.000) – (Rp3.000.000 + Rp2.500.000) = Rp56.500.000

–  Barang tersedia untuk dijual = Rp12.000.000 + Rp56.500.000 = Rp68.500.000

–  Harga pokok penjualan = Rp68.500.000 – Rp6.000.000 = Rp62.500.000

 

Mengapa Anda perlu Mengetahui HPP pada Bisnis Anda?

Berikut beberapa alasan mengapa Anda harus mengetahui harga pokok penjualan.

1. Hubungan HPP dan harga

Penetapan harga produk adalah salah satu tanggung jawab tersulit yang Anda miliki. Anda perlu memberi harga barang yang tepat untuk menjualnya dan menghasilkan keuntungan.

Jika Anda mengetahui harga pokok penjualan, Anda dapat menetapkan harga yang memberi Anda margin keuntungan yang sehat.

Dengan begitu Anda dapat menentukan kapan harga produk tertentu perlu dinaikkan.

Misalkan harga pokok penjualan Anda untuk Produk A sama dengan 10.000 Anda perlu memberi harga produk lebih tinggi dari 10.000 untuk menghasilkan keuntungan.

2. HPP dan keuntungan bisnis

Setelah Anda mengetahui harga pokok penjualan, Anda dapat menghitung pendapatan kotor atau laba bisnis Anda, yang merupakan jumlah yang diperoleh bisnis Anda dari menjual penawaran Anda sebelum dikurangi pajak dan biaya lainnya.

Dan ketika Anda mengetahui laba kotor bisnis Anda, Anda dapat menghitung pendapatan atau laba bersih Anda, yang merupakan jumlah yang diperoleh bisnis Anda setelah mengurangi semua biaya.

Berikut rumus laba kotor:

Pendapatan Kotor = Pendapatan Kotor – HPP

Dan berikut rumus mencari laba bersih:

Pendapatan Bersih = Pendapatan – HPP – Beban

Seperti yang Anda lihat, mengetahui HPP bisnis Anda adalah bagian integral dari penghitungan profit bisnis Anda secara keseluruhan.

Dengan begitu Anda perlu mengetahui keuntungan bisnis Anda untuk mencari pembiayaan dan membuat keputusan keuangan.

3. Pencatatan harga pokok penjualan dalam akuntansi

Pada laporan keuangan apa Anda mencatat harga pokok penjualan?

Catat HPP bisnis Anda di laporan laba rugi bisnis kecil Anda. HPPmuncul di bawah penjualan atau pendapatan bisnis Anda. Kurangi HPP dari pendapatan Anda untuk mendapatkan laba kotor.

HPP Anda juga berperan dalam neraca Anda. Neraca untuk bisnis kecil mencantumkan nilai persediaan bisnis Anda di bawah aset saat ini. Buat daftar persediaan akhir Anda untuk periode akuntansi.

Infografis Materi Harga Pokok Produksi

infografis hpp

Penutup

Agar lebih mudah dalam menghitung HPP, Anda bisa gunakan software akuntansi yang membantu Anda dalam perhitungan HPP, penjualan bersih, penghitungan stok, pelaporan pajak serta membuat seluruh proses pembukuan denga cepat dan tepat.

Dengan menggunakan software akuntansi akan mempermudah Anda dalam mengelola laporan keuangan dan laba rugi perusahaan Anda secara real time dan akurat.

Accurate Online adalah salah satu software akuntansi yang di percaya dengan kelengkapan fiturnya, kemudahan penggunaan, dan sudah di percaya lebih dari ratusan ribu pengguna di indonesia dan sudah bisa di akses dimana saja dan kapan saja Anda mau.

Tertarik? Anda bisa langsung mencoba Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini :

 

akuntansibanner

Efisiensi Bisnis dengan Satu Aplikasi Praktis!

Konsultasikan kebutuhan bisnismu dengan tim kami.

Jadwalkan Konsultasi

artikel-sidebar

Download Template Pembukuan Bisnis

Template pembukuan untuk bisnismu dengan format Excel.

Khaula Senastri
Seorang lulusan S1 ilmu akuntansi yang suka membagikan istilah, rumus, dan berbagai hal yang berkaitan dengan dunia akuntansi lewat tulisan.

Artikel Terkait