Current Ratio (Rasio Lancar): Pengertian, Rumus, Contoh dan Batasannya
Current ratio atau rasio lancar digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan agar bisa membayar kewajiban jangka pendeknya, seperti utang dan upah. Ini dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar. Semakin tinggi hasilnya, semakin kuat posisi keuangan perusahaan.
Pemilik usaha kecil harus memperhatikan rasio ini untuk perusahaan mereka sendiri, dan investor mungkin merasa berguna untuk membandingkan rasio perusahaan saat ini ketika mempertimbangkan saham mana yang akan dibeli.
Baca terus artikel ini sampai selesai untuk mengetahui apa itu current ratio secara lebih mendalam.
Apa itu Current Ratio?
Berdasarkan laman Wikipedia, current ratio atau rasio lancar adalah rasio keuangan yang mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar yang dimilikinya. Rasio ini diperoleh dengan membagi total aset lancar dengan total kewajiban lancar.
Rumus current ratio:
Current Ratio = Total Aset Lancar / Total Kewajiban Lancar
Contoh penggunaan rasio lancar: Jika suatu perusahaan memiliki total aset lancar senilai 500 juta dan total kewajiban lancar senilai 250 juta, maka rasio lancarnya adalah sebagai berikut:
Current Ratio = 500 juta / 250 juta = 2
Artinya, perusahaan tersebut memiliki dua kali lipat aset lancar dibandingkan dengan kewajiban lancar yang dimilikinya, sehingga dapat dianggap memiliki likuiditas yang baik. Namun, perlu dicatat bahwa rasio lancar dapat berbeda-beda tergantung pada sektor industri, ukuran perusahaan, dan kondisi ekonomi secara umum.
Baca juga: Analisa Lengkap Tentang Pentingnya Software Akuntansi pada Bisnis
Contoh Perhitungan Current Ratio
Misalkan perusahaan PT ABC memiliki data keuangan sebagai berikut:
Total Aset Lancar = 400.000.000
Total Kewajiban Lancar = 200.000.000
Maka, Current Ratio perusahaan ABC adalah:
Current Ratio = Total Aset Lancar / Total Kewajiban Lancar
= 400.000.000 / 200.000.000
= 2
Dalam contoh ini, current ratio perusahaan ABC adalah 2. Artinya, perusahaan ABC memiliki 2 kali lipat aset lancar yang cukup untuk membayar kewajiban lancarnya.
Namun, perlu diingat bahwa tidak semua perusahaan memiliki current ratio yang sama. Rasio ini dapat bervariasi tergantung pada sektor industri dan kondisi keuangan perusahaan.
Sebagai aturan umum, semakin tinggi current ratio, semakin likuid aset perusahaan, dan semakin mampu perusahaan membayar kewajiban lancarnya. Namun, perlu diingat bahwa rasio lancar yang terlalu tinggi juga dapat menunjukkan bahwa perusahaan tidak mengoptimalkan penggunaan asetnya.
Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Baca juga: Jurnal Retur Penjualan: Pengertian, Contoh Kasus dan Cara Mencatatnya
Analisis Current Ratio
Analisis current ratio dapat memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya menggunakan aset lancar yang dimilikinya. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis current ratio:
1. Tren Perubahan
Perlu diperhatikan apakah current ratio perusahaan mengalami tren naik, tren turun, atau stabil dari waktu ke waktu. Jika rasio ini mengalami tren penurunan, perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya.
2. Perbandingan dengan Industri Sejenis
Current ratio perusahaan dapat dibandingkan dengan rata-rata industri sejenis untuk melihat seberapa baik atau buruk posisi keuangan perusahaan. Jika rasio perusahaan lebih rendah dari rata-rata industri, maka perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut.
3. Perbandingan dengan Standar Keuangan
Current ratio perusahaan juga dapat dibandingkan dengan standar keuangan tertentu, seperti standar yang ditetapkan oleh regulator atau standar internal perusahaan. Hal ini dapat memberikan gambaran tentang seberapa baik perusahaan dalam memenuhi target keuangan yang ditetapkan.
- Evaluasi aset dan kewajiban: Perlu diperhatikan juga jenis-jenis aset dan kewajiban yang dimiliki perusahaan. Misalnya, jika sebagian besar kewajiban lancar adalah utang bank yang jatuh tempo dalam waktu dekat, maka current ratio perusahaan mungkin tidak cukup untuk memenuhi kewajiban tersebut.
- Perbandingan dengan rasio keuangan lainnya: current ratio juga dapat dibandingkan dengan rasio keuangan lainnya, seperti rasio lancar cepat atau rasio utang terhadap ekuitas, untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang kondisi keuangan perusahaan.
Perlu diingat bahwa current ratio hanya satu dari banyak rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis yang lebih komprehensif untuk memahami kondisi keuangan perusahaan dengan lebih baik.
Baca juga: Gross Profit Margin: Pengertian, Rumus, Fungsi dan Contohnya
Batasan dalam Menggunakan Rasio Lancar
Meskipun Rasio Lancar atau current ratio dapat memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban lancarnya, namun terdapat beberapa batasan dalam penggunaan rasio ini, di antaranya:
1. Keterbatasan dalam Mengevaluasi Likuiditas Jangka Panjang
Rasio Lancar hanya dapat mengukur likuiditas jangka pendek perusahaan, karena hanya memperhitungkan aset dan kewajiban yang jatuh tempo dalam waktu kurang dari satu tahun. Oleh karena itu, rasio ini tidak memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya.
2. Tidak Memperhitungkan Kualitas Aset
Rasio Lancar tidak memperhitungkan kualitas aset yang dimiliki perusahaan. Misalnya, jika perusahaan memiliki banyak piutang yang kurang lancar, maka aset lancar yang dimiliki sebenarnya tidak cukup likuid untuk membayar kewajiban lancar.
3. Tidak Memperhitungkan Perbedaan Sektor Industri
Rasio Lancar tidak memperhitungkan perbedaan sektor industri, sehingga sulit untuk membandingkan rasio antara perusahaan di sektor industri yang berbeda.
4. Tidak Memperhitungkan Faktor Eksternal
Rasio Lancar tidak memperhitungkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi likuiditas perusahaan, seperti kondisi ekonomi secara umum atau kebijakan pemerintah terkait pajak dan regulasi.
5. Tidak Memberikan Gambaran tentang Profitabilitas
Rasio Lancar tidak memberikan gambaran tentang profitabilitas perusahaan. Meskipun perusahaan memiliki likuiditas yang baik, namun jika tidak mampu menghasilkan keuntungan yang cukup, maka kondisi keuangan perusahaan tetap tidak sehat.
Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis yang lebih komprehensif dan mempertimbangkan faktor-faktor lain selain Rasio Lancar dalam mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan.
Baca juga: Jurnal Penerimaan Kas: Pengertian, Format, Contoh dan Cara Posting ke Buku Besar
Kesimpulan
Rasio lancar atau current ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar. Rasio ini dihitung dengan membagi total aset lancar dengan total kewajiban lancar.
Jika rasio lancar suatu perusahaan tinggi, ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang lebih baik untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. Namun, jika rasio lancar rendah, ini menunjukkan bahwa perusahaan mungkin mengalami kesulitan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dan dapat menunjukkan masalah likuiditas.
Namun, perlu diingat bahwa rasio lancar hanya memberikan gambaran singkat tentang keuangan perusahaan dan tidak memberikan informasi yang lengkap. Oleh karena itu, sebelum membuat keputusan investasi atau keuangan, penting untuk melihat informasi keuangan perusahaan secara menyeluruh dan tidak hanya mengandalkan satu rasio saja.
Namun, jika Anda kesulitan dalam membuat laporan keuangan dan menghitung rasio keuangan dalam bisnis, pastikan Anda menggunakan sistem akuntansi yang memiliki fitur otomasi seluruh data finansial yang mudah, cepat dan sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda. Salah satunya adalah Accurate Online.
Accurate Online adalah software akuntansi berbasis cloud buatan Indonesia yang memiliki fitur terlengkap, harga terjangakau dan sesuai dengan kebutuhan usaha Anda.
Dengan menggunakan Accurate Online, Anda bisa dengan mudah melakukan pencatatan pembukuan dengan fitur yang lengkap, manajemen aset dan persediaan, pelaporan dan pengelolaan pajak, payroll, multi cabang dan gudang, proses rekonsiliasi transaksi otomatis, multi pengguna, otomasi lebih dari 200 jenis laporan keuangan, dan masih banyak lagi.
Tertarik menggunakan Accurate Online? Anda bisa mencobanya secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini:
Seorang lulusan S1 ilmu akuntansi yang suka membagikan istilah, rumus, dan berbagai hal yang berkaitan dengan dunia akuntansi lewat tulisan.