Poin penting
- Fixed cost adalah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan secara rutin dalam jumlah konstan, terlepas dari seberapa banyak barang atau jasa yang diproduksi.
- Fixed cost memiliki beberapa karakteristik seperti tidak dipengaruhi volume produksi, bersifat periodik dan jangka panjang, dan tidak berubah karena aktivitas bisnis harian.
- Umumnya terdapat 3 jenis fixed cost, yaitu committed fixed cost, discretionary fixed cost, dan step fixed cost.
- Contoh dari fixed cost meliputi biaya sewa gedung/gudang, gaji pegawai tetap, asuransi bisnis, penyusutan aset tetap, dan pajak properti.
Fixed cost atau biaya tetap adalah salah satu komponen vital dalam manajemen keuangan bisnis, di mana pengeluarannya bersifat konstan tidak dipengaruhi naik-turunnya volume produksi.
Memahami fixed cost, perbedaan dengan variable cost, serta contoh dan jenisnya sangat penting untuk perencanaan keuangan perusahaan, penetapan harga, hingga strategi bisnis.
Penasaran bagaimana karakteristik, jenis, dan contoh biaya tetap dalam bisnis? Baca artikel lengkapnya di bawah ini untuk mengetahui detailnya!
Pengertian fixed cost
Fixed cost atau biaya tetap adalah pengeluaran perusahaan yang jumlahnya relatif konstan dan tidak dipengaruhi oleh fluktuasi jumlah barang atau jasa yang diproduksi selama periode tertentu.
Biaya tetap tetap harus dibayar perusahaan, baik produksi sedang tinggi maupun rendah.
Contoh paling umum adalah biaya sewa gudang, di mana perusahaan harus membayar jumlah yang sama setiap periode, terlepas dari volume produksi.
Meskipun disebut “tetap”, nominal fixed cost ini bisa saja mengalami perubahan, misalnya akibat renegosiasi kontrak atau perubahan harga oleh penyedia layanan.
Namun, perubahan tersebut biasanya terjadi dalam jangka waktu cukup panjang dan bukan dipicu oleh naik turunnya tingkat produksi.
Secara umum, fixed cost menjadi beban operasional wajib yang harus direncanakan untuk menjaga kelangsungan aktivitas bisnis.
Baca juga: Pengertian Variable Costing dan Cara Mudah Menghitungnya
Karakteristik fixed cost
Fixed cost memiliki sejumlah karakteristik penting yang membedakannya dengan biaya variabel:
1. Tidak dipengaruhi volume produksi
Apapun jumlah barang atau jasa yang diproduksi, besar kecilnya fixed cost tidak akan berubah.
Perusahaan dengan kapasitas produksi penuh maupun minim tetap mengeluarkan biaya sewa, gaji pegawai tetap, dan beban tetap lainnya dalam jumlah yang sama.
Hal ini membuat fixed cost mudah diprediksi dan direncanakan, sangat membantu dalam penyusunan anggaran jangka panjang.
2. Bersifat jangka panjang atau periodik
Biaya tetap biasanya merupakan hasil dari kontrak atau perjanjian berjangka, seperti sewa gedung tahunan atau kontrak kerja minimal selama satu tahun.
Pembayaran dilakukan secara berkala (bulanan, tahunan), dan harus dipenuhi walaupun aktivitas produksi sedang rendah.
3. Tidak langsung terpengaruh aktivitas bisnis harian
Naik turunnya fixed cost tidak berkaitan langsung dengan perubahan skala produksi dalam jangka pendek. Artinya, penambahan output tidak akan menambah fixed cost secara proporsional seperti pada biaya variabel.
4. Menjadi beban tetap yang harus dipenuhi
Perusahaan tetap wajib memenuhi fixed cost meskipun sedang mengalami penurunan omset, produksi rendah, atau bahkan ketika bisnis sedang berhenti sementara.
Baca juga: Pengertian Semi Variable Cost, dan 6 Cara Mudah dalam Menghitungnya
Jenis-jenis fixed cost (Biaya tetap)
Secara umum, fixed cost atau biaya tetap dalam bisnis diklasifikasikan menjadi dua jenis utama berdasarkan sifat dan urgensinya, yaitu committed fixed cost dan discretionary fixed cost.
Memahami perbedaan keduanya sangat penting agar perusahaan bisa mengelola anggaran lebih efisien dan mengambil keputusan keuangan yang tepat.
1. Committed fixed cost (Biaya tetap komitmen)
Committed fixed cost adalah biaya tetap yang wajib dikeluarkan perusahaan untuk menjaga kelangsungan operasi dan mempertahankan struktur organisasi serta investasi jangka panjang.
Biaya ini biasanya berkaitan dengan keputusan strategis, seperti pembangunan fasilitas produksi, pembelian aset tetap, atau kontrak sewa jangka panjang.
Karena sifatnya yang tidak fleksibel, biaya ini tetap harus dibayar walaupun perusahaan tengah menghadapi penurunan omset atau bahkan dalam kondisi stop produksi.
Contoh committed fixed cost di antaranya biaya penyusutan aset tetap, sewa gedung, atau gaji pegawai inti yang tidak bisa diberhentikan begitu saja.
2. Discretionary fixed cost (Biaya tetap diskresioner)
Discretionary fixed cost adalah biaya tetap yang sifatnya lebih fleksibel dan tergantung pada kebijakan manajemen perusahaan.
Biaya ini biasanya berkaitan dengan aktivitas pendukung yang bisa dikurangi, ditunda, atau bahkan dihilangkan tanpa langsung memengaruhi operasi utama atau laba perusahaan.
Contoh discretionary fixed cost meliputi biaya iklan dan promosi, pelatihan karyawan, kontribusi sosial, atau anggaran penelitian dan pengembangan.
Pada kondisi tertentu, seperti saat terjadi krisis likuiditas atau penyusutan kas perusahaan, biaya ini dapat dipangkas atau dihentikan untuk menghemat pengeluaran.
3. Step fixed cost (Biaya tetap bertahap)
Selain dua jenis utama di atas, ada pula step fixed cost atau biaya tetap bertahap. Biaya ini pada dasarnya tetap dalam batas volume produksi tertentu, namun akan naik jika kapasitas perusahaan bertambah signifikan.
Sebagai contoh, ketika bisnis perlu menambah satu pabrik baru atau menyewa gudang tambahan saat produksi meningkat drastis, maka akan muncul step fixed cost baru.
Untuk sementara waktu biaya tetap naik ke level yang lebih tinggi, dan akan tetap di level tersebut sampai ada lonjakan volume produksi berikutnya.
Mengelola dan memantau fixed cost secara akurat bisa menjadi tantangan, terutama jika usaha Anda memiliki banyak komponen biaya tetap yang harus dicatat secara teratur.
Untuk mempermudah proses pencatatan biaya operasional seperti pengeluaran sewa, gaji pegawai tetap, asuransi, dan lainnya Anda bisa mengandalkan Software Akuntansi Accurate Online.
Dengan fitur otomatisasi pembukuan dan laporan keuangan real-time yang dimiliki Accurate Online, Anda dapat memastikan seluruh biaya tetap bisnis tercatat rapi, mudah dianalisis, dan mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik.
Baca juga: Pengertian Biaya, Fungsi, Jenis, Klasifikasi, Cara Mengoptimalkannya
Contoh fixed cost
Berikut penjelasan beberapa contoh umum fixed cost dalam bisnis:
1. Biaya Sewa Gedung atau Gudang
Hal ini adalah biaya tetap yang paling sering dijumpai, di mana perusahaan harus membayar sewa lokasi usaha secara rutin, baik bisnis dalam kondisi ramai maupun sepi.
Kewajiban ini biasanya diatur dalam kontrak dengan nominal yang tetap selama periode tertentu.
2. Gaji pegawai tetap
Gaji yang diterima oleh karyawan tetap tidak terpengaruh banyaknya jumlah produksi.
Perusahaan harus membayar gaji ini secara rutin sesuai perjanjian kerja, meski sedang mengalami penurunan volume produksi atau penjualan.
3. Asuransi bisnis
Premi asuransi properti, kendaraan operasional, hingga asuransi kesehatan karyawan yang dibayarkan secara berkala setiap bulannya. Besaran biaya ini sudah ditetapkan sejak awal kontrak asuransi berjalan.
4. Penyusutan aset tetap
Setiap aset seperti mesin, kendaraan, maupun peralatan mengalami penyusutan nilai yang dialokasikan secara tetap dan dicatat di laporan keuangan. Angka penyusutan biasanya sudah diperhitungkan untuk periode tertentu.
5. Pajak properti dan pajak lainnya
Contohnya seperti pajak bangunan kantor, gudang, atau pajak kendaraan perusahaan yang dibayar rutin setiap periode, tanpa memandang tingkat aktivitas produksi.
Baca juga: Pengertian Lengkap Biaya Diferensial dalam Sebuah Perusahaan
Apa yang membedakan fixed cost dan variable cost?
Dalam akuntansi bisnis, memahami perbedaan antara fixed cost (biaya tetap) dan variable cost (biaya variabel) sangat penting untuk pengambilan keputusan finansial serta perencanaan usaha yang efektif.
Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara fixed cost dan variable cost yang perlu Anda ketahui:
1. Sifat biaya
Fixed cost cenderung bersifat tetap dan tidak berubah selama periode waktu tertentu, tidak peduli seberapa besar volume produksi atau penjualan.
Sebaliknya, variable cost sangat fluktuatif dan berubah-ubah, tergantung jumlah output yang dihasilkan. Semakin banyak barang/jasa diproduksi, semakin tinggi variable cost yang dikeluarkan.
2. Keterkaitan dengan proses produksi
Fixed cost tidak memiliki hubungan langsung dengan volume produksi, artinya biaya ini tetap ada walaupun produksi rendah atau bahkan nol.
Di lain sisi, variable cost sangat erat kaitannya dengan proses produksi jadi setiap penambahan unit produksi akan menambah variable cost secara proporsional.
3. Berdasarkan periode dan volume
Fixed cost berlaku konstan dalam periode tertentu (bulanan, tahunan), dan hanya akan berubah jika ada perubahan mendasar, seperti kontrak baru atau ekspansi usaha.
Sedangkan, variable cost berubah sesuai dengan perubahan volume barang atau jasa yang dihasilkan setiap saat.
4. Pengaruh pada penilaian persediaan
Dalam menilai persediaan, fixed cost biasanya tidak dimasukkan ke perhitungan nilai persediaan, karena tidak berubah meskipun stok bertambah atau berkurang.
Sebaliknya, variable cost selalu menjadi bagian dari penilaian persediaan karena naik-turunnya stok akan langsung mempengaruhi total biaya variabel perusahaan.
Baca juga: 4 Jenis Akuntansi Biaya, Fungsi, Siklus, dan Contohnya
Kesimpulan
Memahami konsep fixed cost beserta karakteristik, contoh, dan perbedaannya dengan variable cost sangat penting untuk pengambilan keputusan dan keberlanjutan bisnis.
Dengan pengelolaan fixed cost yang baik, Anda bisa merancang struktur keuangan yang efisien, mengoptimalkan harga pokok produk, serta mendorong kemajuan usaha.
Supaya proses pencatatan, pelaporan, dan analisis biaya tetap maupun variabel jadi lebih cepat dan akurat, gunakanlah Accurate Online, software akuntansi berbasis cloud yang bisa Anda coba secara gratis selama 30 hari!
Software akuntansi dan bisnis ini dikembangkan dengan basis cloud yang aman dan akan membantu Anda dalam mencatat serta menghitung berbagai biaya yang terjadi di dalam bisnis Anda secara otomatis, cepat dan akurat. Sehingga, Anda bisa lebih fokus dalam mengembangkan bisnis.
Selain itu, berbagai fitur dan modul yang lengkap di dalamnya akan membuat kegiatan operasional bisnis Anda berjalan lebih efisien.
Tidak percaya? Silahkan coba dulu Accurate Online selama 30 hari gratis dengan hanya klik tautan gambar di bawah ini!







