Metode Unit Produksi: Pengertian dan Bedanya Dengan Metode Penyusutan Saldo
Pada dasarnya, metode unit produksi adalah suatu metode penyusutan aktiva tetap yang mampu memberikan beban penyusutan dengan berdasarkan pada kapasitas produktif aset tetap yang diharapkan.
Ketika penggunaan aset tetap berbeda pada tiap tahunnya, maka metode unit produksi akan lebih sesuai untuk diterapkan daripada metode lainnya, seperti metode penyusutan garis lurus.
Selain itu, metode penyusutan unit produksi juga mampu pencocokan beban penyusutan dengan pendapatan terkait secara lebih tepat. Misalnya saja untuk menyusutkan aset tetap ketika jasa yang diberikan berkaitan erat dengan penggunaan, bukan pada waktu.
Nah, pada kesempatan kali ini, mari kita bahas secara mendalam lagi tentang metode unit produksi dan perbedaannya dengan metode penyusutan saldo.
Daftar Isi
Pengertian Metode Unit Produksi
Jadi, metode unit produksi adalah salah satu cara dalam menghitung penyusutan aktiva tetap yang mampu menghasilkan sejumlah beban penyusutan yang sama pada tiap unit yang diproduksi atau pada unit yang dimanfaatkan oleh aset.
Agar bisa menerapkan cara ini, masa fungsionalitas dari aset harus dinyatakan dalam unit kapasitas produktif, seperti jam ataupun mil. Lalu, jumlah beban penyusutan untuk setiap periode akuntansinya akan ditentukan dengan cara mengalikan unit penyusutan dengan jumlah unit yang dibuat atau digunakan selama periode akuntansi tersebut berjalan.
Baca juga: Bagaimana Cara Membuat Anggaran yang Fleksibel? Berikut Cara dan Contohnya
Cara Menghitung Depresiasi Metode Unit Produksi
Untuk cara menghitung nilai depresiasi dengan menggunakan metode unit produksi, cobalah perhatikan contoh berikut ini.
-
Contoh 01
Diketahui pada tanggal 01 Januari 2020, PT ABC membeli satu buah mesin produksi denan biaya perolehan senilai 20 juta rupiah dan estimasi nilai residu senilai 5 juta rupiah yang diharapkan mempunyai perkiraan masa guna selama 10 ribu jam operasi.
Berikut ini adalah penyusutan untuk unit satu jam nya.
= (Biaya perolehan – Perkiraan nilai residu) : Perkiraan masa manfaat
= (Rp 20.000.000 – Rp 5.000.000) : 10.000
= Rp 1.500 per jam
Nah, bila mesin produksi tersebut beroperasi selama 2 ribu jam dalam kurun waktu satu tahun, maka penyusutan yang terjadi pada tahun 2019 adalah sebagai berikut ini:
= Rp 1.500 x 2.000
= Rp 3.000.000
-
Contoh 2
Diketahui ada peralatan yang didapatkan dengan total biaya senilai 100 juta rupiah mempunyai perkiraan nilai sisa senilai 8 juta rupiah, dan memiliki perkiraan masa manfaat selama 30 ribu jam. Lalu, peralatan tersebut diketahui beroperasi selama 2500 jam dalam kurun waktu satu tahun.
Lalu pertanyaannya:
- Berapakan nilai komponen biaya perolehan aset tetap yang bisa disusutkan?
- Berapakah tingkat penyusutan aktiva tetap tersebut?
- Berapakah beban penyusutan dengan metode unit produksi tersebut?
Jawaban pertama:
Berikut ini adalah cara menghitung nilai biaya perolehan aktiva tetap yang mampu disusutkan dengan menggunakan unit produksi:
= Biaya Perolehan – Perkiraan Nilai Residu
= Rp 100.000.000 – Rp 8.000.000
= Rp 98.000.000
Jawaban 2:
Berikut ini adalah tingkat penyusutan alat tersebut:
= Biaya perolehan aktiva tetap yang bisa disusutkan : Perkiraan masa manfaat aktiva tetap
= Rp 98.000.000 : 30.000
= Rp 3.250 per jam (hasil pembulatan)
Jawaban 3:
Berikut ini adalah hasil beban penyusutan peralatan tersebut:
= Masa operasi peralatan x Tingkat penyusutan peralatan
= 2.500 jam x Rp 3.250
= Rp 8.125.000
Pengertian Metode Saldo Menurun Ganda
Metode saldo menurun ganda adalah suatu metode penyusutan yang mampu memberikan beban penyusutan secara periodik dengan berdasarkan nilai buku aset tetap yang semakin menurun pada perkiraan umurnya.
Penggunaan metode penyusutan saldo menurun ganda ini mampu menghasilkan beban periodik yang semakin menurun selama perkiraan masa manfaat aset berlangsung.
Dalam penerapannya, tingkat saldo menurun ganda ini ditentukan dengan cara menggandakan tingkat garis lurus.
1. Penerapan Metode Saldo Menurun Ganda
Agar lebih jelas lagi tentang metode penyusutan saldo menurun ganda, coba perhatikanlah contoh berikut ini:
Diketahui terdapat sebuah aset yang mempunyai masa manfaat selama lima tahun, tingkat saldo menurun gandanya adalah sebesar 40%, dan ditentukan sebagai berikut ini:
Tingkat saldo menurun ganda = Tingkat garis lurus x 2
=(1/5) x 2
= 20% x 2
= 40%
Dalam tahap pertama penggunaannya, biaya aset harus dikalikan dengan tingkat penyusutan saldo menurun ganda. Setelah tahun pertama berlangsung, maka nilai bukunya adalah biaya dikurangi dengan akumulasi penyusutan : yang menurun dikalikan pada tingkatan tersebut.
2. Contoh Perhitungan Metode Saldo Menurun Ganda
Untuk cara menghitung depresiasi dengan memanfaatkan metode penyusutan saldo menurun ganda, Anda bisa melihat contoh berikut ini:
Diketahui penyusutan saldo menurun ganda tahunan pada suatu aset dengan estimasi masa fungsi 5 tahun dari biaya adalah sebanyak 24 juta rupiah, dengan rincian sebagai berikut:
Harus digaris bawahi bahwa ketika metode saldo menurun ganda ini digunakan, maka estimasi nilai residu tidak bisa dipertimbangkan dalam menentukan tingkat penyusutan dan menghitung penyusutan periodik. Namun, aset tidak harus disusutkan di bawah estimasi nilai residunya.
Berdasarkan contoh di atas, estimasi nilai residunya adalah senilai 2 juta rupiah, jadi, penyusutan yang terjadi pada tahun kelima adalah sebagai berikut:
= Rp 3.110.000 – Rp 2.000.000
= Rp 1.110.000
Bukan
= 40% x Rp 3.110.000
= Rp 1.244.160
Dalam contoh metode penyusutan tersebut, kita asumsikan bahwa penggunaan pertama aset terjadi ketika awal tahun fiskal berlangsung. Namun, hal tersebut bukanlah hal yang umum terjadi, dan penyusutan pada setengah tahun pertama harus dihitung.
Cobalah perhatikan contoh berikut ini:
Katakanlah aset tetap tersebut sudah siap menyediakan jasa di akhir bulan ketiga pada tahun fiskal. Dalam hal ini, hanya sebagian (9/12) dari penyusutan tahun pertama senilai Rp 9.600.00 yang dialokasikan di tahun fiskal pertama.
Untuk itu, penyusutan senilai Rp 7.200.000 (9/12 x Rp 9.600.00) akan dialokasikan pada sebagian tahun pertama pemanfaatan aset. Lalu, penyusutan untuk tahun fiskal yang kedua adalah senilai:
= 40% x (Rp 24.000.000 – Rp 7.200.000)
= Rp 6.720.000
Perhatikanlah contoh soal dan jawaban lain dari penyusutan metode saldo menurun ganda di bawah ini:
Mesin alat yang didapatkan pada awal tahun 2020 dengan nominal biaya sebesar Rp 150.000.000 diketahui mempunyai estimasi nilai residu sebanyak Rp 10.000.000, dan estimasi masa fungsi selama 10 tahun.
Berdasarkan contoh soal penyusutan aktiva tetap metode menurun ganda diatas, maka bisa ditemukan jawabannya dengan cara:
1. Biaya perolehan aktiva tetap mesin yang mampu disusutkan adalah:
= Rp 150.000.000 – Rp 10.000.000
= Rp 140.000.000
2. Tingkat penyusutan saldo menurun ganda adalah sebagai berikut:
= [(1/10) x 2]
= 20%
3. Penyusutan saldo menurun ganda untuk tahun pertama adalah sebagai berikut:
= Rp 150.000.000 x 20%
= Rp 30.000.000
Apa Bedanya Metode Garis Lurus, Unit Produksi, dan Saldo Menurun Ganda?
Berikut ini adalah tabel perbedaan dan persamaan metode penyusutan aktiva tetap, metode garis lurus, metode unit produksi dan metode saldo menurun ganda:
Persamaan Metode Garis Lurus, Unit Produksi, Saldo Menurun Ganda
Persamaan metode penyusutan garis lurus, unit produksi dan saldo menurun berganda adalah semua metode penyusutan di dalamnya membebankan sebagian jumlah pendapatan aktiva tetap dalam kurun waktu periode akuntansi, dan tidak melakukan penyusutan aktiva tetap di bawah nilai residunya.
Selain itu, persamaan antar ketiganya adalah sebagai berikut:
- Metode garis lurus mampu menghasilkan jumlah beban penyusutan secara periodik yang sama selama masa fungsi aset berlangsung
- Metode unit produksi mampu menghasilkan jumlah beban penyusutan secara periodik yang berbeda, tergantung pada jumlah aset yang digunakan di dalamnya.
- Metode saldo menurun ganda mampu menghasilkan jumlah penyusutan yang lebih besar pada tahun pertama penggunaan aset, yang di dalamnya diiringi dengan jumlah yang terus menurun secara perlahan.
Baca juga: Kewajiban Jangka Panjang: Pengertian, Cara Menggunakannya dan Contohnya
Kesimpulan
Dalam setiap periode penyusutan selalu memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Kekurangan pada metode penyusutan kerap kali bisa ditutupi dengan metode penyusutan yang lainnya. Selain itu, selain mempunyai perbedaan, setiap metode penyusutan pun mempunyai banyak sekali persamaan.
Untuk itu, Anda harus lebih bijak lagi dalam menentukan metode penyusutan yang ingin digunakan, termasuk dalam memperhatikan peraturan perundangan yang sedang berlaku dan juga kebiasaan pada industri perusahaan Anda.
Bila Anda kesulitan untuk melakukan perhitungan aktiva tetap, Anda bisa menggunakan software akuntansi dari Accurate Online. Kenapa? Karena di dalamnya Anda bisa mendapatkan lebih dari 200 jenis laporan keuangan, termasuk laporan aktiva tetap, secara mudah dengan hanya cukup membayar 200 ribu rupiah perbulan.
Selain itu, dengan cukup sekali membayar, Anda bisa mendapatkan banyak sekali fitur yang mampu memudahkan kegiatan Anda dalam melakukan bisnis online ataupun offline, seperti fitur persediaan, pembelian, perpajakan, persediaan, rekonsiliasi bank, payroll, dll.
Penasaran dengan Accurate Online? Ayo coba gratis selama 30 hari dengan klik tautan gambar di bawah ini.