Neraca Aktiva dan Pasiva: Pengertian, Perbedaan, Cara Menghitung dan Contohnya

oleh | Mei 20, 2024

source envato.

Neraca Aktiva dan Pasiva: Pengertian, Perbedaan, Cara Menghitung dan Contohnya

Pada dasarnya, neraca aktiva dan pasiva merupakan salah satu komponen penting dalam laporan keuangan yang digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan suatu entitas.

Memahami konsep neraca aktiva dan pasiva sangat penting sekali bagi para pemangku kepentingan, seperti manajemen perusahaan, investor, dan kreditur, agar mereka bisa menilai kesehatan finansial dan kinerja perusahaan.

Lalu, apa pengertian sebenarnya dari neraca aktiva dan pasiva? apa perbedaan neraca aktiva dan pasiva? Bagaimana cara menghitungnya? Ini jawabannya!

Pengertian neraca aktiva dan pasiva

Pengertian neraca aktiva dan pasiva

ilustrasi neraca aktiva dan pasiva. source envato.

Neraca aktiva dan pasiva adalah salah satu laporan keuangan utama yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu titik waktu tertentu.

Neraca ini terbagi menjadi dua bagian utama: aktiva (aset) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas).

Pengertian Neraca Aktiva

Jason Fernando dalam artikelnya yang dirilis pada laman Investopedia menjelaskan bahwa aktiva adalah semua sumber daya yang dimiliki dan dikendalikan oleh perusahaan yang diharapkan akan memberikan manfaat ekonomi di masa depan. Aktiva dibagi menjadi dua kategori:

  • Aktiva Lancar (Current Assets)

Sumber daya yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas atau digunakan dalam operasi bisnis dalam waktu satu tahun atau siklus operasi normal perusahaan. Contohnya termasuk kas, piutang usaha, persediaan, dan surat berharga.

  • Aktiva Tetap (Non-Current Assets)

Sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk digunakan dalam jangka panjang, biasanya lebih dari satu tahun. Contohnya termasuk properti, pabrik, peralatan, dan aset tidak berwujud seperti paten dan hak cipta.

Pengertian Neraca Pasiva

Pasiva adalah semua kewajiban dan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Pasiva dibagi menjadi dua kategori:

  1. Kewajiban (Liabilities): Kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dibayar dengan sumber daya yang dimiliki. Kewajiban juga dibagi menjadi dua:
  • Kewajiban Lancar (Current Liabilities): Kewajiban yang diharapkan akan dilunasi dalam waktu satu tahun atau siklus operasi normal perusahaan. Contohnya termasuk utang dagang, utang jangka pendek, dan beban yang masih harus dibayar.
  • Kewajiban Jangka Panjang (Non-Current Liabilities): Kewajiban yang jatuh tempo lebih dari satu tahun. Contohnya termasuk utang jangka panjang, obligasi, dan sewa guna usaha jangka panjang.
  1. Ekuitas (Equity): Sisa kepemilikan dalam aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas mencerminkan kekayaan bersih perusahaan dan termasuk modal saham, laba ditahan, dan komponen ekuitas lainnya seperti surplus revaluasi.

Dengan memahami neraca aktiva dan pasiva, kita dapat menilai stabilitas keuangan, likuiditas, dan profitabilitas perusahaan, yang sangat penting untuk pengambilan keputusan bisnis yang strategis.

Neraca ini memberikan gambaran yang jelas mengenai apa yang dimiliki perusahaan (aktiva) dan bagaimana kepemilikan tersebut didanai, baik melalui utang (kewajiban) maupun modal sendiri (ekuitas).

Baca juga: Buku Besar Pembantu Utang: Ini Pengertian dan Contohnya!

Perbedaan neraca aktiva dan pasiva

Perbedaan neraca aktiva dan pasiva

Neraca aktiva dan pasiva adalah dua bagian utama dari neraca keuangan suatu perusahaan yang memberikan gambaran tentang sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan serta cara perusahaan membiayai sumber daya tersebut.

Berikut adalah perbedaan antara keduanya:

1. Komponen utama:

  • Neraca aktiva: Memuat semua sumber daya yang dimiliki dan dikendalikan oleh perusahaan yang diharapkan mampu memberikan manfaat ekonomi di masa depan, seperti kas, piutang, persediaan, dan aset tetap.
  • Neraca pasiva: Memuat semua kewajiban yang dimiliki perusahaan kepada pihak lain serta ekuitas perusahaan, seperti utang dagang, utang jangka panjang, modal saham, dan laba ditahan.

2. Fokus

  • Neraca aktiva: Menunjukkan apa yang dimiliki perusahaan.
  • Neraca pasiva: Menunjukkan dari mana perusahaan mendapatkan dana untuk memiliki aset-aset tersebut.

3. Sifat

  • Neraca aktiva: Bersifat debit, karena mencatat aset-aset perusahaan.
  • Neraca pasiva: Bersifat kredit, karena mencatat kewajiban dan ekuitas perusahaan.

4. Penyusunan

  • Neraca aktiva: Biasanya disusun berdasarkan tingkat likuiditas, dengan aset lancar disajikan lebih dulu diikuti oleh aset tetap.
  • Neraca pasiva: Biasanya disusun berdasarkan prioritas pelunasan, dengan kewajiban lancar disajikan lebih dulu diikuti oleh kewajiban jangka panjang dan ekuitas.

5. Tujuan

  • Neraca aktiva: Memberikan gambaran tentang apa yang dimiliki perusahaan, termasuk sumber daya yang dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban dan investasi di masa depan.
  • Neraca pasiva: Memberikan gambaran tentang sumber daya yang digunakan perusahaan untuk memperoleh aset-asetnya, baik melalui pinjaman atau modal sendiri.

Dengan memahami perbedaan antara neraca aktiva dan pasiva, pemangku kepentingan dapat menganalisis lebih baik posisi keuangan perusahaan, termasuk likuiditas, solvabilitas, dan struktur modalnya.

Ini memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik dalam merencanakan strategi keuangan dan investasi.

Baca juga: COGS: Pengertian, Tujuan, dan Cara Hitungnya

Cara menghitung neraca aktiva dan pasiva serta contohnya

Cara menghitung neraca aktiva dan pasiva serta contohnya

ilustrasi neraca aktiva dan pasiva. source envato.

Menghitung neraca aktiva dan pasiva harus dilakukan dengann mengelompokan aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan sesuai dengan kategori yang telah disebutkan sebelumnya.

Berikut adalah langkah-langkah yang bisa Anda lakukan untuk menghitung dan contoh neraca aktiva dan pasiva:

1. Identifikasi dan klasifikasikan aset:

  • Pisahkan aset perusahaan menjadi dua kategori utama: aktiva lancar dan aktiva tetap.
  • Aktiva lancar mencakup kas, piutang usaha, persediaan, dan aset lancar lainnya.
  • Aktiva tetap mencakup properti, pabrik, peralatan, dan aset tetap lainnya.

2. Identifikasi dan klasifikasikan kewajiban

  • Pisahkan kewajiban perusahaan menjadi dua kategori utama: kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang.
  • Kewajiban lancar mencakup utang dagang, utang bank, dan kewajiban lancar lainnya.
  • Kewajiban jangka panjang mencakup utang obligasi, pinjaman jangka panjang, dan kewajiban jangka panjang lainnya.

 3. Identifikasi dan hitung ekuitas

Ekuitas adalah selisih antara total aset dan total kewajiban, seperti modal saham, laba ditahan, dan komponen ekuitas lainnya.

4. Susun Neraca

  • Susun neraca dengan meletakkan aktiva di sisi kiri dan pasiva di sisi kanan.
  • Aktiva ditempatkan berdasarkan tingkat likuiditas, dengan aktiva lancar disajikan lebih dulu diikuti oleh aktiva tetap.
  • Kewajiban dan ekuitas ditempatkan berdasarkan prioritas pelunasan, dengan kewajiban lancar disajikan lebih dulu diikuti oleh kewajiban jangka panjang dan ekuitas.

Contoh Neraca Aktiva dan Pasiva:

contoh neraca aktiva dan pasivacontoh neraca aktiva dan pasiva2

Dalam contoh di atas, aktiva dan pasiva perusahaan disusun sesuai dengan kategori masing-masing, dan total aktiva sama dengan total pasiva dan ekuitas.

Hal tersebut menunjukkan keseimbangan antara sumber daya yang dimiliki perusahaan (aktiva) dan cara perusahaan membiayai sumber daya tersebut (kewajiban dan ekuitas).

Baca juga: Pengertian Aset: Jenis, Klasifikasi, dan Berbagai Sifatnya yang Harus Anda Ketahui

Penutup

Dari artikel di atas, dapat kita simpulkan bahwa neraca aktiva dan pasiva merupakan dua komponen utama dari laporan keuangan yang memberikan gambaran tentang posisi keuangan pada suatu titik waktu tertentu.

Neraca aktiva akan menggambarkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan Anda, yang terbagi menjadi aktiva lancar (yang dapat dengan cepat dikonversi menjadi kas) dan aktiva tetap (yang dimiliki dalam jangka panjang).

Sementara itu, neraca pasiva menunjukkan sumber daya yang digunakan perusahaan Anda untuk memperoleh aset-asetnya, baik melalui pinjaman (kewajiban) atau modal sendiri (ekuitas).

Melalui neraca aktiva dan pasiva, para pemangku kepentingan dapat menganalisis stabilitas keuangan, likuiditas, dan solvabilitas perusahaan.

Aktiva yang seimbang dengan pasiva menandakan kesehatan keuangan yang baik, sebaliknya, ketidakseimbangan dapat menunjukkan risiko keuangan.

Dengan pemahaman yang baik tentang neraca ini, Anda dapat merencanakan strategi keuangan dan investasi yang lebih baik untuk pertumbuhan dan keberlangsungan bisnis yang berkelanjutan.

Namun, bila Anda kesulitan untuk membuat laporan neraca, maka Anda harus menggunakan aplikasi akuntansi dan bisnis dari Accurate Online.

Dengan menggunakan Accurate Online, seluruh pekerjaan dalam membuat laporan keuangan, mulai dari laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan modal, serta laporan neraca seperti contoh di atas, akan terselesaikan secara instan.

Anda bisa mengakses berbagai jenis laporan tersebut di mana saja dan kapan saja Anda butuhkan. Sehingga, Anda bisa memantau kesehatan bisnis secara real time dan bisa membuat keputusan bisnis yang lebih tepat serta akurat.

Jadi tunggu apa lagi? Coba dan buktikan sendiri selama 30 hari gratis dengan klik tautan gambar di bawah ini.

Referensi:

akuntansibanner

Efisiensi Bisnis dengan Satu Aplikasi Praktis!

Konsultasikan kebutuhan bisnismu dengan tim kami.

Jadwalkan Konsultasi

artikel-sidebar

Download Template Pembukuan Bisnis

Template pembukuan untuk bisnismu dengan format Excel.

Khaula Senastri
Seorang lulusan S1 ilmu akuntansi yang suka membagikan istilah, rumus, dan berbagai hal yang berkaitan dengan dunia akuntansi lewat tulisan.

Artikel Terkait