Akuntansi Forensik: Pengertian, Tugas, dan Tahapan Prosedur Melakukannya
Sudah pernah dengar istilah akuntansi forensik? Istilah ini mulai gencar dibicarakan di Indonesia dulu sekitar akhir tahun 1997.
Ketika itu Indonesia mengalami krisis ekonomi yang sangat parah. Meminta bantuan IMF dan world bank dijadikan solusi saat itu. Namun keduanya mengajukan syarat yaitu Indonesia harus melakukan Agreed Upon Due Dilligent (ADPP).
Dikutip dari Wikipedia, hal tersebut merupakan Uji tuntas yaitu penyelidikan atau pelaksanaan kehati-hatian yang biasanya diharapkan dilakukan oleh bisnis atau orang yang wajar sebelum mengadakan perjanjian atau kontrak dengan pihak lain atau tindakan dengan standar kehati-hatian tertentu.
Proses tersebut dilakukan oleh akuntan asing dibantu oleh akuntan Indonesia. Dalam proses itu diperoleh hasil yang tidak cukup baik. Sehingga sempat membuat panik pasar dan pemerintah.
Akhirnya berujung dengan likuidasi 16 bank swasta. Adanya likuidasi besar-besarnya ini mengakibatkan terjadinya penarikan dana besar-besaran. Baik itu dana tabungan maupun deposito di bank-bank swasta.
Hal ini karena menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat pada bank. Agreed Upon Due Dilligent inilah bisa dikatakan salah satu dari penerapan akuntansi forensik.
Ingin tahu lebih jauh tentang akuntansi forensik? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Daftar Isi
Pengertian Akuntansi Forensik
Dalam bidang akuntansi, bidang tersebut memang tidak terlalu dikenal. Akuntan forensik lebih mengarah pada kegiatan audit. Berikut beberapa pengertian istilah tersebut menurut beberapa ahli
Beliau adalah seorang editor-in-chief Journal Of Forensic Accounting mengungkapkan akuntansi bidang forensik adalah ilmu akuntansi yang cocok dengan hukum.
Oleh karena itu akuntansi bidang forensik dianggap dapat bertahan dalam kancah perseteruan pengadilan. Termasuk dalam proses peninjauan judisial maupun administratif.
• Menurut Merriam Webster’s Collegiate Dictionary
Akuntansi bidang forensik dapat berarti berkenaan dengan pengadilan. Bisa juga ditafsirkan menjadi berkenaan dengan penerapan pengetahuan ilmiah pada masalah hukum.
Jadi akuntansi bidang forensik ini merupakan perwujudan penggunaan ilmu akuntansi untuk kepentingan hukum.
Di mana keduanya dipadukan dengan kemampuan investigatif yang tujuan untuk memecahkan sengketa keuangan. Tidak hanya itu saja akuntan forensik ini juga handal dalam mengungkap fraud yang nantinya akan diputuskan dalam pengadilan.
Sebagai contohnya seperti kasus korupsi. Kasus korupsi pada hakikatnya adalah proses sengketa keuangan oleh negara melawan warganya sendiri yang punya kedudukan dalam pemerintahan.
Jenis kasus seperti ini perlu diselidiki oleh lembaga negara seperti KPK. Selain itu juga dibantu dengan anggota BPK, serta BPKP. Nah mereka inilah yang disebut akuntan forensik.
Baca juga : Audit Forensik: Pengertian dan 10 Alasan Pentingnya
Tugas Akuntan Forensik
Berkenaan dengan fungsinya, para akuntan forensik tentu punya beberapa tugas. Secara umum, tugas seorang akuntan forensik dibagi menjadi 2 bagian. Berikut masing-masing penjelasan selengkapnya
-
Jasa Penyelidikan
Untuk jasa akuntansi forensik yang pertama ini akuntan memiliki tugas yang lebih mengarah pada pemeriksaan penipuan. Istilah yang lebih mudah adalah sebagai auditor penipuan.
Mereka yang bekerja sebagai akuntan forensik bagian ini memiliki beberapa kemampuan.
Termasuk diantaranya adalah akuntansi forensik untuk mendeteksi, mencegah, serta mengendalikan penipuan. Mereka juga punya keunggulan di bidang misinterpretasi.
-
Jasa Litigasi
Akuntansi forensik juga memiliki tugas menyelesaikan jasa litigasi. Tugas utamanya adalah mengidentifikasi kesaksian dari pemeriksa penipuan.
Selain itu mereka yang melayani jasa ini juga bekerja untuk memecahkan isu-isu evaluasi.
Salah satu contohnya adalah pada kasus perceraian. Tim audit yang menawarkan jasa ini harus lulus pelatihan tertentu.
Salah satu pelatihannya yaitu membahas tentang pentingnya prosedur akuntansi forensik dalam praktek audit.
Pada dasarnya akuntan forensik bertugas untuk memberikan pendapat hukum dalam pengadilan maupun di luar pengadilan.
Apa saja tugas akuntan forensik untuk memberikan pendapat hukum di luar pengadilan? Salah satunya adalah menyelesaikan perkara dalam sengketa maupun upaya menghitung dampak pelanggaran kontrak.
Baca juga : 8 Bidang Dalam Ilmu Akuntansi: Kegunaan dan Cara Kerjanya
Gambaran Tahapan dalam Proses Akuntansi Forensik
Dalam prosesnya, akuntan forensik tentu memiliki beberapa tahapan tertentu. Secara umum terdapat 6 tahapan. Berikut uraian masing-masing
1. Identifikasi Masalah
Pada tahap ini, seorang auditor forensik akan melakukan pemahaman awal. Dari kasus apa yang sedang diungkapkan.
Melakukan pemahaman awal ini bertujuan supaya mempertajam analisa serta spesifikasi ruang lingkup. Dengan begitu, proses audit bisa dilakukan tepat sasaran.
2. Pembicaraan sengan Klien
Pembicaraan atau wawancara dengan klien ini merupakan tahapan terpenting dalam proses akuntansi forensik.
Dalam tahap ini akuntan akan melakukan wawancara dengan klien. Terkait kriteria, lingkup, limitasi, jangka waktu, serta metodologi audit.
Langkah ini dilakukan supaya tercipta kesepahaman antara auditor dengan klien.
Mengapa tahap ini penting? Karena dengan keduanya punya titik kesepahaman yang sama, proses penyelesaian kasus akan berjalan lebih cepat, serta tepat sasaran.
Baca juga: Mengenal 15 Jenis Audit dalam Proses Organisasi
3. Pemeriksaan Pendahuluan
Dalam proses akuntansi forensik, Tahap ini adalah di mana auditor akan mulai mengumpulkan data awal serta melakukan analisa.
Hingga didapatkan hasil dalam matriks 4W+1H. Jika matriks ini sudah dikantongi, maka akan diputuskan untuk melanjutkan investigasi atau tidak.
4. Pengembangan Rencana Pemeriksaan
Dalam tahap ini, auditor akan melakukan penyusunan beberapa hal. Mulai dari dokumentasi kasus yang dihadapi, prosedur pelaksanaan dan tujuan audit, serta apa saja tugas individu dalam tim.
Setelah rapi disusun akan menghasilkan sebuah temuan. Temuan ini lah yang pada akhirnya akan dikomunikasikan oleh para tim audit dan klien.
5. Pemeriksaan Lanjutan
Merupakan tahapan dimana auditor mulai mengumpulkan bukti. Pada tahapan ini, sebenarnya proses audit sudah mulai berjalan.
Para auditor sudah mulai melakukan beragam tekniknya untuk mencari kebenaran adanya fraud serta pelakunya.
6. Penyusunan Laporan
Terakhir adalah proses penyusunan laporan. Tahap ini auditor akan mengeluarkan semacam laporan yaitu laporan audit forensik.
Ada beberapa poin yang harus dituliskan di dalam laporan ini yaitu
- Kondisi, yaitu apa saja hal-hal yang benar-benar terjadi di lapangan.
- Kriteria, yang merupakan apa saja standar yang digunakan saat melaksanakan kegiatan.
- Simpulan, menjelaskan tentang keseluruhan inti dari proses audit.
Itu tadi sekilas tentang akuntansi forensik. Seputar pengertian, tugasnya, serta tahapan-tahapan penting dalam prosesnya.
Silahkan dimanfaatkan untuk sumber referensi bagi yang belum paham tentang istilah bidang akuntansi tersebut.
Baca juga: Siklus Akuntansi : Pengertian dan Penjelasan yang Lengkap
Penutup
Dengan mengetahui beberapa tahapan akuntansi forensik Anda bisa menerapkan ilmu tersebut kepada diri Anda, jika berniat untuk menguasai di bidang akuntansi.
Untuk memperdalam ilmu akuntansi Anda, Anda bisa juga mempelajari software akuntansi yang banyak digunakan oleh perusahaan untuk mengelola pembukuan dan gaji karyawan mereka.
Software Akuntansi dan Bisnis Accurate Online adalah software berbasis cloud yang sudah berdiri selama 20 tahun dan sudah digunakan oleh ratusan ribu pengguna karena terpercaya mempunyai fitur yang lengkap untuk membantu usaha Anda.
Anda bisa mulai mempelajarinya Accurate Online dengan mencoba free trial 30 hari secara gratis, dengan klik gambar di bawah!