Dalam industri konstruksi, ketepatan dan keberlanjutan finansial merupakan fondasi bagi kesuksesan industri ini. Namun, walaupun para kontraktor ini sangat ahli dalam membangun struktur yang kuat, mereka kerapkali dihadapkan pada kompleksitas mengelola laporan keuangan.
Untuk itu, memahami dan mengelola laporan keuangan adalah elemen penting dalam menjaga kesehatan finansial perusahaan konstruksi.
Namun, bagaimana cara membuat laporan keuangan kontraktor? Apakah ada contoh sederhananya? Dapatkan jawabannya dengan membaca artikel di bawah ini hingga selesai.
Daftar Isi
Pengertian Laporan Keuangan Kontraktor
Laporan keuangan kontraktor adalah dokumen yang mencerminkan kondisi keuangan suatu perusahaan konstruksi pada periode waktu tertentu, seperti yang dijelaskan dalam laman Investopedia.
Secara khusus, laporan keuangan ini menyajikan informasi yang terkait dengan pendapatan, biaya, laba, dan pos-pos keuangan lainnya yang terkait dengan proyek konstruksi yang sedang atau telah diselesaikan.
Laporan keuangan kontraktor juga memberikan gambaran mengenai performa keuangan perusahaan dalam melaksanakan proyek-proyeknya serta memberikan pemahaman yang diperlukan bagi pihak internal maupun eksternal untuk mengevaluasi kesehatan finansial dan kemampuan perusahaan dalam mengelola risiko.
Dalam konteks laporan keuangan kontraktor, terdapat beberapa poin yang menjadi fokus utama, yaitu:
- Pendapatan Kontrak: Pendapatan kontrak adalah jumlah pendapatan yang diakui oleh perusahaan dari proyek-proyek konstruksi yang sedang berlangsung atau telah diselesaikan.
- Biaya Proyek: Biaya ini akan menyajikan detail biaya-biaya yang terkait langsung dengan pelaksanaan proyek, seperti biaya bahan, tenaga kerja, peralatan, dan biaya overhead.
- Laba Kotor: Laba kotor adalah selisih antara pendapatan kontrak dan biaya proyek, yang mencerminkan profitabilitas dari proyek tersebut sebelum memperhitungkan biaya-biaya operasional lainnya.
- Biaya Operasional: BIaya ini mencakup biaya-biaya yang terkait dengan aktivitas operasional perusahaan di luar biaya langsung dari proyek konstruksi, seperti biaya administrasi, pemasaran, dan keuangan.
- Laba Bersih: Laba bersih adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan setelah mengurangi seluruh biaya, seperti biaya operasional, dari pendapatan total.
Laporan keuangan kontraktor tidak hanya merupakan tools untuk merekam transaksi keuangan, tetapi juga sebagai sarana untuk menganalisis kinerja keuangan, mengidentifikasi tren, dan merumuskan strategi keuangan yang sesuai.
Dengan pemahaman yang mendalam tentang laporan keuangan kontraktor, Anda dapat mengoptimalkan pengelolaan finansial, mengelola risiko, dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dalam industri konstruksi Anda.
Baca juga: Contoh Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa dan Cara Membuatnya
Cara Membuat Laporan Keuangan Kontraktor
Membuat laporan keuangan kontraktor membutuhkan pemahaman yang baik tentang struktur keuangan perusahaan konstruksi dan prinsip-prinsip akuntansi yang relevan di dalamnya. Nah, berikut ini adalah cara mudah dalam membuat laporan keuangan kontraktor:
1. Pemahaman Bisnis Kontraktor
Pahamilah jenis proyek konstruksi yang dilakukan oleh perusahaan, sumber pendapatan utama, dan struktur biaya yang terlibat dalam setiap proyek. Pemahaman ini akan membantu Anda dalam menentukan elemen-elemen yang perlu disajikan dalam laporan keuangan.
2. Identifikasi Persyaratan Hukum dan Regulasi
Pastikan laporan keuangan kontraktor Anda memenuhi persyaratan hukum dan peraturan yang berlaku dalam industri konstruksi serta standar akuntansi yang relevan, seperti PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan).
3. Pengumpulan Data
Kumpulkanlah data transaksi keuangan perusahaan, seperti pendapatan dari proyek-proyek konstruksi, biaya bahan, tenaga kerja, peralatan, biaya overhead, dan transaksi keuangan lainnya.
4. Pengklasifikasian Transaksi
Kelompokkanlah data transaksi keuangan ke dalam kategori-kategori yang sesuai, seperti pendapatan kontrak, biaya langsung proyek, biaya overhead, dan biaya operasional lainnya.
5. Pengakuan Pendapatan Kontrak
Gunakanlah metode pengakuan pendapatan yang sesuai, seperti metode persentase penyelesaian atau metode persentase penyelesaian biaya yang dikeluarkan.
6. Penyusunan Neraca dan Laporan Laba Rugi
Buatlah neraca untuk mencerminkan posisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu dan buat laporan laba rugi untuk mencerminkan performa keuangan perusahaan selama periode tertentu.
7. Analisis dan Interpretasi
Analisis laporan keuangan untuk mengidentifikasi tren, membandingkan performa keuangan dengan periode sebelumnya, dan mengevaluasi profitabilitas proyek-proyek konstruksi.
8. Koreksi dan Perbaikan
Lakukanlah koreksi atau perbaikan jika ditemukan kesalahan atau ketidaksesuaian dalam laporan keuangan, dan pastikan laporan akhir mampu mencerminkan informasi keuangan perusahaan secara akurat.
9. Pelaporan dan Distribusi
Setelah laporan keuangan selesai dibuat dan diverifikasi, laporkanlah kepada pihak-pihak yang berkepentingan, seperti manajemen internal, investor, bank, atau badan pengatur, sesuai dengan jadwal dan persyaratan yang berlaku.
10. Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan
Evaluasi proses pembuatan laporan keuangan tersebut secara berkala dan lakukanlah perbaikan atau penyesuaian jika diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan relevansi laporan keuangan kontraktor.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas dengan baik dan memahami kebutuhan yang detail tentang perusahaan konstruksi, Anda akan dapat membuat laporan keuangan kontraktor yang informatif dan bermanfaat untuk pengambilan keputusan.
Baca juga: Pengertian OPEX dan Cara Menghitungnya untuk Laporan Keuangan
Contoh Laporan Keuangan Kontraktor
Berikut ini adalah contoh sederhana laporan keuangan kontraktor:
Laporan Keuangan Kontraktor XYZ
Laba Bersih Sebelum Pajak: Rp 200,000,000
Catatan: Lapiran di atas hanyalah contoh sederhana laporan keuangan kontraktor dan angka yang digunakan bersifat hipotetis. Laporan keuangan sebenarnya harus disusun dengan rinci dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Selain itu, penting untuk memperhatikan aspek pajak dan regulasi yang relevan.
Pastikan juga untuk mengkonsultasikan dengan akuntan atau profesional keuangan yang berpengalaman dalam menyusun laporan keuangan yang akurat dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan konstruksi Anda.
Baca juga: Siklus Akuntansi : Pengertian dan Penjelasan yang Lengkap
Penutup
Secara keseluruhan, dengan pengelolaan yang tepat, Anda memiliki potensi untuk mencapai kesuksesan yang lebih besar di industri konstruksi. Namun, bila Anda kesulitan dalam membuat laporan keuangan, Anda bisa menggunakan software keuangan ternama dari Accurate Online.
Aplikasi yang sudah dipercaya oleh ratusan ribu pengguna ini akan membantu Anda dalam mengelola keuangan bisnis secara menyeluruh, seperti membuat laporan keuangan, mengelola utang-piutang, mengirim invoice, menerapkan anggaran secara akurat, dan masih banyak lagi.
Lebih dari itu, Accurate Online juga akan membantu Anda dalam mengelola persediaan, mengelola inventaris, mengelola aset hingga membantu proses manufacturing Anda.
Sehingga, Anda akan memiliki waktu yang lebih banyak agar bisa lebih fokus dalam meningkatkan penjualan dan mengembangkan bisnis.
Masih ragu dengan Accurate Online? Anda bisa membuktikannya lebih dulu selama 30 hari gratis dengan klik tautan gambar di bawah ini.