Apa itu Sunk Cost? Pengertian, Contoh, Tips Menghindari

16 Jun 2021 | Ditulis oleh: Ibnu Ismail
Ditinjau oleh: Nibras Ratna Verified Reviewer
Apa itu Sunk Cost? Pengertian, Contoh, Tips Menghindari

Poin penting


  • Sunk cost adalah biaya yang sudah dikeluarkan dan tidak dapat dipulihkan, sehingga sebaiknya tidak dipertimbangkan lagi dalam pengambilan keputusan bisnis ke depan.

 

  • Sunk cost fallacy adalah kesalahan berpikir ketika perusahaan tetap mempertahankan proyek rugi hanya karena sudah telanjur mengeluarkan banyak biaya, meskipun secara rasional seharusnya dihentikan.

 

  • Sunk cost dapat terjadi di berbagai aktivitas bisnis, seperti biaya iklan, pengembangan produk gagal, pelatihan karyawan untuk sistem lama, hingga pembelian stok yang tidak bisa dijual.

 

  • Untuk menghindari sunk cost, fokuslah pada keputusan masa depan, pisahkan biaya relevan dan irrelevan, lakukan evaluasi rutin,siapkan rencana cadangan, dan pahami konsep opportunity cost.

Salah satu istilah penting yang wajib dipahami di dunia bisnis adalah sunk cost.

Sunk cost adalah biaya yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan dan tidak dapat dipulihkan, apapun keputusan yang diambil di masa depan.

Konsep ini sangat penting dalam manajemen keuangan, perencanaan anggaran, dan pengambilan keputusan bisnis.

Pelajari pengertian hingga contoh-contoh sunk cost di artikel ini, baca selengkapnya!

Apa itu sunk cost?

Sunk cost adalah uang yang telah dikeluarkan dan tidak bisa dikembalikan lagi ke kas perusahaan.

Sunk cost sering timbul dari keputusan operasional, investasi, pengembangan produk, serta aktivitas bisnis lainnya.

Berbeda dengan biaya relevan yang masih bisa dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan masa depan, sunk cost sama sekali tidak memengaruhi keputusan berikutnya karena sudah kadung dikeluarkan dan tidak ada harapan untuk balik modal.

Sebagai pebisnis, penting untuk membedakan sunk cost dan biaya relevan. Biaya relevan diperhitungkan dalam proyeksi ke depan, sementara sunk cost harus diabaikan saat memilih opsi bisnis agar perusahaan tidak terjebak kerugian berulang.

Baca juga: Pengertian Lengkap Biaya Diferensial dalam Sebuah Perusahaan

Mengenal istilah sunk cost fallacy

Sunk cost fallacy adalah kesalahan berpikir di mana seseorang atau perusahaan merasa harus tetap melanjutkan suatu proyek atau keputusan hanya karena telah mengeluarkan banyak biaya, waktu, atau energi sebelumnya.

Meskipun secara rasional seharusnya keputusan itu dihentikan sesegera mungkin karena sudah terlihat tanda-tanda yang tidak baik.

Fenomena ini membuat individu atau tim terjebak mempertahankan sesuatu yang sudah jelas tidak menguntungkan, hanya karena tidak ingin “sia-sia” dengan investasi yang telah dilakukan.

Contoh sederhananya: Anda menonton film di bioskop yang ternyata sangat membosankan. Namun, karena sudah membayar tiket, Anda memaksa diri untuk menonton sampai habis meski tidak menikmati film tersebut.

Dalam bisnis, sunk cost fallacy bisa menyebabkan perusahaan tetap menjalankan produk gagal, proyek rugi, atau strategi pemasaran yang terbukti tidak efektif semata-mata karena sudah telanjur keluar biaya besar.

Baca juga: Apa itu Incremental Cost? Berikut Pengertian dan Cara Kerjanya

Contoh sunk cost

Agar kita bisa memahami sunk cost dengan baik, maka akan lebih mudah bagi kita untuk mempelajarinya dari contoh yang memang sering terjadi pada operasional bisnis sehari-hari.

Nah, di bawah ini kita akan mempelajari sunk cost berdasarkan studi kasus atau isu yang sering terjadi sebagai bahan referensi.

1. Contoh sunk cost pada marketing

Berapapun jumlah uang yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk melakukan pemasaran, maka uang tersebut tidak akan bisa kembali lagi ataupun dipulihkan kembali.

Contohnya, Anda membuat suatu aplikasi yang akan mempermudah konsumen untuk melakukan pembelian ataupun layanan dari perusahaan lain.

Agar bisa membuat banyak orang mengetahui aplikasi yang sudah Anda buat, maka Anda harus menghabiskan uang sebesar 50 juta rupiah untuk biaya periklanan. Biaya yang dikeluarkan ini dianggap sebagai sunk cost.

2. Biaya pengembangan dan riset produk gagal

Banyak perusahaan yang menghabiskan sebagian besar anggaran keuangannya hanya demi melakukan riset dan mengembangkan lini produk yang dimilikinya agar bisa terus bersaing di pasar ataupun menjadi pilihan nomor satu setiap konsumennya.

Sebagai contoh, PT ABC harus menghabiskan anggaran senilai 150 juta rupiah untuk mengembangkan sepatu dengan model dan teknologi terbaru. Tapi, setelah model sepatu tersebut diperkenalkan di pasar, tidak banyak konsumen yang tertarik.

Dalam kasus ini, biaya yang dikeluarkan oleh PT ABC senilai 150 juta rupiah untuk mengembangkan produk sepatunya akan dianggap sebagai sunk cost karena biaya ini adalah investasi perusahaan yang gagal dan tidak bisa dikembalikan.

3. Biaya pelatihan karyawan

Sunk cost pada kasus ini contohnya adalah perusahaan Anda mengeluarkan dana sebesar 50 juta rupiah untuk melatih karyawan tentang cara menggunakan software yang dapat mendukung operasional bisnis.

Setelah beberapa saat, software tersebut sudah harus diperbarui lagi karena sudah kurang memadai kebutuhan perusahaan saat ini, sehingga Anda harus kembali mengalokasikan dana untuk pelatihan baru.

4. Biaya sunk cost pada perekrutan karyawan

Saat merekrut talenta baru, perusahaan memberikan signing bonus jutaan rupiah. Namun, karyawan tersebut mengundurkan diri sebulan kemudian maka dana bonus dan onboarding itu menjadi sunk cost.

5. Biaya perizinan atau lisensi yang tidak bisa dimanfaatkan

Perusahaan membeli lisensi usaha atau izin operasional untuk wilayah tertentu, tapi bisnis gagal beroperasi di wilayah tersebut.

Maka apapun biaya perizinan yang telah dikeluarkan tersebut jadi sunk cost.

6. Pengadaan stok barang yang tidak laku

Retail membeli stok barang dalam jumlah besar berdasarkan prediksi tren pasar. Setelah stok masuk gudang, ternyata minat konsumen rendah dan stok menumpuk tanpa bisa dijual. Dana untuk pembelian stok tersebut pun menjadi sunk cost.

Baca juga: Pengertian Biaya Pemasaran dan 8 Cara Mudah Menghitungnya

Cara menghindari sunk cost

1. Fokus pada keputusan masa depan

Jangan biarkan keputusan tetap dipengaruhi oleh biaya yang sudah keluar. Nilailah setiap langkah bisnis berdasarkan manfaat dan potensi keuntungan ke depan, bukan karena “sayang” biaya yang telah dikeluarkan.

2. Pisahkan biaya relevan dan tidak relevan

Dalam analisis dan perencanaan, bedakan mana biaya yang masih akan berpengaruh ke masa depan (relevant cost) dan mana yang sudah tidak bisa dipulihkan. Pertimbangkan hanya biaya relevan saat membuat keputusan baru.

3. Evaluasi proyek atau produk secara berkala

Lakukan review berkala pada setiap aktivitas, proyek, dan produk. Jika terlihat kerugian sulit dipulihkan, jangan ragu untuk mengakhiri dan fokus ke solusi lain yang lebih menjanjikan.

4. Bangun budaya transparansi & diskusi terbuka di tim

Dorong tim untuk jujur dan rasional membahas kegagalan atau kerugian yang sudah terjadi, sehingga tidak ada yang takut atau gengsi mengakui adanya sunk cost.

5. Siapkan rencana alternatif dan berani pivot

Selalu siapkan strategi cadangan. Jika suatu proyek gagal, siaplah segera mengganti strategi dan alokasikan sumber daya ke hal yang lebih produktif.

6. Pelajari dan catat sunk cost untuk pembelajaran

Dokumenkan setiap sunk cost agar menjadi pelajaran bagi tim dan mencegah kesalahan serupa di masa depan, baik dalam budgeting maupun pengambilan keputusan.

7. Pahami konsep opportunity cost

Selalu bandingkan antara bertahan di proyek lama versus memulai yang baru. Pahami opportunity cost dengan baik dan pilih tindakan yang berpotensi memberikan nilai tambah lebih besar ke depannya.

Baca juga: Klasifikasi Biaya: Pengertian, Contoh, dan Fungsinya dalam Bisnis

Penutup

Demikianlah penjelasan dari kami tentang sunk cost. Jadi, bisa kita tarik kesimpulan bahwa sunk cost adalah biaya hangus yang mengacu pada uang yang sudah digunakan oleh perusahaan untuk suatu kebutuhan dan tidak bisa dipulihkan ataupun dikembalikan.

Walaupun biaya ini memang tidak bisa dijadikan referensi untuk menentukan kebijakan lain yang akan diambil oleh perusahaan di masa depan.

Namun, biaya ini tetap harus dicatat di dalam laporan arus kas perusahaan agar mampu menampilkan laporan keuangan yang akurat.

Untuk membantu Anda dalam mencatat laporan tersebut, maka gunakanlah software akuntansi dari Accurate Online. Hanya dengan menginput beberapa data yang diperlukan, maka Anda akan memperoleh laporan keuangan yang praktis, cepat dan akurat.

Tunggu apa lagi? Ayo coba gratis Accurate Online selama 30 hari dengan klik tautan gambar di bawah ini.

akuntansifooter-copy

Efisiensi Bisnis dengan Satu Aplikasi Praktis!

Konsultasikan kebutuhan bisnismu dengan tim kami.

Jadwalkan Konsultasi
artikel-sidebar

Download E-Book Peluang Bisnis Potensial 2025

Inilah 3 Peluang Bisnis yang Diprediksi Bersinar di 2025.

Ibnu Ismail
Berawal dari hobi berkembang hingga profesi, tak sekedar fokus menulis di bidang ekonomi dan keuangan, saat ini Saya juga menggeluti SEO dan SEM secara lebih mendalam.

Artikel Terkait