Pengertian Bisnis B2B: Ciri, Contoh, Bedanya B2C

oleh | Jun 5, 2024

source envato.

Apa itu Bisnis B2B? Ini Pengertian dan 5 Perbedaan Besarnya dengan B2C

Sebagian dari Anda mungkin ada yang belum mengetahui apa itu bisnis B2B. B2B atau business to business adalah suatu praktek penjualan yang dilakukan oleh suatu perusahaan.

Namun, apakah istilah ini menggambarkan kegiatan bisnis perusahaan? Atau hanya sekedar praktik dalam kegiatan pemasaran saja?

Temukan jawabannya dengan membaca artikel di bawah ini hingga selesai.

Apa itu Bisnis B2B?

Sebagian orang awam pasti masih cukup asing ketika mendengar istilah B2B karena, kebanyakan dari mereka hanya mengetahui bahwa perusahaan hanya menjalankan kegiatan B2C atau business to customer saja.

Menurut laman Business News Daily, business to business adalah suatu proses penjualan yang dilakukan oleh sebuah bisnis atau perusahaan ke bisnis lainnya.

Contoh sederhananya seperti pada perusahaan otomotif. Untuk bisa membuat sebuah mobil, maka perusahaan ini memerlukan bahan baku seperti karet, kaca, aluminium, dan lain sebagainya.

Nah, perusahaan otomotif ini pasti akan membeli berbagai bahan baku tersebut dari perusahaan lain yang menjualnya.

Contoh lainnya adalah B2B pada perusahaan Jasa. Katakanlah ada perusahaan yang menyediakan layanan jasa videografi dan fotografi, perusahaan ini bisa menawarkan jasanya pada perusahaan lain alih-alih langsung pada konsumen.

Nah, jenis kerja sama ini menjadi salah satu praktik B2B yang dilakukan oleh perusahaan.

Baca juga: Pengertian dan Perbedan B2B, B2C, dan C2C Marketing

Karakteristik dan Ciri-Ciri Bisnis B2B

Karakteristik dan Ciri-Ciri Bisnis B2B

ilustrasi Bisnis B2B. source envato.

1. Hubungan Jangka Panjang

Hubungan bisnis B2B sering kali didasarkan pada kontrak jangka panjang.

Contoh: Pemasok bahan baku menjalin kontrak tahunan dengan produsen.

2. Volume Transaksi Besar

Transaksi dalam B2B biasanya melibatkan volume besar dengan nilai tinggi.

Contoh: Perusahaan manufaktur membeli komponen dalam jumlah besar dari pemasok.

3. Keputusan Pembelian Kompleks

Keputusan pembelian dalam B2B melibatkan banyak pihak dan membutuhkan waktu yang lebih lama.

Contoh: Tim pembelian, teknis, dan manajemen perusahaan semua terlibat dalam evaluasi dan keputusan akhir.

4. Pengetahuan dan Keahlian yang Mendalam

Penjual dan pembeli B2B umumnya memiliki pengetahuan teknis yang mendalam tentang produk atau layanan yang ditawarkan.

Contoh: Perusahaan teknologi yang menyediakan solusi IT canggih kepada perusahaan lain.

5. Personalized Marketing

Pemasaran B2B lebih terfokus dan dipersonalisasi, sering kali menggunakan pendekatan langsung dan konsultatif.

Contoh: Perusahaan software menawarkan demonstrasi produk khusus untuk kebutuhan bisnis tertentu.

6. Hubungan yang Dibangun atas Dasar Kepercayaan

Kepercayaan dan reputasi sangat penting dalam hubungan B2B karena adanya ketergantungan jangka panjang.

Contoh: Produsen memilih pemasok yang telah terbukti andal dan konsisten dalam kualitas produk.

7. Proses Penjualan yang Panjang

Proses penjualan dalam B2B lebih panjang dan lebih kompleks dibandingkan dengan B2C.

Contoh: Perusahaan konsultansi yang memerlukan beberapa tahap proposal, presentasi, dan negosiasi sebelum mendapatkan kontrak.

8. Spesifikasi dan Kustomisasi Produk

Produk atau layanan sering kali disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan spesifik pelanggan.

Contoh: Perusahaan mesin industri yang memproduksi mesin khusus sesuai permintaan klien.

9. Pembelian Berbasis Kebutuhan Fungsional

Pembelian dalam B2B didasarkan pada kebutuhan bisnis yang spesifik, fungsional, dan strategis.

Contoh: Perusahaan membeli perangkat lunak ERP untuk meningkatkan efisiensi operasional mereka.

10. Komunikasi dan Negosiasi Intensif

Komunikasi antara perusahaan dalam B2B sangat intensif dan sering kali memerlukan negosiasi mendalam.

Contoh: Diskusi berulang antara pemasok dan pembeli mengenai harga, kualitas, dan persyaratan pengiriman.

Perbedaan Bisnis B2B dan B2C

Dirangkum dari laman Word Stream, perbedaan mendasar antara Bisnis B2B dan B2C adalah sebagai berikut:

1. Konsumen

Business to business adalah bisnis yang menjual produk barang atau jasanya pada perusahaan lain.

Jadi, biasanya target konsumen mereka adalah para pemegang keputusan pada suatu perusahaan, seperti manajer perusahaan.

Di sisi lain, target konsumen pada bisnis B2C adalah para konsumen akhir, yakni konsumen yang hanya mengetahui cara menggunakan produk saja.

2. Hubungan Dengan Konsumen

Perbedaan selanjutnya terdapat pada hubungan bisnis dengan konsumen atau customer relationship.

Dalam business to business, hubungan yang akan mereka jalin lebih bersifat personal.

Perusahan ini harus lebih fokus memikirkan strategi untuk menarik para manajer perusahaan agar mau menjalankan bisnis secara berulang dalam kurun waktu yang lama.

Sedangkan pada B2C, hubungannya dengan konsumen hanya bersifat transaksional saja.

Tujuan utama dari bisnis ini adalah memperoleh konsumen yang mau membeli produk sebanyak mungkin.

3. Strategi Branding

Perbedaan B2B dan B2C yang selanjutnya terdapat pada strategi branding.

Perusahaan business to business akan lebih fokus pada positioning, sedangkan B2B akan lebih fokus pada messaging.

Bisnis B2B harus bisa menunjukan keunggulan produk mereka secara konsisten untuk target konsumennya melalui kegiatan relationship building.

Sedangkan pada B2C, karena interaksinya dengan konsumen tergolong minim, maka strategi branding mereka akan sangat bergantung pada berbagai hal lain yang lebih mengesankan.

Jadi, mereka harus membuat copywriting atau pesan yang kuat.

4. Target Audiens

Target audiens pada business to business umumnya jauh lebih spesifik dan niche. Sedangkan B2C, target konsumen mereka berada di pasar yang lebih luas.

Sehingga, dibutuhkan strategi yang berbeda dalam memahami demografi dan juga kebutuhan target konsumen.

Dalam strategi pemasaran, B2B mempunyai tujuan utama dalam memperoleh lead generation.

Jadi, strategi yang banyak digunakan adalah dengan melakukan analisis melalui riset kata kunci dan memanfaatkan tools Google Analytic.

Sedangkan pada B2C, mereka harus memaksimalkan strategi pemasarannya pada semua funneling, dari mulai tahapan awareness sampai tahapan conversion.

5. Copywriting Iklan

Kemungkinan besar target pasar B2B hanya akan membeli produk atau jasa dari perusahaan yang memahami proses, istilah, sampai keputusan bisnis yang harus diambil.

Untuk itu, copywriting yang dibuat harus lebih terdengar profesional.

Sedangkan pada copywriting di bisnis B2C, harus lebih terdengar emosional dan trendy yang di dalamnya menyesuaikan dengan demografi target pasarnya.

Baca juga: Business to Government: Kelebihan, Kekurangan, dan Bedanya dengan Model Bisnis Lain

Cara Kerja dan Konsep Bisnis B2B

Di dalam transaksi B2B, terdapat banyak sekali komponen, seperti bisnis, marketing, supply chain, sales, dan lain sebagainya.

Perbedaan yang paling kental antara praktek B2B dan B2C adalah pada jenis konsumennya.

Menurut laman The Balance Careers, konsumen B2B umumnya adalah para eksekutif kelas atas dan para pembeli profesional.

Untuk itu, para pebisnis ini akan dituntut untuk mempunyai etika bisnis dan tingkat profesionalitas yang lebih tinggi, seperti berpakaian formal, datang ke pertemuan rapat secara tepat waktu, menggunakan bahasa bisnis, dan etika lainnya.

Berdasarkan laman Investopedia, transaksi pada bisnis B2B memerlukan perencanaan yang sangat detail agar bisa berhasil.

Perusahaan harus menjalin hubungan yang profesional dengan perusahaan lain sebelum melakukan penjualan agar bisa meningkatkan probabilitas keberhasilan konversi penjualan.

Selain itu, di dalamnya juga memerlukan riset yang mendalam terkait perusahaan yang ingin dituju agar bisa mengetahui apa saja yang dibutuhkan dan apa saja yang bisa mereka tawarkan pada perusahaan tersebut.

Contoh Bisnis B2B

1. Manufaktur dan Pemasok Bahan Baku

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk: Perusahaan ini merupakan produsen petrokimia terbesar di Indonesia, yang memasok bahan baku seperti polietilena dan polipropilena ke berbagai industri manufaktur di Indonesia.

PT Pupuk Indonesia (Persero): Pemasok utama pupuk untuk berbagai industri pertanian dan perkebunan.

2. Teknologi dan Solusi IT

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom): Melalui anak perusahaannya, Telkom menyediakan berbagai layanan telekomunikasi dan IT untuk perusahaan lain di Indonesia, termasuk layanan internet, data center, dan solusi cloud.

PT Multipolar Technology Tbk: Penyedia layanan teknologi informasi dan solusi IT untuk berbagai perusahaan di Indonesia, termasuk layanan integrasi sistem dan infrastruktur IT.

3. Distributor dan Grosir

PT Supra Boga Lestari Tbk (Ranch Market): Selain melayani pelanggan ritel, Ranch Market juga berfungsi sebagai distributor bagi berbagai restoran dan hotel yang membutuhkan produk makanan dan minuman berkualitas tinggi.

PT Enseval Putera Megatrading Tbk: Perusahaan distribusi farmasi yang menyediakan produk kesehatan ke apotek, rumah sakit, dan klinik di seluruh Indonesia.

4. Layanan Konsultasi

PT Deloitte Konsultan Indonesia: Bagian dari jaringan Deloitte global, perusahaan ini menawarkan jasa konsultasi manajemen, audit, dan jasa keuangan untuk perusahaan-perusahaan di Indonesia.

PT PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia: Firma akuntansi dan konsultasi yang menawarkan berbagai layanan konsultasi bisnis, manajemen risiko, dan keuangan.

5. Manufaktur Mesin dan Peralatan

PT United Tractors Tbk: Perusahaan ini adalah distributor utama alat berat di Indonesia, menyediakan mesin dan peralatan untuk industri pertambangan, konstruksi, dan kehutanan.

PT Astra International Tbk: Melalui divisi alat beratnya, Astra menyediakan mesin dan peralatan untuk berbagai sektor industri di Indonesia.

6. Layanan Logistik

PT Jasa Marga (Persero) Tbk: Perusahaan yang menyediakan layanan infrastruktur jalan tol dan juga layanan logistik yang digunakan oleh berbagai perusahaan transportasi dan distribusi.

PT Samudera Indonesia Tbk: Penyedia jasa logistik dan transportasi laut yang melayani berbagai perusahaan di sektor perdagangan dan industri.

7. Keuangan dan Pembiayaan

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk: Bank terbesar di Indonesia yang menyediakan layanan perbankan korporasi dan pembiayaan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.

PT Cipta Peranti Sejahtera (Accurate Indonesia): Merupakan perusahaan penyedia aplikasi akuntansi dengan fitur terlengkap dan didukung dengan penyediaan sistem lain seperti sistem kasir (apos), dan loyalty program (bliss).

Baca juga: Cara Mudah Membuat Laporan Keuangan dengan Accurate Online

8. Layanan Konstruksi

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA): Perusahaan konstruksi yang menyediakan jasa konstruksi dan engineering untuk proyek-proyek besar seperti pembangunan gedung, infrastruktur, dan fasilitas industri.

PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PT PP): Salah satu perusahaan konstruksi terbesar di Indonesia yang menyediakan layanan konstruksi untuk proyek komersial dan infrastruktur.

Baca juga: Apa itu Model Bisnis C2C? Ini Pengertian dan 4 Faktor Penting yang Memengaruhinya

Penutup

Demikianlah penjelasan dari kami tentang bisnis B2B, dari mulai pengertian, perbedaannya dengan B2C, hingga cara kerjanya.

Namun, apapun model bisnis yang saat ini Anda jalankan, Anda harus bisa mengelola keuangan Anda dan membuat laporan keuangan secara baik demi bisa menghasilkan keputusan bisnis yang tepat.

Nah, untuk melakukan hal tersebut, #lebihbaik Anda menggunakan Accurate Online.

Kenapa? Karena software akuntansi dan binsis ini mampu menyajikan lebih dari 200 jenis laporan keuangan secara otomatis, cepat dan akurat.

Fitur tersebut juga sudah terintegrasi dengan fitur bisnis luar biasa lainnya yang akan memudahkan Anda dalam mengelola dan mengembangkan bisnis.

Ayo buktikan sendiri keunggulan dan kelebihan Accurate Online dengan mencobanya selama 30 hari melalui tautan gambar di bawah ini.

bisnisukmbanner
Promo AOL ResolusiJadiAksi
Natalia
Wanita lulusan S1 Bisnis Manajemen yang sering membagikan berbagai ilmunya dalam bidang bisnis secara menyeluruh kepada masyarakat, mulai dari tips, ide bisnis, dan masih banyak lagi.

Artikel Terkait