Pengertian Inovasi Disruptif, Contoh, dan Tips Untuk Bisnis Anda
Belakangan sering terdengar beberapa bisnis yang sebelumnya tampak menggurita tiba-tiba menurun dengan drastis dan bahkan harus gulung tikar. Munculnya perusahaan baru yang memiliki inovasi yang lebih baik disinyalir menjadi salah satu penyebab. Namun, alasan utama kemunduran sebagian perusahaan tersebut adalah adanya inovasi disruptif oleh perusahaan baru.
Perkembangan zaman dan teknologi kian memaksa pengusaha untuk terus mengembangkan diri dengan melakukan inovasi. Bagi pengusaha yang mampu mengikuti arus dan bersifat fleksibel pada perubahan, adanya inovasi disruptif bukanlah menjadi hambatan.
Akan tetapi perusahaan yang kaku dan tidak mau mengikuti perkembangan zaman biasanya tidak akan mampu bersaing dengan perusahaan yang penuh inovasi dan ideb aru pada pasar. Pada akhirnya, perusahaan tersebut terpengaruh oleh inovasi disruptif atau disruptive innovation.
Namun, apa sebenarnya inovasi disruptif itu dan bagaimana pengaruhnya dalam dunia bisnis? Berikut adalah penjelasan lengkapnya:
Daftar Isi
Pengertian Inovasi Disruptif
Inovasi disruptif atau disruptive innovation adalah inovasi yang bisa membuat pasar baru, atau menggantikan pasar yang lama dengan ide bisnis yang segar dan inovasi yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Inovasi yang radikal ini bahkan bisa mengganggu dan merusak pasar yang telah ada. Sering kali inovasi ini disebut sebagai inovasi yang mengganggu tataran industri konvensional.
Hal ini dikarenakan inovasi disruptif kerap mencetuskan ide mengenai produk atau layanan baru yang tidak terpikirkan dan menciptakan jenis konsumen baru. Pada akhirnya, adanya inovasi ini membuat pasar lama turun harga dan terpuruk.
Istilah disruptive innovation sendiri pertama kali dicetuskan oleh Clayton M. Christensen, seorang ekonom dari Harvard Business School pada tahun 1995. Dikatakan bahwa inovasi disruptif bisa menjangkau semua bidang industri dari mulai teknologi, platform baru hingga model bisnis terbaru.
Bisa dibilang kemunculan inovasi ini menjadi momok yang sangat besar bagi para pengusaha konvensional dan kaku. Hal ini dikarenakan, industri konvensional tersebutlah yang paling terancam keberadaannya dengan banyaknya inovasi yang akan menggannggu pasar yang mungkin telah mereka bangun.
Bagi bisnis yang tidak mampu bersaing dan bertahan, kemunduran perusahaan merupakan hal yang niscaya dialami. Pada dasarnya, disrupsi adalah hal yang biasa terjadi dalam dunia bisnis yang bersifat pasti namun tidak statis dan selalu berubah. Namun melihat saat ini dengan teknologi yang semakin maju membuat proses disrupsi semakin cepat dan beragam.
Download eBook Panduan dan Template Pembukuan Sederhana dengan Excel untuk Bisnis Kecil
Mengapa Disrupsi Terus Bergerak dan Tidak Tertahankan?
Disrupsi pada dunia bisnis merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Bahkan, disrupsi ini bisa terjadi setiap saat. Lalu, apakah yang mendorong dan menyebabkan inovasi disrupsi ini terus terjadi?
Ada beberapa alasan yang menyebabkan disrupsi terus terjadi dalam dunia bisnis, yakni:
- Adanya disrupsi berdampak kepada penghematan pengeluaran. Hal ini dikarenakan adanya penyederhanaan proses bisnis yang tentu mengakibatkan biaya semakin murah.
- Produk yang dihasilkan melalui inovasi biasanya memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan produk sebelumnya yang dibuat secara konvensional. Akibatnya konsumen pun beralih karena produk yang dibuat lebih relate dengan kebutuhan mereka seiring kemajuan zaman
- Terbukanya peluang pasar baru. Dengan adanya disrupsi, cakupan pasar bisnis menjadi lebih luas, bahkan berpotensi untuk membuat pasar baru dengan produk atau layanan yang mereka ciptakan.
- Dengan inovasi disrupsi, hasil produk atau jasa akan lebih mudah diakses oleh konsumen.
- Akibat disrupsi semua hal menjadi serba lebih baik, mulai dari lebih hemat waktu hingga lebih efisien.
Baca juga: Ingin Bisnis Menembus Pasar Internasional? Perhatikan 10 Hal Ini
Contoh Inovasi Disrupsi
Inovasi pengganggu merupakan hal yang nyata dan terus terjadi hingga detik ini. Buktinya ada banyak perusahaan yang mengalami kemunduran karena tidak mampu mengikuti disrupsi ini.
Contoh yang paling nyata dan mudah ditemukan adalah bagaimana alat transportasi konvensional seperti ojek, angkot dan taksi mulai tergeser oleh kehadiran ojek online.
Keberadaan ojek online membuat alat transportasi lebih mudah diakses oleh konsumen. Tidak hanya itu, ojek online juga lebih murah dan lebih menghemat waktu. Maka, tidak heran jika alat transportasi konvensional akhirnya kalah bersaing dengan ojek online.
Selain ojek online, contoh bagaimana disrupsi menggantikan perusahaan konvensional bisa dilihat dari tersingkirnya Nokia dari kancah persaingan ponsel. Seperti yang diketahui, kurang lebih dua dekade lalu Nokia adalah raja dari ponsel.
Namun, Nokia yang tidak mampu beradaptasi terhadap disrupsi dengan mengembangkan inovasi terpaksa menyerahkan tahta pada Apple di tahun 2007. Bergantinya penggunaan floppy disk menjadi flashdisk juga merupakan contoh dari inovasi disrupsi di bidang teknologi.
Lalu ada juga inovasi disrupsi yang mudah diamati adalah bagaimana marketplace mulai mengubah cara pandang konsumen akan cara berbelanja. Sebelumnya konsumen harus pergi ke toko untuk membeli barang.
Sekarang berkat adanya marketplace, pasar konvensional mulai ditinggalkan. Sebagai gantinya, konsumen mulai berbelanja secara daring lewat berbagai marketplace yang ada.
Baca juga: Tertarik Berbisnis Baju Bekas Preloved? Perhatikan 10 Tips Ini
Tips Berbisnis di Era Disrupsi
Disrupsi merupakan hal yang tidak dapat dihentikan karena sifat manusia yang dinamis. Maka dari itu, seorang pebisnis tidak boleh takut akan adanya disrupsi. Sebaliknya adanya disrupsi harus dimanfaatkan sebaiknya untuk mendapat profit bagi perusahaan.
Tidak hanya itu, pebisnis juga harus mampu melakukan adaptasi, sehingga tidak tenggelam oleh banyaknya inovasi pengganggu. Nah, berikut ini adalah beberapa tips yang bisa diterapkan untuk bisnis di era disrupsi:
1. Mengamati Tren
Untuk menghadapi disrupsi dan bisa berdampak positif pada perusahaan, hal yang pertama kali harus dilakukan adalah mengamati tren di lingkungan bisnis. Amati apa saja perubahan-perubahan yang terjadi pada suatu bisnis dan pasar yang ada.
Dengan melakukan pengamatan, pebisnis bisa mendeteksi jikalau disrupsi akan terjadi. Pada akhirnya, pebisnis bisa melakukan adaptasi dan antisipasi terhadap disrupsi tersebut. Bahkan, pebisnis bisa turut serta menjadi pionir inovator dalam era disrupsi.
2. Berpikir Out of The Box
Apabila pebisnis ingin turut aktif menjadi agen disruptif yang berinovasi, pebisnis harus mampu berpikir secara out of the box. Dengan begitu, pebisnis mungkin bisa mendapatkan ide yang sebelumnya yang tidak pernah terpikir.
Ada dua langkah yang harus dilakukan dalam rangka berpikir out of the box. Yang pertama adalah menjadikan diri sebagai pemikir kreatif. Selanjutnya, pebisnis bisa memfokuskan diri pada berbagai pertanyaan yang bisa menstimulasi timbulnya jawaban dan solusi.
Baca juga: 10 Bisnis Makanan Ringan Menguntungkan dan Tips Mengembangkannya
3. Melakukan Inovasi
Langkah selanjutnya adalah untuk menjadi salah satu agen disrupsi adalah dengan melakukan berbagai inovasi bisa dibilang langkah yang tepat untuk mencegah bisnis mengalami kemunduran dan tetap relevan dengan kebutuhan pasar.
Di tengah-tengah banyaknya inovasi disrupsi terjadi dalam bisnis, menggunakan cara lama dan mempertahankan prinsip yang usang sama saja dengan bunuh diri.
Oleh karena itu, pebisnis harus pintar melakukan adaptasi dan juga melakukan berbagai inovasi. Hal ini dilakukan agar bisnis tidak tertinggal dari kompetitor yang melakukan inovasi, sehingga perusahaan tetap mampu bersaing dan terus menguntungkan.
4. Partnership
Cara lain untuk tetap bersaing di tengah disrupsi adalah dengan menggandeng perusahaan lain dan melakukan kerja sama. Partnership bisa dilakukan mulai dari input hingga output. Dengan begitu, bisnis bisa lebih efektif dan efisien sehingga mampu bertahan bahkan bersaing dengan pebisnis yang menjadi agen disruptif.
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan permintaan pasar yang semakin beragam, bertahan pada strategi yang sama tidak akan memajukan perusahaan. Sebaliknya, pebisnis justru bisa tersaingi oleh pebisnis lain yang melakukan inovasi disruptif.
Oleh karena itu, pebisnis harus mampu bersikap dinamis dan fleksibel serta terbuka dengan berbagai macam pilihan yang ada. Dengan begitu, tidak hanya bertahan, pebisnis juga mampu bersaing dengan perusahaan lain yang menerapkan inovasi.
Baca juga: Apa itu IPO pada Perusahaan? Berikut Pengertian, Kelebihan dan Kekurangannya
Kesimpulan
Tidak ada yang pasti dalam bisnis, namun satu hal yang pasti terjadi adalah semua pasti terus berubah. Menyiapkan bisnis pada perubahan adalah langkah terbaik untuk bertahan. Saat pasar semakin kompetitif, Anda dituntut untuk membuat inovasi terbaik, unik dan sesuai dengan kebutuhun bisnis. Jika bisnis Anda menggunakan prinsip dan cara yang usang, maka bersiaplah pada pertumbuhan bisnis yang tidak memuaskan.
Salah satu bagian bisnis yang mengalami inovas disruptif adalah pada pengelolaan keuangan dan proses pembukuan. Jika sebelumnya melakukan pencatatan pembukuan secara manual yang memakan waktu dan rentan melakukan kesalahan pencatatan, saat ini telah banyak pengusaha melakukan pembukuan melalui software akuntansi berbasis cloud.
Selain memudahkan, software akuntansi cloud biasanya memiliki harga terjangkau, fitur sesuai dengan kebutuhan bisnis dan juga mudah digunakan. Salah satu software akuntansi yang sudah terbukti dan teruji adalah Accurate Online.
Accurate Online adalah software akuntansi berbasis cloud yang sudah digunakan oleh lebih dari 300 ribu pengguna dari berbagai jenis bisnis di Indonesia dan memiliki reputasi yang baik selama 20 tahun dikembangkan.
Jadi tunggu apalagi? Anda bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini: