Pengertian Debt to Service Ratio dan 3 Cara Mudah Menghitungnya
Perekonomian suatu negara tidak dapat dipisahkan dari peran yang dimainkan oleh berbagai indikator dan parameter yang digunakan untuk mengukur kesehatan dan stabilitasnya.
Salah satu parameter yang menjadi fokus utama para analis ekonomi dan pembuat kebijakan adalah Debt to Service Ratio, atau rasio utang terhadap pelayanan utang.
Rasio ini merupakan alat yang krusial dalam menilai kemampuan suatu negara dalam mengelola beban utangnya, serta dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi dan stabilitas keuangan secara keseluruhan.
Dengan pemahaman yang mendalam mengenai Debt to Service Ratio, kita akan dapat memahami lebih baik bagaimana aspek ini berdampak pada kebijakan ekonomi Indonesia serta kehidupan ekonomi masyarakat secara keseluruhan.
Daftar Isi
Apa itu Debt to Service Ratio (DSR)?
Berdasarkan laman Wikipedia, Debt to Service Ratio adalah sebuah indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu entitas dalam membayar bunga dan pokok utang mereka dengan menggunakan pendapatan / arus kas yang tersedia.
Rasio DSR menggambarkan seberapa besar bagian dari pendapatan atau arus kas yang digunakan untuk memenuhi kewajiban pembayaran utang, dan sering digunakan untuk mengevaluasi tingkat keberlanjutan utang.
Dalam konteks pemerintah, Debt Service Coverage Ratio atau Rasio Pembayaran Utang mengukur seberapa besar porsi pendapatan pemerintah yang harus digunakan untuk membayar bunga dan pokok utangnya.
Semakin tinggi rasio ini, semakin besar beban pembayaran utangnya, yang dapat mengganggu kemampuan pemerintah untuk mengalokasikan dana untuk program-program lainnya seperti pendidikan, kesehatan, atau infrastruktur.
Dalam konteks bisnis, rasio ini membantu mengukur sejauh mana perusahaan dapat memenuhi kewajiban pembayaran utangnya menggunakan pendapatan yang diperoleh dari operasi bisnisnya.
Jika rasio ini terlalu tinggi, perusahaan mungkin akan menghadapi kesulitan dalam membayar utangnya, yang dapat berakibat pada risiko kebangkrutan.
Pentingnya Debt to Service Ratio terletak pada kemampuannya untuk mengukur risiko keuangan dan keberlanjutan utang.
Semakin rendah rasio ini, semakin baik, karena menunjukkan bahwa pihak yang bersangkutan memiliki lebih banyak pendapatan atau arus kas yang tersedia untuk keperluan lainnya, dan lebih sedikit yang harus digunakan untuk membayar utang.
Sebaliknya, jika rasio ini terlalu tinggi, itu bisa menjadi tanda bahaya dalam hal keuangan dan berpotensi menimbulkan masalah ekonomi.
Baca juga: Rasio Keuangan: Pengertian, Fungsi, dan Berbagai Jenisnya
Manfaat Perhitungan Debt to Service Coverage Ratio
Perhitungan Debt to Service Ratio memiliki beberapa manfaat penting dalam berbagai konteks, baik itu untuk pemerintah, perusahaan, maupun individu. Beberapa manfaat utamanya termasuk:
1. Evaluasi Kemampuan Pembayaran Utang
Debt to Service Ratio memungkinkan untuk mengevaluasi sejauh mana mereka mampu membayar bunga dan pokok utang mereka dengan pendapatan atau arus kas yang ada.
Sehingga akan membantu dalam perencanaan keuangan dan mengidentifikasi potensi risiko keuangan.
2. Pemantauan Keberlanjutan Utang
Rasio ini membantu pihak yang memiliki utang untuk memantau tingkat keberlanjutan utang mereka.
Jika rasio ini terlalu tinggi, itu bisa menjadi tanda bahaya bahwa utang tersebut mungkin tidak dapat dipertahankan dalam jangka panjang.
3. Pengambilan Keputusan Keuangan
Perusahaan dan pemerintah dapat menggunakan Debt to Service Ratio dalam pengambilan keputusan keuangan.
Jika rasio ini terlalu tinggi, itu mungkin mengindikasikan bahwa perlu dilakukan restrukturisasi utang atau pengurangan beban utang untuk menghindari risiko keuangan yang lebih besar.
4. Evaluasi Kredit dan Investasi
Lembaga keuangan dan investor menggunakan Debt to Service Ratio untuk menilai risiko kredit suatu pihak.
Rasio yang tinggi dapat mengurangi kemungkinan mendapatkan pinjaman dengan suku bunga rendah, sementara rasio yang rendah dapat meningkatkan daya tarik bagi investor.
5. Perencanaan Anggaran
Pemerintah menggunakan Debt to Service Ratio dalam perencanaan anggaran untuk menentukan berapa banyak yang harus dialokasikan untuk pembayaran utang.
Hal ini membantu dalam menjaga stabilitas keuangan negara dan menghindari tekanan fiskal yang berlebihan.
6. Pengendalian Risiko Bisnis
Bisnis dapat menggunakan rasio ini untuk mengukur risiko keuangan dan memutuskan apakah perlu mengurangi utang atau meningkatkan pendapatan agar dapat membayar utang lebih baik.
7. Pemantauan Kesehatan Keuangan
Rasio ini juga digunakan oleh analis keuangan, auditor, dan regulator untuk memantau kesehatan keuangan suatu entitas.
Hal ini membantu dalam mengidentifikasi potensi masalah keuangan dan memungkinkan tindakan pencegahan yang diperlukan.
Dengan kata lain, Debt to Service Ratio adalah alat yang penting dalam manajemen keuangan dan pengambilan keputusan keuangan yang bijak, baik dalam tingkat individu, bisnis, maupun tingkat pemerintah.
Perhitungan rasio ini membantu menghindari risiko yang tidak diinginkan dan memastikan bahwa utang dapat dikelola secara efisien dan berkelanjutan.
Baca juga: Rasio Utang: Pengertian, Rumus, Contoh dan Fungsinya
Rumus dan Cara Menghitung Debt to Service Ratio
Debt to Service Ratio dapat dihitung dengan mengikuti rumus DSR sebagai berikut:
Formula Debt to Service Ratio = Total Kewajiban Pembayaran Utang (Bunga + Pokok) : Total Pendapatan atau Arus kas
Gunakan Aplikasi Akuntansi untuk memudahkan Anda dalam mengetahui rasio ini dengan mudah dan akurat.
Dengan Fitur Laporan Rasio Keuangan, seluruh rasio keuangan bisnis dapat Anda ketahui dan bandingkan secara langsung.
Baca juga : Cara Mudah Menghitung Seluruh Rasio Keuangan di Aplikasi Akuntansi
Langkah-langkah untuk menghitung Debt to Service Ratio adalah sebagai berikut:
1. Total Kewajiban Pembayaran Utang
Pertama, identifikasi semua kewajiban pembayaran utang yang harus Anda hitung. Biasanya mencakup pembayaran bunga dan pokok utang dalam periode tertentu.
Pastikan bahwa angka ini mencakup semua utang yang relevan dan harus dibayar dalam periode yang sama.
Misalnya, jika Anda menghitung rasio ini untuk setahun, pastikan semua pembayaran bunga dan pokok utang dalam setahun itu termasuk.
2. Total Pendapatan atau Arus Kas
Selanjutnya, identifikasi total pendapatan atau arus kas yang Anda miliki dalam periode yang sama dengan kewajiban pembayaran utang.
Hal ini bisa mencakup pendapatan dari berbagai sumber seperti pendapatan bisnis, gaji, investasi, atau sumber pendapatan lainnya.
3. Hitung Rasio
Bagi total kewajiban pembayaran utang (bunga + pokok) dengan total pendapatan atau arus kas. Hasilnya akan memberikan Anda nilai Debt to Service Ratio.
Hasil dari perhitungan ini akan memberikan rasio yang menunjukkan seberapa besar bagian dari pendapatan atau arus kas Anda yang digunakan untuk membayar utang.
Semakin tinggi rasio ini, semakin besar beban pembayaran utang Anda dalam kaitannya dengan pendapatan atau arus kas Anda.
Sebaliknya, semakin rendah rasio ini, semakin baik kemampuan Anda untuk membayar utang dengan pendapatan yang tersedia.
Berapa DSR Indonesia?
DSR Indonesia mencerminkan kondisi keuangan individu atau bisnis di Indonesia dalam hal pembayaran hutangnya.
Jika DSR tinggi, maka seorang peminjam mungkin memiliki kesulitan dalam membayar kewajiban hutangnya, sementara DSR yang rendah menunjukkan kemampuan yang lebih baik untuk mengelola hutang.
Perubahan dalam DSR Indonesia dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi, termasuk tingkat suku bunga, pertumbuhan ekonomi, stabilitas pasar keuangan, dan faktor-faktor lainnya.
DSR Indonesia Menurut DJPPR | SULNI (kemenkeu.go.id),
- Kuartal 1 2022 = 20%
- Kuartal 2 2022 = 18%
- Kuartal 1 2023 = 16%
- Kuartal 2 2023 = 17%
Untuk mendapatkan informasi terkini tentang DSR Indonesia, Anda dapat merujuk ke laporan Buku Statistik Utang Luar Negeri Indonesia yang diterbitkan oleh Kementrian Keuangan.
Baca juga: Apa itu Manajemen Piutang? Ini Pengertian dan Manfaatnya untuk Perusahaan!
Penutup
Jadi, Debt to Service Ratio adalah salah satu indikator kunci yang membantu dalam mengukur kesehatan keuangan, baik dalam konteks individu, perusahaan, maupun pemerintah.
Memahami rasio ini adalah langkah penting dalam manajemen keuangan yang bijak dan pengambilan keputusan yang tepat.
Rasio ini tidak hanya digunakan sebagai alat untuk mengukur kemampuan membayar utang, tetapi juga sebagai alat untuk mengidentifikasi potensi risiko keuangan dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.
Dengan pemahaman yang baik tentang Debt to Service Ratio, individu, bisnis, dan pemerintah dapat mengambil langkah-langkah yang tepat dalam manajemen keuangan mereka, meminimalisir risiko, dan menjaga keberlanjutan ekonomi yang sehat.
Namun, bila Anda kesulitan atau tidak memiliki waktu untuk menghitung rasio yang satu ini, maka Anda bisa menggunakan software akuntansi dan bisnis dari Accurate Online.
Aplikasi berbasis website ini akan menyelesaikan seluruh perhitungan akuntansi Anda secara otomatis.
Berbagai kegiatan transaksi Anda juga akan tercatat secara akurat dan Anda bisa mendapatkan lebih dari 200 jenis laporan keuangan yang bisa diakses dimana saja secara real-time.
Buktikan sendiri manfaat lainnya dari Accurate Online dengan mencobanya selama 30 hari gratis melalui tautan gambar di bawah ini.