Poin penting
- Discounted cash flow adalah metode analisis yang menilai potensi investasi berdasarkan proyeksi arus kas mendatang yang sudah didiskon ke nilai saat ini.
- Discounted cash flow berdiri di atas dua prinsip utama: estimasi arus kas masa depan dan prinsip nilai waktu uang, di mana nilai uang hari ini lebih tinggi dari nilai di masa depan.
- Discounted cash flow berfungsi untuk menilai kelayakan investasi, mengestimasi profitabilitas, mendukung keputusan investasi, sekaligus memperbandingkan peluang investasi secara objektif.
- Metode Discounted cash flow unggul dalam memberikan nilai riil dan prediksi jangka panjang, namun sangat bergantung pada estimasi yang akurat serta rumit untuk bisnis yang belum stabil.
Ketika memutuskan untuk berinvestasi, Anda tentu ingin tahu apakah dana yang dikeluarkan akan benar-benar berkembang di masa depan atau tidak.
Discounted cash flow aatau DCF akan membantu Anda untuk menghitung potensi keuntungan ini dengan cara yang terukur, bukan sekadar asumsi.
Jika Anda ingin memahami konsep, fungsi, kelebihan, serta kekurangan metode DCF dan bagaimana cara membedakannya dengan Net Present Value atau NPV, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Pengertian Discounted Cash Flow (DCF)
Discounted Cash Flow adalah metode menganalisis keuangan yang digunakan untuk mengukur nilai investasi atau bisnis berdasarkan proyeksi arus kas di masa depan yang didiskon ke nilai saat ini.
Dengan kata lain, DCF akan membantu Anda mengetahui berapa nilai sebenarnya dari uang yang akan diterima (atau dikeluarkan) di masa mendatang, bila dihitung dengan nilai uang sekarang setelah memperhitungkan faktor bunga atau tingkat diskonto.
Metode ini sangat populer dalam penilaian saham, bisnis, ataupun properti karena memberikan gambaran riil profitabilitas investasi.
Baca juga: Contoh Laporan Arus Kas: Fungsi, Manfaat, dan Cara Membuatnya
Konsep dasar Discounted Cash Flow
Terdapat dua prinsip utama dalam metode DCF, yaitu:
1. Estimasi arus kas masa depan
DCF didasarkan pada asumsi dan estimasi arus kas yang akan diterima di masa depan. Data proyeksi ini perlu dibuat seakurat mungkin agar hasil penilaian semakin valid.
2. Nilai uang berdasarkan waktu (time value of money)
Konsep ini menyatakan bahwa nilai uang saat ini lebih tinggi dibandingkan nilai uang yang sama di masa depan, karena uang bisa diinvestasikan dan mendapatkan imbal hasil (bunga). Maka, semua arus kas masa depan harus “didiskon” ke nilai saat ini.
Baca juga: Pengertian Cashflow, Contoh, Metode, dan Cara Buat
Fungsi Discounted Cash Flow
Discounted cash flow memiliki beberapa fungsi utama dalam dunia investasi dan bisnis, yaitu:
1. Menilai investasi
DCF berfungsi untuk menilai kelayakan investasi pada saham, bisnis, properti, atau proyek tertentu dengan mengukur seberapa besar potensi keuntungan di masa depan.
2. Estimasi profitabilitas
DCF akan membantu investor atau pebisnis dalam memperkirakan apakah investasi tersebut akan memberikan laba yang diharapkan, setelah memperhitungkan biaya modal.
3. Mendukung keputusan investasi
DCF menjadi dasar dalam mengambil keputusan, apakah akan melanjutkan, menunda, atau membatalkan suatu investasi, berdasarkan hasil perhitungan discounted cash flow.
4. Membandingkan alternatif investasi
Arus kas terdiskon juga berguna untuk membandingkan beberapa peluang investasi agar dapat memilih mana yang paling menguntungkan secara realistis.
Baca juga: Mengenal Free Cash Flow dan Cara Mudah Menghitungnya
Kelebihan dan kekurangan discounted cash flow
Setiap metode analisis tentu memiliki sisi positif dan kelemahan tersendiri tergantung pada situasi, data, dan tujuan penggunaannya.
Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan DCF yang perlu Anda ketahui:
Kelebihan discounted cash flow:
1. Memberikan nilai riil investasi: DCF memperhitungkan nilai waktu uang, sehingga hasil analisis mencerminkan realitas ekonomi.
2. Mampu memprediksi potensi keuntungan:
Dengan estimasi kas masa depan, DCF bisa membantu investor memetakan peluang profit jangka panjang.
3. Cocok untuk evaluasi bisnis jangka panjang:
Metode ini ideal digunakan pada bisnis atau aset yang menghasilkan arus kas stabil dalam waktu lama.
Kekurangan discounted cash flow:
1. Sangat bergantung pada estimasi:
Hasil DCF sangat dipengaruhi oleh kualitas proyeksi arus kas dan tingkat diskonto. Jika asumsi kurang akurat, hasil bisa menyesatkan.
2. Sulit menerapkan pada bisnis tidak stabil:
Pada bisnis baru atau yang tidak punya arus kas stabil, membuat proyeksi hampir mustahil dilakukan dengan presisi.
3. Kompleks dan membutuhkan data lengkap:
Proses perhitungan DCF membutuhkan data keuangan yang detail dan wawasan analisis yang baik.
Baca juga: Apa itu Cash Flow from Operating Activities? Ini Pengertian dan Cara Menghitungnya!
Contoh perhitungan discounted cash flow
Katakanlah PT ABC saat ini menghasilkan pendapatan sebanyak 100 juta rupiah. Di masa yang akan datang, katakanlah satu tahun ke depan, bila dilihat dari histori laporan keuangannya, estimasi cash flow dari PT ABC adalah sebanyak 110 juta rupiah.
Nah, bila Anda ingin menginvestasikan uang Anda sebanyak 100 juta pada hari ini, maka Anda harus menghitung prospek dari investasi tersebut.
Jika tingkat bunga investasi Anda adalah sebanyak 5% dalam satu tahun, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
Discounted cash flow = Arus kas (estimasi) : (1+tingkat bunga saat ini)^tahun di masa mendatang
Discounted cash flow= Rp110 juta : (1 + 0,05)1
Jadi, nilai dari 110 juta pada tahun ini adalah sebagai berikut:
Discounted cash flow= Rp110 juta : 1,05 = Rp104,76 juta
Itu artinya, dengan tingkat bunga sebesar 5%, estimasi discounted cash flow sebanyak 110 juta rupiah di tahun depan mempunyai nilai di masa kini sebanyak 104,76 juta rupiah.
Tentunya nilai ini lebih besar dari nilai uang yang akan Anda investasikan, yaitu sebesar 100 juta rupiah. Jadi, investasi ini disebut mempunyai prospek yang baik.
Dengan memanfaatkan discounted cash flow, maka Anda bisa menghitung prospek profitabilitas perusahaan yang saat ini sedang Anda minati.
Baca juga: Apa itu Net Cash Flow dan Bagaimana Cara Menghitungnya?
Apa yang membedakan DCF dengan NPV?
Discounted Cash Flow DCF adalah metode atau proses untuk menghitung nilai sekarang dari arus kas di masa depan. Sedangkan Net Present Value atau NPV adalah hasil akhirnya, yaitu selisih antara total arus kas yang didiskon dengan investasi awal.
Jadi, DCF adalah cara menghitungnya, NPV adalah angka hasil perhitungannya.
Baca juga: Net Present Value (NPV): Rumus, Cara Hitung, Contoh
Kesimpulan
Discounted cash flow adalah alat penting bagi siapa saja yang ingin mengambil keputusan investasi secara bijak dan terukur.
Dengan menghitung nilai arus kas di masa depan yang didiskon ke nilai saat ini, Anda bisa melihat apakah sebuah peluang investasi benar-benar menguntungkan secara finansial.
Agar proses analisis, pencatatan, dan pelaporan arus kas serta keuangan bisnis menjadi lebih mudah, lengkap, dan bebas dari kesalahan, gunakan software akuntansi Accurate Online.
Fitur-fiturnya komplit, mulai dari laporan keuangan, pengelolaan kas, budgeting, hingga analisis investasi all-in-one dalam satu platform.
Yuk, coba Accurate Online gratis selama 30 hari dan buktikan sendiri keunggulannya untuk bisnis Anda! Klik banner di bawah ini!







