Krisis Ekonomi: Pengertian, Penyebab, dan Cara Menyikapinya

oleh | Mei 3, 2021

source envato.

Krisis Ekonomi: Pengertian, Penyebab, dan Cara Menyikapinya

Krisis ekonomi adalah suatu kondisi yang sangat ditakuti oleh seluruh negara di seluruh dunia. Kenapa? Karena bila hal tersebut terjadi, maka kerugian akan segera menimpa pemerintah dan masyarakat secara sekaligus. Dewasa ini, masyarakat dunia sedang marak memperbincangkan keadaan ekonomi karena adanya pandemi Corona.

Dilansir dari laman Kompas, sejumlah ekonomi memperkirakan bahwa perkembangan ekonomi akan segera mengalami hasil yang negatif di dalam kuartal II daan kuartal III di tahun 2020 lalu. Hal tersebut menyebabkan ekonomi Indonesia benar-benar mengancam.

Lalu, apa sebenarnya pengertian dari krisis ekonomi ini? Apa saja penyebabnya hingga suatu negara mengalami krisis dalam hal perekonomiannya? Temukan jawabannya dengan membaca artikel tentang krisis ekonomi ini hingga selesai.

Apa itu Krisis Ekonomi?

Dilansir dari laman Market Business News, krisis ekonomi adalah suatu kondisi yang mana perekonomian dalam suatu negara mengalami penurunan yang sangat signifikan. Umumnya, negara yang mengalami kondisi tersebut akan mengalami penurunan produk domestik bruto, menurunnya harga properti dan saham, dan juga tingginya angka inflasi.

Kondisi ini memang sangatlah menakutkan, karena akan ada banyak sekali orang yang dirugikan. Dikutip dari laman Detik, gejala yang hadir saat krisis ekonomi umumnya diawali dengan penurunan belanja dari pihak pemerintah. Lalu, persentase pengangguran yang melebihi 50 % dari jumlah tenaga kerja yang ada.

Selain itu, akan terjadi juga kenaikan pada harga pokok yang tinggi, menurunnya konsumsi masyarakat, menurunnya nilai tukar yang sulit dikontrol, dan penurunan perkembangan ekonomi yang sangat signifikan.

Penyebab Terjadinya Krisis Ekonomi

Setelah kita mengetahui pengertian sebenarnya dari krisis ekonomi, maka kita juga harus mengetahui penyebab terjadinya krisis ekonomi.

1. Utang Negara Yang Berlebihan

Masih dikutip dari laman Detik, salah satu penyebab kenapa krisis ekonomi bisa terjadi adalah karena menumpuknya beban utang negara, sehingga negara pun sudah tidak mampu lagi membayarnya.

Hal ini akan sama seperti suatu perusahaan. Bila perusahaan sudah memiliki banyak utang dan tidak bisa membayarnya, maka bisa kita pastikan perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan.

2. Tingginya Laju inflasi

Inflasi adalah suatu peristiwa yang mana harga barang dan jasa mengalami peningkatan harga dalam waktu yang sangat panjang. Umumnya, inflasi ini tidak selalu dipandang negatif, tergantung pada tinggi atau rendahnya tingkat persentase inflasi.

Namun, bila inflasi tersebut terjadi dalam waktu yang lama dan mengalami laju yang sangat tinggi, maka hal tersebut akan menyebabkan nilai mata uang menjadi rendah dan membuat perekonomian dalam suatu negara memburuk.

3. Macetnya Perkembangan Ekonomi

Penyebab krisis ekonomi lainnya adalah perkembangan ekonomi pada suatu negara yang tidak turut jalan atau macet. Memburuknya laju perkembangan tersebut, memungkinkan negara masuk kedalam jurang krisis ekonomi.

Salah satu contoh sederhana dari lambatnya laju perkembangan laju ekonomi dari suatu negara adalah karena adanya pandemi virus corona. Beberapa negara bahkan ada yang sudah mengalami resesi dari adanya pandemi ini.

Seperti yang sudah kita jelaskan sebelumnya, pada kuartal II, III, dan IV tahun 2020 lalu perkembangan ekonomi di mengalami hasil yang negatif dan mengalami resesi.

Walaupun begitu, pemerintah terus berusaha untuk keluar dari jurang resesi dengan melakukan berbagai kebijakan ekonomi tertentu.

Baca juga: Berbagai Instrumen Kebijakan Moneter dan Tujuannya

Efek Krisis Ekonomi

Krisis ekonomi bisa memberikan efek yang sangat besar untuk negara dan untuk semua pihak di dalamnya. Dilansir dari laman Detik, saat suatu negara sedang mengalami krisis ekonomi, bisa dipastikan akan banyak perusahaan yang melakukan PHK pada karyawannya.

Hal ini dilakukan karena perusahaan tidak mempunyai dana yang cukup untuk memberikan gaji pada karyawan. Berdasarkan kondisi tersebut, maka bisa dipastikan juga tingkat pengangguran akan semakin meningkat. Setelah itu, angka kemiskinan pun akan turut meningkat karena banyak orang yang tidak lagi mempunyai pendapatan.

Selain itu, pihak pemerintah juga akan dipastikan kesulitan dalam memenuhi keperluan belanja negaranya. Ditambah lagi dengan adanya masyarakat yang kesulitan dalam memenuhi kehidupan sehari-hari karena harga kebutuhan yang naik secara tajam.

Berdasarkan efek tersebut, krisis ekonomi memang akan selalu menjadi hal yang sangat menakutkan bagi suatu negara. Bila memang terjadi, maka bisa dipastikan kondisi akan semakin kacau. Bahkan, bisa jadi akan ada penjarahan dan juga perampokan di mana-mana.

Perbedaan Krisis dan Resesi Ekonomi

Sejak penjelasan yang kita bahas di awal, mungkin ada beberapa dari Anda yang bertanya-tanya tentang perbedaan dari krisis dan juga resesi ekonomi.

Berdasarkan penjelasan seorang ekonomi sekaligus Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah yang dilansir dari Liputan 6, pada umumnya resesi adalah suatu perkembangan ekonomi yang melaju negatif dalam 2 triwulan atau kuartal berturut-turut. Resesi adalah siklus bisnis dan dinilai wajar terjadi. Terlebih dengan adanya pandemi seperti saat ini.

Piter menjelaskan bahwa yang lebih berbahaya dari adanya resesi adalah krisis ekonomi. Karena, hal tersebut sudah bukan lagi siklus bisnis, namu kondisinya sudah semakin buruk lagi.

Jadi, sederhananya, resesi adalah perlambatan laju ekonomi yang masih dinilai sehat. Sementara krisis sudah mengalami penurunan yang sangat parah dan tidak dinilai sehat lagi.

Krisis Ekonomi di Indonesia

Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa Indonesia sudah pernah mengalami krisis ekonomi di tahun 1998 lalu. Dikutip dari laman Kompas, pada saat itu kondisi ekonomi sangatlah anjlok, dan bahkan terkontraksi 17,9% dalam kuartal III. Dampak dari kondisi tersebut sangatlah besar.

Berdasarkan catatan Detik, sebanyak ratusan perusahaan, mulai dari perusahaan kecil hingga perusahaan konglomerat turut tumbang pada krisis di tahun 1998. Sebanyak 70% lebih perusahaan yang melantai di pasar modal mendadak mengalami kebangkrutan.

Lalu, tingkat pengangguran meningkat pada level yang sebelumnya belum pernah terjadi sejak akhir tahun 1960 an, yaitu sebanyak 20 juta orang atau lebih dari 20% angkatan kerja. Karenanya, angka kemiskinan di Indonesia pun meningkat tajam. Angka kemiskinan yang terjadi pada tahun 1998 lalu tercatat mencapai sekitar 50% dari total jumlah penduduk Indonesia.

Berdasarkan dampak tersebut, maka saat ini pemerintah turut berusaha secara maksimal agar tidak lagi mengalami krisis seperti tahun 1998.

Hal-hal yang Harus Dilakukan Ketika Krisis Ekonomi

1. Mempersiapkan keuangan

Keuangan menjadi sangat krusial ketika menghadapi krisis ekonomi. Untuk itu, Anda harus bisa mempersiapkan keuangan agar bisa tetap berusahaa keras melewati kondisi ekonomi yang semakin tidak menentu. Bukan hanya untuk Anda yang sedang mengandalkan gaji dari pekerjaan saja, namun untuk Anda para wirausahawan juga. Krisis ekonomi ini akan banyak menampar sebagian besar sektor industri dalam segala skala bisnis.

2. Mengurangi Utang

Harus Anda sadari dari awal bahwa dalam kondisi krisis ekonomi semua orang akan memiliki risiko kehilangan pekerjaan dan berbagai asetnya seperti rumah dan kendaraan yang disebabkan oleh utang. Untuk itu, cobalah untuk mengurangi dan segera melunasi utang yang masih tersisa sebagai upaya menghadapi krisis ekonomi.

Bayarlah utang yang memiliki tingkat bunga paling tinggi lebih dahulu. Hal ini akan bisa mengurangi beban biaya bunga yang harus Anda bayar dalam jangka waktu yang panjan. Bila Anda berhasil melunasinya, maka Anda sudah tidak perlu lagi khawatir cara membayar utang ketika kehilangan pekerjaan karena krisis ekonomi.

3. Mencari penghasilan tambahan

Dalam kondisi krisis ekonomi, menjadi korban PHK memang sangatlah tidak menyenangkan. Lalu, bagaimana cara membiaya hidup dan juga memenuhi kebutuhan pokok bila sumber penghasilan sudah terenggut? Caranya adalah dengan meningkatkan keterampilan Anda, sehingga Anda bisa melakukan kreasi agar bisa memperoleh sumber penghasilan tambahan.

Anda bisa memulainya dengan melakukan bisnis rumahan seperti warung makan, snack ataupun cemilan, jasa laundry, jual beli pulsa, dll.

4. Diversifikasi aset yang dimiliki

Aset akan menjadi suatu komponen yang sangat penting untuk menghadapi badai krisis ekonomi. Saat industri perbankan sedang kolaps karena mengalami kredit macet, maka rekening simpanan, baik itu dalam bentuk tabungan atau deposito, umumnya akan sulit untuk diakses dan dicairkan dalam kurun waktu yang cepat.

5. Memperkuat Hubungan Dengan Keluarga Dan Masyarakat Sekitar

Disadari ataupun tidak, kondisi badai krisis ekonomi mampu mengubah kehidupan seseorang yang awalnya sangat kaya raya menjadi sangat miskin dalam waktu yang singkat. Kehilangan sejumlah materi  berupa aset berharga jelas akan sangat mengguncang jiwa mereka yang mengalaminya. Untuk itu dukungan emosional dari keluarga dan masyarakat sekitar akan sangat penting sekali.

6. Menjaga kesehatan

Menjaga kesehatan fisik dan psikologis saat terjadi badai krisis tak kalah pentingnya untuk dilakukan. Kondisi fisik yang kuat akan mendorong jiwa yang kuat, sehingga Anda bisa mengurangi beban stress karena kondisi ekonomi yang sedang tidak menentu.

5. Menjaga Keamanan Rumah dan Keluarga

Kondisi krisis ekonomi bisa memicu adanya aksi huru-hara, kejahatan, dan juga kekerasan. Menurunnya daya beli dan meningkatnya biaya hidup tak jarang akan mendorong manusia untuk melakukan hal nekat, seperti mencuri, mencopet, dan melakukan penjarahan. Kondisi ini jelas akan mengganggu kondisi stabilitas keamanan yang sangat meresahkan masyarakat. Untuk itu, menjaga keaman rumah dan juga keluarga sangat penting untuk dilakukan.

7. Menyimpan Stok Makanan

Krisis ekonomi umumnya terjadi karena adanya kelangkaan bahan pokok makanan. Kalaupun ada, harganya akan sangat mahal. Untuk bisa menyiasatinya, Anda bisa menyimpan stok makanan Anda sebelum badai krisis ekonomi datang. Namun, Anda tidak perlu stok makanan dengan jumlah yang berlebihan. Jenis makanan yang di stok juga yang tidak gampang busuk saat disimpan di suhu ruang.

Makanan tersebut bisa berupa makanan kaleng, mie, susu, makanan kering, makanan beku, dll.

Baca juga: 9 Dampak Negatif Inflasi dan Cara Tepat Mengatasinya

Penutup

Demikianlah penjelasan dari kami tentang krisis ekonomi. Jadi, bisa kita simpulkan bahwa krisis ekonomi adalah suatu kondisi yang mana perekonomian dalam suatu negara mengalami penurunan yang sangat signifikan. Beberapa penyebabnya adalah utang negara yang berlebihan, tingginya laju inflasi, dan macetnya perkembangan ekonomi.

Dampaknya banyak perusahaan yang melakukan PHK pada karyawannya dan angka kemiskinan pun akan turut meningkat karena banyak orang yang tidak lagi mempunyai pendapatan. Bedanya dengan resesi ekonomi adalah bahwa resesi merupakan perlambatan laju ekonomi yang masih dinilai sehat. Sementara krisis sudah mengalami penurunan yang sangat parah dan tidak dinilai sehat lagi.

Indonesia pun sudah pernah mengalami krisis ekonomi di tahun 1998 , saat itu kondisi ekonomi sangatlah anjlok, dan bahkan terkoneksi 17,9% dalam kuartal III.

Agar bisa menghadapi kondisi ini, maka anda harus mempersiapkan keuangan, mengurangi utang, mencari penghasilan tambahan, diversifikasi aset yang dimiliki, memperkuat hubungan dengan keluarga dan masyarakat sekitar, menjaga kesehatan, menjaga keamanan rumah dan keluarga, dan menyimpan stok makanan.

Untuk Anda para wirausaha atau pebisnis, maka Anda harus bisa mengelola keuangan secara tepat dan rapi agar bisa melalui krisis ekonomi tanpa harus melakukan PHK.

Untuk memudahkan Anda dalam mengelola keuangan, Anda bisa menggunakan software akuntansi dari Accurate Online. Aplikasi ini akan membantu Anda dalam menyiapkan laporan arus kas, laporan perubahan modal, laporan laba rugi, dan 200 jenis laporan keuangan lainnya yang bisa diakses di mana saja dan kapan saja.

Fitur di dalamnya pun sudah sangat lengkap dan akan membantu aktivitas bisnis online ataupun bisnis offline Anda. Terlebih lagi, tampilan dashboardnya juga sangat sederhana, sehingga akan sangat mudah dipahami oleh orang awam sekalipun.

Anda bisa langsung menggunakan Accurate Online ini secara gratis selama 30 hari dengan hanya klik tautan gambar di bawah ini.

accurate1

ekonomikeuanganbanner

Efisiensi Bisnis dengan Satu Aplikasi Praktis!

Konsultasikan kebutuhan bisnismu dengan tim kami.

Jadwalkan Konsultasi

artikel-sidebar

Ibnu
Lulusan S1 Ekonomi dan Keuangan yang menyukai dunia penulisan serta senang membagikan berbagai ilmunya tentang ekonomi, keuangan, investasi, dan perpajakan di Indonesia

Artikel Terkait