Kurva Penawaran: Pengertian dan Faktor yang Mempengaruhinya
Pada dasarnya, kurva penawaran adalah salah satu hal yang melekat dalam ilmu ekonomi. Seperti yang kita ketahui, penawaran adalah jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh pihak produsen di berbagai tingkatan harga dan berbagai faktor yang diasumsikan secara tetap.
Penawaran ini bisa diartikan sebagai jumlah barang dan juga jasa yang ditawarkan oleh produsen pada berbagai tingkatan harga tertentu.
Penawaran pun memiliki bentuk hukumnya tersendiri, yaitu semakin tinggi harga pada suatu barang, maka semakin banyak pula jumlah yang akan ditawarkan oleh para pihak penjual. Sebaliknya, semakin rendah harga pada suatu barang, maka tingkat penawarannya pun akan semakin sedikit.
Lantas, apa saja faktor yang mempengaruhi kurva penawaran? Apa saja jenisnya? Dan apa bedanya dengan kurva permintaan? Temukan jawabannya dengan membaca artikel ini hingga selesai.
Daftar Isi
8 Faktor yang Mempengaruhi Kurva Penawaran
Seperti yang sudah kita singgung sebelumnya, bila harga pada suatu barang mengalami peningkatan, maka barang yang ditawarkan pun akan meningkat. Kurva penawaran memiliki kemiringan yang positif, yang artinya kurva penawaran mempunyai kemiringan dari atas ke arah bawah.
Sama halnya dengan kurva permintaan, kurva penawaran pun mempunyai pergerakannya sendiri. Setidaknya terdapat delapan faktor yang mampu mempengaruhi kurva penawaran, yaitu:
1. Biaya Produksi
Faktor pertama yang mampu mempengaruhi kurva penawaran adalah biaya produksi. Bila biaya produksi pada suatu barang lebih rendah dari harga pasar, maka akan mampu memberikan keuntungan pada pihak produsen untuk menawarkan barang dan jasa dalam jumlah yang banyak, begitu juga sebaliknya.
Untuk itu, biaya produksi adalah kunci yang paling penting dalam mempengaruhi penawaran.
Baca juga: Diskriminasi Harga: Pengertian, Jenis, Kelebihan, dan Kekurangannya
2. Teknologi Produksi
Minimnya biaya input mampu mendorong para produsen untuk meningkatkan hasil produksi. Selain itu, laba yang diperoleh pun akan semakin meningkat. Penggunaan teknologi seperti mesin canggih terbukti mampu menekan biaya produksi.
3. Ekspektasi ProdusenÂ
Setiap produsen tentu memiliki perkiraan atas barang yang diproduksinya, sehingga akan mampu memberikan dampak pada penawaran. Hal ini terjadi karena produsen menganggap bahwa harga produk di waktu yang akan depan akan naik, sehingga mereka akan memproduksi barang atau jasanya lebih banyak.
4. Keuntungan yang Diinginkan Produsen
Jumlah keuntungan yang diperoleh perusahaan pun akan memberikan dampak pada harga jual dari produk dan akan berdampak juga pada jumlah barang yang ditawarkan.
Bila keuntungannya semakin besar, maka akan semakin besar juga harga jual pada barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan.
5. Harga Barang dan Jasa
Faktor selanjutnya yang mempengaruhi kurva penawaran adalah harga barang atau jasa. Produsen umumnya akan menawarkan barang atau jasa layanannya pada konsumen lebih banyak bila harganya mengalami peningkatan. Tapi, bila harganya turun, maka produsen pun akan menawarkan barang dengan jumlah yang lebih sedikit.
6. Subsidi Pemerintah dan Pajak
Subsidi yang berasal dari pemerintah dan pajak yang diberlakukan oleh pemerintah pun turut memberikan dampak pada biaya produksi. Rendahnya pajak bisnis yang ditetapkan oleh pemerintah setempat akan mampu mengurangi biaya produksi perusahaan, sehingga akan semakin meningkatkan tingkat penawaran di pasar.
Tapi disisi lain, dampak subsidi yang diberikan oleh pemerintah justru memberikan dampak yang bertolak belakang dengan pajak. Tingginya subsidi akan mampu mengurangi biaya produksi perusahaan, sehingga akan meningkatkan pasokan produksi.
7. Jumlah Produsen
Jumlah produsen di pasar memberikan dampak yang relatif lebih rendah pada kurva penawaran. Tingginya penawaran di pasar terjadi karena banyaknya produsen yang bergerak di pasar.
Para pengusaha atau pebisnis baru akan mampu membawa kapasitas serta produk yang baru juga. Namun, perlu diketahui bahwa faktor ini hanya berlaku untuk penawaran pasar, bukan pada penawaran individual.
8. Ketersediaan Input
Bila input di pasar tidak tersedia, maka produsen tentunya tidak bisa menjalankan kegiatan operasionalnya dengan baik. Hal ini terjadi karena rantai pasokan di pasar terganggu. Beberapa contoh faktor yang mempengaruhinya adalah bencana alam dan cuaca. Faktor tersebut akan menghambat komoditas untuk tiba dan masuk ke proses manufaktur.
Sehingga, hal ini akan menyebabkan proses produksi terhenti, kecuali bila mereka mempunyai persediaan input yang mencukupi.
Jenis Kurva Penawaran
Berdasarkan jenis permintaannya, kurva penawaran terbagi menjadi dua jenis utama, yakni penawaran individu dan penawaran pasar. Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya.
1. Kurva Penawaran Individu
Kurva ini mampu menggambarkan naik atau turunnya grafik berdasarkan jumlah barang dan juga harga barang yang ditawarkan oleh pihak penawar. Semakin tinggi harga barangnya, maka jumlah barang yang diproduksi pun akan semakin banyak, karena penjual ingin memperoleh keuntungan sebanyak mungkin.
Contohnya, katakanlah ada kedai kopi yang menjual secangkir kopi dengan harga sebesar 15 ribu rupiah. Ketersediaan kopi tersebut ternyata berjumlah 100 cangkir pada minggu pertama di bulan November. Lalu, pada minggu kedua adalah sebanyak 50 cangkir, dan pada minggu ketiga meningkat lagi sebanyak 150 cangkir kopi.
Dengan berdasarkan hal tersebutlah kedai kopi bisa menambah bahan baku kopi selama musim hujan berlangsung, karena tingkat permintaan kopi yang tinggi.
2. Kurva Penawaran Pasar
Penawaran pasar ini berkaitan dengan banyaknya penjual dari satu produk yang dijual. Pada pasar tersebut terdiri dari banyak orang dan juga lembaga yang menawarkan produk yang sama.
Karakteristik Kurva Penawaran
Kenapa umumnya kurva penawaran bergerak miring ke atas? Umumnya, hal ini dikarenakan harga yang lebih tinggi yang mampu mendorong perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa layanannya secara lebih banyak. Sehingga, harga akan menjadi lebih mahal dan berpotensi menghasilkan keuntungan yang lebih banyak dari barang yang dibuatnya.
Dalam kurun waktu yang singkat, biaya produksi atau biaya marginal ini akan dipengaruhi oleh hukum pengembalian marginal yang semakin menurun.
Disisi lain, meningkatnya hasil produksi dengan modal akan tetap mengarah pada titik yang mana biaya marginal akan meningkat dengan cepat, sehingga perusahaan akan membutuhkan harga yang lebih tinggi agar bisa mengimbangi biaya produksi yang lebih tinggi lagi.
Contoh Kurva Penawaran
Agar bisa lebih memahami lagi tentang kurva penawaran, maka mari kita lengkapi dengan contoh kurva penawaran. Mari kita ambil contoh pada sektor pertanian. Saat harga cabai hijau sedang melambung tinggi, maka petani pun akan memilih untuk menanam tomat dengan jumlah yang lebih sedikit dan menanam cabai hijau dengan jumlah yang lebih banyak.
Hasilnya, ketika musim panen tiba, jumlah cabai hijau di pasar pun akan meningkat. Peningkatan harga yang diartikan ini menjadi peningkatan kuantitas yang disebut dengan elastisitas penawaran atau elastisitas pada harga penawaran.
Bila kenaikan 50 persennya terjadi pada harga cabai, maka akan menyebabkan peningkatan jumlah harga cabai yang diproduksi meningkat hingga 50%, dan elastisitas penawaran pada tomat adalah 1.
Sebaliknya, bila peningkatan harga pada cabai merah adalah 50%, maka hanya akan berdampak pada meningkatnya kuantitas yang dipasok sebanyak 10%, sehingga elastisitas penawarannya adalah 0,2.
Kurva penawaran lebih dangkal atau lebih dekat ke horizontal untuk produk dengan tingkat pasokan yang lebih elastis. Disisi lain, kurva penawaran yang lebih curam atau mendekati vertikal pada produk dengan pasokan yang kurang elastis.
Baca juga: Process Costing, Metode Penting Untuk Membiayai Suatu Produk
Penutup
Demikianlah penjelasan lengkap dari kami tentang kurva penawaran. Jadi, bisa kita simpulkan bahwa kurva penawaran adalah suatu tempat yang mampu menggambarkan jumlah maksimal pada apa yang ditawarkan.
Sedangkan sektor penawaran di dalamnya adalah sektor biaya, sehingga berbagai kondisi penawaran harus mampu menggambarkan faktor biaya.
Kurva penawaran terbagi menjadi dua jenis, yaitu kurva penawaran individu dan kurva penawaran pasar. Keduanya dipengaruhi oleh delapan faktor, yaitu biaya produksi, teknologi produksi, ekspektasi produsen, keuntungan yang diinginkan produsen, harga barang dan jasa, subsidi pemerintah dan pajak, jumlah produsen, dan ketersediaan input.
Dengan memahami kurva penawaran, diharapkan pihak produsen atau perusahaan mampu membuat kebijakan yang baik dalam hal mengelola produksi atau kegiatan manufakturnya.
Namun, hal tersebut hanya bisa terwujud bila mampu menerapkan manajemen keuangan yang baik. Caranya adalah dengan selalu mencatat setiap pengeluaran dan pemasukan dana perusahaan secara rapi, tepat dan akurat, bila perlu gunakanlah software akuntansi dari Accurate Online.
Karena dengan menggunakan Accurate Online, Anda akan mendapatkan lebih dari 200 jenis laporan keuangan secara otomatis. Anda hanya perlu memasukkan beberapa data terkait kegiatan bisnis Anda saja. Data tersebut pun akan tersimpan dengan aman di komputasi cloud Accurate Online.
Selain itu, berbagai fitur yang lengkap di dalam Accurate Online akan membuat Anda menjadi lebih mudah dalam menjalankan bisnis.
Anda bisa langsung mencoba dan menikmati keunggulan dari Accurate Online tersebut secara gratis selama 30 hari dengan klik tautan gambar di bawah ini.