Apa Itu Margin Trading? Ini Cara Kerjanya!
Istilah margin trading mungkin akan sangat asing untuk masyarakat awam, tapi sangat akrab di telinga para investor saham.
Bila kita membahas tentang perdagangan saham, maka ketersediaan dana dalam jumlah yang cukup besar akan sangat dibutuhkan. Karena, pembelian saham tidak hanya sekedar selembar atau dua lembar saja, namun dalam satuan lot, yang mana satu lotnya berisi 100 lembar saham, sedangkan harga saham itu dihitung per lembar.
Untuk itu, modal yang diperlukan untuk berinvestasi saham sangat besar, bisa puluhan atau bahkan ratusan juta rupiah.
Tapi para investor saat ini tidak perlu lagi khawatir akan keterbatasan modalnya. Karena, saat ini terdapat fasilitas margin trading yang mampu menutup pembelian saham yang memiliki performa bagus.
Lantas, apa itu margin trading? Ayo kenali lebih dalam dengan membaca artikel di bawah ini hingga selesai.
Daftar Isi
Apa itu Margin Trading?
Berdasarkan laman Investopedia, margin trading adalah suatu metode perdagangan saham dengan cara menggunakan dana yang telah disediakan oleh pihak ketiga. Dalam hal ini, pihak ketiga yang dimaksud adalah perusahaan sekuritas atau broker.
Sebagai sebuah metode perdagangan, margin trading digunakan dalam kegiatan jual beli saham, yang mana uang yang digunakan untuk membeli saham ini berasal dari pinjaman yang diberikan oleh pihak perusahaan sekuritas pada investornya.
Jika dilihat dari sisi perusahaan sekuritas, margin trading adalah fasilitas yang ditawarkan untuk investor yang nantinya akan menjadi nasabah perusahaan sekuritas tersebut.
Fasilitas margin trading ini akan membantu investor untuk membeli saham dengan jumlah yang lebih banyak daripada yang seharusnya. Itu artinya, pinjaman dana dari perusahaan sekuritas pada investor tentunya akan menambah modal yang nantinya akan digunakan untuk membeli saham.
Sebagai contoh, katakanlah Alina mempunyai modal sebanyak 5 juta rupiah untuk membeli saham. Harga per lembar saham yang Alina pilih adalah Rp 1.000. dari adanya modal tersebut, seharusnya Alina bisa membeli sebanyak 5000 lembar saham sebesar 30 lot. Sehingga, total saham yang dibeli oleh Alina adalah sebanyak 8.000 lembar saham atau 80 lot.
Tentunya, fasilitas yang ditawarkan perusahaan sekuritas pada para investor nasabahnya harus dengan agunan. Perdagangan saham dengan menggunakan cara margin trading dijamin dengan agunan dalam bentuk saham yang terdapat di akun investor itu sendiri.
Istilah ini juga tidak hanya digunakan dalam hal perdagangan saham saja, tapi juga di dalam perdagangan forex. Di dalam perdagangan forex, margin trading memiliki prinsip yang sama, yaitu perdagangan forex dengan memanfaatkan modal pinjaman. Di dalamnya pun bisa dinilai dengan menggunakan satuan nilai yang merujuk pada nilai transaksi.
Contohnya, katakanlah dana sebesar 1 juta rupiah dalam sistem margin trading bisa ditransaksikan dengan dana yang lebih kecil, misalnya 5% dari nilai asli atau sebanyak 50 ribu rupiah. Nah, hal tersebut bisa terjadi karena kegiatan perdagangan forex tidak melibatkan mata uang fisik.
Perlu Anda ketahui bahwa kegiatan jual beli mata uang tidak memerlukan mata uang fisik, yang diperlukan hanya nilainya saja. Kegiatan investasi forex ini hanya cukup menyediakan uang yang dibutuhkan sebagai jaminan atas transaksi dan jaminan ini kemudian dikenal dengan margin di dalam forex.
Baca juga: Trading Adalah: Pengertian, Jenis, Keuntungan dan Kerugiannya
Cara Kerja Margin Trading
Fasilitas margin trading akan membantu para investor agar bisa membeli saham yang melebihi kemampuan modal miliknya. Karena, sebagian modal bisa didapat dari dana pinjaman perusahaan sekuritas di mana investor tersebut menjadi nasabah atau membuka rekening.
Perlu Anda ketahui bahwa pinjaman modal untuk kebutuhan perdagangan saham berbeda dengan pinjaman modal pada bank konvensional. Saat margin trading dimulai, maka pihak investor akan diminta untuk bisa menentukan persentase margin dari total nilai pesanannya.
Hal tersebut akan berkaitan dengan konsep leverage ratio, yakni rasio ataupun perbandingan antara dana investor dengan dana pinjaman dari perusahaan sekuritas sebagai pihak broker.
Akun margin trading ini digunakan agar bisa membuat leverage trading, yang di dalamnya merepresentasikan rasio dana pinjaman atas margin. Sebagai contoh, misalnya untuk membuka perdagangan sebanyak 10 juta rupiah dengan leverage 10:1, maka pihak investor harus menyediakan modal sebanyak 1 juta rupiah.
Tingkatan leverage dalam margin trading yang ditawarkan dalam setiap perdagangan saham berbeda-beda. Rasio tipikal untuk pasar saham adalah 2:1, sedangkan kontrak berjangka seringkali diperdagangkan pada leverage 15:1.
Disisi lain, rasio leverage yang ditawarkan pada perdagangan forex bisa mencapai 50:1, bahkan untuk beberapa kasus bisa 100:1 atau 200:1. Tapi, rasio leverage yang banyak digunakan adalah dari mulai 2:1 sampai 100:1.
Margin trading ini dapat dimanfaatkan untuk membuka posisi jual dan posisi beli. Posisi long margin yang terbuka akan menggambarkan bahwa saham yang menjadi aset investor berperan sebagai agunan untuk keperluan modal pinjaman.
Setiap investor harus memahami hal ini dengan baik, karena perusahaan sekuritas sebagai pihak pialang atau broker mempunyai hak untuk memaksa penjualan berbagai saham yang menjadi aset investor bila ternyata saham menampilkan pergerakan yang berlawanan dengan posisi mereka, dan tentunya dalam ambang batas tertentu.
Saat pinjaman telah jatuh tempo, maka pihak investor diharuskan untuk membayar utang margin sesuai dengan aturan yang berlaku. Hal tersebut pun dikenal dengan panggilan margin, yang mana pihak investor harus menyetorkan dananya ke akun margin agar bisa mencapai persyaratan perdagangan minimum.
Selain itu, investor pun akan dikenakan beban bunga pinjaman. Jika investor tersebut ternyata gagal membayar kewajiban utangnya atau wanprestasi, maka kepemilikan atas aset dalam bentuk saham akan secara otomatis dilikuidasi agar bisa menutup kerugian utang. Konsekuensinya, aset milik investor terkait akan dijual secara paksa atau force sell.
Baca juga: Aplikasi Trading: Keuntungan dan Aplikasi Trading yang Direkomendasikan
Untung Rugi Margin Trading
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa saham adalah jenis investasi yang mempunyai resiko besar dan tingkat pengembalian yang juga sangat besar (high risk, high return). Hal yang sama juga berlaku dalam pembelian saham yang menggunakan metode margin trading.
Pihak investor memiliki peluang untuk memperoleh tingkat keuntungan yang lebih besar karena nilai relatif dari posisi perdagangan yang lebih besar.
Selain memiliki potensi dalam hal keuntungan, pembelian saham dengan margin trading pun bisa difungsikan sebagai diversifikasi aset, yang mana pihak investor bisa membuka beberapa posisi dengan jumlah modal investasi yang cenderung lebih kecil
Metode margin trading akan membantu para investor untuk mempunyai akun margin yang bisa mempermudah mereka dalam membuka posisi secara cepat tanpa harus terlebih dahulu memindahkan uang dalam jumlah yang besar ke akunnya.
Selain memiliki kelebihan di atas, margin trading tetap memiliki risiko kerugian. Setiap adanya penurunan harga saham, walaupun kecil, dalam pasar saham bisa menyebabkan kerugian yang sangat besar untuk para investor.
Oleh karena itu, agar bisa menekan kerugian tersebut, maka para investor akan dituntut untuk bisa menerapkan strategi manajemen risiko dan menggunakan alat mitigasi risiko yang lebih tepat.
Baca juga: Day Trading: Pengertian dan Pro-Kontra Di Dalamnya
Penutup
Demikianlah penjelasan lengkap dari kami tentang margin trading. Jadi, Margin trading adalah suatu metode perdagangan saham dengan cara menggunakan dana yang telah disediakan oleh pihak ketiga. Metode ini tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri.
Untuk itu, bila Anda tertarik untuk menggunakan metode perdagangan saham ini, maka Anda harus lebih teliti lagi dalam mempertimbangkan berbagai kelebihan dan juga kekurangan yang ada di dalamnya. Selain itu, Anda juga harus lebih pandai dalam mengelola dana yang telah disediakan oleh pihak ketiga.
Kegiatan mengelola dana yang baik ini tidak hanya harus dilakukan oleh investor saja, pebisnis pun harus bisa mengelola keuangan bisnisnya dengan baik dan mengalokasikannya ke berbagai sektor secara tepat. Namun, hal tersebut bukan lagi menjadi hambatan bila menggunakan aplikasi bisnis dari Accurate Online.
Kenapa demikian? Karena aplikasi yang telah dipercaya oleh ratusan ribu pebisnis di Indonesia ini mampu menyajikan lebih dari 200 jenis laporan keuangan secara otomatis, cepat dan akurat.
Lebih dari itu, aplikasi ini juga sudah dilengkapi dengan fitur bisnis yang luar biasa. Sehingga, operasional bisnis Anda bisa berjalan lebih efisien dan Anda bisa mengembangkan bisnis secara lebih mudah.
Lebih menariknya lagi, seluruh kelebihan dan fitur yang ditawarkan Accurate Online bisa Anda nikmati dengan biaya investasi yang sangat terjangkau. Bahkan, Anda bisa mencobanya lebih dulu selama 30 hari gratis melalui tautan gambar di bawah ini.