Modal Kerja: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Fungsinya dalam Bisnis

oleh | Des 4, 2023

source envato.

Modal Kerja: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Fungsinya dalam Bisnis

Untuk memulai suatu kegiatan bisnis, maka dibutuhkan dana atau modal yang biasa disebut dengan modal kerja atau working capital agar bisa membiayai operasional perusahaan tersebut.

Perusahan wajib memiliki modal untuk memastikan kelancaran kegiatan operasi di dalam perusahaannya.

Nah, untuk mengetahui lebih dalam mengenai modal dalam perusahaan, simak pembahasan dibawah ini dengan seksama.

Pengertian Modal Kerja

Pengertian Modal Kerja

ilustrasi modal bekerja. source envato

Sebenarnya apa pengertian dari modal berkerja secara umum maupun menurut ahli yang sering didengar selama ini?

Dilansir dari laman Wikipedia, modal kerja atau working capital merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan jumlah dana yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya dalam jangka pendek.

Modal untuk kerja terdiri dari seluruh aktiva lancar atau aset yang dapat diubah menjadi uang tunai dalam waktu singkat (biasanya kurang dari satu tahun) seperti

  • kas
  • piutang
  • persediaan barang
  • investasi jangka pendek
  • liabilitas lancar
  • hutang yang jatuh tempo dalam waktu singkat (biasanya kurang dari satu tahun) seperti hutang usaha dan biaya yang masih harus dibayar.

Modal berkerja sangat penting bagi kelangsungan operasional perusahaan karena dana tersebut digunakan untuk membiayai pembelian bahan baku, membayar gaji karyawan, mengelola persediaan barang, dan menjalankan kegiatan operasional sehari-hari.

Dengan memiliki working capital yang cukup, perusahaan dapat menjaga likuiditas dan menghindari masalah keuangan yang dapat mempengaruhi kinerja operasionalnya.

Baca juga: Pengertian Biaya Langsung dan Bedanya dengan Biaya Tidak Langsung

Jenis-jenis Modal Kerja

Jenis-jenis Modal Kerja

ilustrasi modal bekerja. source envato

Berikut adalah beberapa jenis working capital yang umum ditemukan dalam aktivitas operasional perusahaan:

1. Kas atau Uang Tunai

Modal kerja yang paling likuid dan dapat digunakan secara langsung untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari.

2. Piutang

Dana yang diterima oleh perusahaan dari penjualan barang atau jasa yang belum dibayar oleh pelanggan.

Working capital dari piutang dapat digunakan untuk membiayai kegiatan operasional sebelum uang dari pelanggan diterima.

3. Persediaan

Merupakan barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual atau diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.

Modal berkerja dari persediaan dapat digunakan untuk membiayai pembelian bahan baku dan biaya produksi.

Baca juga: 8+ Tips Mencari Modal Usaha untuk Bisnis

4. Investasi Jangka Pendek

Dana yang diinvestasikan dalam bentuk surat berharga atau deposito dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun.

Modal berkerja dari investasi jangka pendek dapat digunakan untuk membiayai kegiatan operasional sebelum uang dari penjualan barang atau jasa diterima.

5. Hutang usaha

Liabilitas atau hutang yang jatuh tempo dalam waktu singkat dan dihasilkan dari pembelian barang atau jasa dari pemasok atau kreditur lainnya.

Modal kerja dari hutang usaha dapat digunakan untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari.

6. Biaya yang Masih Harus Dibayar

Biaya yang belum dibayar oleh perusahaan seperti biaya sewa, biaya listrik, dan biaya lainnya.

working capital  dari biaya yang masih harus dibayar dapat digunakan untuk membiayai kegiatan operasional sebelum uang dari penjualan barang atau jasa diterima.

Baca juga: Pengertian, Sumber, Jenis, dan Manfaat Modal

Contoh Perhitungan Modal Kerja dalam Bisnis

Contoh Perhitungan Modal Kerja dalam Bisnis

ilustrasi modal bekerja. source envato

Modal kerja sangat berperan penting dalam dunia kerja dan bisnis, terutama dalam proses  peningkatan mutu perusahaan.

working capital tentu saja memiliki tahapan perhitungan tertentu untuk mengetahui laba kotor, utang perusahaan hingga jumlah laba bersih atau keuntungan yang didapatkan oleh suatu perusahaan selama  menjalankan usahanya.

Berikut ini adalah contoh perhitungan working capital dalam bisnis:

1. Perhitungan Modal Kerja Gross

working capital gross dapat dihitung dengan cara menghitung total aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

Misalnya, perusahaan ABC memiliki kas sebesar Rp 100 juta, piutang sebesar Rp 150 juta, persediaan barang sebesar Rp 200 juta,

dan investasi jangka pendek sebesar Rp 50 juta, maka working capital gross perusahaan ABC adalah:

Modal Gross = Kas + Piutang + Persediaan Barang + Investasi Jangka Pendek Modal Gross = Rp 100 juta + Rp 150 juta + Rp 200 juta + Rp 50 juta Modal Gross = Rp 500 juta

2. Perhitungan Modal Kerja Net

working capital net dapat dihitung dengan cara mengurangkan total liabilitas lancar atau hutang jangka pendek dari total aktiva lancar.

Misalnya, perusahaan ABC memiliki hutang usaha sebesar Rp 50 juta dan biaya yang masih harus dibayar sebesar Rp 100 juta, maka working capital net perusahaan ABC adalah:

Modal Net = Aktiva Lancar – Liabilitas Lancar Modal Net = (Kas + Piutang + Persediaan Barang + Investasi Jangka Pendek) – (Hutang Usaha + Biaya yang Masih Harus Dibayar)

Modal Net = (Rp 100 juta + Rp 150 juta + Rp 200 juta + Rp 50 juta) – (Rp 50 juta + Rp 100 juta)

Modal Net = Rp 350 juta – Rp 150 juta Modal Net = Rp 200 juta

Dalam contoh di atas, perusahaan ABC memiliki modal kerja gross sebesar Rp 500 juta dan working capital net sebesar Rp 200 juta.

Jumlah modal berkerja yang cukup penting untuk memastikan kelangsungan operasional perusahaan dan keseimbangan antara aset lancar dan hutang jangka pendek.

Baca juga: Laporan Perubahan Modal: Contoh dan 10 Komponennya

Fungsi Modal Kerja dalam Bisnis

Fungsi Modal Kerja dalam Bisnis

ilustrasi modal bekerja. source envato

Working capital memiliki beberapa fungsi penting dalam bisnis, antara lain:

1. Menjaga Likuiditas Perusahaan

Modal kerja memungkinkan perusahaan untuk memiliki cukup kas dan aset lancar lainnya untuk memenuhi kewajiban finansialnya,

Seperti membayar gaji karyawan, mengelola persediaan barang, membayar tagihan, dan biaya operasional lainnya.

Dengan menjaga likuiditas yang cukup, perusahaan dapat menghindari masalah keuangan yang dapat mempengaruhi kinerja operasionalnya.

2. Mengurangi Risiko

Working capital membantu perusahaan untuk mengurangi risiko kegagalan dalam memenuhi kewajiban finansialnya.

Dengan memiliki cukup kas dan aset lancar, perusahaan dapat menghindari masalah likuiditas yang dapat mempengaruhi reputasi perusahaan.

3. Mempercepat Pengumpulan Piutang

working capital juga membantu perusahaan untuk mempercepat pengumpulan piutang dari pelanggan,

Sehingga perusahaan dapat memperoleh kas yang cukup untuk menjalankan kegiatan operasionalnya.

4. Meningkatkan Efisiensi Operasional

Working capital memungkinkan perusahaan untuk membeli bahan baku, menjaga persediaan barang,

dan membayar karyawan dengan tepat waktu, sehingga meningkatkan efisiensi operasional perusahaan.

5. Mengoptimalkan Penggunaan Aset Lancar

Modal kerja memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan penggunaan aset lancar seperti persediaan barang dan piutang dengan cara yang efektif dan efisien.

Perusahaan dapat mengelola aset lancar tersebut dengan baik dan memaksimalkan keuntungan yang diperoleh.

Dalam rangka meningkatkan kinerja bisnis, perusahaan harus menjaga working capital yang cukup untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya.

Baca juga: Manajemen Keuangan: Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, dan Tips Pengelolannya

Kesimpulan

Modal kerja adalah dana yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai operasionalnya sehari-hari.

working capital terdiri dari aset lancar seperti kas, persediaan barang, dan piutang, serta hutang jangka pendek seperti hutang usaha dan biaya yang masih harus dibayar.

Modal berkerja yang cukup penting bagi perusahaan karena dapat membantu menjaga likuiditas, mengurangi risiko, mempercepat pengumpulan piutang, meningkatkan efisiensi operasional, dan mengoptimalkan penggunaan aset lancar.

Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan manajemen modal kerjanya dengan baik untuk memastikan kelangsungan operasional dan kinerja keuangan yang baik..

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan modal usaha yang benar adalah dengan melakukan perencanaan pada pengeluaran bisnis dan memperhatikan pos pengeluaran yang mengalami pemborosan.

Solusi untuk menangani hal ini adalah dengan menggunakan pembukuan yang benar dan sesuai standar sehingga Anda bisa mendapatkan laporan keuangan yang sesuai dengan realitas usaha Anda saat ini.

Jika Anda sangat awam dengan ilmu akuntansi atau merasa proses pencatatan pembukuan itu merepotkan,

Anda bisa menggunakan software akuntansi yang memiliki fitur sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda, mudah digunakan dan telah teruji pada banyak bisnis, salah satunya adalah Accurate Online.

Software Akuntansi dan Bisnis Accurate Online sudah dikembangkan sejak 20 tahun lalu dan juga telah dipercaya oleh ratusan ribu pengguna dari berbagai jenis bisnis di Indonesia.

Dengan fitur terlengkap untuk memudahkan operasional bisnis seperti proses pencatatan pengeluaran dan pemasukan, multi user, multi cabang dan gudang, penghitungan aset, manajemen inventori, rekonsiliasi otomatis, smartlink ebanking dan ecommerce, otomasi lebih dari 200 jenis laporan keuangan dan masih banyak lagi.

Jadi apalagi yang Anda tunggu? Anda bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini:

ekonomikeuanganbanner

Efisiensi Bisnis dengan Satu Aplikasi Praktis!

Konsultasikan kebutuhan bisnismu dengan tim kami.

Jadwalkan Konsultasi

artikel-sidebar

Anggi
Seorang wanita lulusan sarjana manajemen bisnis dan akuntansi yang hobi menulis blog tentang manajemen bisnis secara spesifik.

Artikel Terkait