Pengertian Inflasi Ringan dan Bedanya dengan Inflasi Berat

oleh | Nov 24, 2023

source envato.

Pengertian Inflasi Ringan dan Bedanya dengan Inflasi Berat

Inflasi yang rendah atau sering disebut sebagai “inflasi ringan” merupakan salah satu aspek yang sangat diperhatikan dalam ekonomi sebuah negara. Inflasi yang rendah adalah indikator kesehatan ekonomi yang paling diidamkan oleh banyak negara di seluruh dunia.

Dalam era globalisasi yang semakin kompleks, upaya untuk menjaga inflasi tetap dalam batas yang wajar merupakan prioritas utama bagi pemerintah dan bank sentral di hampir semua negara.

Dalam artikel ini, kita akan mempelajari bersama tentang inflasi ringan, implikasi ekonomi yang terkait, serta langkah-langkah yang diambil oleh berbagai pihak untuk menjaga inflasi tetap pada tingkat yang dapat diterima.

Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang inflasi ringan, kita dapat mengapresiasi peran pentingnya dalam menjaga stabilitas ekonomi yang berkelanjutan. Untuk itu, baca terus artikel tentang inflasi ringan di bawah ini hingga selesai.

Pengertian Inflasi Ringan

Pengertian Inflasi Ringan

ilustrasi inflasi ringan. source envato

Inflasi ringan atau inflasi yang rendah, dalam konteks ekonomi, mengacu pada tingkat inflasi yang relatif rendah atau stabil dalam jangka waktu tertentu.

Berdasarkan laman Investopedia, inflasi adalah peningkatan umum dalam harga barang dan jasa di suatu perekonomian selama periode waktu tertentu. Inflasi yang ringan adalah kondisi di mana kenaikan harga tersebut terjadi dalam batas yang wajar, tidak terlalu cepat, dan dapat dikelola dengan baik oleh pemerintah atau bank sentral.

Biasanya, inflasi yang rendah memiliki tingkat kenaikan harga yang cukup rendah, di bawah angka satu atau beberapa persen per tahun. Inflasi yang rendah memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

  • Membantu menjaga daya beli masyarakat: Dengan inflasi yang rendah, daya beli uang seseorang lebih stabil, sehingga masyarakat memiliki kepastian terkait harga barang dan jasa yang mereka beli.
  • Mendorong investasi: Inflasi yang rendah dapat memberikan kepastian kepada investor dan pengusaha, sehingga mereka lebih mungkin untuk melakukan investasi jangka panjang.
  • Meminimalisir ketidakpastian ekonomi: Inflasi yang stabil membantu mengurangi ketidakpastian ekonomi, memungkinkan perencanaan jangka panjang yang lebih baik, baik bagi individu maupun bisnis.
  • Menjaga stabilitas ekonomi: Inflasi yang ringan adalah tanda ekonomi yang sehat dan stabil, yang dapat membantu mencegah krisis ekonomi yang lebih serius.

Namun, perlu digaris bawahi bahwa inflasi yang terlalu rendah atau bahkan deflasi (penurunan harga umum) juga dapat memiliki dampak negatif, seperti risiko stagnasi ekonomi atau penurunan investasi. Oleh karena itu, pemerintah dan bank sentral harus berupaya untuk menjaga keseimbangan yang tepat dalam mengelola tingkat inflasi untuk mencapai stabilitas ekonomi yang optimal.

Baca juga: Pengertian Demand-Pull Inflation Contoh Sederhananya

Dampak Inflasi Ringan

Dampak Inflasi Ringan

ilustrasi inflasi ringan. source envato

Inflasi ringan, atau tingkat inflasi yang relatif rendah dan stabil, dapat memiliki berbagai dampak pada perekonomian dan masyarakat. Berikut adalah beberapa dampak positif dan negatif dari inflasi yang rendah

1. Dampak Positif

  • Stabilitas Ekonomi: Inflasi ringan dapat menandakan stabilitas ekonomi yang baik. Ini mengindikasikan bahwa perekonomian berjalan dengan baik dan tidak mengalami gangguan besar.
  • Daya Beli yang Stabil: Dalam inflasi yang rendah, daya beli uang masyarakat cenderung stabil. Ini berarti uang yang dimiliki oleh individu dapat membeli jumlah barang dan jasa yang relatif konstan dari waktu ke waktu.
  • Pendorong Investasi: Inflasi yang rendah dan stabil dapat memberikan keyakinan kepada investor dan pengusaha untuk berinvestasi dalam proyek-proyek jangka panjang, karena mereka memiliki ekspektasi terkait kebijakan yang konsisten.
  • Perencanaan yang Lebih Mudah: inflasi yang rendahmembuat perencanaan ekonomi jangka panjang lebih mudah, baik untuk individu maupun perusahaan. Ini membantu dalam perencanaan keuangan dan investasi.
  • Peningkatan Kesejahteraan Sosial: Inflasi yang rendah membantu masyarakat umum dalam mempertahankan tingkat kesejahteraan mereka karena tidak ada tekanan besar pada biaya hidup.

2. Dampak Negatif

  • Potensial Stagnasi: Inflasi yang terlalu rendah atau deflasi (penurunan harga umum) dapat mengarah pada stagnasi ekonomi, di mana konsumen menunda pembelian dan perusahaan menunda investasi karena ekspektasi harga yang lebih rendah di masa depan.
  • Utang Riil: Inflasi yang sangat rendah dapat meningkatkan beban utang riil, di mana pembayaran utang dalam mata uang yang sama menjadi lebih berat karena harga-harga yang stagnan atau turun.
  • Kebijakan Moneter yang Terbatas: Bank sentral mungkin memiliki keterbatasan dalam menggunakan kebijakan moneter untuk merespons perubahan ekonomi ketika inflasi sudah sangat rendah.
  • Risiko Kenaikan Harga Ekstrim: Inflasi yang terlalu rendah dapat membuat perekonomian lebih rentan terhadap kenaikan harga yang ekstrem jika terjadi gangguan pasokan atau faktor-faktor eksternal.

Dalam prakteknya, banyak negara mengincar tingkat inflasi yang ringan, seperti sekitar 2% per tahun, sebagai target yang ideal. Hal ini dianggap sebagai tingkat yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang seimbang dan menjaga stabilitas harga.

Namun, dampak inflasi ringan dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor ekonomi dan kebijakan pemerintah.

Baca juga: Pengertian Inflasi Tinggi dan 8 Dampak Besarnya Bagi Perekonomian

Contoh Inflasi Ringan

Contoh Inflasi Ringan

ilustrasi inflasi ringan. source envato

Contoh inflasi ringan adalah ketika tingkat inflasi dalam suatu negara tetap rendah atau stabil dalam beberapa tahun terakhir.

Misalnya, jika suatu negara memiliki tingkat inflasi tahunan sekitar 2% atau kurang selama beberapa tahun berturut-turut, itu dapat dianggap sebagai contoh inflasi ringan.

Pada tingkat inflasi ini, kenaikan harga barang dan jasa berada dalam batas yang dapat diterima, sehingga daya beli masyarakat umumnya tetap terjaga, dan stabilitas ekonomi cenderung dipertahankan.

Penting untuk diingat bahwa inflasi ringan dapat bervariasi dari negara ke negara dan dari waktu ke waktu. Selain itu, faktor-faktor seperti perubahan dalam kondisi ekonomi global, kebijakan pemerintah, fluktuasi harga minyak, dan lainnya dapat mempengaruhi tingkat inflasi suatu negara.

Inflasi ringan adalah target yang diinginkan oleh banyak negara sebagai upaya menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Baca juga: Pengertian Imported Inflation dan 7 Dampak Besarnya Bagi Perekonomian

Perbedaan Inflasi Ringan dan Inflasi Berat

Perbedaan Inflasi Ringan Dan Inflasi Berat

ilustrasi inflasi ringan. source envato

Perbedaan antara inflasi yang rendah dan inflasi berat terletak pada tingkat kenaikan harga barang dan jasa di suatu perekonomian. Berikut adalah perbedaan utama antara keduanya:

1. Tingkat Kenaikan Harga

  • Inflasi Ringan: Inflasi endah merujuk pada tingkat kenaikan harga yang relatif rendah dan stabil. Ini biasanya ditunjukkan oleh angka inflasi tahunan yang berada dalam batas wajar, seperti beberapa persen atau bahkan kurang dari satu persen.
  • Inflasi Berat: Inflasi berat adalah kondisi di mana tingkat kenaikan harga sangat tinggi atau bahkan melebihi angka dua digit (sepuluh persen atau lebih) per tahun. Ini menandakan peningkatan harga yang signifikan dalam jangka waktu yang singkat.

2. Dampak Pada Ekonomi dan Masyarakat

  • Inflasi Ringan: Inflasi endah biasanya memiliki dampak yang lebih terkendali pada perekonomian dan masyarakat. Masyarakat mungkin masih bisa mempertahankan daya beli mereka, dan perekonomian cenderung stabil.
  • Inflasi Berat: Inflasi berat dapat memiliki dampak yang merugikan, termasuk penurunan daya beli masyarakat yang signifikan. Ini dapat mengganggu stabilitas ekonomi, mengurangi kesejahteraan, dan menciptakan ketidakpastian ekonomi.

3. Penyebab dan Faktor Pemicu

  • Inflasi Ringan: Inflasi ringan dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi yang moderat, kebijakan moneter yang hati-hati, dan pasokan yang cukup stabil. Biasanya, bank sentral mengelola inflasi ringan dengan hati-hati.
  • Inflasi Berat: Inflasi berat dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk lonjakan harga minyak, peningkatan permintaan yang tidak terkendali, pengeluaran pemerintah yang berlebihan, dan faktor eksternal seperti krisis pasokan atau perang.

4. Respons Kebijakan

  • Inflasi Ringan: Untuk inflasi ringan, bank sentral mungkin akan menjaga kebijakan moneter yang stabil atau sedikit mengencangkan kebijakan untuk mencegah inflasi yang lebih tinggi.
  • Inflasi Berat: Dalam kasus inflasi berat, bank sentral cenderung mengambil tindakan tegas untuk mengendalikan inflasi, seperti menaikkan suku bunga atau mengurangi likuiditas dalam ekonomi.

Perbedaan utama ini mencerminkan tingkat ketidakstabilan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang dapat terjadi akibat tingkat inflasi yang berbeda. Inflasi yang berat biasanya dianggap sebagai masalah yang lebih mendesak dan memerlukan tindakan pemerintah dan bank sentral yang lebih kuat untuk mengatasi risikonya.

Sebaliknya, inflasi yang rendah adalah kondisi yang diinginkan oleh banyak negara sebagai tanda ekonomi yang sehat dan stabil.

Baca juga: Tindakan Ekonomi: Pengertian, Jenis, Tujuan Dan Contohnya

Kesimpulan

Jadi, perbedaan antara inflasi ringan dan inflasi berat terletak pada tingkat kenaikan harga, dampak pada ekonomi dan masyarakat, penyebab, dan respons kebijakan. Inflasi yang rendah adalah kondisi di mana tingkat inflasi relatif rendah dan stabil, sementara inflasi berat adalah ketika tingkat inflasi sangat tinggi.

Inflasi ringan biasanya memiliki dampak yang lebih terkendali, sementara inflasi berat dapat mengganggu stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat. Penyebabnya dapat bervariasi dari faktor-faktor ekonomi hingga gejolak eksternal, dan respons kebijakan dari bank sentral dan pemerintah berbeda tergantung pada tingkat inflasi yang ada.

Inflasi yang rendah dianggap sebagai tanda ekonomi yang sehat, sementara inflasi berat dianggap sebagai masalah yang lebih mendesak dan memerlukan tindakan tegas.

Namun, untuk menjaga kesehatan keuangan perusahaan, Anda harus bisa mengelola keuangan dengan baik. Nah, salah satu caranya adalah dengan menggunakan software akuntansi dan bisnis dari Accurate Online.

Aplikasi yang sudah dipercaya oleh ratusan pengguna ini akan membantu Anda dalam mencatat setiap transaksi bisnis, mengelola utang-piutang, mengelola anggaran perusahaan, hingga membuat laporan keuangan yang sangat akurat.

Lebih dari itu, Accurate Online juga akan membantu Anda dalam mengelola persediaan, aset, investaris, hingga menyelesaikan urusan pajak. Dengan begitu, Anda bisa lebih fokus dalam pengembangan bisnis dan mencapai kesuksesan usaha.

Klik tautan gambar di bawah ini untuk langsung mencoba menggunakan Accurate Online selama 30 hari, Gratis!

ekonomikeuanganbanner
sidebarPromo
Ibnu
Lulusan S1 Ekonomi dan Keuangan yang menyukai dunia penulisan serta senang membagikan berbagai ilmunya tentang ekonomi, keuangan, investasi, dan perpajakan di Indonesia

Artikel Terkait