Penjelasan Lengkap Produk Domestik Bruto (PDB)

oleh | Jul 16, 2024

source envato.

Produk Domestik Bruto (PDB) adalah: Pengertian, Sejarah, dan Manfaatnya untuk Negara

Suatu negara sudah seharusnya menggunakan suatu sistem yang baik dalam mengukur perkembangan ekonominya.

Sehingga, negara tersebut bisa memanfaatkan data yang sudah dihasilkan dari pengukuran sebagai dasar pembuat kebijakan.

Salah satu alat ukur yang sering digunakan untuk menilai perkembangan ekonomi suatu negara adalah Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP).

Nah, pada kesempatan kali ini, mari kita memahami pengertian Produk Domestik Bruto (PDB), lengkap dengan sejarah, dan manfaatnya untuk negara.

Sejarah Singkat PDB

Pada awalnya, PDB dibuat sebagai respon atas adanya depresi besar yang menghantam perekonomian Amerika Serikat kala itu.

Setelah dilakukan berbagai penelitian oleh ahli ekonomi, akhirnya lembaga riset ekonomi Amerika Serikat menciptakan cara baru untuk mengukur tingkat perekonomian suatu negara.

Pada saat itu, cara yang diusulkan oleh lembaga tersebut adalah Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP).

Namun, setelah dilaksanakannya konferensi Bretton Woods di tahun 1944, metode yang diusulkan untuk mengukur perekonomian internasional justru PDB.

Meskipun AS pada saat itu mengusulkan alat ukur perekonomian internasional adalah PDB, namun AS sendiri justru lebih memilih cara PNB, hingga akhirnya diganti menjadi PDB di tahun 1991.

Baca juga: Konsep Pendapatan Nasional: Fungsi, Metode, Faktor

Pengertian Produk Domestik Bruto (PDB)

Dilansir dari laman Wikipedia, Produk Domestik Bruto (PDB) adalah jumlah atas suatu produksi barang dan jasa yang mampu dihasilkan negara dalam kurun waktu tertentu.

Fungsi dari Produk Domestik Bruto adalah untuk mengukur perkembangan ekonomi pada suatu negara.

PDB mencerminkan nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam batas geografis suatu negara.

Hal ini mencakup produksi oleh warga negara dan perusahaan asing yang beroperasi di dalam negeri.

Berdasarkan data BPS, untuk di Indonesia sendiri, nilai PDB atas harga dasar berlaku dan konstan 2010, pada tahun 2022 sudah mencapai angka 5000 triliun rupiah.

Baca juga: Produk Nasional Bruto: Fungsi, Rumus, Cara Hitung

Komponen Produk Domestik Bruto

PDB terdiri dari beberapa komponen utama yang mencerminkan berbagai aspek aktivitas ekonomi. Berikut adalah komponen-komponen utama dalam PDB:

1. Konsumsi (C)

Nilai ini didapat dari total pengeluaran rumah tangga untuk barang dan jasa.

Hal ini termasuk pembelian barang tahan lama (seperti mobil dan peralatan rumah tangga), barang tidak tahan lama (seperti makanan dan pakaian), serta jasa (seperti perawatan kesehatan dan pendidikan).

Peningkatan nilai konsumsi bisa diartikan bahwa adanya kemauan yang tinggi pada masyarakat untuk membelanjakan uang mereka.

Sebaliknya, rendahnya angka konsumsi bisa diindikasikan bahwa negara tersebut sedang mengalami kondisi yang tidak pasti sehingga mampu menahan masyarakat untuk membelanjakan uangnya.

2. Investasi (I)

Pengeluaran untuk barang-barang modal yang akan digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa di masa depan.

Meliputi investasi bisnis dalam peralatan dan struktur, pembangunan perumahan baru, dan perubahan inventaris bisnis.

3. Pengeluaran Pemerintah (G)

Total pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa.

Termasuk pengeluaran pemerintah pusat dan daerah untuk layanan publik, pertahanan, pendidikan, dan infrastruktur.

Tidak termasuk pembayaran transfer seperti pensiun dan tunjangan sosial.

4. Ekspor Neto (NX)

Perbedaan antara nilai ekspor dan impor barang dan jasa.

Ekspor netto yang positif menunjukkan surplus perdagangan, sedangkan yang negatif menunjukkan defisit perdagangan.

Baca juga: 3 Cara Penghitungan Pendapatan Nasional dengan Efektif

Cara Menghitung PDB dan Contohnya

Menghitung Produk Domestik Bruto (PDB) dapat dilakukan dengan 3 pendekatan. Berikut penjelasan masing-masing pendekatan beserta rumusnya:

1. Pendekatan Pengeluaran

Pendekatan pengeluaran adalah cara paling umum untuk menghitung PDB.

Pendekatan ini menjumlahkan total pengeluaran untuk barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu perekonomian.

Rumus PDB Pendekatan Pengeluaran = C+I+G+(X−M)

Keterangan:

  • C: Konsumsi rumah tangga
  • I: Investasi
  • G: Pengeluaran pemerintah
  • X: Ekspor
  • M: Impor

Contoh Penghitungan:

Jika dalam suatu tahun:

  • Konsumsi (C) = Rp 1.000 juta
  • Investasi (I) = Rp 200 juta
  • Pengeluaran pemerintah (G) = Rp 300 juta
  • Ekspor (X) = Rp 150 juta
  • Impor (M) = Rp 100 juta

Maka PDB adalah:

PDB = 1.000+200+300+(150−100) = 1.550 juta

2. Pendekatan Produksi

Pendekatan produksi menjumlahkan nilai tambah dari setiap sektor ekonomi dalam suatu periode.

Rumus PDB Pendekatan produksi = ∑Nilai Tambah Sektor- Sektor Ekonomi

Keterangan:

Nilai tambah adalah nilai output sektor dikurangi dengan biaya input antara yang digunakan dalam proses produksi.

Contoh Penghitungan:

Jika terdapat tiga sektor dalam suatu ekonomi:

  • Nilai tambah sektor pertanian = Rp 300 juta
  • Nilai tambah sektor industri = Rp 700 juta
  • Nilai tambah sektor jasa = Rp 550 juta

Maka PDB adalah:

PDB = 300+700+550 = 1.550 juta

3. Pendekatan Pendapatan

Pendekatan pendapatan menjumlahkan semua pendapatan yang diperoleh dari faktor produksi dalam perekonomian.

Rumus PDB Pendekatan pendapatan = W+R+i+P+Depresiasi+(Pajak Tidak Langsung – Subsidi)

Keterangan:

  • W: Upah dan gaji
  • R: Sewa
  • i: Bunga
  • P: Keuntungan
  • Depresiasi: Penyusutan aset tetap

Contoh Penghitungan:

Jika dalam suatu tahun:

  • Upah dan gaji (W) = Rp 600 juta
  • Sewa (R) = Rp 200 juta
  • Bunga (i) = Rp 100 juta
  • Keuntungan (P) = Rp 300 juta
  • Depresiasi = Rp 50 juta
  • Pajak Tidak Langsung – Subsidi = Rp 300 juta – Rp 50 juta = Rp 250 juta

Maka PDB adalah:

PDB = 600+200+100+300+50+250 = 1.500 juta

Baca juga: Cara Menghitung Pendapatan Per Kapita Di Dalam Suatu Negara

Fungsi Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) memiliki beberapa fungsi penting dalam ekonomi suatu negara. Berikut adalah beberapa fungsi dan kegunaaan dari PDB:

1. Mengukur Kinerja Ekonomi

Dengan mengukur total nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam periode tertentu, PDB memberikan gambaran tentang pertumbuhan ekonomi dan produktivitas.

2. Membandingkan Pertumbuhan Ekonomi

PDB memungkinkan perbandingan pertumbuhan ekonomi antar periode waktu yang berbeda, seperti kuartal atau tahun.

3. Membandingkan Ekonomi Antar Negara

Dengan menggunakan PDB per kapita, kita dapat mengukur standar hidup dan kesejahteraan ekonomi suatu negara dibandingkan dengan negara lain.

4. Dasar Perencanaan dan Kebijakan Ekonomi

Angka PDB membantu dalam menetapkan anggaran, kebijakan fiskal, dan moneter yang sesuai untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

5. Mengukur Pendapatan Nasional

Dengan menilai nilai total produksi barang dan jasa, PDB memberikan gambaran tentang tingkat pendapatan yang dihasilkan oleh suatu negara.

6. Menilai Kontribusi Sektor Ekonomi

PDB membantu dalam menganalisis kontribusi berbagai sektor ekonomi, seperti pertanian, industri, dan jasa, terhadap keseluruhan ekonomi.

Ini penting untuk memahami sektor mana yang menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi dan mana yang membutuhkan perhatian lebih.

7. Menentukan Tingkat Investasi Asing

Negara dengan PDB yang tinggi dan pertumbuhan yang stabil lebih menarik bagi investasi asing karena menunjukkan pasar yang berkembang dan stabilitas ekonomi.

Baca juga: Sistem Ekonomi Indonesia: Pengertian, Sejarah, dan Karakteristiknya

Manfaat Produk Domestik Bruto 

 manfaat Produk Domestik Bruto (PDB)

ilustrasi Produk Domestik Bruto (PDB). source envato

Berbagai manfaat produk domestik bruto (PDB) sebagai alat ukur perekonomian adalah sebagai berikut:

1. Mengukur Laju Perkembangan Ekonomi Nasional

Negara akan mampu mendapatkan informasi riil terkait perkembangan perekonomiannya dengan menggunakan PDB.

Selain itu, negara juga bisa menganalisa data yang ada terkait faktor apakah yang bisa dimaksimalkan dan faktor apa saja yang harus ditingkatkan lagi.

2. Membandingkan Kemajuan Ekonomi Antar Negara

Perlu diketahui bahwa setiap negara memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Tanpa adanya alat ukur yang baik, bentuk kelebihan dan kekurangan tersebut akan sulit untuk bisa dibuktikan.

Dengan penilaian yang dilakukan PDB, maka berbagai negara di dunia mampu menentukan siapakah yang lebih unggul dan siapa saja yang belum unggul.

Hasilnya adalah apa yang saat ini kita ketahui dengan sebutan negara G7 dan G20 yang didalamnya terdapat beberapa negara yang memiliki tingkat perekonomian yang sangat kuat.

3. Mengetahui Struktur Perekonomian Suatu Negara

Hal ini juga sangat penting karena negara akan mampu menilai hasil PDB nya sebagai bahan analisa terkait sektor apa saja yang harus diperbaiki dan harus ditingkatkan.

4. Sebagai Landasan Perumusan Kebijakan Pemerintah 

Kebijakan yang dilakukan oleh negara akan menjadi sulit untuk dibuktikan keberhasilannya tanpa adanya data yang bisa diandalkan.

Walaupun memang tidak ada yang pasti, namun dengan memanfaatkan data, minimal pemerintah bisa mendapatkan bantuan dalam membuat berbagai kebijakan penting.

Baca juga: Ekonomi Pembangunan: Pengertian dan Prospeknya dalam Dunia Kerja

PDB Nominal dan PDB Riil

Tahukah kalian bahwa PDB dapat dibagi menjadi 2 jenis yang berberda?

Produk Domestik Bruto (PDB) riil digambarkan sebagai nilai moneter dari total penghasilan yang sudah disesuaikan dengan perubahan harga.

Hal tersebut diukur dengan menggunakan harga konstan. Sehingga, nilainya akan mengabaikan dampak inflasi atau deflasi pada akhir nilai.

Oleh sebab itu, adanya perubahan dari masa ke masa ini menggambarkan adanya perubahan kuantitas hasil.

Dengan adanya alasan ini, maka persentase perubahan yang ada pada PDB riil, mampu mengukur perkembangan ekonomi suatu negara.

Berbeda dengan PDB nominal, di dalamnya tidak dilakukan penyesuaian perubahan harga karena memanfaatkan harga saat ini di dalam rumus perhitungannya, yang selalu meningkat karena inflasi dan menurun karena deflasi.

Untuk itu, nilainya pun tentu akan berubah karena adanya perubahan kuantitas, harga, atau gabungan antara keduanya.

Karena alasan tersebut, negara tidak menjadikannya sebagai tolak ukur perkembangan ekonomi.

Lantas, Kapan Sebaiknya Kita Menggunakan PDB Nominal?

PDB Nominal akan menggambarkan nilai ekonomi yang ada pada saat ini. sehingga, bisa digunakan untuk bahan pertimbangan antar negara.

Selain itu, PDB nominal juga bisa digunakan untuk menghitung kontribusi hasil pada saat ini dari seluruh sektor pembentukan PDB, seperti perbandingan nilai pada sektor manufaktur dan pertambangan.

Perlu digaris bawahi bahwa dalam membandingkan nilai ekonomi antar negara, adanya perbedaan mata uang juga menciptakan perbandingan yang tidak masuk akal.

Untuk alasan tersebut, maka negara harus menggunakan nilai PDB nominal setelah disesuaikan dengan nilai paritas daya beli.

Baca juga: Zona Ekonomi Eksklusif: Pengertian, Fungsi dan Sejarah Diberlakukannya

Produk Domestik Bruto (PDB) Per Kapita

Produk Domestik Bruto (PDB) juga dapat dibedakan menjadi PDB per kapita yang digunakan untuk mengukur pengeluaran per orang. Untuk bisa mendapatkan hasilnya, maka PDB harus dibagi dengan total populasi.

Para ahli ekonomi biasanya fokus pada perubahan tahunan dalam nilai PDB riil per kapita dalam hal menganalisa tren standar hidup dalam suatu negara.

Perkembangan moderat positif dalam PDB riil per kapita akan lebih disukai dan sudah seharusnya memiliki efek yang signifikan dalam hal peningkatan standar hidup dalam kurun waktu yang lama.

Sebaliknya, peningkatan PDB riil perkapita yang tinggi umumnya menjadi sinyal peringatan.

Namun, sinyal tersebut tidak selalu baik, karena peningkatan yang tinggi secara tradisional bisa saja diiringi dengan tingkat inflasi yang tinggi, sehingga mengancam daya beli masyarakat.

Seringkali, Produk Domestik Bruto (PDB) disimpulkan sebagai alat ukur kesejahteraan suatu negara.

Nilai PDB yang tinggi diartikan sebagai meningkatnya nilai produksi. Lalu, meningkatnya nilai produksi akan dikaitkan dengan meningkatnya daya beli masyarakat.

Oleh karena itu, muncul anggapan bahwa saat nilai PDB naik, maka negara bersangkutan dinilai sejahtera.

Lalu, terdapat berbagai pertanyaan, benarkah begitu adanya? Benarkah peningkatan PDB selalu diiringi dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat di dalam suatu negara?

Baca juga: Pengertian Sistem Ekonomi Pancasila dan Penerapannya

Kesimpulan

Produk Domestik Bruto (PDB) adalah jumlah atas suatu produksi barang dan jasa yang mampu dihasilkan negara dalam kurun waktu tertentu.

Fungsi dari Produk Domestik Bruto adalah untuk mengukur perkembangan ekonomi pada suatu negara.

Pada awalnya, PDB dibuat sebagai respon atas adanya depresi besar yang menghantam perekonomian Amerika Serikat kala itu.

Setelah dilakukan berbagai penelitian oleh ahli ekonomi, akhirnya lembaga riset ekonomi Amerika Serikat menciptakan cara baru untuk mengukur tingkat perekonomian suatu negara

Manfaat Produk Domestik Bruto adalah untuk mengukur laju perkembangan ekonomi nasional, membandingkan kemajuan ekonomi antar negara, mengetahui struktur perekonomian suatu negara, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.

Lantas, apakah produk yang perusahaan Anda hasilkan mampu menyumbang nilai PDB?

Terlepas dari hal itu, sudah seharusnya perusahaan Anda mampu memproduksi barang yang bermanfaat untuk banyak orang agar perusahaan Anda bisa dipandang sukses.

Salah satu indikator kesuksesan bisnis perusahaan adalah dari perencanaan keuangan atau bagaimana perusahaan mengelola keuangannya.

Nah, agar Anda lebih mudah dalam mengatur keungan perusahaan atau hal lain terkait akuntansi, maka Anda bisa menggunakan maka Anda bisa menggunakan software akuntansi dari Accurate Online.

Dengan Accurate Online, Anda bisa mengatur biaya produk, mengontrol stok barang, dan memantau laporan keuangan bisnis Anda secara mudah dan real time.

Tertarik? Anda bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini:

ekonomikeuanganbanner

Efisiensi Bisnis dengan Satu Aplikasi Praktis!

Konsultasikan kebutuhan bisnismu dengan tim kami.

Jadwalkan Konsultasi

artikel-sidebar

Ibnu
Lulusan S1 Ekonomi dan Keuangan yang menyukai dunia penulisan serta senang membagikan berbagai ilmunya tentang ekonomi, keuangan, investasi, dan perpajakan di Indonesia

Artikel Terkait