Nepotisme Adalah Suatu Tindakan yang Merugikan, Ini Ciri-Cirinya!

oleh | Feb 2, 2022

source envato.

Nepotisme Adalah Suatu Tindakan yang Merugikan, Ini Ciri-Cirinya!

Sederhananya, nepotisme adalah suatu kegiatan yang mana ada orang dengan kedudukan tinggi lebih memilih teman akrab atau saudaranya dalam mengisi suatu pekerjaan, bukan karena kemampuannya sendiri.

Contoh yang paling mudah ditemukan dari kegiatan nepotisme adalah manajer yang lebih memilih untuk mengangkat jabatan seseorang karena teman akrab atau saudaranya saja, bukan karena kompetensi.

Kegiatan nepotisme adalah suatu kegiatan yang sangat merugikan banyak orang dan hanya akan menguntungkan kelompok tertentu saja.

Banyak sekali orang yang sudah bekerja dengan giat dan keras di dalam suatu perusahaan, tapi belum mendapatkan promosi ke jabatan yang lebih tinggi. Sedangkan atasannya lebih memilih kerabat atau teman akrabnya saja untuk mengisi jabatan yang lebih tinggi.

Perbuatan nepotisme tentunya bukanlah perbuatan yang baik dan bisa berdampak besar pada masa depan dalam suatu institusi atau perusahaan.

Lantas, apa saja ciri-ciri nepotisme? Apa saja jenisnya? Bagaimana cara Mencegahnya? Penasaran? Dapatkan jawabannya dengan membaca artikel tentang nepotisme di bawah ini hingga selesai.

Pengertian Nepotisme

Sebelum kita lebih jauh membahas tentang ciri-ciri dan cara mencegah nepotisme, kita harus mengetahui secara lebih mendalam tentang pengertian nepotisme itu sendiri.

Secara umum, nepotisme adalah suatu kegiatan seseorang dalam memanfaatkan posisi atau kedudukannya untuk lebih mengutamakan kerabat atau keluarganya di atas kepentingan umum. Hal tersebut dilakukan atas dasar hubungan keluarga atau kedekatan saja, bukan atas dasar kompetensi.

Beberapa ahli juga ada yang mengatakan bahwa nepotisme adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh mereka yang mempunyai pengaruh dan kekuatan agar mampu mengutamakan kerabat ataupun teman dekat, seperti misalnya memberikan posisi yang penting ataupun tugas tertentu dengan berdasarkan kedekatan saja, bukan berdasarkan kompetensi dari orang tersebut.

Nepotisme itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa latin, yakni “Nepos”, yang mempunyai arti keponakan atau cucu.  Sehingga, arti dari nepotisme adalah suatu tindakan dalam memilih orang tanpa berdasarkan kemampuannya, namun dengan dasar kedekatan atau hubungan keluarga saja.

Baca juga: Hoax Adalah Suatu Hal yang Merugikan, Ini Dampak Buruk dan Cara Mengatasinya

Ciri-Ciri Nepotisme

Kegiatan nepotisme bisa kita kenali secara mudah dengan memperhatikan ciri-ciri yang ada di dalamnya. Nah, beberapa ciri-ciri nepotisme adalah sebagai berikut:

  • Suatu jabatan atau kedudukan biasanya dilakukan secara otoriter.
  • Pemberian ataupun penempatan pada kedudukan tertentu dilakukan tanpa berdasarkan kompetensi, namun karena ada kedekatan ataupun hubungan darah.
  • Kurang atau bahkan tidak adanya kejujuran seseorang dalam melakukan tugas yang sudah diberikan. Seperti, menutup kesempatan pada orang lain yang lebih memiliki kompetensi dan hak.
  • Hadirnya ketidakadilan dan kesenjangan dalam melakukan pekerjaan ataupun memberikan fasilitas. Contohnya, mereka yang mempunyai gaji lebih tinggi memiliki pekerjaan lebih sedikit dan lebih mudah.

Jenis-Jenis Nepotisme

Kegiatan nepotisme terbagi menjadi beberapa jenis. Nah, adapun jenis-jenis dari nepotisme adalah sebagai berikut:

1. Nepotisme Ikatan Kekeluargaan

Nepotisme ikatan kekeluargaan adalah suatu jenis nepotisme yang paling mudah dikenal dan paling simple. Contohnya, dalam posisi tertentu dalam jajaran staf pegawai negeri yang banyak berasal dari satu keluarga. Hal tersebut bisa diketahui dengan mudah dari nama belakang yang sama atau dari kemiripan wajah.

2. Nepotisme College Tribalism

Jenis nepotisme yang kedua adalah nepotisme College Tribalism. Kegiatan nepotisme ini dilakukan dengan berdasarkan asal kampus atau jurusan kampus yang sama.

Contohnya, ada perusahaan yang mana pemimpinnya berasal dari kampus A, saat ada pelamar yang berasal dari kampus A juga, maka pemimpin tersebut lebih mengutamakan pelamar tersebut daripada orang lain.

3. Organizational Tribalism

Nepotisme Organizational Tribalism adalah suatu kegiatan nepotisme yang dilakukan dengan berdasarkan organisasi tertentu saja, seperti organisasi partai politik, profesi, dll.

Contohnya, menempatkan orang yang berasal dari partai yang sama agar bisa mengisi posisi penting di dalam kepemerintahan.

4. Institutional Tribalism

Jenis nepotisme ini dilakukan oleh mereka yang berasal dari instansi yang sama di luar instansinya pada saat ini. Contoh sederhananya adalah seorang pemimpin perusahaan yang pindah kerja, lalu membawa serta karyawannya terbaiknya untuk pergi kerja ke tempat yang baru.

5 Solusi Menghadapi Nepotisme di Kantor

1. Lakukan Observasi

Cara pertama dalam menghadapi nepotisme adalah dengan melakukan observasi pada pegawai lain yang mempunyai anggota keluarga ataupun kerabat yang bekerja di dalam departemen, area bisnis, atau divisi yang sama.

Anda juga bisa mengamati pasangan suami istri yang bekerja dalam perusahaan yang sama. Jika Anda menemukan suatu kejanggalan, maka Anda harus segera mencatatnya.

Dengan melakukan observasi, maka Anda akan memperoleh indikasi siapa saja karyawan yang melakukan kegiatan nepotisme.

2. Lakukan Evaluasi Kompetensi

Cara ini hanya bisa Anda lakukan bila Anda berada di dalam posisi hiring manager. Bila memang Anda menemukan kandidat karyawan yang mempunyai hubungan kerabat dengan karyawan yang sudah bekerja di perusahaan Anda, maka Anda harus bisa mengevaluasi dan mengklasifikasinya agar bisa menempati posisi yang sesuai.

Pada dasarnya, merekrut mereka yang sudah memiliki hubungan tidaklah masalah, namun mereka harus benar-benar mempunyai kemampuan dan komitmen yang tinggi dalam bekerja.

Memilih kandidat pelamar yang sudah berkerabat dekat dengan karyawan yang sudah bekerja akan menjadi masalah nepotisme bila posisi atau pekerjaan tersebut diserahkan tanpa melihat kualifikasi yang diperlukan oleh perusahaan.

3. Diskusikan dengan HRD dan Manajer Lain

Bila memang Anda menemukan ada yang aneh dan berkaitan dengan nepotisme, maka Anda harus mendiskusikannya dengan mereka yang berada di tim HR. Anda juga bisa mendiskusikannya dengan para pejabat tinggi perusahaan.

Namun sebelum membahas isu tersebut, Anda harus memikirkan lebih dalam terkait bagaimana cara yang baik dalam menyampaikannya. Selain itu, perhatikanlah mereka yang Anda ajak diskusi, apakah mereka mempunyai kerabat di dalam perusahaan Anda.

Anda harus mampu memberikan pandangan serta opini yang tepat tentang bagaimana nepotisme mampu memberikan dampak yang buruk, khususnya dalam hal pendapatan profit.

Lalu, Anda juga harus bisa mendapatkan perspektif yang berasal dari industri yang sama atas nepotisme yang terjadi di dalam tempat Anda bekerja. Anda juga tidak boleh berpikir subjektif dan mengutamakan perasaan pribadi, terlebih lagi bila Anda dirugikan dalam suatu keputusan yang berbau nepotisme.

Hindari juga membuat tuduhan pada beberapa orang tertentu, dan cobalah untuk lebih fokus pada kerugian yang mungkin akan diperoleh perusahaan dari praktik nepotisme.

4. Pertimbangkan Keuntungan Merekrut Kerabat

Sebenarnya, terdapat beberapa keuntungan bila Anda merekrut kerabat atau keluarga yang berasal dari seorang karyawan yang sebelumnya sudah bekerja di perusahaan Anda.

Pertama, Anda akan lebih menghemat pengeluaran untuk keperluan perekrutan. Kedua, tingkat retensi karyawan akan jauh lebih tinggi daripada karyawan yang tidak mempunyai keluarga di dalam suatu perusahaan.

Jika memang kandidat karyawan yang ingin Anda rekrut mempunyai kualitas yang baik, maka tentunya perusahaan Anda akan melakukan berbagai cara agar bisa mempertahankannya.

Dengan kehadiran kerabat yang sudah lebih dulu bekerja pada perusahaan Anda, maka Anda akan lebih mudah dalam mempertahankan karyawan untuk bekerja lebih lama.

5. Buatlah Aturan yang Mengatur Hubungan Kerabat

Bila Anda mempunyai posisi strategis di perusahaan, Anda bisa membuat suatu kebijakan yang isinya melarang anggota keluarga menjadi atasan langsung bagi keluarga yang lainnya.

Anda bisa membuat keuntungan yang akan di dapat dari membuat peraturan tersebut dan ajukanlah saran saat rapat dengan para petinggi perusahaan.

Dengan adanya aturan ini, maka atasan bisa melakukan feedback pada bawahan tanpa merasa takut akan melukai perasaan anggota keluarganya sendiri.

Baca juga: 4 Jenis Gaya Pengambilan Keputusan dan Contohnya

Penutup

Demikianlah penjelasan lengkap dari kami tentang nepotisme. Jadi, nepotisme adalah suatu kegiatan seseorang dalam memanfaatkan posisi atau kedudukannya untuk lebih mengutamakan kerabat atau keluarganya di atas kepentingan umum.

Beberapa jenis nepotisme yang banyak dilakukan adalah nepotisme ikatan kekeluargaan, nepotisme college tribalism, organizational tribalism, dan institutional tribalism.

Untuk mencegah terjadinya nepotisme di perusahaan, Anda bisa melakukan lima hal yang sudah kami jelaskan secara lengkap di atas. Sehingga, pengelolaan perusahaan Anda bisa berjalan lebih efektif dan terhindari dari praktik nepotisme.

Namun, manajemen perusahaan yang baik tidak hanya dinilai dari bagaimana perusahaan mengelola karyawannya saja, tapi juga bagaimana perusahaan mengelola keuangan dan menyajikan laporan keuangan secara akurat.

Untuk itu, Accurate Online hadir sebagai aplikasi akuntansi dan bisnis berbasis cloud untuk membantu para pebisnis dalam menyajikan laporan keuangan secara otomatis, cepat, akurat, dan bisa diakses kapanpun mereka butuhkan.

Selain itu, Accurate Online juga sudah dibekali dengan berbagai fitur dan modul yang mampu membuat bisnis bergerak lebih efektif dan efisien.

Jadi tunggu apa lagi, ayo gunakan Accurate sekarang juga dan coba gratis selama 30 hari dengan klik banner di bawah ini.accurate1

lifestylebanner

Efisiensi Bisnis dengan Satu Aplikasi Praktis!

Konsultasikan kebutuhan bisnismu dengan tim kami.

Jadwalkan Konsultasi

artikel-sidebar

Vina
Penulis yang berasal dari lulusan jurnalistik yang tertarik dengan gaya hidup perkantoran dan dunia kerja. Di blog Accurate Online, Vina juga sering membuat berbagai konten artikel yang bermanfaat untuk pebisnis dan karyawan di Indonesia.

Artikel Terkait