Apa itu Human Capital? Ini Pengertian dan Berbagai Contohnya!

oleh | Nov 26, 2021

source envato.

Apa itu Human Capital? Ini Pengertian dan Berbagai Contohnya!

Sama seperti namanya, human capital adalah suatu modal yang berbentuk sumber daya manusia. Dalam dunia bisnis, seperti yang dijelaskan dalam laman Investopedia, apa itu human capital bisa diartikan sebagai aset tidak berwujud milik perusahaan. Human capital ini tidak bisa dicantumkan ke dalam neraca perusahaan.

Walaupun begitu, pemilihan dalam human capital yang tepat juga sebenarnya bisa dianggap sebagai suatu aset yang sangat berharga untuk suatu perusahaan.

Human capital pun mempunyai nilai ekonomi yang dilihat dari pengalaman dan juga kemampuan kerja. Di dalamnya juga termasuk jenjang pendidikan, tingkat kecerdasan, pelatihan, kesehatan, dan keterampilan.

Selain itu, beragam hal lainnya yang dihargai oleh perusahaan selaku pihak pemberi kerja yang juga diperhitungkan, contohnya adalah loyalitas dan bagaimana karyawan menghargai waktu kerjanya.

Apa itu Human Capital?

Dengan menerapkan dan memahami konsep human capital, maka artinya suatu perusahaan sudah mengerti betul bahwa tidak semua karyawan sama.

Namun, semua karyawan tetap bisa meningkatkan kualitas mereka masing-masing dengan cara memberikan pelatihan, pendidikan, dan juga pengalaman kerja agar mampu meningkatkan keterampilan mereka. Sehingga, setiap karyawan akan mempunyai nilai ekonomi yang lebih banyak.

Fungsi dari human capital adalah agar bisa meningkatkan nilai ekonomi bisnis perusahaan. Jadi, bila suatu perusahaan lebih berinvestasi untuk karyawannya, seperti lewat pendidikan dan juga pelatihan, maka karyawan tersebut nantinya akan lebih produktif. Pihak perusahaan pun diharapkan bisa lebih mendapatkan keuntungan.

Elemen yang terdapat pada human capital memiliki fungsi yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Sehingga, banyak yang menganggap bahwa bagus atau tidaknya suatu perusahaan bisa dinilai dari human capital yang dimilikinya.

Itu artinya, setiap direktur, manajer, dan karyawan, bila mereka memiliki modal yang baik, maka kesempatan perusahaan untuk meraih kesuksesan pun akan lebih besar lagi.

Baca juga: Bagaimana Cara Memantau dan Melacak Persediaan yang Efektif?

Teori Human Capital (Modal Manusia)

Teori human capital atau modal manusia adalah teori yang menjelaskan tentang sangat mungkin perusahaan dalam mengukur nilai investasi karyawan, pemberian kerja, dan masyarakat secara menyeluruh. Berdasarkan teori modal manusia, investasi yang cukup untuk manusia akan mampu menghasilkan ekonomi yang tumbuh.

Contohnya seperti beberapa negara yang menawarkan setiap penduduknya untuk menempuh pendidikan perguruan tinggi secara gratis karena sadar bahwa penduduk yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi mampu memperoleh penghasilan yang lebih banyak dan akan membelanjakan lebih banyak, sehingga mampu membantu peningkatan ekonomi negara.

Dalam sisi administrasi bisnis, teori human capital adalah suatu perluasan yang berasal dari manajemen sumber daya manusia.

Ide dalam teori human capital sering kali dihubungkan dengan bapak pendiri ekonomi modern yang bernama Adam Smith di tahun 1776. Dirinya menjelaskan bahwa kemampuan akan didapat dan akan berguna untuk semua penduduk atau anggota masyarakat pada umumnya.

Adam smith juga menyarankan bahwa tingkat perbedaan upah yang dibayar akan berdasarkan pada kemudahan ataupun kesulitan yang relatif dalam melakukan pekerjaannya masing-masing.

Teori Modern Human Capital

Dewasa ini, teori human capital sering kali dibedah lebih lanjut agar bisa mengukur komponen yang dikenal dengan tidak berwujud, seperti misalnya modal sosial, modal budaya, dan juga modal intelektualitas.

1. Cultural Capital (Modal Budaya)

Modal budaya atau Cultural Capital adalah gabungan pengetahuan dan juga kemampuan intelektual yang mampu meningkatkan kemampuan seseorang dalam mencapai status sosial yang lebih tinggi atau agar bisa melakukan pekerjaan yang lebih bermanfaat secara ekonomi.

Dalam dunia ekonomi, pendidikan lanjutan, pelatihan khusus pekerjaan dan juga bakat bawaan adalah suatu cara yang paling khas yang mana ada individu membangun cultural capital agar bisa mengantisipasi tingkat pendapatan upah yang lebih tinggi.

2. Social Capital (Modal Sosial)

Modal sosial adalah hubungan sosial yang saling menguntungkan yang dikembangkan dalam setiap zaman, seperti misalnya goodwill perusahaan, pengenalan brand, elemen kunci dari pemasaran secara psikologis sensorik.

Modal sosial ini berbeda dari aset manusia, seperti halnya ketenaran atau karisma, yang tidak akan bisa diajarkan ataupun ditransfer pada orang lain dengan cara yang bisa dilakukan oleh pengetahuan dan keterampilan.

3. Intellectual Capital (Modal Intelektual)

Modal capital adalah suatu nilai yang sangat tidak memiliki wujud dari seluruh yang diketahui oleh semua orang di dalam bisnis yang mampu memberikan bisnis keunggulan secara kompetitif.

Salah satu contoh yang paling umum kita temukan adalah kekayaan intelektual, kreasi pikiran dari pekerja, penemuan, dan karya seni serta sastra.

Berbeda dengan aset human capital dalam bentuk keterampilan dan pendidikan, modal intelektual ini akan tetap ada di perusahaan, bahkan setelah pekerja tersebut resign, karena umumnya akan dilindungi oleh undang-undang paten dan juga hak cipta serta perjanjian non-disclosure yang ditandatangani oleh pihak karyawan.

Contoh Kegiatan Human Capital

Beberapa contoh dari human capital adalah sebagai berikut ini:

1. Merekrut Karyawan

Merekrut karyawan adalah proses awal yang sangat penting. Agar bisa memperoleh human capital yang baik, maka tim HRD harus mampu melakukan kegiatan perekrutan karyawan secara tepat. Proses tersebut mencakup membuat lowongan pekerjaan, melakukan penyortiran kandidat yang masuk, melakukan tes pelamar, melakukan wawancara kerja, sampai tanda tangan kontrak kerja.

Suatu perusahaan yang memiliki HRD yang baik umumnya akan melihat kondisi psikologis dari calon karyawan. Caranya adalah dengan melakukan berbagai tes dan wawancara. Walaupun hal ini tidak langsung mampu menilai seseorang secara menyeluruh, namun paling tidak akan memberikan gambaran tentang calon karyawan tersebut.

2. Menetapkan Pekerjaan dan Tanggung Jawab untuk Tiap karyawan

Jika sudah memperoleh karyawan yang sesuai dengan posisinya masing-masing, maka waktunya untuk menetapkan pekerjaan dan tugasnya masing-masing. Setiap karyawan mempunyai tugas yang berbeda, walaupun berada di dalam departemen yang sama.

Dengan membagikan dan mendelegasikan pekerjaan secara teratur dan sesuai dengan kemampuan setiap karyawan, maka performa dalam suatu departemen akan lebih optimal daripada hanya memberikan tugas yang hanya sekedarnya saja.

3. Mengatur Beban Kerja

Untuk perusahaan yang sedang mengalami perkembangan pesat atau perusahaan besar yang memiliki beban kerja berat, maka mereka harus memikirkan dengan baik terkait beban kerja karyawannya.

Apakah jumlah karyawan yang ada pada saat ini sudah dinilai cukup dalam menjalankan seluruh tugas? Atau bahkan harus dilakukan perekrutan karyawan baru agar performa kerja perusahaan bisa semakin meningkat? Human capital juga sebenarnya bisa menerapkan sistem kerja lembur.

Namun, keputusan tersebut tergantung dari setiap kondisi perusahaan. Bila jenis pekerjaan yang sudah ada ternyata terlalu berat dan sudah tidak mungkin lagi untuk membebankan karyawan agar bekerja lembur, maka ada baiknya melakukan perekrutan, pun begitu juga sebaliknya.

4. Memberikan Pelatihan

Human capital bisa menilai kemampuan karyawan. Di antara banyaknya karyawan yang ada di perusahaan Anda, pasti akan ada yang menonjol di antara mereka nantinya, entah itu dari latar belakang pendidikan, ataupun dari performa kerja karyawan tersebut.

Kelebihan mereka bisa ditingkatkan lebih baik lagi dengan cara melakukan pelatihan. Potensi yang mereka miliki bisa meningkatkan nilai diri karyawan dan juga nilai perusahaan di masa depan.

5. Mengecek Kehadiran dan Ketepatan Waktu

Poin ini menjadi poin yang sangat penting. Dengan memeriksa tingkat kehadiran dan juga ketepatan waktu setiap karyawan, maka akan terlihat tentang bagaimana karyawan bisa menghargai waktu. Hal ini nantinya akan mencerminkan mereka tentang pekerjaannya, apakah dianggap serius ataukah tidak?

Mereka yang tepat waktu lebih cenderung memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dan juga bisa diandalkan dengan baik.

6. Memanfaatkan Teknologi untuk Kinerja Lebih Efisien

Dengan perkembangan teknologi yang pesat seperti saat ini, kegiatan human capital sudah bisa dilakukan secara lebih terorganisir dan juga tidak merepotkan lagi.

Sekarang, sudah banyak proses kerja human capital yang menggunakan perkembangan teknologi, seperti dengan menggunakan beberapa software tertentu. Software seperti ini akan sangat berguna untuk perusahaan besar yang memiliki jumlah karyawan yang banyak.

Dengan menggunakan bantuan software tertentu, maka sistem perekrutan karyawan pun nantinya bisa direkam dengan baik. Selain itu, absen dan juga ketepatan waktu setiap karyawan juga nantinya akan bisa tersimpan secara otomatis. Teknologi ini akan memperlihatkan tingkat kerajinan pada setiap karyawan dan bagaimana mereka menghargai setiap waktunya.

Baca juga: Retensi Karyawan: Pengertian, Penyebab, dan Cara Meningkatkannya

Penutup

Demikianlah penjelasan lengkap dari kami tentang human capital. Jadi, human capital adalah suatu modal yang berbentuk sumber daya manusia. Dalam dunia bisnis, human capital adalah aset tidak berwujud milik perusahaan. Human capital ini tidak akan bisa dicantumkan ke dalam neraca perusahaan Anda.

Bila suatu perusahaan sudah memahami akan pentingnya human capital, maka perusahaan tersebut tentunya akan selalu menghargai setiap karyawan.

Selain human capital atau modal manusia, perusahaan juga harus bisa memperhatikan modal finansial bisnis. Modal finansial harus bisa diatur dengan baik dan bijak, serta dicatat dalam laporan keuangan perusahaan agar bisa membuat kebijakan bisnis yang tepat di masa depan.

Namun, membuat laporan keuangan dengan cara yang manual tentu sangat memakan banyak waktu dan juga sering terjadi kesalahan. Jangan khawatir, karena sekarang Anda bisa menggunakan software akuntansi dan bisnis dari Accurate Online.

Dengan Accurate Online, maka Anda akan mendapatkan lebih dari 200 jenis laporan keuangan secara otomatis, akurat dan cepat. Sehingga, Anda bisa lebih fokus dalam menjalankan strategi bisnis Anda.

Selain itu, Anda juga bisa menikmati berbagai fitur dan modul dari Accurate Online agar bisnis Anda bisa berjalan lebih efisien dan lebih optimal

Anda bisa mencoba Accurate Online terlebih dahulu selama 30 hari gratis dengan klik tautan gambar di bawah ini.

marketingmanajemenbanner
Promo AOL ResolusiJadiAksi
Anggi
Seorang wanita lulusan sarjana manajemen bisnis dan akuntansi yang hobi menulis blog tentang manajemen bisnis secara spesifik.

Artikel Terkait