Plus Minus Bisnis dengan Pembagian Keuntungan Sistem Bagi Hasil
Dalam berbisnis modal menjadi hal penting yang harus dipersiapkan. Bagi yang memiliki modal terbatas mungkin sistem bagi hasil bisa menjadi solusi yang tepat. Sistem ini memudahkan pengusaha untuk mendapatkan bantuan dari pemodal untuk membangun bisnis.
Nantinya keuntungan tersebut akan dibagi kepada pebisnis dan juga pemberi modal sebagai imbalannya. Perhitungan pembagian keuntungan akan berbeda tergantung sistem yang digunakan oleh pemberi modal.
Pada umumnya sistem bagi hasil ini digunakan di perbankan berbasis syariah. Dalam bank konvensional sistem tersebut dikenal sebagai bunga pinjaman atau tabungan.
Tentunya bagi hasil ini berbeda dengan bunga pada bank konvensional. Bagi hasil ini diterapkan melalui total hasil usaha yang akan dibagikan kepada kreditur atau debitur.
Modalnya bisa diperoleh dari pinjaman dana maupun pengelolaan dana. Oleh karena itu, sistem pembagian ini menjadi alternatif lain bagi masyarakat yang ingin menghindari riba dari bunga bank.
Sistem bagi hasil dari perbankan, usaha, atau tabungan sebenarnya dapat dilakukan dengan sederhana. Omzet atau profit ini akan menjadi acuan untuk hasil yang akan dibagikan oleh kedua belah pihak. Sistem inilah yang kini dijadikan prinsip oleh bank syariah, seperti deposito, tabungan, kredit atau pinjaman.
Bagi yang masih bingung mengenai sistem pembagian tersebut, berikut ini penjelasan lengkap mengenai sistem bagi hasil yang perlu diketahui. Yuk simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Daftar Isi
Pengertian Sistem Bagi Hasil
Sistem bagi hasil merupakan salah satu bentuk perjanjian yang dilakukan oleh pengusaha atau manajer modal dengan investor untuk mendapatkan keuntungan. Kedua belah pihak terikat kontrak kerja sama dalam suatu bisnis yang jika mendapatkan laba maka akan dilakukan pembagian.
Rasio tingkat angka sangat menentukan perjanjian bagi hasil yang dilakukan oleh kedua pihak. Bahkan jika bisnis yang dijalankan mengalami kerugian pihak-pihak tersebut akan menanggung bersama sesuai dengan porsi yang sudah disepakati.
Selain itu, bagi hasil juga dikenal sebagai bentuk pengembalian dari kegiatan investasi yang bersifat tidak tetap dan tidak pasti. Ukuran pemulihan dari sistem pembagian tersebut ditentukan dari hasil pekerjaan yang sudah dilakukan sebelumnya. Sehingga sistem ini menjadi salah satu yang diterapkan dalam perbankan syariah.
Baca juga: Gambaran Pasar: Pengertian, Cara Mengetahuinya, dan Fungsinya
Jenis-Jenis Sistem Bagi Hasil
Modal yang akan diberikan oleh investor dapat bermacam-macam tergantung jenis sistem bagi hasil yang diterapkan. Dengan mengetahui sistem yang digunakan kedua belah pihak dapat menyepakati perjanjian secara adil. Berikut ini skema bagi hasil yang harus diketahui:
1. Pembagian Profit
Profit sharing merupakan keuntungan dari sistem bagi hasil yang diperoleh dari jumlah pendapatan. Kemudian pendapatan tersebut akan dikurangi dengan biaya operasional atau produksi. Sehingga hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut adalah keuntungan bersih.
2. Gross Profit Sharing
Laba kotor atau gross profit sharing ini diperoleh dari menghitung pendapatan yang dengan mengurangi harga pokok dari penjualan suatu produk. Perhitungan laba ini masih belum dikurangi biaya lain seperti biaya pemasaran, pajak, biaya administrasi, dan lain sebagainya. Pengusaha perlu membuat perhitungan yang teliti agar tidak salah dalam menghitung laba.
3. Revenue Sharing
Pembagian revenue merupakan hasil dari pendapatan yang berlaku pada sistem perbankan, dimana belum dikurangi oleh biaya operasional dan juga komisi. Pada umumnya sistem perbankan ini akan menerapkan pembagian laba bersih pada debitur atau kreditur. Bagi hasil ini dapat dilakukan berdasarkan perjanjian atau akad antara kedua belah pihak.
Baca juga: Perbedaan Sales dan Marketing dan Hubungannya dalam Pengembangan Bisnis
Akad Pada Sistem Bagi Hasil
Akad atau perjanjian awal menjadi hal yang perlu diperhatikan sebelum menentukan suatu kontrak kerja sama. Biasanya perbankan syariah menawarkan bantuan kepada nasabah yang ingin melakukan bagi hasil dengan menggunakan akad. Inilah beberapa akad dalam sistem bagi hasil sebagai berikut:
1. Mudharabah
Perjanjian ini terjadi antara kedua belah pihak ketika melakukan investasi atau bisnis bersama. Keuntungan dari hasil usaha yang dijalankan akan dibagikan kepada investor serta manajemen modal sesuai dengan kesepakatan. Apabila terjadi kerugian sistem bank syariah pun dapat menanggungnya jika melakukan kesalahan.
Sedangkan pada bank konvensional, hanya nasabah yang dapat menanggung kerugian lalu bank akan menerima profit atau keuntungan. Akad mudharabah juga bisa dilakukan dengan melalui salah satu orang pemberi modal yang nantinya akan dipercayakan dan juga dikelola oleh orang lain.
Pembagian keuntungan perlu didiskusikan oleh kedua belah pihak sebelum menetapkan perjanjian. Hal ini untuk menghindari risiko yang terjadi di kemudian hari, misalnya jika mengalami kerugian.
2. Musyarakah
Pada akad musyarakah, kedua belah pihak akan melakukan perjanjian dalam sebuah kerja sama dengan sumber modal dari investor maupun pengusaha sendiri. Perbankan syariah menggunakan sistem akad ini pada saat melakukan pinjaman atau kredit syariah kepada UMKM atau UKM. Pinjaman dana tersebut akan diberikan untuk modal bisnis yang aman serta tidak melanggar syariat.
3. Murabahah
Perjanjian murabahah ini memiliki prinsip untuk melakukan jual beli barang dengan persetujuan kedua belah pihak. Sebagai contoh seseorang ingin mengajukan permohonan modal sebanyak Rp.14 juta untuk membeli sepeda motor. Setelah itu orang tersebut akan mendapatkan pinjaman dari bank.
Pihak bank sendiri akan membuat kesepakatan untuk menjual kembali seharga Rp.17 juta. Nantinya peminjam dapat membayar dengan cara diangsur selama jangka waktu yang telah disepakati. Akad murabahah ini biasanya digunakan untuk pembelian atau pembiayaan produk seperti rumah, kendaraan bermotor, hingga tanah.
Download eBook Panduan dan Template Pembukuan Sederhana dengan Excel untuk Bisnis Kecil
Karakteristik Bagi Hasil
Dalam pembagian hasil, rasio merupakan persentase dari laba yang diperoleh dari manajemen modal dan investor yang ditentukan dari kesepakatan. Biasanya rasio pembagian keuntungan ini harus dinyatakan menggunakan persentase.
Jumlah rasio ini menjadi hasil dari negosiasi berdasarkan kesepakatan yang telah disetujui oleh manajemen modal maupun investor. Kedua belah pihak mendistribusikan laba berdasarkan rasio yang telah disepakati. Sedangkan untuk kerugiannya akan disepakati tergantung porsi modal dari masing-masing pihak.
Sebagai jaminan, manajemen modal akan menanggung resiko dari kerugian yang disebabkan karena kesalahan sendiri. Investor pun tidak boleh meminta jaminan kepada manajemen modal jika kerugian tersebut disebabkan oleh risiko bisnis. Kerugian tersebut tentunya akan dibebankan pada keuntungan untuk sementara waktu. Hal ini karena keuntungan menjadi bagian dari perlindungan modal.
Baca juga: Konsep Marketing: Pengertian, Jenis, dan Bedanya dengan Konsep Penjualan
Plus Minus Pada Sistem Bagi Hasil
Sistem bagi hasil dikenal sebagai kesepakatan yang transparan serta memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak. Baik investor maupun pengusaha tidak ada yang merasa dirugikan dalam kegiatan ini. Tidak hanya itu, prinsip ini dapat digunakan pada produk lembaga keuangan tertentu seperti pinjaman atau tabungan.
Produk keuangan yang berprinsip syariah ini juga banyak dipilih oleh masyarakat. Alasannya karena prinsip syariah dinilai lebih adil dan aman bagi nasabahnya. Masyarakat pun dapat terhindar dari produk perbankan yang mungkin mengandung riba dari bunga bank.
Berbeda dengan dunia perbankan, dalam membangun bisnis sistem bagi hasil memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah plus minus menggunakan sistem bagi hasil bagi bisnis Anda:
Kelebihan Bagi Hasil
Bagi hasil akan menguntungkan semua pihak, termasuk karyawan Anda. Selain membantu karyawan untuk memiliki masa pensiun yang nyaman, bagi hasil membuat mereka merasa bahwa mereka bekerja sebagai bagian dari tim yang membantu perusahaan mencapai tujuannya.
Kepastian bahwa mereka akan dihargai nantinya dan di luar gaji pokok mereka, akan membantu perusahaan menjadi lebih baik dan memotivasi karyawan untuk melakukan [ekerjaan yang melampaui harapan perusahaan.
Sebagai contoh, di sebuah perusahaan yang hanya membayar komisi tenaga penjualannya berdasarkan pada penjualan individu, semangat tim jarang terbentuk, karena setiap karyawan bertindak demi kepentingannya sendiri.
Namun, ketika sebagian dari total komisi yang diperoleh dibagikan di antara semua tenaga penjualan, semakin besar kemungkinan mereka bekerja sama sebagai tim yang kohesif.
Tawaran pembagian hasil juga bisa menjadi alat yang berharga dalam membantu perusahaan merekrut dan mempertahankan karyawan yang berbakat dan antusias. Selain itu, fakta bahwa kontribusi perusahaan bergantung pada keberadaan laba, bagi hasil umumnya adalah pilihan yang lebih baik daripada bonus langsung.
Baca juga: Sistem Produksi: Pengertian, Jenis, Tujuan, dan Contohnya
Kekurangan Bagi Hasil
Beberapa kekuatan utama bagi hasil sebenarnya berkontribusi pada kelemahan potensial. Sementara karyawan mendapat manfaat dari dana bagi hasil mereka, jaminan pembayarannya dapat membuat mereka kurang menghargai dana tersebut alat motivasi dan lebih sebagai hak tahunan.
Karena mereka menerima kontribusi bagi hasil tanpa menghiraukan kinerja pekerjaan mereka, karyawan secara individual hanya melihat ini seperti bonus tahunan.
Tidak seperti karyawan tingkat direktur atau manajemen tingkat tinggi yang membuat keputusan yang dapat secara langsung memengaruhi pendapatan, karyawan tingkat bawah, dan tenaga penjual cenderung kurang menyadari bagaimana interaksi sehari-hari mereka dengan pelanggan dan publik dapat membantu atau membahayakan profitabilitas perusahaan.
Baca juga: Peran Akuntansi dalam Lingkup yang Lebih Luas
Kesimpulan
Demikian ulasan mengenai sistem bagi hasil dan keuntungannya yang perlu diketahui. Bagi ilmu keuangan dan perbankan syariah, sistem bagi hasil merupakan alternatif dari bunga yang diberikan oleh bank konvensional.
Namun bagi bisnis secara umum, sistem bagi hasil mengacu pada sistem kompensasi tempat kerja dengan gaji variabel di mana karyawan menerima persentase dari keuntungan perusahaan di samping gaji rutin, bonus, dan tunjangan mereka.
Rencana pembagian keuntungan dapat ditawarkan sebagai pengganti atau di samping manfaat pensiun tradisional, dan perusahaan bebas untuk memberikan kontribusi bahkan jika gagal menghasilkan laba.
Jika bisnis Anda menggunakan sistem pembagian keuntungan dan menggunakan komisi penjualan, Anda bisa mencoba menggunakan Accurate Online untuk penghitungan seluruh komisi penjualan salesman Anda dan secara otomatis tercatat dalam keseluruhan laporan keuangan usaha Anda.
Selain fitur komisi penjualan, Accurate Online juga memiliki fitur lain yang tentu akan memudahkan proses pengelolaan data finansial bisnis seperti: pencatatan pengeluaran dan pemasukan, penghitungan dan pelaporan pajak otomatis, smartlink ebanking, payroll, multi cabang, multi gudang, pengelolaan stok, otomasi lebih dari 200 jenis laporan keuangan dan masih banyak lagi.
Tertarik menggunakan Accurate Online? Anda bisa mencobanya secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini: