Poin penting
- Tenaga kerja langsung adalah karyawan yang berperan nyata dalam pembuatan produk / jasa pada perusahaan.
- Tenaga kerja langsung memiliki ciri seperti terlibat langsung pada proses produksi/layanan dan biayanya berubah seiring perubahan volume produksi/jasa.
- Contoh tenaga kerja langsung antara lain ada operator produksi, tukang kayu, hingga petugas packing.
- Untuk menghitung biaya tenaga kerja langsung dapat dimulai dari identifikasi pekerja langsung, penghitungan gaji dan tunjangan, lalu pembagian total biaya dengan jam kerja.
Dalam bisnis, biaya tenaga kerja terbagi menjadi dua kategori utama: tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.
Tenaga kerja langsung adalah karyawan yang terlibat langsung dalam proses produksi atau pemberian layanan sehingga perannya dapat dengan mudah diatribusikan pada produk atau jasa tertentu.
Sementara itu, tenaga kerja tidak langsung mendukung operasional perusahaan namun tidak terlibat secara spesifik dalam proses pembuatan produk.
Memahami perbedaan, ciri-ciri, cara perhitungan, dan contoh kasus kedua jenis tenaga kerja ini sangat penting untuk menghasilkan pencatatan biaya dan pelaporan keuangan yang akurat.
Ingin tahu detail penjelasan, contoh, cara hitung, hingga perbedaannya? Simak artikel lengkapnya di bawah ini!
Apa itu tenaga kerja langsung?
Tenaga kerja langsung (direct labor) adalah karyawan yang terlibat secara langsung dalam proses pembuatan produk maupun dalam penyediaan layanan pada perusahaan.
Jenis tenaga kerja ini memiliki kontribusi nyata terhadap hasil akhir yang dituju dan biaya gajinya dapat diatribusikan secara spesifik pada produk, proyek, atau layanan tertentu.
Dalam praktiknya, pengelompokan biaya tenaga kerja langsung dapat didasarkan pada produk, pusat biaya, atau perintah kerja.
Misalnya, sebuah perusahaan konstruksi dapat mencatat upah pekerja berdasarkan proyek tertentu yang sedang dikerjakan.
Setiap organisasi menentukan sendiri karyawan mana yang termasuk tenaga kerja langsung, tergantung pada struktur dan kebutuhan produksinya.

Tenaga kerja langsung sangat penting untuk memantau efisiensi, memperhitungkan harga pokok produksi, serta melakukan pengendalian biaya.
Pada perusahaan jasa profesional, seperti sektor hukum dan keuangan, tenaga kerja langsung juga mengacu pada waktu yang dihabiskan karyawan untuk layanan yang bisa ditagihkan kepada klien (billable hours).
Semua waktu kerja yang menghasilkan nilai layanan langsung bagi pelanggan dicatat sebagai biaya tenaga kerja langsung.
Sebaliknya, tenaga kerja yang mendukung operasional tanpa terlibat langsung dalam produksi seperti staf administrasi atau petugas kebersihan, termasuk dalam kategori tenaga kerja tidak langsung.
Baca juga: Biaya Tenaga Kerja: Pengertian, Komponen, Cara Hitung
Ciri-ciri tenaga kerja langsung
Sebelum memahami lebih detail tentang peranannya dalam akuntansi biaya, penting untuk mengenali ciri-ciri utama tenaga kerja langsung.
Berikut adalah karakteristik yang membedakan tenaga kerja langsung dari tenaga kerja lainnya:
1. Terlibat langsung dalam proses produksi atau layanan
Tenaga kerja langsung adalah karyawan yang secara aktif dan nyata berkontribusi dalam proses produksi barang atau penyediaan layanan.
Pekerjaan mereka secara langsung memengaruhi hasil akhir produk atau jasa.
2. Biaya upahnya dapat diatribusikan secara spesifik
Gaji atau upah tenaga kerja langsung dapat secara jelas dikaitkan dengan produk, proyek, atau layanan tertentu.
Biaya ini langsung dicatat sebagai bagian dari harga pokok produksi.
3. Pengaruhnya berbanding lurus dengan volume produksi / layanan
Jumlah biaya tenaga kerja langsung akan berubah sesuai dengan tingkat produksi atau jumlah layanan yang diberikan.
Semakin banyak produk atau jasa yang dihasilkan/diberikan, semakin besar pula total upah tenaga kerja langsung.
Baca juga: Pengertian Tenaga Kerja Tidak Langsung dan Cara Menghitungnya
Contoh tenaga kerja langsung
Berikut adalah beberapa contoh tenaga kerja langsung di berbagai industri:
Dalam bisnis manufaktur:
- Operator jalur perakitan
- Operator mesin produksi
- Pelukis pada proses finishing produk
- Tukang kayu untuk pembuatan mebel
Dalam bisnis jasa:
- Pengacara yang menangani sengketa hukum klien
- Konsultan yang memberikan rekomendasi strategis langsung
- Terapis pijat yang melayani pelanggan secara pribadi
- Konselor yang melakukan sesi konseling klien
- Akuntan yang menyusun laporan keuangan klien
Dalam bisnis logistik:
- Pekerja loading dan unloading yang menangani produk secara langsung di gudang atau pelabuhan
- Staf pergudangan yang secara aktif memproses, mengidentifikasi, dan mendistribusikan barang kepada pelanggan
- Petugas packing yang menyiapkan paket untuk pengiriman ke klien atau end user
Baca juga: Biaya Langsung dan Tidak Langsung: Arti, Contoh, Perbedaan
Bagaimana cara menghitung biaya tenaga kerja langsung?
Menghitung biaya tenaga kerja langsung (direct labor) sangat penting untuk memastikan akurasi pencatatan biaya produksi maupun jasa.
Berikut adalah langkah-langkah mudah yang bisa Anda lakukan:
1. Identifikasi biaya mana yang merupakan biaya direct labor
Pastikan hanya karyawan yang benar-benar terlibat langsung dalam proses produksi atau pelayanan yang dikategorikan sebagai tenaga kerja langsung.
Mereka bisa menerima gaji bulanan atau upah per jam sesuai sistem di perusahaan Anda.
2. Jumlahkan seluruh komponen biaya tenaga kerja langsung
Hitung total biaya yang terkait langsung dengan karyawan tersebut selama periode tertentu. Komponen biaya ini meliputi:
- Gaji pokok atau upah tenaga kerja langsung
- Pajak penghasilan terkait gaji
- Kontribusi pensiun atau jaminan hari tua
- Premi asuransi kesehatan yang dibayarkan perusahaan
- Premi asuransi jiwa atau tunjangan lain yang disediakan perusahaan
- Kompensasi kerja serta fasilitas benefit lainnya
3. Hitung biaya tenaga kerja per jam
Jika ingin mengetahui biaya direct labor per jam, bagi total biaya tenaga kerja langsung dalam satu periode dengan jumlah jam kerja selama periode tersebut.
Contoh:
Total biaya tenaga kerja langsung per tahun adalah Rp 60.000.000, dan jumlah jam kerja setahun 2.000 jam (40 jam per minggu x 50 minggu).
Maka, biaya tenaga kerja langsung per jam = Rp 60.000.000 / 2.000 = Rp 30.000 per jam.
4. Hitung biaya tenaga kerja untuk periode waktu lain
Setelah mendapatkan angka biaya tenaga kerja langsung per jam, Anda bisa mengalikan angka tersebut sesuai kebutuhan periode, misal harian, mingguan, atau bulanan.
Contoh:
Jika karyawan bekerja 40 jam per minggu, maka biaya tenaga kerja langsung mingguan adalah: 40 jam x Rp 30.000 = Rp 1.200.000 per minggu.
Baca juga: Pengertian Biaya, Fungsi, Jenis, Klasifikasi, Cara Mengoptimalkannya
Contoh kasus tenaga kerja langsung
Berikut adalah dua contoh sederhana penggunaan dan perhitungan biaya direct labor di bidang produksi dan jasa:
Contoh 1: Biaya tenaga kerja langsung per jam
Brew Good Coffee mempekerjakan 15 karyawan untuk produksi, pengemasan, dan pengiriman kopi.
Untuk menghitung biaya tenaga kerja langsung per jam selama satu tahun, pemilik perusahaan menjumlahkan seluruh upah, tunjangan, dan kontribusi lain dari 15 karyawan yang totalnya mencapai Rp 750.000.000.
Total jam kerja karyawan juga dihitung:
- Sepuluh karyawan bekerja 40 jam/minggu selama 50 minggu (10 x 40 x 50 = 20.000 jam),
- Lima karyawan bekerja 35 jam/minggu selama 48 minggu (5 x 35 x 48 = 8.400 jam)
Maka total jam kerja semua karyawan adalah 28.400 jam.
Biaya tenaga kerja langsung per jam diperoleh dengan membagi total biaya melalui total jam kerja:
Rp 750.000.000 ÷ 28.400 jam = Rp 26.400 per jam.
Contoh 2: Biaya tenaga kerja langsung triwulanan
Bright Blooms, sebuah toko bunga, ingin menghitung biaya tenaga kerja langsung selama satu kuartal.
- Terdapat enam perangkai bunga dengan masing-masing gaji tahunan Rp 45.000.000 (Rp 11.250.000/kuartal per orang, total Rp 67.500.000/kuartal).
- Dua konsultan bunga keliling bekerja 720 jam/kuartal dengan upah Rp 35.000/jam (total Rp 25.200.000).
Selain itu, total tunjangan dan asuransi untuk seluruh karyawan selama kuartal tersebut adalah Rp 6.000.000.
Jadi, total biaya direct labor triwulanan: Rp 67.500.000 + Rp 25.200.000 + Rp 6.000.000 = Rp 98.700.000.
Baca juga: Budget Management: Pengertian, Manfaat, Strategi, dan Tips Mengelolanya
Perbedaan tenaga kerja langsung dan tidak langsung
Berikut adalah 8 perbedaan tenaga kerja langsung dan tidak langsung dalam suatu bisnis:
1. Pengertian
Tenaga kerja langsung adalah karyawan yang secara aktif terlibat dalam proses manufaktur.
Sedangkan tenaga kerja tidak langsung adalah karyawan yang mendukung operasional namun tidak terlibat langsung dalam produksi.
2. Kontribusi dan hubungannya ke pembuatan produk
Direct labor berkontribusi langsung dan terlihat dalam output produk (misal, operator mesin).
Sedangkan indirect labor seperti staf kebersihan tidak bisa ditelusuri secara langsung pada produk yang dihasilkan.
3. Pekerjaan yang dilakukan
Tenaga kerja langsung menjalankan tugas spesifik terkait produksi.
Sedangkan tenaga kerja tidak langsung melaksanakan beragam fungsi pendukung seperti administrasi, keamanan, hingga marketing.
4. Tempat kerja
Direct labor biasanya ada di lantai produksi atau area pabrik.
Sedangkan indirect labor dapat bekerja di bagian mana saja, baik di pabrik, kantor, maupun di lapangan.
5. Variabilitas
Biaya direct labor umumnya bersifat variabel, yaitu berubah secara proporsional dengan perubahan tingkat output.
Sedangkan indirect labor, di sisi lain, dapat berupa variabel, semi-variabel atau tetap.
Misalnya, gaji satpam bisa tetap sama terlepas dari apakah ada kenaikan atau penurunan tingkat output.
6. Alokasi biaya
Biaya direct labor dialokasikan secara langsung ke produk berdasarkan jam kerja.
Biaya indirect labor biasanya masuk ke overhead dan dialokasikan menggunakan metode alokasi tertentu.
7. Tampilan di laporan keuangan
Biaya tenaga kerja langsung dikategorikan sebagai biaya utama dan dialokasikan terlebih dahulu dalam lembar biaya.
Biaya direct labor dikategorikan dalam biaya overhead dan dialokasikan setelah semua biaya langsung dialokasikan dalam lembar biaya.
8. Dalam pencatatan akuntansi
Akuntansi tenaga kerja langsung
Biaya direct labor dibebankan ke semua unit yang diproduksi selama periode pelaporan.
Dasar pembebanan biaya adalah jumlah jam tenaga kerja yang sebenarnya digunakan dalam proses produksi.
Akuntansi tenaga Kkerja tidak langsung (Pabrik)
Biaya tenaga kerja pabrik tidak langsung dibebankan ke kumpulan biaya, dari mana biaya tersebut dialokasikan ke unit yang diproduksi selama periode pelaporan.
Bergantung pada tingkat kecanggihan alokasi, beberapa kumpulan biaya dapat digunakan, yang masing-masing memiliki metodologi alokasi terpisah.
Misalnya, kumpulan biaya untuk biaya real estat dapat mengakumulasi sewa pabrik, dan kemudian dialokasikan berdasarkan jumlah luas persegi yang digunakan.
Sementara itu, kumpulan biaya lain untuk biaya pemeliharaan dapat mengakumulasi biaya tenaga kerja dan peralatan pemeliharaan, dan dialokasikan berdasarkan jam mesin yang digunakan.
Akuntansi Tenaga Kerja Tidak Langsung (Administratif)
Biaya tenaga administrasi tidak langsung dibebankan ke beban pada periode terjadinya. Itu tidak pernah muncul di neraca sebagai aset.
Baca juga: Manajemen Keuangan: Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip,Ruang Lingkup dan Tipsnya
Kesimpulan
Itulah pembahasan lengkap mengenai tenaga kerja langsung atau direct labor dalam sebuah bisnis, cara hitung dan juga perbedaannya dengan biaya kerja tidak langsung atau indirect labor.
Dalam sebuah bisnis yang memproduksi suatau produk atau layanan, menghitung biaya tenaga kerja adalah hal krusial untuk alasan penting seperti penentuan harga jual, melakukan difrensiasi produk, atau keputusan penting lainnya.
Untuk proses pencatatan biaya dan pemasukan bisnis dengan lebih mudah, Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi yang memiliki fitur terlengkap dan sudah terbukti digunakan banyak bisnis, salah satunya adalah Accurate Online.
Accurate Online adalah software akuntansi berbasis cloud yang sudah digunakan oleh lebih dari 350 ribu pengguna dari berbagai jenis bisnis di Indonesia.
Anda juga bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini:







