3 Rumus & Cara Menghitung BEP (Break Even Point)

oleh | Agu 19, 2024

source envato.

Bisnis Anda Sudah Untung? Pelajari Cara Menghitung BEP dengan Benar

Dalam menjalankan sebuah bisnis, selain harus bisa menghitung laba/rugi, ternyata Anda juga harus mampu menganalisis dan mengetahui cara menghitung BEP (break even point).

BEP atau yang juga sering disebut titik impas adalah sebuah keadaan ketika perusahaan berada pada titik antara tidak memperoleh keuntungan ataupun kerugian.

Menurut Wikipedia, BEP terjadi ketika keuntungan usaha sebanding dengan modal.

Dengan kata lain, Break Even Point / BEP adalah titik impas antara besaran jumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan besaran jumlah laba yang diperoleh.

Dalam hal ini, tentu terjadi keseimbangan sehingga perusahaan tidak memperoleh keuntungan ataupun kerugian.

Penghitungan break even point ini sendiri dirasa sangat penting guna menetapkan target penjualan selanjutnya demi memperoleh keuntungan usaha.

Karenanya, Anda yang berkecimpung di dunia bisnis, wajib tahu cara menghitung BEP yang tepat dan akurat.

Jenis-jenis Break Even Point (BEP)

Jenis Break Event Point (BEP)

ilustrasi Cara Menghitung BEP. source envato

Analisis Break even Point (BEP) adalah alat yang sangat berharga dalam dunia bisnis yang membantu pemilik usaha dan manajer untuk mengukur kesehatan finansial mereka.

BEP mengidentifikasi titik di mana pendapatan dari penjualan sama dengan biaya produksi dan operasional, sehingga menghasilkan laba nol.

Berikut adalah beberapa metode BEP yang dapat Anda gunakan:

1. BEP Sederhana (Simple BEP)

BEP sederhana adalah jenis yang paling dasar dan umum dari analisis BEP.

Hal ini merupakan cara menghitung bep dengan titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya, dan laba bersih menjadi nol.

2. BEP Gabungan (Composite BEP)

Dalam bisnis dengan berbagai produk atau layanan, BEP gabungan mengidentifikasi titik di mana total pendapatan dari semua produk atau layanan yang dijual sama dengan total biaya produksi dan operasional tersebut.

3. BEP dalam Satuan (Per Unit BEP):

BEP dalam satuan mengukur berapa banyak unit produk yang harus dijual untuk mencapai titik impas.

Hal ini sangat penting dalam bisnis yang menjual berbagai produk dengan biaya produksi yang berbeda-beda.

4. BEP dalam Nilai (Rupiah BEP)

BEP dalam nilai mengukur berapa banyak pendapatan yang harus diperoleh dari penjualan untuk mencapai titik impas dalam hal nilai uang.

Hal ini berguna dalam bisnis yang memiliki produk dengan harga jual yang bervariasi.

5. BEP Proyek (Project BEP)

Dalam konteks proyek atau investasi jangka panjang, BEP proyek mengukur kapan investasi atau proyek tersebut akan mencapai titik impas.

Hal ini membantu dalam pengambilan keputusan apakah proyek tersebut layak dilanjutkan atau tidak.

6. BEP dalam Waktu (Time BEP)

BEP dalam waktu adalah ukuran berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai titik impas.

Hal ini penting dalam merencanakan keberlanjutan bisnis dan mengelola kas perusahaan.

Dalam semua jenis BEP ini, tujuan utamanya adalah memberikan wawasan yang lebih baik tentang risiko finansial, menilai efisiensi operasional, dan membantu dalam perencanaan strategis.

Dengan memahami BEP dalam berbagai konteks, pemilik usaha dapat membuat keputusan yang lebih baik, mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan profitabilitas, dan merencanakan masa depan perusahaan.

Dengan kata lain, BEP adalah alat yang esensial dalam mengukur dan mengelola kesehatan finansial usaha Anda.

Baca juga : Anda Pebisnis? Pelajari Cara Menghitung HPP dengan Benar

Manfaat Break Even Point (BEP)

Menghitung Break Even Point (BEP) adalah salah satu aspek penting dalam pengelolaan bisnis yang tidak boleh diabaikan.

Pemahaman terhadap BEP akan memberikan pandangan yang lebih baik tentang efisiensi dan profitabilitas bisnis dalam jangka panjang.

Berikut adalah beberapa manfaat dari menghitung bep:

1. Mengetahui Titik Impas

Tujuan utama perhitungan BEP adalah untuk mengetahui pada titik penjualan berapa perusahaan tidak mengalami keuntungan atau kerugian.

Hal ini membantu menentukan target penjualan minimum yang harus dicapai agar biaya tetap dapat tertutupi.

2. Mengidentifikasi Jumlah Penjualan Minimum

Perusahaan dapat mengetahui berapa banyak unit produk yang perlu dijual agar dapat menutupi semua biaya tetap dan variabel, sehingga dapat meminimalisir risiko kerugian.

3. Membantu dalam Pengambilan Keputusan Harga

BEP memberikan gambaran yang jelas terkait struktur biaya, sehingga membantu perusahaan dalam menentukan harga jual yang sesuai untuk menutupi biaya dan menghasilkan laba.

4. Mengukur Profitabilitas Produk atau Proyek

Dengan mengetahui BEP, perusahaan bisa mengukur seberapa cepat produk / proyek dapat menghasilkan keuntungan, membantu menilai kelayakan produk atau proyek tersebut.

5. Perencanaan Bisnis yang Lebih Baik

BEP digunakan sebagai dasar perencanaan dan perhitungan keuangan jangka panjang.

Terutama dalam pengendalian biaya, strategi penetapan harga, serta alokasi sumber daya yang lebih efektif.

6. Mengelola Risiko

Perhitungan BEP membantu manajemen mengelola risiko dengan lebih baik, terutama dalam menghadapi fluktuasi pasar, dan menyiapkan strategi untuk meningkatkan efisiensi operasi dan penjualan.

7. Evaluasi Proyek Baru

BEP juga digunakan untuk mengevaluasi kelayakan proyek atau investasi baru, sehingga perusahaan dapat memastikan proyek tersebut akan memberikan kontribusi positif pada keuntungan bisnis.

Baca juga: Control Risk: Pengertian, Manfaat dan Strategi Menerapkannya

Komponen Break Even Point (BEP)

Komponen Break Event Point (BEP)

ilustrasi Cara Menghitung BEP. source envato

Sebelum masuk ke cara menghitung BEP, ada beberapa komponen yang harus terlebih dulu Anda pahami, yaitu:

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang harus tetap dikeluarkan dalam segala kondisi, bahkan meski perusahaan sedang tidak menjalankan proses produksi.

Biaya ini biasanya meliputi biaya sewa tempat usaha, perlengkapan, dan hal pokok lainnya.

2. Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya variabel terbilang cukup dinamis bergantung pada besaran jumlah produksi atau jumlah barang terjual.

Jika jumlahnya meningkat, maka biaya variabel pun akan bertambah.

Misalnya, untuk setiap penjualan 1 unit barang, maka biaya variabel akan bertambah dengan hadirnya biaya nota penjualan, biaya packaging, biaya antar, ataupun biaya tambahan lainnya.

3. Harga Penjualan (Selling Price)

Anda harus memperhatikan harga jual dari barang atau jasa yang telah Anda produksi.

Hal ini berpengaruh terhadap pendapatan secara langsung dan bagaimana bep dapat terjadi sesuai dengan keinginan Anda.

Baca Juga: Break Even Point: Pengertian, Analisis, Contoh, Cara Hitung dan Optimasi Titik Impas

Rumus Break Even Point

Cara Menghitung BEP

ilustrasi Cara Menghitung BEP. source envato

Sesuai dengan jenis BEP, berikut rumus untuk menghitungnya:

1. Rumus BEP Unit

Rumus BEP Unit = Biaya Tetap ÷ ( Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)

2. Rumus BEP Rupiah / Bentuk Mata Uang

Rumus BEP Rupiah = Biaya Tetap ÷ ( (Harga Jual – Biaya Variabel) ÷ Harga per Unit)

3. Rumus BEP Penjualan

Rumus BEP Penjualan = Biaya Tetap / Rasio Margin Kontribusi

Baca juga: Mengenal Tujuan dan Manfaat BEP (Break Even Point) Untuk Pebisnis

Contoh dan Cara Menghitung BEP (Break Even Point)

Berikut kami jelaskan bagaimana cara menghitung BEP melalui langkah per langkah yang dapat dengan mudah Anda ikuti:

Cara Menghitung BEP Unit

Sebuah perusahaan memiliki data biaya dan rencana produksi sebagai berikut:

Biaya Tetap sebulan adalah sebesar Rp 100 juta, yang terdiri dari:

  • Biaya Gaji Pegawai + Pemilik           : Rp 50.000.000
  • Biaya Sewa Pabrik                               : Rp 20.000.000
  • Biaya Sewa Gedung Kantor               : Rp 15.000.000
  • Biaya Penyusutan Mobil                    : Rp  1.500.000
  • Biaya Asuransi Kesehatan                 : Rp 13.500.000

Biaya Variabel per Unit Rp 60.000, yang terdiri dari :

  • Biaya Bahan Baku                                : Rp 30.000
  • Biaya Tenaga Kerja Langsung           : Rp 20.000
  • Biaya Lain                                              : Rp 10.000

Harga Jual per Unit Rp 85.000

Berdasarkan data tersebut, maka cara menghitung BEP Unit sebagai berikut:

BEP Unit   = Biaya Tetap / (harga jual per unit – harga variabel)

= 100.000.000 / (85.000 -60.000) = 100.000.000 / (20.000) = 5.000

Jadi, BEP per unit adalah Rp. 5.000/unit

Cara Menghitung BEP Bentuk Mata Uang

Untuk cara menghitung BEP Rupiah, yakni:

BEP Rupiah = Biaya Tetap / (Margin / harga per unit)

Dengan margin = Harga jual – harga variabel = 85.000 – 65.000 = 20.000

BEP rupiah = 100.000.000 / (20.000/85.000) = 100.000.000 / (0.235) = 425.000.000

Jadi, BEP rupiahnya adalah Rp 425.000.000

Dalam dunia yang terus berubah ini, kemampuan untuk memahami, mengelola, dan cara menghitung BEP adalah keterampilan yang sangat berharga.

Dengan menggunakan analisis BEP dengan bijak, Anda akan memiliki pengetahuan yang lebih baik dalam membuat keputusan yang tepat, mengoptimalkan operasi bisnis, dan mencapai tujuan finansial Anda.

Ini adalah langkah cerdas dalam perjalanan bisnis Anda yang akan membantu Anda tetap di jalur yang tepat menuju kesuksesan.

Baca juga: Rencana Bisnis: Ini Cara Membuat dan Menerapkannya Secara Efektif

Kesimpulan

Dalam perjalanan mengelola bisnis atau proyek, pemahaman yang mendalam tentang Break even Point (BEP) adalah kunci untuk membuat keputusan yang cerdas dan strategis.

Jenis-jenis BEP yang telah kita bahas dalam artikel ini memberikan pemahaman yang lebih kaya tentang bagaimana BEP dapat diterapkan dalam berbagai konteks bisnis, dari perhitungan titik impas sederhana hingga analisis yang lebih kompleks.

Sebagai pemilik usaha, kemampuan untuk mengidentifikasi kapan usaha Anda akan mencapai titik impas, berapa banyak produk yang harus dijual, atau berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keseimbangan finansial adalah inti dari manajemen finansial yang sukses.

Analisis BEP adalah alat yang memberdayakan Anda untuk merencanakan dengan bijak, mengelola risiko dengan efektif, dan memaksimalkan profitabilitas.

Dari penghitungan rumus BEP tersebut dapat diketahui bahwa titik impas bisa diperoleh dengan cara membagi total biaya tetap dengan selisih antara biaya variabel dan harga satuan produk.

Dengan demikian, cara menghitung BEP ini bisa digunakan untuk menentukan target penjualan selanjutnya agar keuntungan bisa diraih.

Anda juga bisa menggunakan Software Akuntansi dan Bisnis Accurate Online untuk menghitung BEP dengan mudah dan cepat.

Accurate Online adalah software akuntansi berbasis cloud yang cocok digunakan untuk semua jenis bisnis di Indonesia, mulai dari UKM sampai perusahaan manufaktur.

Coba sekarang Accurate Online gratis selama 30 hari dengan klik tautan pada gambar di bawah!

akuntansibanner

Efisiensi Bisnis dengan Satu Aplikasi Praktis!

Konsultasikan kebutuhan bisnismu dengan tim kami.

Jadwalkan Konsultasi

artikel-sidebar

Download Template Pembukuan Bisnis

Template pembukuan untuk bisnismu dengan format Excel.

Khaula Senastri
Seorang lulusan S1 ilmu akuntansi yang suka membagikan istilah, rumus, dan berbagai hal yang berkaitan dengan dunia akuntansi lewat tulisan.

Artikel Terkait