Perbedaan Debit dan Kredit dalam Akuntansi

oleh | Mei 22, 2024

source envato.

Debit dan kredit adalah istilah yang sering digunakan dalam dunia akuntansi keuangan.

Mungkin Anda sering menghafal perbedaan debit dan kredit dengan mengingat uang masuk disebut apa? dan uang keluar disebut apa?

Debit dikenal sebagai uang masuk, lebih jelasnya debit diartikan sebagai pertambahan uang dalam tabungan atau rekening dan juga bisa diartikan sebagai pertambahan transaksi.

Sedangkan kredit adalah uang keluar atau dapat diartikan sebagai pengeluaran uang saat bertransaksi.

Namun, istilah kredit lebih dikenal sebagai penyediaan uang atas kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan nasabahnya dan diharuskan melunasi pada jangka waktu tertentu.

Debit maupun kredit tidak bisa hanya diartikan sebagai pertambahan atau berkurangnya uang dalam tabungan.

Karena untuk kepentingan laporan keuangan perusahaan, debit serta kredit tidak sesederhana itu. Untuk lebih memahami bisa menyimak ulasannya berikut ini!

Pengertian Debit dan Kredit

Dalam dunia akuntansi debit serta kredit adalah salah satu hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Keduanya saling berhubungan dan melengkapi. Setiap ada transaksi maka dua hal yang selalu berdampingan ini akan muncul. Tidak dapat dipisahkan dan pasti ada.

Pertama agar lebih mengenal mari dipahami dengan baik pengertian dari debit dan kredit itu sendiri. Umumnya bagi mayoritas orang yang masih awam.

Banyak yang memiliki pengertian dimana kredit adalah sebuah pengurangan sementara debit adalah penambahan.

Memang tidak salah pemikiran yang sangat sederhana tersebut. Namun ada pengertian yang lebih tepat terutama di dunia akuntansi.

Debit

Debit berasal dari kata debere yang merupakan bahasa latin. Artinya pencatatan akuntansi dimana aset dan biaya mengalami peningkatan.

Debit adalah istilah dalam akuntansi dan perbankan yang merujuk pada catatan atau transaksi yang menambah saldo pada akun aset atau beban, atau mengurangi saldo pada akun kewajiban, pendapatan, dan ekuitas.

Debit biasanya berada di sisi sebelah kiri dan pertambahan asset bisa berupa penambahan uang, alat hingga hal yang tidak berwujud secara langsung seperti sewa ataupun piutang.

3 Contoh Transaksi Debit

1. Pembelian Barang Secara Tunai

Perusahaan membeli barang dagangan senilai Rp5.000.000 secara tunai.

  • Debit: Persediaan Barang Dagangan Rp5.000.000
  • Kredit: Kas Rp5.000.000

2. Pembayaran Utang

Perusahaan membayar utang kepada pemasok senilai Rp3.000.000.

  • Debit: Utang Usaha Rp3.000.000
  • Kredit: Kas Rp3.000.000

3. Pembayaran Gaji Karyawan

Perusahaan membayar gaji karyawan sebesar Rp2.000.000.

  • Debit: Beban Gaji Rp2.000.000
  • Kredit: Kas Rp2.000.000

Kredit

Kredit adalah istilah dalam akuntansi dan perbankan yang merujuk pada catatan atau transaksi yang mengurangi saldo pada akun aset atau beban, atau menambah saldo pada akun kewajiban, pendapatan, dan ekuitas.

Kredit biasa terletak di sisi kanan dan memiliki nama latin credere. Jika aset maupun beban berada pada posisi kredit maka artinya pengurangan nilai dari akun tersebut.

Begitupun sebaliknya jika akun hutang, akumulasi dan ekuitas berada di posisi debit maka artinya kedua jenis akun ini mengalami penurunan nilai.

Tak hanya akun ekuitas maupun hutang saja yang bertambah jika dalam posisi kredit namun juga laba dan penjualan.

3 Contoh Transaksi Kredit

1. Penjualan Barang Secara Kredit

Perusahaan menjual barang dagangan senilai Rp10.000.000 secara kredit.

  • Debit: Piutang Usaha Rp10.000.000
  • Kredit: Penjualan Rp10.000.000

2.  Kas dari Penjualan

Perusahaan menerima kas dari penjualan tunai sebesar Rp4.000.000.

  • Debit: Kas Rp4.000.000
  • Kredit: Penjualan Rp4.000.000

3. Penerimaan Uang Muka dari Pelanggan

Perusahaan menerima uang muka dari pelanggan sebesar Rp1.500.000.

  • Debit: Kas Rp1.500.000
  • Kredit: Uang Muka Pelanggan Rp1.500.000

Baca juga: Cara Membuat Laporan Keuangan Sederhana untuk UMKM

Perbedaan Debit dan Kredit dalam Akuntansi

Setiap kali transaksi akuntansi dibuat, setidaknya dua akun selalu terpengaruh. Akun tersebut adalah entri debit dicatat pada satu akun dan entri kredit dicatat terhadap akun lainnya.

Tidak ada batas atas jumlah akun yang terlibat dalam transaksi namun minimum tidak kurang dari dua akun.

Total dari debit dan kredit untuk setiap transaksi harus selalu sama satu sama lain, sehingga transaksi akuntansi selalu dikatakan dalam keseimbangan.

Jika suatu transaksi tidak seimbang, maka tidak mungkin membuat laporan keuangan.

Dengan demikian, penggunaan debit dan kredit dalam format pencatatan transaksi dua kolom adalah yang paling penting dari semua kontrol atas akurasi akuntansi. Seperti ini acuannya:

  • Debit mengacu pada sisi kiri akun buku besar sedangkan kredit berhubungan dengan sisi kanan akun buku besar. Dalam rekening pribadi, penerima di debet sedangkan pemberi dikreditkan.
  • Apa pun yang masuk maka artinya masuk di-debit dalam akun neraca, sementara apapun yang keluar maka artinya akan dikreditkan di dalamnya.
  • Untuk laporan laba rugi semua pengeluaran dan kerugian didebit, namun, semua pendapatan dan keuntungan dikreditkan.
  • Peningkatan debit disebabkan oleh kenaikan cash, inventaris, pabrik dan mesin, tanah dan bangunan, pengeluaran seperti gaji, asuransi, pajak, dividen, dan lain-lain. Peningkatan kredit ini disebabkan oleh kenaikan dana pemegang saham, biaya keanggotaan, pendapatan sewa , laba ditahan, hutang, dan lain-lain.

Dapat disimpulkan untuk perbedaan debit dan kredit:

  • Debit adalah pencatatan pengurangan nominal uang, sedangkan kredit adalah pencatatan penambahan nominal uang.
  • Transaksi debit dapat diartikan sebagai aktivitas menabung di bank, sedangkan kredit adalah aktivitas mengeluarkan uang di bank atau bisa juga meminjam uang di Bank.
  • Debit merupakan pencatatan pembukuan tentang pengurangan deposito

Baca juga: Apa itu Debit? Ini Pengertian dan Bedanya Dengan Kredit!

Penggunaan Debit dan Kredit dalam Akuntansi

Agar lebih memahami lebih baik lagi. Di sini juga akan dibahas mengenai penggunaan dari debit maupun kredit menurut ilmu akuntansi.

Di sini ada nama masing-masing dari penggunaan debit serta kredit dalam akuntansi, seperti:

1. Asset

Asset ini sendiri merupakan harta yang berupa harta lancar dan tidak lancar. Harta lancar merupakan harta yang paling mudah dicairkan atau likuid.

Beberapa akun likuid dalam aset lancar diantaranya ialah kas dan setara kas, piutang usaha, sewa dibayar di muka dan masih banyak lagi lainnya.

Untuk aset tidak lancar ialah mesin, kendaraan dan peralatan kantor. Jadi ketika akun aset ini bertambah maka posisinya akan berada di debit.

2. Expenses (Beban)

Selanjutnya ada istilah expenses. Ini bisa diartikan sebagai beban atau pembelanjaan yang harus dilakukan agar bisnis terus berjalan.

Untuk beban atau expenses ini juga ikut bertambah jika didebitkan dan berkurang jika dikreditkan.

3. Liabilitas dan Ekuitas

Selanjutnya ialah akun hutang dan ekuitas, sebagai contoh perusahaan anda telah melakukan pinjaman kepada pihak Bank X sebesar Rp.50.000.000 untuk modal usaha.

Dari jurnal diatas diketahui bahwa kas bertambah sebesar Rp.50.000.000 dari pinjaman bank. Hubungan debit kredit ini bisa diumpamakan dengan sebab akibat.

4. Akumulasi

Terakhir yakni bagian dari aset tidak lancar yang bisa bertambah nilainya jika dikreditkan yakni akumulasi.

Akumulasi ini nantinya di neraca akan mengurangi nilai dari aset tetap seperti kendaraan dan alat-alat.

Dengan mencatat akumulasi dari kendaraan maupun alat-alat nantinya akan dengan mudah menilai apakah aset tersebut mengalami kerugian atau keuntungan saat dijual.

Dalam sebuah transaksi debit maupun kredit memang tidak terpisahkan.

Mengetahui kedua hal ini secara lebih dalam akan sangat membantu untuk melakukan pembukuan. Ini adalah dasar untuk membuat sebuah jurnal.

Jika sedang mengelola sebuah bisnis atau hanya sekedar untuk mengatur keuangan. Pengetahuan semacam ini sangatlah penting.

Namun saat ini Anda tidak perlu khawatir akan kesulitan dalam pencatatan debit dan kredit, Anda dapat menggunakan Aplikasi Akuntansi Accurate Online untuk membantu pencatatan bisnis dengan cepat dan akurat.

Anda akan mendapatkan pengetahuan penggunaan aplikasi ketika mulai menggunakannya, terdapat kelas tambahan jika dibutuhkan.

Baca juga: Langkah Awal Cara Mudah Menggunakan Accurate Online

Perbedaan Debit dan Kredit dalam Perbankan

Dalam konteks perbankan, debit dan kredit mengacu pada transaksi keuangan yang memengaruhi saldo rekening nasabah. Berikut adalah perbedaan utama antara keduanya:

1. Pengaruh terhadap Saldo Rekening

  • Debit: Mengurangi saldo rekening.
    Contoh: Penarikan uang tunai, pembayaran melalui kartu debit, atau transfer keluar.
  • Kredit: Menambah saldo rekening.
    Contoh: Setoran uang tunai, transfer masuk, atau pembayaran dari pihak lain.

2. Arah Transaksi

  • Debit: Mengacu pada uang yang keluar dari rekening nasabah.
  • Kredit: Mengacu pada uang yang masuk ke rekening nasabah.

3. Penggunaan Kartu

  • Kartu Debit: Menggunakan dana yang tersedia di rekening tabungan. Setiap transaksi langsung memotong saldo nasabah.
  • Kartu Kredit: Menggunakan dana pinjaman dari bank atau lembaga keuangan. Nasabah membayar kembali sesuai jadwal, biasanya dengan bunga jika ada keterlambatan.

4. Contoh Transaksi

  • Debit:
    • Pembayaran belanja dengan kartu debit.
    • Penarikan tunai dari ATM.
    • Pembayaran tagihan otomatis (auto-debit).
  • Kredit:
    • Penerimaan gaji ke rekening.
    • Setoran uang tunai.
    • Transfer dana masuk dari pihak lain.

5. Pengaruh pada Laporan Bank

  • Debit: Dicatat sebagai pengurangan saldo pada laporan rekening.
  • Kredit: Dicatat sebagai penambahan saldo pada laporan rekening.

 

 infografis debit dan kredit

Pentingnya Pencatatan Debit dan Kredit dalam Perusahaan

Sebuah bisnis dalam perusahaan tentu sering mengalami transaksi, baik secara internal maupun eksternal.

Transaksi-transaksi tersebut mengharuskan perusahaan untuk membuat dokumen transaksi dalam bentuk laporan keuangan.

Salah satunya adalah untuk mengetahui laju keluar masuknya dana perusahaan untuk meminimalisir kemungkinan over budget pada kategori akun tertentu dalam pelaporan.

Terdapat lima unsur yang ada dalam transaksi akuntansi, yakni utang, harta, pendapatan, modal dan biaya atau beban.

Suatu transaksi debit sudah pasti disertai dengan transaksi kredit. Perusahaan yang tidak memiliki dokumen pelaporan debit dan kredit tidak bisa mengendalikan aliran keluar masuknya keuangan perusahaan.

Selain itu, data-data keuangan perusahaan juga tidak dapat dilacak jika saja terjadi sesuatu terhadap keuangan perusahaan.

Dengan mencatat proses debit dan kredit diharapkan dapat membantu mengawasi keuangan perusahaan dari kemungkinan adanya korupsi atau fraud dari pegawai.

Karena data debit dan kredit yang baik selalu disertai dengan kuitansi atau nota resmi yang dapat dipercaya.

Jika Anda kesulitan dalam mengelola proses keuangan dan kesulitan dalam pencatatan akun kredit dan debit secara terperinci, Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi seperti Accurate Online yang memiliki fitur sesuai kebutuhan usaha Anda dan mudah pengoperasiannya.

Accurate Online adalah software akuntansi berbasis cloud yang sudah dikembangkan sejak 20 tahun lalu dan telah digunakan oleh lebih dari ratusan ribu pengguna dari berbagai jenis bisnis di Indonesia mulai dari UMKM sampai perusahaan besar.

Hanya 200 ribuan perbulan Anda bisa mendapatkan fitur yang dibutuhkan oleh bisnis Anda, tanpa perbedaan harga dan fitur.

Tertarik menggunakan Accurate Online? Anda bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini:

akuntansibanner

Efisiensi Bisnis dengan Satu Aplikasi Praktis!

Konsultasikan kebutuhan bisnismu dengan tim kami.

Jadwalkan Konsultasi

artikel-sidebar

Download Template Pembukuan Bisnis

Template pembukuan untuk bisnismu dengan format Excel.

Khaula Senastri
Seorang lulusan S1 ilmu akuntansi yang suka membagikan istilah, rumus, dan berbagai hal yang berkaitan dengan dunia akuntansi lewat tulisan.

Artikel Terkait