Cara Mencari Earning After Tax atau Eat Dalam Laporan Keuangan
Dalam dunia bisnis yang dinamis, laporan keuangan menjadi panduan utama bagi pemangku kepentingan untuk mengukur kesehatan keuangan suatu perusahaan. Salah satu aspek kritis yang sering menjadi fokus perhatian adalah laba bersih setelah pajak, atau yang dikenal dengan singkatan EAT (Earning After Tax).
EAT bukan hanya sekadar angka dalam kolom laporan keuangan, tetapi juga mencerminkan hasil akhir dari serangkaian transaksi dan keputusan bisnis yang diambil oleh perusahaan.
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang konsep EAT, mengapa hal ini menjadi penting dalam mengevaluasi kinerja keuangan, dan bagaimana pemahaman yang mendalam terhadap EAT dapat membantu pemangku kepentingan dalam mengambil keputusan strategis.
Mari kita simak lebih lanjut untuk menjelajahi esensi dari EAT dan bagaimana hal ini dapat membentuk pandangan yang lebih holistik terhadap kesehatan finansial suatu entitas bisnis.
Daftar Isi
Pengertian (EAT) Earning After Tax
Earning After Tax (EAT), atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Laba Bersih Setelah Pajak, merupakan salah satu indikator kunci dalam laporan keuangan suatu perusahaan, seperti yang dijelaskan dalam laman Investopedia.
EAT mencerminkan sejumlah pendapatan yang tersisa setelah semua beban dan pajak telah dikurangkan dari pendapatan kotor perusahaan.
Dengan kata lain, EAT adalah laba bersih yang dapat dinikmati oleh pemilik perusahaan setelah dipertimbangkan semua kewajiban pajak.
Pentingnya EAT terletak pada kemampuannya untuk memberikan gambaran yang akurat tentang kinerja finansial suatu perusahaan setelah mempertimbangkan semua aspek biaya operasional dan kewajiban pajak.
Angka EAT sering digunakan oleh pemangku kepentingan, termasuk investor, analis keuangan, dan manajemen perusahaan, sebagai tolok ukur untuk mengukur keuntungan riil yang dapat diinvestasikan atau dibagikan kepada pemegang saham.
Dalam konteks laporan keuangan, EAT dapat dihitung dengan mengurangkan total beban operasional dan pajak dari pendapatan kotor perusahaan.
Pemahaman yang baik terhadap EAT membantu para pemangku kepentingan dalam membuat keputusan strategis, merencanakan penggunaan laba, serta mengevaluasi kesehatan finansial dan kinerja keuangan suatu perusahaan dalam jangka panjang.
Baca juga: 5 Langkah Mencari Utang Lancar dalam Laporan Keuangan
Cara Mencari (EAT) Earning After Tax dalam Laporan Keuangan
Untuk mencari Earning After Tax (EAT) dalam laporan keuangan, Anda dapat mengikuti langkah-langkah umum berikut:
1. Dapatkan Laporan Keuangan Perusahaan
Dapatkan laporan keuangan perusahaan yang ingin Anda analisis. Laporan keuangan umumnya terdiri dari tiga bagian utama: Laporan Laba Rugi (Income Statement), Laporan Neraca (Balance Sheet), dan Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement).
2. Buka Laporan Laba Rugi
Fokuskan perhatian pada bagian Laporan Laba Rugi, yang umumnya mencantumkan pendapatan, beban operasional, dan laba bersih.
3. Identifikasi Pendapatan Kotor
Temukan angka pendapatan kotor perusahaan. Pendapatan kotor adalah jumlah total pendapatan yang diterima sebelum dikurangkan beban operasional dan pajak.
4. Kurangkan Beban Operasional
Kurangkan total beban operasional dari pendapatan kotor. Beban operasional mencakup semua biaya yang terkait dengan operasional perusahaan, seperti biaya produksi, biaya penjualan, dan biaya administrasi.
5. Kurangkan Pajak
Kurangkan jumlah pajak yang harus dibayarkan dari hasil perhitungan sebelumnya. Pajak dapat mencakup pajak penghasilan korporasi dan pajak lainnya yang berlaku.
6. Hasil Akhir
Hasil akhir dari perhitungan tersebut adalah Earning After Tax (EAT), atau laba bersih setelah pajak. Angka ini mencerminkan laba bersih yang tersisa setelah semua beban dan pajak dikurangkan dari pendapatan kotor.
Berikut adalah rumus untuk menghitung EAT:
EAT=Pendapatan Kotor−Beban Operasional−Pajak
Menggunakan informasi dari Laporan Laba Rugi akan memberikan Anda gambaran yang jelas tentang bagaimana perusahaan menghasilkan laba bersih setelah mempertimbangkan semua kewajiban operasional dan pajak.
Baca juga: Cara Membuat Laporan Keuangan Bulanan Secara Cepat dan Mudah
Contoh Perhitungan Eat (Earning After Tax) Dalam Laporan Keuangan
Mari kita lihat contoh perhitungan Earning After Tax (EAT) dalam laporan keuangan dengan menggunakan mata uang Rupiah. Saya akan menyajikan contoh sederhana untuk memberikan gambaran.
Contoh Laporan Laba Rugi:
Jumlah (Rp) | |
Pendapatan Kotor | Rp1.000.000.000,00 |
Beban Operasional | Rp600.000.000,00 |
Pajak Penghasilan (25%) | Rp100.000.000,00 |
Perhitungan EAT:
EAT=Pendapatan Kotor−Beban Operasional−Pajak
EAT=Rp1.000.000.000 − Rp600.000.000 − Rp100.000.000
EAT=Rp300.000.000
Jadi, dalam contoh ini, Earning After Tax (EAT) atau Laba Bersih Setelah Pajak perusahaan tersebut adalah 300.000.000 Rupiah. Ini adalah jumlah laba bersih yang tersisa setelah dikurangkan beban operasional dan pajak dari pendapatan kotor.
Informasi ini dapat memberikan pemangku kepentingan gambaran tentang seberapa efisien perusahaan dalam mengelola biaya operasional dan membayar pajak, serta memberikan gambaran tentang laba bersih yang dapat diinvestasikan atau dibagikan kepada pemegang saham.
Baca juga: Siklus Akuntansi : Pengertian dan Penjelasan yang Lengkap
Penutup
Dalam konteks laporan keuangan, Earning After Tax (EAT) atau Laba Bersih Setelah Pajak merupakan indikator kunci yang memberikan gambaran tentang kesehatan finansial suatu perusahaan setelah mempertimbangkan semua beban operasional dan kewajiban pajak.
EAT adalah ukuran laba bersih yang sesungguhnya yang dapat dinikmati oleh pemilik perusahaan setelah mempertimbangkan semua beban dan kewajiban pajak. Angka ini mencerminkan efisiensi operasional dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang dapat digunakan atau didistribusikan.
Beban operasional, yang mencakup biaya produksi, biaya penjualan, dan biaya administrasi, memainkan peran kunci dalam menentukan EAT. Semakin rendah beban operasional, semakin besar potensi laba bersih yang dapat diperoleh perusahaan.
Pajak merupakan faktor signifikan yang mempengaruhi EAT. Pajak penghasilan perusahaan harus dikurangkan untuk mendapatkan laba bersih setelah pajak. Perencanaan pajak yang bijak dapat membantu meningkatkan EAT.
EAT adalah indikator kesehatan finansial yang penting bagi pemangku kepentingan seperti investor dan manajemen. Perusahaan dengan EAT yang stabil dan positif menunjukkan kemampuan untuk menghasilkan laba setelah mempertimbangkan seluruh aspek operasional dan pajak.
Dengan memahami konsep EAT dan melakukan perhitungan dengan teliti, pemangku kepentingan dapat mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang kinerja keuangan suatu perusahaan, sehingga dapat membuat keputusan yang lebih informasional dan strategis.
Nah, untuk membantu Anda dalam menyajikan laporan laba bersih setelah pajak atau EAT ini, Anda bisa menggunakan software akuntansi dan bisnis dari Accurate Online.
Aplikasi yang telah dipercaya oleh ratusan ribu pengguna ini akan membantu Anda dalam membuat laporan laba bersih, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan keungan lainnya secara akurat.
Selain itu, operasional bisnis Anda juga akan berjalan lebih efektif dan efisien karena berbagai fitur di dalamnya yang saling terintegrasi. Sehingga Anda bisa mengembangkan bisnis dengan lebih mudah.
Ayo gunakan Accurate Online sekarang juga dan coba gratis selama 30 hari dengan klik tautan gambar di bawah ini.