Mau Menghitung Penyusutan Aset Tetap? Pakai Metode Garis Lurus aja!
Straight line method atau metode garis lurus adalah salah satu dari 4 cara menghitung penyusutan yang paling sederhana dan paling banyak digunakan, seperti peralatan dan bangunan.
Nah, pada kesempatan kali ini, mari kita bahas lebih dalam tentang metode garis lurus dalam menghitung penyusutan akuntansi
Daftar Isi
Pengertian Metode Garis Lurus
Penyusutan metode garis lurus adalah salah satu metode akuntansi yang digunakan untuk menghitung nilai penyusutan aset selama masa manfaatnya.
Dalam metode ini, nilai aset dikurangi dengan nilai sisa dan kemudian dibagi dengan masa manfaat aset untuk menentukan jumlah penyusutan tahunan.
Setiap tahun, jumlah penyusutan yang sama diterapkan pada aset tersebut sampai mencapai nilai sisa atau berakhirnya masa manfaatnya.
Metode depresiasi garis lurus ini banyak digunakan oleh orang-orang karena sederhana dan mudah dipahami, di mana nilai penyusutan yang diperoleh setiap tahun tetap konsisten.
Berbagai faktor yang menyebabkan penurunan pada kemampuan aktiva tetap untuk menyediakan jasa bisa dianalisis sebagai suatu penyusutan.
Penyusutan fisik ini terjadi karena adanya penggunaan dan disebabkan oleh cuaca yang tidak menantu. Penyusutan fungsional ini terjadi saat aset tetap sudah tidak lagi mampu menyediakan jasa pada tingkatan yang diharapkan.
Contoh sederhananya adalah personal komputer yang dibuat pada tahun 1980-an belum menyediakan hubungan internet.
Berbagai kemajuan teknologi yang terjadi pada abad ini menyediakan penyusutan fungsional sehingga menjadi penyebab utama terjadinya penyusutan.
Lantas, apakah kita bisa mempunyai lebih banyak bila kita menyusutkan motor ataupun mobil kita? Tentu saja jawabannya adalah tidak.
Penyusutan tidak mampu memengaruhi arus kas perusahaan. Begitu juga penyusutan, tidak akan mempengaruhi arus kas perusahaan, namun beban penyusutan bisa dikurangi untuk menghitung laba bersih.
Baca juga: 7 Rumus dalam Akuntansi untuk Mengetahui Keuntungan Bisnis Anda
Cara Membuat Jurnal Penyusutan
Ayat jurnal penyesuaian dibuat untuk mencatat penyusutan yang umumnya dibuat setiap akhir bulan ataupun pada akhir tahun.
Ayat jurnal ini akan mendebit beban penyusutan dan mengkredit akun kontra aset yang bernama akumulasi penyusutan atau penyisihan untuk penyusutan.
(Dr) Beban Penyusutan
(Cr) Akumulasi Penyusutan
Penggunaan akun pada kontra aset memungkinkan adanya biaya awal dalam akun aset tetap menjadi tidak berubah.
Rumus Penghitungan Depresiasi Garis Lurus
Metode garis lurus adalah salah satu metode yang paling sederhana untuk menghitung penyusutan aset tetap.
Rumus untuk menghitung penyusutan dengan metode garis lurus adalah sebagai berikut:
Biaya Penyusutan= (Harga Perolehan – Nilai Residu) / Masa Manfaat
- Harga Perolehan adalah biaya awal untuk mendapatkan atau membangun aset.
- Nilai Residu adalah perkiraan nilai aset setelah masa manfaatnya berakhir.
- Masa Manfaat adalah periode waktu selama aset diharapkan memberikan manfaat ekonomi.
Bagi Anda pemilik bisnis, lupakan cara manual dalam penghitungan penyusutan dan beralih gunakan Aplikasi Akuntansi yang dapat menghitung depresiasi secara otomatis dengan berbagai macam metode dan lansung jadi laporan real time!
Baca juga: Cara Mudah Membuat Laporan Keuangan dengan Accurate Online
Contoh Cara Menghitung Penyusutan Metode Garis Lurus
Katakanlah biaya perolehan aset tetap yang bisa disusutkan adalah 24, sedangkan estimasi nilai residunya adalah 2 juta, dan estimasi masa fungsinya adalah 5 tahun.
Maka nilai penyusutan tahunannya adalah sebagai berikut:
Jawaban:
Penyusutan tahunan:
= (Biaya perolehan aset tetap – estimasi nilai residu) : Estimasi masa kegunaan
= (Rp 24.000.000 – Rp 2.000.000) : 5 tahun
= Rp 4.400.000
Alternatif dengan cara lain:
Jika ingin menggunakan persentase, jika nilai penyusutan tahunan sebanyak Rp 4.400.000.
Bisa dihitung dengan mengalikan biaya perolehan pada tiap aset tetap yang bisa disusutkan sebanyak Rp 22.000.000 sebesar 20%, yakni hasil perhitungan dari 100% yang dibagi dengan 5 tahun.
2. Contoh soal penyusutan fiskal metode garis lurus
Katakanlah tahun fiskal berakhir di tanggal 31 Desember, dan aset tetap dalam contoh soal pertama siap untuk menyediakan jasa di tanggal 01 Oktober.
Lantas, berapakah nilai penyusutan tahun fiskal dengan metode garis lurus?
Jawaban:
Penyusutan pada tahun fiskal pertama adalah Rp 1.100.000, nilai sebesar ini didapatkan dari perhitungan seperti berikut ini:
= Rp 4.400.000 X ( 3/12) = Rp 1.100.000
C. Contoh soal 3:
Berbagai alat yang didapatkan pada awal tahun dengan biaya sebanyak Rp 125.00.000 mempunyai nilai residu sebanyak Rp 5.000.000 dan perkiraan masa fungsinya adalah 10 tahun. Maka,
- Berapakah biaya yang dapat disusutkan
- Berapakah tingkat penyusutan garis lurus
- Berapakah beban penyusutan garis lurus tahunan
Jawaban:
#a. Rp 125.000.000 – Rp 5.000.000 = Rp 120.000.000
#b. 100% : 10 tahun = 10%
#c. Rp 120.000.000 X 10% = Rp 12.000.000
Atau
= Rp 120.000.000 : 10 tahun = Rp 12.000.000
Baca juga: Laporan Keuangan: Pengertian, Jenis, dan, Tujuannya Untuk Bisnis Anda
Penutup
Demikianlah penjelasan dari kami tentang metode garis lurus. Jadi, bisa kita simpulkan bahwa metode garis lurus adalah suatu metode perhitungan penyusutan aset tetap yang mudah untuk digunakan sehingga banyak orang gemari.
Untuk cara perhitungannya, Anda bisa mengikuti rumus yang sudah kami berikan di atas, namun bila itu terlalu sulit dan Anda tidak memiliki waktu untuk menghitung nya, Anda bisa menggunakan software akuntansi dari Accurate Online.
Aplikasi ini akan membantu seluruh kegiatan akuntansi Anda dengan mudah dan cepat karena tampilan dashboard di dalamnya yang sangat sederhana.
Selain itu, fitur di dalamnya juga sangat lengkap, sehingga akan semakin memudah Anda dalam melakukan bisnis.
Tertarik? Anda bisa langsung menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari dengan klik tautan gambar di bawah ini.