Rumus Metode Penyusutan Akurat dan Cara Menghitungnya
Dalam dunia bisnis, penyusutan adalah suatu hal yang lumrah terjadi. Namun, setiap bisnis harus menghitung penyusutan yang terjadi pada usahanya agar bisa terhindar dari kerugian. Lantas, bagaimana cara menghitungnya? Apa saja rumus metode penyusutan yang bisa digunakan?
Tenang, pada pembahasan kali ini kami akan memberikan rumus metode penyusutan pada Anda.
Daftar Isi
Rumus Metode Penyusutan
Setiap perusahaan bisa menggunakan beberapa rumus metode penyusutan untuk bisa menentukan nilai penyusutan suatu aset dengan cara memperkirakan nilai yang hilang dari setiap waktunya.
Aset tersebut bisa dalam bentuk mesin, kendaraan, komputer, dan lain sebagainya. Penyusutan tersebut terjadi karena berbagai faktor, seperti aus, usang, mudah rusak, dan lain sebagainya.
Berdasarkan undang-undang perpajakan, setiap perusahaan bisa menggunakan biaya penyusutan untuk mengurangi pajak pada pendapatan kena pajak. Biaya penyusutan yang tinggi akan mampu menghemat pajak dan penghasilan kena pajak Anda.
Namun, menghitung biaya penyusutan ini terbatas pada industri yang dijalankan, persyaratan akuntansi, skala industri, dan juga jenis aset yang dibeli. Beberapa rumus metode penyusutan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Garis Lurus
Berdasarkan laman Investopedia, Metode garis lurus adalah metode yang paling banyak digunakan oleh berbagai perusahaan untuk menghitung biaya penyusutan, seperti aset komputer, kendaraan, gedung kantor, peralatan kantor, dan lain sebagainya.
Dengan menggunakan metode ini, maka jumlah penyusutan setiap aset nilainya akan tetap sama dalam setiap periode akuntansi. Nah, rumus metode penyusutan dengan teknik garis lurus adalah sebagai berikut:
Biaya penyusutan tahunan = (Biaya aset – nilai sisa) : Umur manfaat aset
Baca juga: Mengenal Biaya Diskresioner dan Contohnya
2. Saldo Menurun
Masih dari laman Investopedia, metode saldo menurun akan menerapkan persentase penyusutan yang tetap pada saldo bersih aset tetap di setiap periode akuntansi. Anda bisa mengurangi akumulasi penyusutan dari saldo bersih agar bisa menentukan nilai aset.
Metode ini akan memberikan beban pada jumlah penyusutan aset yang lebih tinggi di tahun awal karena rendahnya biaya perbaikan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan di tahun awal.
Namun di tahap akhir dari umur aset, biaya perbaikan dan pemeliharaan aset akan meningkat dan akan menghasilkan jumlah penyusutan yang lebih kecil untuk dihitung pada tahun-tahun tersebut. Berikut ini adalah rumus metode penyusutan dengan teknik saldo menurun.
Biaya penyusutan = (Nilai buku aset pada awal tahun x Tarif penyusutan) : 100
3. Saldo Menurun Ganda
Metode saldo menurun ganda akan menggabungkan metode garis lurus dan metode saldo menurun agar bisa menghitung biaya penyusutan. Teknik ini akan menyusutkan aset dua kali lebih cepat daripada teknik sebelumnya.
Anda bisa menggunakan teknik ini untuk aset yang sifatnya lebih produktif pada tahun awal dan beresiko kehilangan nilai yang besar di tahun selanjutnya.
Nah, karena Anda bisa mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi dari aset tersebut di awal masa tahunnya, maka Anda bisa mendepresiasi aset tersebut secara tinggi di tahun sebelumnya, sehingga nantinya akan bisa mengurangi jumlah kena pajak.
Dengan menggunakan teknik ini, maka Anda bisa menunda pajak penghasilan pada tahun selanjutnya. Rumus metode penyusutan dengan menggunakan cara ini adalah sebagai berikut:
Biaya penyusutan tahunan = 2 x Biaya aset x Tarif penyusutan
Tarif penyusutan bisa dihitung dengan 1 : masa manfaat aset.
Baca juga: Mengenal Akumulasi Depresiasi dan Cara Menghitungnya
4. Unit Produksi
Dengan menggunakan cara ini, Anda bisa mengubah jumlah biaya penyusutan, tergantung pada berapa kali Anda menggunakan aset di setiap waktunya.
Metode ini akan menghitung penggunaan praktis aset dalam proses produksi daripada mempertimbangkan masa manfaatnya.
Metode ini sangat penting untuk aset yang digunakan per unit dan mengalami keausan yang berat, seperti pada bagian mesin tertentu.
Dengan menggunakan cara ini, maka Anda bisa menampilkan biaya penyusutan yang lebih tinggi di tahun-tahun produksi yang lebih tinggi, sehingga akan membantu Anda untuk mengimbangi biaya produksi lain.
Nah, rumus untuk menghitung biaya penyusutan dengan teknik unit produksi adalah sebagai berikut:
Biaya penyusutan = (Biaya aset tetap – Nilai residu : Perkiraan total produksi) x Produksi aktual
Baca juga: Mengenal Jurnal Pelunasan Piutang dan Cara Membuatnya
5. Jumlah Digit Tahun
Berdasarkan jumlah tahun, penyusutan bisa terjadi lebih cepat daripada metode garis lurus, namun bisa terjadi lebih lambat daripada metode saldo menurun. Pada tahun awal, biaya penyusutan akan bisa lebih tinggi dan pada tahun selanjutnya akan menurun.
Ketika suatu aset mendekati masa akhir gunanya, maka nilai aset akan berkurang. Untuk menghitungnya, Anda bisa mengalokasikan penyusutan terbesar pada tahun pertama sejak Anda belum memperoleh kembali jumlah modal yang Anda keluarkan untuk membeli aset tersebut.
Berikut ini adalah rumus perhitungannya:
Biaya penyusutan = Biaya yang dapat disusutkan x (Sisa masa manfaat aset : Jumlah digit tahun)
- Biaya yang bisa disusutkan = Biaya aset – Nilai sisa
- Jumlah digit tahun = (n(n +1))/2 yang mana n adalah masa manfaat aset
Baca juga: Apa itu Absorption Costing? Ini Pengertian dan Cara Menghitungnya!
Penutup
Demikianlah penjelasan dari kami tentang rumus metode penyusutan yang bisa Anda gunakan untuk menghitung nilai penyusutan dalam suatu aset.
Namun bila Anda masih kesulitan atau tidak memiliki waktu yang cukup untuk menghitungnya, Anda bisa menggunakan software akuntansi dan bisnis dari Accurate Online.
Aplikasi luar biasa ini mampu menyajikan lebih dari 200 jenis laporan keuangan dan menghitung berbagai penyusutan yang terjadi pada aset Anda.
Selain itu, aplikasi ini juga sudah dilengkapi dengan berbagai fitur bisnis yang lengkap, sehingga Anda akan terbantu dalam mengelola dan mengembangkan bisnis.
Penasaran dengan Accurate Online? Tenang, Anda bisa mencobanya lebih dulu selama 30 hari gratis dengan klik tautan gambar di bawah ini.