Beban Akuntansi: Arti, Jenis, Contoh, Perbedaannya

27 Mei 2024 | Ditulis oleh: Ibnu Ismail
Beban Akuntansi Arti, Jenis, Contoh, Perbedaannya

Beban dalam akuntansi adalah pengeluaran yang timbul dalam operasional bisnis yang mengurangi laba selama periode tertentu, seperti biaya gaji, listrik, atau penyusutan aset.

Beban mencerminkan seberapa efisien perusahaan menggunakan sumber daya untuk menjalankan operasinya.

Memahami dan mengelola beban dengan tepat sangat penting agar laporan keuangan akurat, anggaran lebih terkendali, dan strategi bisnis berjalan optimal.

Pelajari lebih lanjut tentang jenis-jenis beban, peran strategisnya, serta cara memanfaatkannya untuk meningkatkan kesehatan keuangan bisnis Anda!

Apa itu Beban dalam Akuntansi?

Apa itu Biaya dan Beban dalam Akuntansi?

ilustrasi beban dalam akuntansi. source envato

Berdasarkan Wikipedia, pengertian beban dalam akuntansi merujuk pada pengeluaran atau pengurangan nilai ekonomis dari pendapatan perusahaan yang tidak menghasilkan aset atau manfaat jangka panjang.

Beban umumnya mencakup biaya operasional, seperti biaya gaji, biaya listrik, biaya sewa, dan biaya administrasi. Beban juga dapat mencakup depresiasi aset dan amortisasi.

Semua jenis beban harus dicatat dengan benar untuk mencerminkan kondisi keuangan yang sebenarnya dan membantu dalam pengambilan keputusan bisnis yang lebih baik.

Baca juga: Pengertian Biaya dan 10+ Cara Mudah Mengoptimalkannya

Jenis-jenis Beban dalam Akuntansi

Apa juga Saja yang Termasuk Beban dalam Akuntansi?

ilustrasi beban dalam akuntansi. source envato

Beban dalam akuntansi mencakup berbagai jenis pengeluaran atau pengurangan nilai ekonomis yang timbul dalam kegiatan operasional perusahaan.

Beban ini menggambarkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan bisnis sehari-hari.

Lantas apa yang Termasuk Beban dalam Akuntansi? Berikut adalah beberapa jenis-jenis dan contoh beban yang umumnya diakui dalam akuntansi:

1. Beban Operasional

  • Biaya Gaji dan Upah: Termasuk gaji karyawan dan semua tunjangan terkait.
  • Biaya Sewa: Pembayaran sewa untuk fasilitas, kendaraan, atau peralatan.
  • Biaya Utilitas: Biaya listrik, air, gas, dan layanan utilitas lainnya.
  • Beban Administrasi: Biaya untuk dukungan administratif dan manajemen.

2. Beban Penjualan

  • Biaya Pemasaran: Biaya iklan, promosi, dan kegiatan pemasaran lainnya.
  • Biaya Penjualan: Biaya terkait dengan aktivitas penjualan, seperti biaya perjalanan dan komisi penjualan.

3. Beban Umum

  • Biaya Asuransi: Pembayaran premi asuransi untuk perlindungan bisnis.
  • Biaya Pajak: Pembayaran pajak penghasilan dan pajak lainnya.
  • Biaya Penyusutan: Pengurangan nilai aset tetap selama umur manfaatnya.

4. Beban Keuangan

  • Bunga: Biaya bunga yang terkait dengan pinjaman atau utang.
  • Biaya Transaksi Keuangan: Biaya terkait dengan transaksi keuangan, seperti biaya kartu kredit atau biaya bank.

5. Beban Riset dan Pengembangan

  • Biaya R&D: Biaya yang terkait dengan kegiatan penelitian dan pengembangan produk atau layanan baru.

6. Beban Penyesuaian dan Kerugian

  • Beban Penyesuaian Stok: Biaya penyesuaian nilai persediaan.
  • Kerugian Piutang: Biaya yang timbul akibat kerugian piutang tidak tertagih.

Penting untuk mencatat bahwa daftar ini tidak bersifat eksklusif, dan jenis beban dapat bervariasi tergantung pada jenis bisnis dan industri perusahaan.

Pengelompokan beban dengan tepat membantu perusahaan untuk melacak dan mengelola pengeluaran dengan lebih efisien serta memastikan laporan keuangan yang akurat dan transparan.

Baca juga: 5 Klasifikasi Biaya beserta Pengertian dan Fungsinya

Cara Menghitung Beban

Menghitung beban dalam akuntansi melibatkan identifikasi dan pencatatan semua pengeluaran yang terjadi selama periode akuntansi yang berkaitan dengan operasional bisnis.

Bagi Anda pemilik bisnis ada baiknya gunakan Aplikasi Akuntansi dalam mencatat beban perusahaan.

Aplikasi Akuntansi berbasis online mampu membantu Anda dalam keuangan dan bisnis secara lebih mudah.

Accurate Online akan membantu menghitung seluruh aset dan inventaris secara otomatis, mengelola arus kas secara mudah, mengelola utang dan piutang secara efektif, hingga menyajikan lebih dari 200 jenis laporan keuangan.

Dengan begitu, Anda bisa membuat keputusan bisnis secara mudah dan mengembangkan bisnis melalui strategi bisnis yang efektif.

Baca juga: Langkah Awal Menggunakan Aplikasi Akuntansi untuk Pembukuan Bisnis

Berikut langkah-langkah cara menghitung beban dalam akuntansi:

1. Identifikasi Semua Beban yang Terjadi

  • Beban Operasional: Termasuk gaji karyawan, biaya sewa, utilitas, biaya pemasaran, dan lain-lain.
  • Beban Penjualan: Termasuk biaya pengiriman, komisi penjualan, dan biaya promosi.
  • Beban Umum dan Administrasi: Termasuk biaya kantor, asuransi, dan biaya administrasi.

2. Kumpulkan Bukti Transaksi

Pastikan semua bukti transaksi seperti faktur, kwitansi, dan bukti pembayaran dikumpulkan dan diorganisasi dengan baik.

3. Catat Beban dalam Buku Besar

Gunakan jurnal umum untuk mencatat setiap beban yang terjadi. Setiap kali terjadi transaksi beban, lakukan pencatatan dengan mendebit akun beban terkait dan mengkredit akun kas atau hutang.

Contoh jurnal:

  • Gaji Karyawan: Debit Beban Gaji, Kredit Kas/Bank.
  • Sewa Gedung: Debit Beban Sewa, Kredit Kas/Bank.

4. Hitung Total Beban pada Periode Akuntansi

Setelah semua beban dicatat dalam buku besar, jumlahkan semua beban untuk mendapatkan total beban selama periode akuntansi.

5. Laporan Laba Rugi

Pindahkan total beban yang telah dihitung ke laporan laba rugi untuk periode tersebut.

Total beban akan dikurangkan dari pendapatan untuk menghitung laba bersih atau rugi bersih.

Baca juga: Cara Mudah Membuat Laporan Keuangan dengan Aplikasi Akuntansi

Perbedaan Beban dan Biaya

Dalam akuntansi, beban dan biaya sering digunakan secara bergantian, tetapi mereka memiliki perbedaan konsep yang penting. Berikut penjelasannya:

1. Secara Pengakuan

Beban langsung diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.

Biaya dapat diakui sebagai aset jika manfaatnya berlanjut ke periode mendatang, lalu dialokasikan sebagai beban saat aset tersebut digunakan.

2. Secara Konteks Penggunaan

Beban lebih sering terkait dengan aktivitas operasional sehari-hari.

Biaya mencakup pengeluaran yang lebih luas, termasuk pengeluaran modal (capital expenditure) yang diakui sebagai aset.

3. Dampak pada Laporan Keuangan

Beban mengurangi laba bersih secara langsung dalam periode terjadinya.

Biaya bisa meningkatkan aset di neraca terlebih dahulu dan kemudian mengurangi laba bersih secara bertahap melalui depresiasi atau amortisasi.

Memahami perbedaan ini penting untuk analisis keuangan dan pengambilan keputusan yang tepat dalam manajemen keuangan perusahaan.

Contoh Perhitungan Biaya dan Beban dalam Akuntansi

Contoh Biaya (Cost)

PT Sejahtera membeli sebuah mesin produksi seharga Rp120.000.000 dengan umur manfaat 10 tahun.

Pencatatan awal (Biaya):

  • Tanggal: 1 Januari 2024
  • Akun: Mesin (aset tetap)
  • Jumlah: Rp120.000.000

Dicatat sebagai aset dalam neraca.

2. Contoh Beban (Expense)

Skenario lanjutan:
Mesin tersebut akan disusutkan menggunakan metode garis lurus selama 10 tahun.

Perhitungan Beban Penyusutan Tahunan:
Rp120.000.000 / 10 tahun = Rp12.000.000 per tahun

Pencatatan tahunan (Beban):

  • Akun: Beban Penyusutan
  • Jumlah: Rp12.000.000

Dicatat di laporan laba rugi untuk periode berjalan.

Baca juga: Perbedaan Biaya dan Beban dalam Akuntansi + Contohnya

FAQ Seputar Beban Akuntansi

Beban dicatat di mana?

Beban dicatat di laporan laba rugi (income statement), sebagai pengurang pendapatan untuk menghitung laba bersih.

Apakah beban selalu berarti pengeluaran kas?

Tidak selalu. Beban bisa dicatat meskipun tidak ada arus kas keluar secara langsung, seperti beban penyusutan atau beban akrual.

Beban itu akun debit atau kredit?

Beban dicatat di sisi debit dalam jurnal akuntansi.

Apakah beban memengaruhi ekuitas?

Ya, beban menurunkan laba, dan otomatis menurunkan ekuitas pemilik.

Baca juga: Pengertian Laporan Laba Rugi, Jenis, Fungsi, dan 2 Contohnya

Penutup

Dalam kesimpulan, pengelolaan beban dalam akuntansi merupakan aspek kunci untuk menjaga kesehatan keuangan perusahaan.

Beban mencakup berbagai pengeluaran operasional, penjualan, umum, dan keuangan yang muncul selama berjalannya kegiatan bisnis.

Pemahaman yang mendalam terhadap jenis-jenis beban tersebut memungkinkan perusahaan untuk merencanakan anggaran dengan lebih baik, mengidentifikasi area penghematan potensial, dan mengoptimalkan kinerja keuangan.

Pentingnya akuntansi yang tepat dan pemisahan yang jelas antara biaya yang dapat dikapitalisasi dan beban yang diakui secara langsung membantu manajemen membuat keputusan yang berbasis data.

Penggunaan teknologi modern dalam proses akuntansi juga dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi pelaporan keuangan.

Dengan memahami perbedaan antara beban dan biaya serta jenis-jenis beban yang umum, perusahaan dapat mengelola sumber daya dengan lebih efektif, meningkatkan daya saing, dan meraih keberlanjutan keuangan dalam lingkungan bisnis yang kompetitif.

Namun, bila Anda kesulitan dalam menghitung beban maupun biaya, terlebih lagi bila Anda masih melakukannya secara manual, Anda bisa coba menggunakan software akuntansi dan bisnis dari Accurate Online.

Buktikan sendiri dengan mencoba Accurate Online selama 30 hari gratis melalui tautan gambar di bawah ini.

akuntansifooter-copy

Efisiensi Bisnis dengan Satu Aplikasi Praktis!

Konsultasikan kebutuhan bisnismu dengan tim kami.

Jadwalkan Konsultasi
artikel-sidebar

Download E-Book Peluang Bisnis Potensial 2025

Inilah 3 Peluang Bisnis yang Diprediksi Bersinar di 2025.

Ibnu Ismail
Berawal dari hobi berkembang hingga profesi, tak sekedar fokus menulis di bidang ekonomi dan keuangan, saat ini Saya juga menggeluti SEO dan SEM secara lebih mendalam.

Artikel Terkait