Perbedaan Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan yang Harus Anda Ketahui

oleh | Feb 29, 2024

source envato.

Download template pembukuan excel

Dapatkan template pembukuan sederhana dengan format excel untuk bisnismu.
Download Sekarang

Perbedaan Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan yang Harus Anda Ketahui

Sebagai pebisnis, pasti Anda sudah sangat familiar dengan istilah harga pokok penjualan dan harga pokok produksi.

Walau terdengar hampir mirip, namun sebenarnya terdapat perbedaan harga pokok produksi dan harga pokok penjualan.

Harga pokok produksi dan harga pokok penjualan memiliki keterkaitan yang erat dan sangat penting di dalam dunia perdagangan.

Jika Anda tidak menghitung harga pokok produksi, maka Anda tidak bisa mendapatkan harga pokok penjualan.

Lalu, apa saja perbedaan harga pokok produksi dan harga pokok penjualan? Mari kita bahas bersama-sama di bawah ini.

Pengertian Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan

Harga Pokok Produksi (HPP) adalah biaya total produksi suatu barang atau layanan, termasuk bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.

Sementara Harga Pokok Penjualan (HPP) mencakup biaya produksi ditambah biaya tambahan seperti pemasaran dan distribusi yang terkait dengan proses penjualan barang atau layanan.

Harga Pokok Produksi membantu menentukan biaya per unit barang yang dihasilkan, sedangkan Harga Pokok Penjualan menentukan biaya yang dikeluarkan untuk menjual barang atau layanan.

Lakukan penghitungan Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan dengan mudah menggunakan Software Akuntansi dengan Fitur Penghitungan Otomatis.

Baca juga : Cara Mudah Membuat Laporan Keuangan dengan Software Akuntansi

Perbedaan Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan

Berikut ini adalah penjelasan lengkap tentang perbedaan harga pokok produksi dan harga pokok penjualan.

1. Harga Pokok Penjualan

Pada dasarnya, harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang digunakan untuk bisa membuat suatu produk barang atau jasa yang dijual ke pelanggan.

Berbagai biaya ini masuk ke dalam sub-kategori umum dari bahan, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead.

Dalam perusahaan jasa, harga pokok penjualan akan dinilai sebagai pajak gaji dan tenaga kerja.

Dalam bisnis grosir, harga pokok penjualan adalah barang dagangan yang dibeli dari produsen ataupun pemasok.

Dalam sistem persediaan periodik, harga pokok penjualan akan dihitung dengan cara menambah persediaan awal dan pembelian, lalu dikurang persediaan akhir.

Asumsinya adalah bahwa hasilnya yang merupakan biaya, tidak lagi berada di gudang, harus berhubungan dengan produk barang yang dijual.

Penurunan biaya ini sebenarnya termasuk ke dalam inventaris yang dihapuskan atau dinyatakan usang dan dihapus dari persediaan, ataupun inventaris yang dicuri.

Sehingga, perhitungan di dalamnya akan lebih cenderung dengan menetapkan banyak pengeluaran untuk berbagai barang yang dijual, dan biaya yang lebih berkaitan dengan periode pada saat ini.

Di dalam sistem persediaan, harga pokok penjualan harus terus dikompilasi dari setiap waktunya, karena barang tersebut akan dijual pada pelanggan.

Pendekatan yang seperti ini akan melibatkan pencatatan sejumlah besar transaksi menjadi terpisah, seperti memo, dan lain sebagainya.

Bila perhitungan siklus digunakan untuk bisa mempertahankan tingkat akurasi pencatatan yang tinggi.

Maka pendekatan seperti ini akan lebih cenderung menghasilkan tingkat akurasi yang lebih tinggi daripada perhitungan harga pokok penjualan dengan berdasarkan sistem persediaan periodik.

Baca juga: Pengertian Variable Costing dan Cara Mudah Menghitungnya

2. Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan agar bisa mendapatkan aktiva atau jasa yang diserahkan dalam proses produksi.

Baik itu dalam bentuk proses bahan setengah jadi, ataupun bahan jadi, hingga menjadi produk akhir yang siap untuk dijual.

Harga pokok produksi ini digunakan sebagai suatu penentu harga jual. Untuk itu, harga pokok produksi sangat penting untuk dihitung.

Secara umum, terdapat tiga elemen penting di dalam harga pokok produksi, yakni biaya bahan baku, biaya upah tenaga kerja, dan biaya overhead.

Ketiga elemen penting tersebut adalah:

  • Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja adalah seluruh jumlah upah yang dibayar pada karyawan dan biaya imbalan kerja serta pajak gaji yang dibayar oleh pihak pemberi kerja.

  • Biaya Bahan Baku

Berbagai elemen yang mampu mempengaruhi biaya bahan baku adalah sebagai berikut:

  1. Harga faktor yang menjadi biaya angkut dari setiap bahan satuan yang dibeli perusahaan.
  2. Biaya pemesanan, yakni suatu kegiatan dalam melaksanakan pemesanan bahan baku.
  • Biaya overhead

Biaya overhead adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama proses pembuatan, yang tidak termasuk biaya tenaga kerja langsung dan bahan langsung.

Biasanya, biaya ini akan digabungkan ke dalam kumpulan biaya dan akan dialokasikan pada unit yang diproduksi selama periode tersebut.

Baca juga: Direct Costing: Pengertian, Jenis, dan Bedanya dengan Indirect Costing

Perbedaan HPP dan Harga Jual

Berdasarkan penjelasan lengkap diatas,dasar dari perbedaan harga pokok produksi dan harga penjualan adalah sebagai berikut:

Harga Pokok Penjualan (HPP):

  • HPP adalah total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi dan menjual satu unit produk.
  • Biaya-biaya yang termasuk dalam HPP meliputi biaya produksi (Harga Pokok Produksi), biaya distribusi, biaya pemasaran, dan biaya administrasi penjualan.
  • HPP membantu perusahaan menghitung total biaya yang dikeluarkan untuk menjual satu unit produk.

Harga Jual Produk:

  • Harga Jual adalah harga yang ditetapkan perusahaan untuk menjual satu unit produk kepada pelanggan atau konsumen.
  • Harga Jual mencerminkan nilai yang dibebankan kepada pelanggan untuk memperoleh produk tersebut.
  • Harga Jual biasanya termasuk HPP ditambah keuntungan yang diinginkan oleh perusahaan.

Dengan demikian, perbedaan utama antara HPP dan Harga Jual produk adalah bahwa HPP mencakup semua biaya yang terkait dengan penjualan satu unit produk.

Sementara Harga Jual merupakan harga yang ditetapkan perusahaan untuk menjual produk tersebut kepada pelanggan dengan memperhitungkan HPP dan keuntungan yang diinginkan.

Baca juga: Operating Profit Margin Adalah Hal Penting dalam Analisis Rasio Keuangan, Ini Penjelasannya!

Perbedaan HPP dan Modal

Perbedaan antara Harga Pokok Produksi (HPP) dan Modal adalah sebagai berikut:

Harga Pokok Produksi (HPP):

  • HPP adalah total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi satu unit barang atau layanan.
  • Biaya-biaya yang termasuk dalam HPP mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
  • HPP membantu perusahaan menentukan biaya produksi per unit barang atau layanan yang dihasilkan.

Modal:

  • Modal adalah dana atau sumber daya keuangan yang dimiliki oleh perusahaan untuk memulai, mengembangkan, atau menjalankan operasinya.
  • Modal dapat berasal dari pemilik (modal sendiri) atau dari pihak lain seperti pinjaman (modal asing).
  • Modal merupakan aset perusahaan dan mencerminkan klaim atas aset serta tanggung jawab perusahaan terhadap kreditor.

Perbedaan utama antara HPP dan Modal adalah bahwa HPP mencakup biaya produksi per unit barang atau layanan yang dihasilkan.

Sementara Modal adalah sumber daya keuangan yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan operasinya dan tidak secara khusus terkait dengan biaya produksi.

Perbedaan Cara Menghitung Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan

Perbedaan dalam cara menghitung Harga Pokok Produksi (HPP) dan Harga Pokok Penjualan (HPP) terletak pada komponen biaya yang diperhitungkan dan tujuan penghitungannya:

Harga Pokok Produksi (HPP):

  • Komponen biaya yang termasuk dalam HPP mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
  • Tujuan perhitungan HPP adalah untuk menentukan biaya produksi per unit barang atau layanan yang dihasilkan.

Harga Pokok Penjualan (HPP):

  • Komponen biaya yang termasuk dalam HPP meliputi biaya produksi (HPP), biaya distribusi, biaya pemasaran, dan biaya administrasi penjualan.
  • Tujuan perhitungan HPP adalah untuk menentukan total biaya yang dikeluarkan untuk menjual satu unit produk.

Contoh: Misalkan sebuah perusahaan garmen memproduksi baju dengan detail biaya sebagai berikut:

  • Biaya bahan baku: Rp 20.000 per baju
  • Biaya tenaga kerja langsung: Rp 15.000 per baju
  • Biaya overhead pabrik: Rp 10.000 per baju
  • Jumlah unit yang diproduksi: 1.000 baju

Perhitungan Harga Pokok Produksi:

HPP per baju = Biaya bahan baku + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya overhead pabrik HPP per baju = Rp 20.000 + Rp 15.000 + Rp 10.000 = Rp 45.000 per baju

Total HPP untuk 1.000 baju = HPP per baju × Jumlah unit yang diproduksi Total HPP = Rp 45.000 per baju × 1.000 baju = Rp 45.000.000

Perhitungan Harga Pokok Penjualan:

HPP per baju = HPP per baju + Biaya distribusi + Biaya pemasaran + Biaya administrasi penjualan

Dengan demikian, perbedaan utama adalah Harga Pokok Produksi berkaitan dengan biaya produksi, sementara Harga Pokok Penjualan meliputi biaya produksi dan biaya tambahan yang terkait dengan proses penjualan.

Baca juga: Beban Bunga: Jenis Perlakuan dan Cara Pencatatannya

Penutup

Berdasarkan pengertian lengkap di atas, Anda pasti sudah mengetahui perbedaan harga pokok produksi dan harga pokok penjualan. Begitu juga dengan cara hitungnya.

Namun, menghitung harga pokok penjualan secara manual tentu banyak sekali risikonya, seperti salah menghitung dan lain sebagainya.

Pun sama halnya bila Anda mencatat harga pokok penjualan tersebut secara manual ke dalam laporan keuangan, risiko salah ketik, risiko terjadinya kecurangan, dan waktu yang lama dalam melakukannya tentu sangat besar.

Nah, bila Anda ingin bisa menghitung harga pokok produksi dan harga pokok penjualan secara lebih cepat dan mudah, Anda bisa menggunakan aplikasi bisnis dan akuntansi dari Accurate Online.

Accurate adalah perusahaan yang sudah berpengalaman lebih dari 20 tahun dalam bidang penyediaan jasa aplikasi akuntansi di Indonesia.

Dengan menggunakan aplikasi yang dikembangkan dengan teknologi cloud computing ini, setiap pebisnis bisa mendapatkan laporan arus kas, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan neraca dan lebih dari 200 jenis laporan keuangan lainnya secara otomatis, cepat dan juga akurat.

Semua kelebihan dan fitur bisnis yang tersemat di dalam Accurate Online ini bisa Anda nikmati dengan biaya investasi berlangganan yang sangat terjangkau, yaitu sekitar 200 ribuan rupiah saja perbulannya.

Masih kurang yakin untuk menggunakan Accurate Online? Tenang, karena Anda bisa mencoba Accurate Online terlebih dulu selama 30 hari gratis dengan klik banner di bawah ini.

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik salah satu bintang untuk menilai.

2 pembaca telah memberikan penilaian

Belum ada yang memberikan penilaian untuk artikel ini 🙁 Jadilah yang pertama!

akuntansibanner
Khaula Senastri

Artikel Terkait